STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN
NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
IVAN SEPRAYOGA
Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya keaktifan siswa serta kurangnya variasi dalam menggunakan model pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaranNumbered Heads
Togetherjika dikaitkan dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan di kelas
eksperimen dan model pembelajaranNumbered Heads Togetherpada kelas
kontrol. Pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 248 orang siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012, dengan sampel sebanyak 70 orang siswa. Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Pengujian
(2)
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh.
1. Fhitung 11,215 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pebedaan antara hasil belajar siswa yang
diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa yang diberikan model
pembelajaranNumbered Heads Together.
2. Fhitung0,729 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran
jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaranNumbered Heads
Togetherpada siswa yang berkemampuan awal tinggi.
3. Fhitung 16,916 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaranNumbered Heads
Together.
4. Fhitung 1,001 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
(3)
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAWDAN
NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA
KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh
IVAN SEPRAYOGA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(4)
✁ ✂✄☎✆✝✞✟ ✠✡ ✄☎✡ ☛✠✡ ☞✠ ☎✌ ✟ ✝✌ ✠✍✠✞ ✝✎ ✏✡ ✏✑ ☎✑ ✝✌✠✌✂☎ ✆✝ ✑✟✝✌✠✍ ✠✞✠✡ ✎✏✏ ✆✝✞✠ ✁ ☎✒ ✁ ☎ ✆✝JIGSAW✄✠✡
NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA
KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(S✓✔✕✖✗ ✕)
O✘✙✚
IVAN SEPRAYOGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(5)
✛✜✢✣ ✜✤✥ ✜✦✧ ✜✤
✥★ ✩ ✪★ ✫ ✬★ ✭★ ✩★ ✮
✯ ✰ Ilustrasi yang Menunjukan Tim Jigsaw ...24 2. Paradigma Penelitian ...36
(6)
✱✲ ✳✴✲✵✶✵✲ ✳✷ ✸
✶✹✺✻ ✼✽ ✾ ✺✿✺❀ ✺❁
❂ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❊❉l❅s ■❏ ❆ ❋❉r❇❉m n...❑ ▲ ▼ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❊❉l❅s ❊ontrol ...❑ ◆ ❖ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❈❇P◗◗❇❘❇❊❉l❅s ■❏❆❋❉r❇❉mn ...▲ ❂ ❙❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯❘❇ ❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn ...▲ ❖ ❱ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❈❇P◗◗❇❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...▲ ❱ ❑ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❚❉P❘❅❯❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...▲ ❲ ▲ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❊ ❉l❅s ■❏❆❋❉r❇m❉n ...❲ ❬ ❲ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❊ ❉l❅s ❊ontrol ...❲ ▼ ◆ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❊❉m❅m❋●❅n❍w❅l ❈❇P◗ ◗❇ ❘❇
❊❉l❅s ■❏❆❋❉r❇❉mn ...❲ ❑ ❂ ❬❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯
❘❇❊❉l❅s ■❏ ❆ ❋❉r❇❉mn ...❲ ◆ ❂ ❂❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❈❇P◗ ◗❇
❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆ ❂ ❂ ▼❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯
❪❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆❙ ❂ ❖❃❫❉P❇P◗❏ ❅❅tn❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn ...◆ ❲ ❂❙❃❫❉P❇P◗❏ ❅t❅n❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆ ◆ ❂ ❱❃❫❉P❇P◗❏ ❅t❅n❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn❘❅n
(7)
❴❵❛❜ ❵❝❞ ❡❞
❢ ❣❤ ❣✐ ❣❥ ❵❦ ❡❜ ❝❵❧
❴❵❛❜ ❵❝❞ ❡❞ ❴❵❛❜ ❵❝❜ ❵❦♠ ♥ ❴❵❛❜ ❵❝♦ ❵♣ ❦ ❵❝ ❴❵❛❜ ❵❝♦ ❝❵❛❞❧ ❴❵❛❜ ❵❝♥❵♣q❞ ❝❵r ❞s q♠r❴❵❢ t♥t ❵r
✉. ✈atar ✇elakang①②salah ...③ ✇. ④dentifik①②asi salah ...⑤ ⑥. ⑦embatasan① ②salah ...⑤ ⑧. R u①②musan salah ...⑨ ⑩❶ Tujuan⑦enelitian ...③❷ ❸. ❹egunaan⑦enelitian ...③❷ ❺. Ru✈anginkup g⑦enelitian ...③ ③ ❞ ❞s ❜❞r ❻❵t ❵rqt ❡❜ ❵❧ ❵, KERANGKA PIKIR DAN DIPOTESIS
✉. Tinjauan⑦ustaka
③❶ ⑦engertian①❼tod⑦e embelajaran ...③❽ ❾❶ ⑦engertian ❿asil ✇elajar ...③➀ ❽ ❶ ①➁ ➂ ❼l ⑦embelajaran ❹ooperatif ...③➃ ➀ ❶ ①➁ ➂ ❼l ⑦embelajaran ❹ooperatif ➄igsaw Tipe ...❾❷ ➅❶ ①➁ ➂ ❼l⑦embelajaran N➆ ➇b➈➉ ➈➊➋ ➈a➊ ➌➍➎ ➏ ➈➐➑ ➈➉...❾➒ ➒❶ ❹emampu✉anwal ...❾⑨ ✇. ❿asil ⑦enelitian yang Relevan ...❽❾ ⑥. ❹erangka ⑦ikir ... ❽ ❽ ⑧. ❿ipotesis ...❽➒ III.METODE PENELITIAN
✉. ①❼tod⑦e enelitian
③❶ ⑧esain⑩ ➓➔ → ❼rimen ...❽ ➃ ❾❶ ⑦rosed⑦ur enelitian ...❽⑤ ✇. ⑦opulasi dan Sampel
③❶ ⑦opulasi ...❽⑨ ❾❶ Sampel ...❽⑨
(8)
➣ ↔↕ ↔➙ ↔➛ ➜. Variabel ➝ene litian ...➞ ➟ ➠. ➠efinisi ➡onseptual dan ➢perasional Variabel ...➞ ➟ ➤➥ Teknik➝umpueng➠lanata ...➞ ➞ ➦. Uji ➝aratanersy➧nstrumen
➟ ➥ Uji Validitas ...➞➨ ➩➥ Uji Reliabilitas ...➞➨ ➫➥ Taraf ➡karanesu ...➞➭ ➞ ➥ ➠aya ➝emb eda ...➞➯ ➲. Uji ➝aratanersy ➳nalisis ➠ata
➟ ➥ Uji ➵ormalitas ...➞➸ ➩➥ Uji ➺omogenitas ...➞➻ ➺. Teknik➳nalisis ➠ata
➟ ➥ ➳nalisis ➠ata ➳avan ➠ua ➼alan ...➨0
➩➥ ➝engujian➺➽➾ ➚➪➶➹➽➹ ➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➥➥ ➥➥➨➩ ➘➴. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ➳➥ Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 56
2. Visi dan Misi SMA Negeri 13 Bandar Lampung... 58
3. 10 Disiplin Kerja Budaya Malu ... 58
4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 59
5. Kondisi Saran dan Prasarana... 60
6. Pengenalan Keadaan Siswa ... 62
B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 65
2. Data Tes Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69
3. Data Tes Hasil Belajar ... 78
4. Data Tes Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83
C. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas... 95
2. Uji Homogenitas ... 96
D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ... 97
(9)
➷ ➬➮ ➬➱ ➬✃ F. Pembahasan
1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan
model pembelajaranN❐ ❒b❮❰❮ ÏÐ❮aÏÑÒÓÔ❮ ÕÖ❮❰... 104 2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaranN❐ ❒b❮❰ ❮ Ï H❮aÏ ÑÒÓÔ❮ ÕÖ❮❰pada siswa
yang kemampuan awalnya tinggi... 108 3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaranN❐ ❒b❮❰ ❮ ÏÐ❮aÏ ÑÒÓÔ ❮ ÕÖ❮❰ pada siswa yang berkemampuan awalnya rendah. ... 110 4. Tidak➬da interaksi antara model pembelajaran dengan
kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran
ekonomi... 111
×. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan . ... 115 B. Saran ... . ... 117 DAFTAR PUSTAKA
(10)
Ø ÙÚÛ ÙÜ ÝÞß ÝÚ
1.
àá âã äåæ ç èáéêëìí îïð. Erlina Rufaidah, M.Si ...
ñêòêóëíó ôõ îDrs. Tedi Rusman, M.Si ...
öê÷ø ìùô
ú ìòí ÷öêûüôûüô÷ø îDrs. Hi. Nurdin, M.Si. ...
2.
ýäþÿ å ÿ þç✁ ✂ÿ ✄☎ äæ ç✆ çÿ å✝ÿ å✞✁ â çã äå✝á ✝á þÿåDr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. ✟✠ö. 1✡☛ ☞ ☞✌✍ ✎1✡✏ ✎☞ ✌1 003
(11)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada
Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ayahandaku tersayang Hazlan Effendi dan Ibundaku tercinta Suryati, yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku.
Adik-adikku tersayang Frendy Ikromi dan Anggi Yoradita yang selalu memberikan do a, keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.
Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.
Seseorang yang spesial, Vinda Fitria Ananda yang selalu menguatkan aku, betapa besar arti kekuatan dari sebuah do a
Sahabat-sahabat yang kusayangi
Para pendidik yang kuhormati
Keluarga Besar ASSETS (Association of Economic Education Students)
(12)
✗ ✘✙ ✘✚✛✜ ✢✣✤✦ ✣ ✧ ★✩ ✪✫✬✭✮ ✯✰A✱✫✬ ✱✲A✱✳A★✬ ✴✰✮ ✴A✵✶ ✯ ✮✷ ✸✱✸✹✬ ✹✮✴A✴ ✪✬✭✮✹✰✮ ✴A✵✶ ✯A✱ ✷✸✸✭✮✯A✩ ✬✺✩ ✬ ✭✮ ✻✼ ✽✾✿W ✫A✱
❀U❁❂ ❃❄❃❅ ❆ ❃ ✿❅✾ ❇❈ ✽❃❇❆ ❃❄ (NHT) ✭A✫A ★✬ ★❉✶✷✮ ✴A★ X★✮✹✮★✩ ✮ ✯ ✲ ✮ ✱A✭ ✫✬★✹A ✱✮ ✲✮✯✬ ❊❋✰A✱✫A✯ ✴A✹✭ ✪ ✱✲ ✩A✳✪ ✱✭ ✮✴A✵✶ ✯A✱ ●❍ ❊ ❊■●❍ ❊ ●
❏❑▲ ❑▼ ❑◆ ❑✦ ✣✦❖❑ P
Ivan Seprayoga
❏◗ ▲◗✢❘◗✜◗✜▼ ❑◆❑✦ ✣✦❖❑ ✧❙85❚ ❙❚❯ ❙❱❱❘✢◗❲ ✢❑▲✛ ❳✘✙ ✣ ✧❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❬✜◗❩◗▲✣ ✗ ✘ ✢✘✦❑❩ ✧❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❭❘✛
❪❑✜✘✚ ❳❑✦ ✧❫❨❲✘✢ ✘❑❩✙❑❩❭✚▲✘❘❨❩✙✣✙ ✣✜❑❩
✹✮ ✱✮ ✩ ✪ ✵✪✬Y ❯❴ ❫◗ ▲✣✦ ✣❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲
❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲❭❛ ❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲❭ ❭❛
✫r. ✮rlina✯h, faaidu✹.★i ✫rs. ✩ed i✯an, usm✹.★i
❏❭❘❴❯❜❝ ❞❙❞❱❞❯❜❞❡❙❯❱❙ ❙❯ ❏❭❘❴❯❜❡❙ ❙❞❱❡❯❜❞❡❙ ❚❯❙ ❙❯ ❱❴ ▼❨❩❲ ❨❳❑◆✘✣
❫❨❳✘❑✗ ✘✢ ✘✦❑❩ ❫❨❳✘❑❘✢◗❲ ✢❑▲✛ ❳✘✙ ✣ ❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❭✚▲✘❘❨❩❲ ❨❳❑◆✘❑❩✛◗✦ ✣❑✚❛ ❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❬✜◗❩◗▲✣❛
✫rs. ✰uchori ✹, .Asyik, ✹.★i ✫rs. ✳i. ✱urdin, ✹.★i ❏❭❘❴❯❜❝❡❙❯❙❞❯❜❞❝❙ ❚❯❙ ❙❱ ❏❭❘❴❯❜❡❙ ❙❞❯❢❯❜❞❡❙ ❚❯❙ ❙❚
(13)
❣❤✐❥❦❥❧♠ ❤ ♥♦♣
Pqrs t✉✈✇ ✉ta① ✉②③ ④r✇✉⑤a⑥a ⑦s ②r ✉⑧⑨q⑩❶❷s❸s ❹a❹a②⑧⑨ab❶❷star❺
❻a❼ar ❺❻a②a❽❾a✇ ④❽ar ❺❺at❿➀➁q❾❽q❸bq②➂➃ ➄➃⑧❸q②s❾④③ ④r ar④③❾q②❽a❸a ✇ ④②✉❽✉❺a bq②✈ ④s✇④②a⑧❾s❽②a✇a② ✉❾④✈ ④r ❺ar❻a❾a③
➅aztar➆➇➇qr ✇✉✇④rIbs ➁s②⑥a❽✉ ❶
Pqr ✇✉✇ ✉③ ④r➇➈ ②❸at⑥ar ❺❾q②r ④①✇✉✈ qtq✈a✉③ ④r➈tq①❾qrst✉✈④✇④ta①➉
➂❶ ➁⑤➊q❺ q②✉❿➋abs①ar⑤ata❸✇ ④r✈ qtq✈ ④✉❽a①sr❿➌ ➌❿ ❿❶ ➁⑦➍➊q❺q②✉➂❷s❸ ✉❹a❹a②✇④r✈qtq✈ ④✉❾④✇a ❽a①sr❿➌ ➌➎ ➀❶ ➁⑦➏➊q❺q②✉➂❷s❸✉❹a❹a②✈qtq✈ ④✉❾④✇④❽a①sr❿➌➌➄
Pa✇ ④❽a①sr❿➌ ➌➄⑧❾qrst✉✈✇✉❽q②✉❸a ✈ qba❺a✉❸a①a✈ ✉✈❼a ✇✉➐r✉➑q②✈ ✉❽a✈➋a❸❾sr❺
❾④✇④➒a③ s t❽a✈⑨ q ❺s②s ④r✇ ④rIt❸s➍qr✇ ✉✇✉③④r➓➒⑨IP➔→s②s✈④r➍qr✇ ✉✇✉③④rIt❸ s Pqr ❺q❽a① s ④r➁➈✈ ✉at P② ➈❺ ②a❸ ➁❽s✇✉ Pqr✇ ✉✇✉③④r➆③ ➈ r➈❸ ✉❸qtats ✉❹ats②➁qtq③✈ ✉
➐❹ ✉ar⑦④r ✇✉②✉➓➐⑦➔❶
➁qba❺④✉✈ ④ta① ✈ ④❽s❸a❽a ③st✉a①❼a❹ ✉b⑧❾qrs t✉✈✇ ✉❽sr❽s❽sr❽s ③✇ ④❾④❽
❸qr❺ ④❾t✉③④✈✉③④r❸a❽a③st✉a①❽q➈ ②✉⑥ar ❺✇ ✉✇④❾④❽✈q ta❸a ✇ ✉❾q②③st✉a① ④r ❶➍qrs t✉✈ ❽qta①❸ qr ❺✉③ s❽✉✇④r❸ qta③✈ ④r④③④r❾②➈ ❺②a❸ ➣❾② ➈❺ ②a❸❼a❹ ✉b ❾q②③ s t✉a①④r⑥ar ❺ ar❽a②a ta✉r➉
(14)
↔ ↕ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➢a➤➥➦ ➧➥➦➨ ➙➙➢ ➩➫➥➦➭➯➛➫➝➲a➦➫➝➦ ➧➫➟➦ ➧➥➦➯➛➡➛➥➦ ➭➳ ➜➳ ➵➳➧➸a➺➥ ➠➯a ➭➟➻a➠a➦➧ ➲a➦➫ ➛➦➧ ➼a➺➥ ➠➯a ➸a➦➧➫➝➜a➺➽➥➦a➺➥➦➤➥➫a ➯a➦ ➧ ➧➥ ➜➾ ➚➼a➦➛ ➥ ➠➝➾ ➪↔ ↔➽➥➻➤➥ ➝➾ ➶➼a➦➛ ➥ ➠➝➾ ➪↔ ↔ ↕
➾ ↕ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➹ ➸a➯a ➨ ➙➙➹➩➘➟➻a➯➝➺ ➸a➦ ➧➯➟➜a➞➫ ➝➜a➺ ➽➥➦ ➥➺➥➦➫➝➴➟➽➥ ➭➛➺➥➦➥➦➯➝➷➙➟➬a➻a➯a➦➮a➸➘➟➦ ➳➦ ➧ ➷➙ab➛ ➤➥ ➯➟➦➢➥➻➤➛ ➦ ➧➲a➠a➯➽➟➜a➻a ➱➪ ➞➥ ➠➝➷➯➟➠➞ ➝➯➛➦➧➯a➦ ➧ ➧a➜➚➪➼➛➦➝➾➪ ↔↔➽➥➻➤➥ ➝↔ ↔✃➧➛➽➯➛➽➾ ➪↔ ↔ ↕
➚↕ P➠a➺➯➝➺❐➟➦➧a➜a➻a➦➢a➤a➦ ➧➥➦➨PP➢ ➩➫ ➝➭❒✃➹➾➮a➸➘➟➦➳➦➧➢a➻➤➛➦➧ ➲a➠a➯↕P➠ ➳➧ ➠a➻ P➟➦ ➧a➜a➻a➦➢a➤➥➦➧a➦➨PP➢ ➩➝➦ ➝ b➟➠➝➦➯➟➧➠a➽➝➫➟➦➧➥➦ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➹ ➸a➯a ➨ ➙➙➹➩➽➟➞ ➝➦➧➧a ❮a➺➯➛ ➤ ➟➜a➺➽➥➦ ➥a➦❰ ➟➠➽➥➻aa➦➽➟➜a➻a ➚❰➛➜a➦ ➷➯➟➠➞➝➯➛ ➦ ➧➯a➦➧➧➥ ➜↔ ↔➼➛➜➝➾➪ ↔↔➽➥➻➤➥ ➝➚➪➭➟➤ ➯➟➻b➟➠➾➪ ↔↔↕
P➟➦➧a➜a➻a➦➳ ➠➧a➦ ➝➽a➽➝➤ ➟➦➛➜➝➽➫➝a➦ ➯a➠a➦➸a ➸a➝➯➛➻➟➦ ➡a➫➝ a➦➧➧➳ ➯a✃➭➭Ï➘➭
➨Association of Economic Education Students➩ P➟➦➫➝➫ ➝➺➥➦Ï➺➳➦ ➳➻➝Ð➦➝Ñ➟➠➽➝➯a➽ ➢a➻➤➛ ➦ ➧ ↕
(15)
Ò ÒÓÔ ÒÕÖ ×U×ÕØUÙÔ ×Ú×, ÚÛ Ü×Õ Ý Ú×Ø Ò Ú Ò ÜÞ ×Õß ÒØà Ô ÛÙÒ Ù
×. ÔinjauanØustaka áÓ ØengertiaânetodØembeelajaran
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Syaiful Bachri Djamarah, 2000: 19), sedangkan menurut (Slameto, 2003: 65) Metode adalah cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Menurut (Oemar Hamalik 2004: 57) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar, sedangkan menurut (Slameto 2003: 85) Pembelajaran adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk membantu untuk menggairahkan siswa dalam belajar. Jadi
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan atau merancang suatu lingkungan agar siswa belajar, sehingga proses belajar mengajar bisa terjadi dan tujuan proses belajar mengajar tersebut dapat tercapai.
(16)
Dalam pembelajaran diperlukan pemanfaatan berbagai macam metode dan tekhnik mengajar. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran harus mengacu pada metode dan tekhnik untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan yang menggambarkan prosedur yang sistematik dalam pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam merancang serta melakukan
pembelajaran. (Ainy dalam Dewi Eka (2000: 11). Sedangkan Muchtar dan Yamin, (2003: 89) mengungkapkan bahwa:
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan gurur dalam mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar yang kondusif.
Metode pembelajaran erat kaitannya dalam pencapaian tujuan pembelajaran, jadi suatu proses belajar mengajar tanpa ada metode fhpembelajaran proses belajar dan tujuan belajar tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
ãä åengertiaænasil çelajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
(17)
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjasi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004:30). Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, hal ini akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani
9. Etis atau Budi Pekerti 10. Sikap
(Hamalik, 2004:30)
Sardiman (2001:49) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran itu dapat dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh
siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses
pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan terorganisir. Sadirman (2001:19) mengemukakan bahwa agar memperoleh hasil belajar yang
(18)
optimal, maka proses belajar dan pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir.
Berdasarkan pendapat diatas, hasil belajar adalah suatu perubahan kearah yang lebih baik yang dicapai seseorang setelah menempuh proses belajar. Hasil belajar diperoleh siswa setelah melalui belajar yang terlihat salah satu dari nilai yang diperoleh setelah mengikuti tes, dan hasil belajar memiliki arti penting dalam proses pembelajaran di sekolah yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan proses tersebut. Hasil belajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal yait faktor biologis dan psikologis, dalam faktor psikologis salah satunya adalah kemampuan awal yang dimiliki seorang siswa terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Sehingga hal ini tentu memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar. Faktor eksternal yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, faktor lingkungan sekolah salah satu didalamnya ialah model pembelajaran. Model pembelajaran akan berpengaruh pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatifitas dan menyenangkan. Selain siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran namun pada penerapan siswa tidak bosan sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar yang optimal.
(19)
èé êodëìel bemn koopelaarja ratif a
. ëengertiaënbeemílajaranooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Menurut Etin Sholehatin (2008:4).
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran (Slavin 1999:6). Sedangkan menurut
Johnson dalam ismail (2002:12) mengatakan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikansuatu tugas atau memecahkan suatu masalah, dimana setiap anggota kelompok saling membantu. Kelompok beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen terdiri dari tingkat kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa.
Menurut Hamit Hasan dkk dalam Etin Solihatin (2007:6) Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif. Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, dan rileks di antara anggota kelompoknya memberi kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan
(20)
memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:
1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;
2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;
3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pin terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. (Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:30)
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif mempunyai 3 tujuan yang hendak dicapai :
1. Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membeantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Penerimaan adanya keragaman
Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok. (Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:30)
(21)
Fase-fase Pembelajaran kooperatif :
îabeïðl ñase tingkah laku guru ñase
òe
óôdikator õktifitas/kegiatan guru
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapa pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi
kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok blajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agarmelakukan transisi secara efisien 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasekan hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok
(22)
b. öanfaat ÷embeønlaarjaooperatif
Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Prilaku menggangu menjadi lebih kecil
5. Konflik antar pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi
4. ÷ùú ûùüý þý ÿý ø ✁ ✁✂ùÿý✄tf ☎i✂ù✆✄✝ ✞ýw
Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman-teman-teman di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73).
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilahpuzzleyaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigsag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2011: 217).
Menurut Rusman (2011: 218) model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (2011: 218), bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang
(23)
secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri .
Menurut Arends dalam Lora Purnamasari (2010:24) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain di dalam kelompoknya. Pembelajan kooperatif tipe jigsaw merupakan metode pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dalam kelompok dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif serta anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Menurut Lie dalam Rosi Ayu Mirnasari (2009: 25) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan. Jadi keunggulan kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang yang diberikan, akan tetapi mereka juga harus siap
(24)
kelompoknya yang lain. Namun demikian, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki keterbatasan, misalnya tidak dapat digunakan di kelas yang kemampuan sosialisasinya rendah.
Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2011: 219) melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukan bahawa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah :
a. Meningkatkan hasil belajar; b. Meningkatkan daya ingat;
c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi; d. Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu); e. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen;
f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah; g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru;
h. Meningkatkan harga diri anak;
i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; dan j. Meningkatkatkan keterampilan hidup bergotong royong.
Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. (Rusman 2011: 219).
Stephen, Sikes and Snapp) dalam Rusman (2011: 220) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Jigsaw sebagai berikut :
1. Siswa dikelompokan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim; 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda; 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan;
(25)
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka;
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan saksama;
6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; 7. Guru memberi evaluasi;
8. Penutup.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan
memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut,
(26)
Kelompok Asal
5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan
Kelompok Ahli
(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal) Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu:
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain
Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000:
70).
Sedangkan kekurangannya, yaitu :
Membutuhkan waktu yang lama
Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang
kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 71).
(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html)
(27)
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggungjawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
(http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/)
Jadi pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-6 orang sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam hal. Pertama, siswa belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya dan selanjutnya siswa merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali kepada kelompok masing-masing sebagai ahli dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggungjawab untuk menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
(28)
5. Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together
Numbered Heads Together (NHT)atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.Numbered Heads Together (NHT) melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82).
Menurut Trianto (2009,82-83) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas,guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT: a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Fase 3 : Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. d. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
(29)
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan tipe pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Lie (2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim dalam Herdian (2009: 7) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi peluang bagi sis-wa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pen-dapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam ke-lompok dan sebagainya.
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html).
Menurut Komalasari (2010:62), model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian secara acak guru memanggil nomor dari setiap siswa.
(30)
Langkah-langkah pembelajaran :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil hasil kerja mereka.
e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi.
(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/)
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:
Setiap siswa menjadi siap semua.
Setiap siswa memiliki kesiapan diri untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:
Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Suasana kelas sulit dikontrol oleh guru Pelaksanaan pembelajaran berlangsung lama.
(31)
6. Kemampuan Awal
Kemampuan secara umum dapat diartikan sebagai suatu kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu kemampuan berasal dalam diri individu itu sendiri dan dikembangkan dalam proses pembelajaran, setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda pada suatu hal/bidang. Kemampuan awal dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian
permulaan atau dasar pada bidang tersebut. Gafur (2002:31)
menyatakan karakteristik dan kemampuan awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu pembelajaran.
Gafur pun menyebutkan tekhnik-tekhnik yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu:
1. Menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor 2. Menggunakan tes prasyarat dan tes awal
3. Mengadakan komunikasi individual 4. Menyampaikan angket
Kemampuan awal siswa tentu memiliki perbedaan antara satu ataupun dengan yang lain, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi dan ada juga yang memiliki kemampuan awal rendah.
Sadirman (2001: 173) mengatakan bahwa pada setiap siswa pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
(32)
Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreativitas, gaya belajar, bahkan juga dapat membawa perbedaan dalam hal prestasi belajar siswa.
Dalam mengelola program pembelajaran, guru perlu mengenal kemampuan anak didik. Sebab bagaimanapun juga setiap anak didik memiliki perbedaan-perbedaan karakteristik tersendiri, termasuk kemampuannya. Hal ini pelu dipahami oleh guru agar dapat mengelola program pembelajaran yang tepat (Sadirman, 2001: 164).
Menurut Keller (2003: 40) bahwa masukan pribadi terdiri dari 4 macam:
1. Motivasi atau nilai-nilai 2. Harapan untuk berhasil
3. Intelegensi dan penguasaan awal 4. Evaluasi kognitif terhadap kewajaran
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal tentang materi yang akan dipelajari. Berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak, dan pencapaian tujuan belajar anak perlu bahan apresiasi yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan ajaran baru.
(33)
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep/kemampuan awal akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membangun kemampuan dan menguasai materi pembelajaran yang lebih tinggi. Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada tahap-tahap selanjutnya. Ekonomi adalah salah satu materi pelajaran yang sifatnya saling berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan berikutnya, oleh karena itu apabila siswa kurang
memahami materi pelajaran ekonomi pada tahap awal maka selanjutnya juga akan semakin sulit memahami materi. Tentu hal ini dapat disiasati dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, oleh karena itu peneliti menggunakan model pembelajaran jisaw dan pembelajaran NHT guna meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.
(34)
✟. ✠asil ✡☛☞☛✌✍t✍✎ ☞Yang Relevan
Tabel 3. Hasil Penelitian Yang Relevan
Nama Judul Hasil Penelitian
1. Rini Irawati (2006)
Studi Perbandingan Prestasi belajar ekonomi siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran langsung pada siswa kelasVIII SMP Negeri 1 NATAR Lampung Selatan tahun ajaran 2005/2006
Ada Perbandingan Prestasi belajar ekonomi siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran langsung pada siswa kelasVIII SMP Negeri 1 NATAR Lampung Selatan tahun ajaran 2005/2006, hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu 57,488>2,69 yang berarti hasil belajar ekonomi melalui metode pmbelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan pembelajaran langsung.
2. Dwi Indah Putri (2006)
StudiperbandinganHasil BelajarKewirausahaan Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan PembelajaranLangsung Pada Siswa Kelas IISMKN 2 Bandar Lampung.
Ada perbandinganHasil
BelajarKewirausahaan Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan
PembelajaranLangsung Pada Siswa Kelas IISMKN 2 Bandar Lampung, hal ini ditunjukan dengan Uji T bahwa Thitung> Ttabel yaitu 51,913>2,864 yang berarti hasil belajar kewirausahaan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan pembelajaran langsung.
3. Rini Triyuni (2007)
Studi Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
Pembelajaran Langsung Pada Siswa Kelas VII SBI SMP 2 Bandar Lampung TP 2008/2009.
Ada perbandingan Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pembelajaran Langsung Pada Siswa Kelas VII SBI SMP 2 Bandar Lampung TP 2008/2009, hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu 34,553>3,035 yang berarti hasil belajar IPS terpadu melalui model pembelajaran kooperatif tipe
(35)
jigsaw lebih tinggi dibandingkan pembelajaran langsung.
4. Fajar Subekti (2010)
Studi perbandingan peningkatan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung.
Ada perbandingan peningkatan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu 76,62>71,47 yang berarti hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran STAD.
C. Kerangka Pikir
Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, faktor tersebut diberikan dalam bentuk variabel atau peubah yaitu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe pembalajaran NHT dan satu variabel terikatnya hasil belajar ekonomi yang terdiri dari hasil belajar ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan rasa kerja sama antar siswa dalam suatu
kelompok, kerja sama tersebut akan menumbuhkan rasa saling membutuhkan, hormat menghormati, dan tanggung jawab bersama mengenai tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok. Dua jenis model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yatu tipe jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads
(36)
Togethersangat berbeda dalam langkah pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diantaranya menentukan kelompok hiterogen yang berdasarkan dari kemampuan, akademis, jenis kelamin, yang
berbeda.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi tersebut bagi
anggotanya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, tetapi mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, dengan demikian ciri tipe jigsaw adalah saling ketergantungan antara satu dengan yang laindan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan, sehingga diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat lebih meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
Pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Togetherpenomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor (number card), guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
(37)
memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT menitikberatkan pada aktivitas siswa.
Kemampuan awal merupakan bekal awal siswa untuk mempelajari materi. Dengan demikian, kemampuan awal ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Kemampuan awal dipilah menjadi kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah. Pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tidaklah sulit untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif apapun karena siswa tersebut telah memiliki kemampuan awal yang tinggi sehingga ia lebih memahami materi dan semakin baik pengetahuannya.
Sesuai dengan pendapat Hamzah (2009:7) dalam prinsip-prinsip umum tentang mengajar dijelaskan bahwa mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien . Dengan demikian, kemampuan awal yang dimiliki seseorang siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat mata pelajaran berikutnya.
Berikut paradigma pada penelitian untuk memberikan gambaran dengan jelas mengenai kerangka pikir tersebut :
(38)
✏✑ ✒✓ ✑✔✕✖✗ ✑✔✑✘✙✚ ✒ ✑✗✛✜✛✢✙✙ ✑✜t Kemampuan Awal
Kemampuan Awal
Sumber : Sugiono (2004 : 39)
✣. ✤i✥✦ ✧✛ ★✙ ★
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.
2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Togetherpada siswa yang kemampuan awalnya tinggi.
3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherpada siswa yang kemampuan awalnya rendah.
4. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemapuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
Jigsaw(X1)
(Kelas Eksperimen)
Hasil Belajar Ekonomi(Y)
Pre test
Pre test NHT(X2)
(39)
✩ ✩ ✩✪✫ ✬ ✭✮ ✯✮ ✰✮ ✱ ✩✲✬ ✳✬✰ ✩ ✭ ✩✴ ✳
✴ ✪ ✫et✵ ✶✷✲✷n✷✸l✸✹ ✺t
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian atau studi komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif yang berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiono, 2005: 115). Metode ini digunakan untuk mengetahui perbedaan satu variabel yaitu hasil belajar IPS Terpadu dengan perlakuan yang berbeda. Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang sengaja diadakan.
1✪ ✯esain ✬✻sp✷✸rm✷n
Sementara pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat (Sugiono, 2005: 7). Penelitian ini bersifar quasi eksperimen dengan pola nonequivalent control group design. Dua macam eksperimen digunakan dalam dua kelompok sample yang berbeda.
(40)
Berikut Desain penelitian eksperimen untuk memberikan gambaran dengan jelas mengenai kerangka pikir tersebut :
T
✼✽✾l ✿❀ ❁esain ❂✾✾n❃l❃✼❄t ❅tu❆❃ ❂✾✽ ✼❄ ❆❃r ❇ ✼❄n ❈✼❉ ❃l ❊✾l✼❋ ✼●
❍ ■❏ ❑❏ ▲ ▼▲ ✾l✼◆u❃▲ ❖ ❆✾l ❂✾✽✾ml✼❋✼r✼❄ P ❃❇❉ ✼◗❆✼n m❖❆✾l p
✾✽✾ml✼❋✼r✼❄ ❘✾oopr✼❙ ❃f t❃✾p ❚u❯❱ ❲❳ ❲❨❩ ❲❬ ❨❭❪❫❴ ❲t❵❲r p✼ ❆✼ ❅❃ss✼■✾ ◆✼❉ ❛
❂✾ ❜✽✾ ◆✼❋ ✼●✼❄ ■❖ ❖❝✾r✼t❃❞
■✾ ❜ ✼ ❜❝u✼❄ ❡w✼ ◆
❢✼ ●❃✼✽✾ ◆ E❘❉❝✾r❃❜✾❄
❣ ❃❝✾P❃❇❉ ✼w (❡❤✐
❢ ✼●❃✼✽✾ ◆■❖❄❖ ◆tr
❣ ❃❝✾ ❑❈❣ (❡❥✐
▲✾ ✼❄
❣❃❄ ❇❇ ❃ (❊❤✐ A1B1 A2B1
❦❦❦❦
❧✾❄ ❆✼♠ (❊❥✐ A1B2 A2B2
❦❦❦❦
▲ ✾ ✼❄ .... ....
♥❀ ❂r❖❉ ✾ ❆ur❂✾❄✾ ◆❃t❃✼❄
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam desain eksperimental dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui kelas yang akan digunakan sebagai populasi dalam penelitian.
2. Memberikan tes awal (Pre-test) pada semua subjek yang berkenaan dengan variabel dependen. Tes ini juga bermanfaat untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa.
(41)
3. Memberikan perlakuan yang berbeda diantara dua kelas yang akan diterapkan menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda. 4. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dalam 4 kali pertemuan
dimana setiap pertemuan dengan waktu 90 menit, begitu pula dikelas kontrol.
5. Pada akhir penelitian dilakukan tes akhir (post test) pada siswa
untuk mengetahui tingkat perubahan atau kondisi subjek yang berpengaruh dengan variabel dependen
♦♣ qopur s tl ✉r ✈✇r ①p②l 1♣ qopr s tul
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2001: 72).
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang berjumlah 248 siswa yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas X 1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7.
2♣ ✇②ampl
Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004: 72).
Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengancluster random sa
m p lin
(42)
pada anggota-anggotanya (Rusffendi, 2001:89). Sampel penelitian ini di ambil dari populasi sebanyak 3 kelas yaitu X3, X4, X5 di ambil dua kelas dengan teknikcluster random sampling dan kemudian di undi menjadi dua kelompok. Dari hasil teknik ini diperoleh kelas X3 dan X4 sebagai sampel, kemudian kelas X3 dan X4 diundi untuk menentukan penggunaan metode, kelas mana yang menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dan metode pembelajaran kooperatif tipe③umbered④eads ⑤ogether .
Dari hasil undian yang di peroleh kelas X4 sebagai kelas yang diajar dengan menggunakan metode Jigsaw dan kelas X3sebagai kelas yang diajar
menggunakan metode Pembelajaran kooperatif tipe③beredum④eads ⑤ogether.
Kelas X4 dan X3 merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan akademis siswa yang sama, karena di dalam pendistribusian siswa tidak di kelompokan ke dalan kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan dengan sampel.
⑥⑦⑧⑨ ⑩❶⑨ ❷❸❹ ❺❸ ❻❸❹ ❶t❶⑨ ❻
Menurut Sugiyono (2008: 60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas (independen), terikat(depeden)dan variabel moderator.
(43)
❼ ❽ ❾❼ ❿➀❼ ➁➂➃ ➁➂➁❼ ➄(independen)
varibel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua, model pembelajaran jisaw sebagai kelas eksperimen (X4)
dilambangkan X1, dan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered
Heads Togethersebagai kelas kontrol (X3) dilambangkan X2.
➁❽ ➅❼ ❿➀❼➁➂➃ t➂r➀➆❼ ➇ (depeden)
Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan diukur untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya bergantung pada variabel yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar ekonomi siswa kelas eksperimen (Y1) dan hasil belajar kelas kontrol (Y2).
➈❽ ➅❼ ❿➀❼➁➂➃➉➊ ➋➂r❼➇➊r
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Diduga kemampuan awal mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together.
➌❽➌➂➍➀➎➀ ➄➀➏➊➎➄ ➂➐❼tu➃➋❼➎ O➐❼➄➀➊ ➎❼➃r ➅❼❿➀❼ ➁➂➃
1. Definisi Konseptual
Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004: 30). Hasil belajar ekonomi adalah kemampuan dalam ranah kognitif yang dimiliki siswa sebagai hasil dari proses belajar
(44)
mengajar ekonomi selama kurun waktu tertentu dengan mengacu pada silabus.
2. Definisi Operasional
Hasil belajar ekonomi siswa dapat dilihat dari suatu pengetesan dengan menggunakan tes hasil tes belajar ekonomi yang disusun berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan.skor tersebut mencerminkan kemampuan awal siswa dalam ranah kognitif dari hasil belajar mid semester 2 kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung. berikut disajikan tabel definisi operasional.
T
➑➒➓l ➔→➣➓ ↔↕➙↕↕s O➛➓r➑➜↕ ➝➙ ➑➞ ➟➑➠↕ ➑➒➓➞
Variabel Konsep Variabel Indikator Pengukuran
Variabel Skala Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Kemampuan anak yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu model pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas pengguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Hasil Tes formatif ekonomi Hasil tes formatif dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran ekonomi Interval Interval
(45)
Model
Pembelajaran NHT
Model pembelajaran NHTsatu bentuk model pembelajaran ceramah dengan menyampaikan informasi
pengetahuan secara lisan kepada siswa dan metode ini cukup ekonomis dan efektif untuk
mengatasi
kelangkaan literatur yang sering terjadi di pedesaan.
Hasil tes formatif dengan menggunakan metode pembelajaran NHT
Interval
Dalam pengukuran variabel penelitian, maka penelitian menggunakan tes.
➡➢Te➤n➥➤ ➦➧n➨ ➩➫ ➭mpul ➯➫ ➲➫
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah:
1➢ ➳➵➸➧r➺➫➸➥
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006 : 144)
➻➢ ➯➼➤u➽➧ ➭➫➸➥t
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan jumlah siswa, fasilitas-fasilitas yang ada dan sejarah atau gambaran umum mengenai SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
(46)
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar IPS Terpadu jsiswa sebagai hasil penelitian.
➪➶ ➹ji ➘➴r➷ ➬ ➮r➮➱➮✃❐✃➴strumn
Intrumen dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen tes diberikan pada awal sebelum siswa diberi perlakuan (Pre tes) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa, dan tes sesudah diberi perlakuan (Post Tes) yang bertujuan unutk mengukur hasil belajar ekonomi siswa.sebelum tes awal dan tes akhir diberikan kepada siswa yang merupakan sampel penelitian, maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba tes instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji coba intrumen tes dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
1➶ ➹ji ❒➮❮❰Ï❰t➮➷ ❐✃➴strumn
Validitas adalah alat ukur yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sustu instrumen.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product Moment:
Ð➶ÑÒ (ÑÒ Ó ( Ò Ó
r hit=Ð{ Ñ ²- (ÑÓ ²} {Ð Ò ²- (Ò Ó²}
Keterangan:
r hit= Koefisien kolerasi antara variable X dan variable Y X = Skor butir soal
Y = Skor total ( Arikuntoro, 2007:93)
(47)
T
ÔÕÖl ×ØÙÚÛÜÝ ÔÞß Öà ÔáÛâ Ô ãäÖåÚà ÚÖÛãäáÖæ Ôà Ú
çä çÚæ ÔÚ r xy ãÖÖtÔÛÜ ÔÛr
1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
èØ éêÚëÖ ÔÕÚæÚtÔàìÛstruíÖÛ
Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan . Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reabilitas menunjuk kepada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas maka digunakan rumus Spearman Brown:
2 r½ ½
r11 (1+ r½ ½î
Keterangan:
r11 = Reabilitas Instrumen
r ½ ½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara duabelahan instrumen.
Besarnya reliabilitas dikategorikan seperti pada tabel berikut:
Ù ÔÕÖæïØ ÙÚÛÜ Ý ÔÞßÖà ÔáÛâÔãäÖå Úà ÚÖÛãäáÖæÔà Ú
(48)
1. 0,00 sampai 0,20 Sangat Rendah 2. 0,21 sampai 0,40 Rendah
3. 0,41 sampai 0,60 Cukup 4. 0,61 sampai 0,80 Tinggi
5. 0,81 sampai 1,00 Sangat Tinggi
3ñ Taraf òóôõ öõ ÷su
Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus :
B JS Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi taraf kesukarannya adalah sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 1,00 adalah soal mudah
øñ ùaúõûó üõ
Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai(berkemampuan rendah).
(49)
BA BB
D = - = PA - PB JA JB
Keterangan :
D : Daya Beda soal
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab aoal itu benar.
BA
PA = = proporsi kelompok atas yang menjawab benar JA
BB
PB = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar JB
Klasifikasi indeks daya bedanya adalah : D = 0,00 0,20 adalah buruk
D = 0,20 0,40 adalah cukup D = 0,40 0,70 adalah baik D = 0,70 1,00 adalah baik sekali.
(1)
❆❇❈❉
S
❊ ❋●❍■ ❏❑▲❏❑▼❏ ◆❏❑❏❇ ❈❖P ◗❘ ❙❚❯❱❲
❳ ❨❩❬ ❭❪ ❭❩❫ ❭❴❵ ❭❪❛❜❭❴❭❜❛ ❪❛ ❪❬ ❭❝ ❭❬ ❭❴❵❭❪❛❜❞ ❨❴❡❢❣❛ ❭❴❵❛❞ ❤❝ ❨❪❛ ❪✐❥ ❭❫❭❬ ❭❞ ❭❝
❬❛❝ ❭❩❛ ❫❫ ❨❪❛ ❥❞ ❢❜ ❭❴❪❨❦❭❡❭❛ ❦❨❩❛ ❫ ❢❝❧
♠❧ ♥ ❨❩ ❬❭❞❭❝❞❨❩❦❨❬ ❭❭❴ ❭❴❝ ❭❩ ❭❵❭❪❛❜ ❦❨❜ ❭❣ ❭❩❥ ❭❝ ❭❞❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❨❫❤❴ ❤ ❥❛❪❛ ❪♦❭
y
❭❴ ❡❬❛❦❨❩❛ ❫ ❭❴ ❥❤❬❨❜❞❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❣❛ ❡❪ ❭
w
❬ ❨❴❡❭❴❪❛ ❪♦❭y
❭❴ ❡❬❛❦❨❩❛ ❫ ❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❫❤ ❤❞❨❩❭❝❛♣q rst ✉✈ ✉✇① ✉② ✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈❧❳ ❨ ❩❬❭❪ ❭❩ ❫❭❴❭❴❭❜❛ ❪❛ ❪❬ ❭❝ ❭
y
❭❴❡❬❛❞ ❨❩❤ ❜ ❨❵⑨ ⑩❶ ❷ ❸❹❺♠♠ ✐❻♠❼❽⑨ ❷❾❿ ➀➁
➂✐➃ ➃✐ ❦❨❩❭❩❝❛ ❵❛❞ ❤❝ ❨❪❛ ❪
❬❛❝ ❨❩❛ ❥❭❧➄❨❴ ❡ ❭❴❬ ❨❥❛ ❫❛ ❭❴ ❬❭❞❭❝❬❛ ❪❛ ❥❞ ❢❜ ❫❭❴❦❭❵ ♦❭❝ ❨❩❬❭❞❭❝❞❨❦❨❬ ❭❭❴
❭❴ ❝❭❩ ❭❵❭❪❛❜ ❦❨❜ ❭❣ ❭❩❪❛ ❪ ♦❭
y
❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴❥❤ ❬ ❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❣❛❡❪ ❭w
❜ ❨❦❛❵❝❛❴❡❡❛ ❬❛❦❭❴ ❬❛❴ ❡❫ ❭❴❬ ❨❴ ❡ ❭❴❪❛ ❪ ♦❭y
❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜ ❞❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴q rst ✉✈ ✉✇① ✉②✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈➅❻❧ ➆❭❪❛❜❦❨❜❭❣ ❭❩❥❭❝ ❭❞ ❨❜ ❭❣ ❭ ❩❭❴ ❨❫❤ ❴❤❥❛❞❭❬❭❪❛ ❪ ♦❭
y
❭❴❡❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❴y
❭ ❥❨❴❡❡ ❢❴❭❫❭❴ ❥❤ ❬ ❨❜❞ ❨ ❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❣❛❡❪ ❭w
❜ ❨❦❛❵❝❛❴❡❡❛❬❛❦❭❴ ❬❛❴ ❡ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❫❤ ❤❞❨❩❭❝❛♣q rst ✉✈ ✉✇① ✉② ✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈❞ ❭❬ ❭❪❛ ❪♦❭y
❭❴ ❡❫ ❨❥❭❥❞ ❢ ❭❴ ❭
w
❭❜❴❭y
❝❛❴❡❡ ❛❧❳ ❨❩❬ ❭❪ ❭❩❫ ❭❴ ❭❴ ❭❜❛ ❪❛ ❪❬❭❝ ❭y
❭❴❡ ❬❛❞❨❩❤ ❜ ❨❵⑨⑩❶ ❷ ❸❹❺
➃✐➇ ❻➈➉ ⑨ ❷ ❾❿➀➁
➂✐➃➃✐ ❦❨❩❭❩❝❛❵ ❛❞❤ ❝ ❨❪❛ ❪❬❛❝ ❤❜ ❭❫❧➄❨❴ ❡ ❭❴
❬ ❨❥❛ ❫❛ ❭❴❬ ❭❞ ❭❝❬❛ ❪❛ ❥❞❢❜ ❫❭❴ ❦❭❵ ♦❭❵ ❭❪❛❜❦❨❜ ❭❣ ❭❩❪❛ ❪ ♦❭
y
❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❣❛ ❡ ❪❭w
❜ ❨❦❛❵❩❨❴❬❭❵ ❬❛❦❭❴❬❛❴❡❫ ❭❴❥❤ ❬ ❨❜(2)
➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➓ ➔→➣ ↔↕ ↔➙➛↔➜ ➙➝➞➟➠ ↔➡➢ ↔↕➊ ➏➤ ➏➥➦ ➥
w
➏y
➏➒ ➧ ➍ ➋ ➑➨➋➌➏➌➊➩➏➒➏w
➏➎➫➦➒ ➧ ➧➦➭➯➭ ➲ ➏➥➦ ➎➍➋ ➎➏ ➐➏➑➌ ➏➫➏➊➋ ➎➏➐➏ ➑➏➒➋➨➳➒ ➳➌➦➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏
y
➏➒ ➧➊➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➒y
➏ ➌➋➒ ➧➧➩➒➏➨➏➒➌➳➤➋ ➎➊➋ ➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➐➦ ➧ ➥ ➏w
➎➋➍ ➦➸➑➋➒ ➤ ➏➸ ➤➦➍➏➒ ➤➦➒ ➧➨➏➒y
➏➒➧➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➒
y
➏➌ ➋➒ ➧➧➩➒ ➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➨➳ ➳➊ ➋ ➑➏➫➦ ➺ ➓➔→➣↔↕↔➙➛↔➜ ➙➝➞➟➠ ↔➡➢ ↔↕➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏y
➏➒ ➧➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w
➏➎➒y
➏➑➋➒➤➏➸ ➭➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➏➒➏➎➦ ➥➦ ➥➤➏➫➏
y
➏➒ ➧➤➦➊ ➋ ➑➳➎➋➸ ➼ ➽ ➾ ➚➪ ➶➹ ➘➴ ➷➬ ➘➴➮➼➚➱ ✃❐ ❒ ❮➷❰❰➷➍ ➋ ➑➏➑➫➦➸➦➊ ➳➫➋ ➥➦ ➥➤➦➫➋ ➑➦➌➏➭ Ï➋➒ ➧➏➒➤➋➌➦➨➦ ➏➒➤➏➊➏➫➤➦ ➥➦➌ ➊➩➎➨➏➒➍➏➸➵ ➏➑ ➏➫➏Ð ➑➏➫➏➸➏➥➦ ➎➍ ➋ ➎➏➐➏➑➋➨➳➒➳➌ ➦➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏
y
➏➒ ➧➌ ➋➌ ➦ ➎➦➨ ➦ ➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w
➏➎ ➑➋➒➤➏➸y
➏➒ ➧➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➒➏y
➌➋➒ ➧➧➩➒➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎ ➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➨➳ ➳➊ ➋ ➑➏➫➦ ➺➫➦➊➋J
➦➧ ➥ ➏w
➎➋➍➦➸ ➑➋➒ ➤ ➏➸ ➤➦➍ ➏➒➤➦➒ ➧➨➏➒y
➏➒➧ ➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➒y
➏➌ ➋➒➧ ➧➩➒ ➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌➍➋ ➎ ➏➐➏➑➏➒➓➔→➣↔↕↔➙➛↔➜ ➙➝ ➞➟➠↔➡➢↔↕ Ñ❮➭ Ò➦ ➤ ➏➨➏ ➤➏➦➒➫➋ ➑➏➨➥➦➏➒➫➏➑ ➏➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➤➋➒➧➏➒➨➋➌➏➊➩➏➒➏
w
➏➎ ➥➦ ➥➵ ➏➊ ➏➤ ➏➸➏➥➦ ➎➍ ➋ ➎➏➐➏➑➌ ➏➫➏➊ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➋➨➳➒➳➌ ➦➭➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➏➒ ➏➎➦ ➥➦ ➥➤ ➏➫➏
y
➏➒➧➤➦➊ ➋ ➑➳ ➎➋➸➼ ➽ ➾ ➚➪ ➶➹ ➘ ➷❰ ❰➘Ó➼➚➱✃❐❒❮➷❰ ❰➷➍➋ ➑ ➏➑➫➦➸➦➊ ➳➫➋ ➥➦ ➥➤➦➫➳➎➏➨ ➭ Ï➋➒ ➧ ➏➒➤➋➌ ➦➨➦ ➏➒ ➤ ➏➊ ➏➫➤➦ ➥➦➌➊➩➎➨➏➒➍➏➸➵ ➏➫➦ ➤➏➨➏➤ ➏ ➦➒➫➋ ➑➏➨➥➦ ➏➒➫➏➑ ➏➌ ➳ ➤➋ ➎➊➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➤➋➒ ➧ ➏➒➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏
w
➏➎➥➦ ➥w
➏➊ ➏➤ ➏ ➸➏➥➦ ➎➍➋ ➎➏➐➏➑ ➌ ➏➫➏➊➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➋➨➳➒➳➌ ➦➭Ô Õ
S
Ö× ÖØ➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➸➏➥➦ ➎➊ ➋➒➋ ➎➦➫➦ ➏➒➫➋➒➫➏➒ ➧Ù ➫➩➤➦Ú➋ ➑➍➏➒ ➤➦➒ ➧ ➏➒➲ ➏➥➦ ➎➻ ➋ ➎➏➐➏➑
Û➨➳➒➳➌➦Ü➋ ➎➏➎➩➦Ú➋➒➧ ➧➩➒ ➏➏➒Ü ➳ ➤➋ ➎Ú➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒Ý ➳➳➊➋ ➑ ➏➫➦➺Ò➦➊ ➋Þß➠➝ ➜
w
➤➏➒Ü ➳ ➤➋ ➎Ú➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➨➳➳➊➋ ➑➏➫➦ ➺Numbered Heads Together
Ú➏➤➏Ù➦ ➥➵ ➏(3)
àáâãäåæáçáä èá éêáë ãìæ íîïáðá éñò óôãë õã éöãçì ÷ë ðøãù÷ ëúáâãûã éãë
ü ýòòþü ýòü ÿç ã ãì áëáâñ èñ çáëã éãë
y
ãë✁ò ✂ ✄áëõã ëã
y
÷ ë è÷ çáëc
ãì ãñ è÷û÷ ãë ù ÷ä ÷äì áç ☎áâãûã éãëÿä á ☎ãñ ëãy
ìã éã ð ÷ é÷õãìã èç áçñâñùç✆õáâìáç☎áâãûã éãëèñì áûñðä ãÿw
ã éáë ãõãìã è ç áë÷ ç ☎÷ù ãëãë è÷ ä ñãääñä ✝ãõãâãçì áç ☎áâãûã éãëä áä ùñë ððãäñä ✝ãâá ☎ñùã èñ✞õãëù ãä ñâ☎áâãûãéì÷ ëçáë ñëð ã è✂
ü✂ æá ☎ãñ ëã
y
ûñ ãäñä ✝ãõãâãç áâãäç áçñâñ ñ áç ãçì ÷ãëããâw
èñë ððñ õãâãçì áç ☎áâãûã éãëç áëð ð÷ ëã ãëç✆õáâì áç ☎áâãûã éãë☎á é áâ✆çì✆✟
J
ñð äãw
✠ ãéáëã õãì ã èç áëð ðãâñì✆èáë ä ñìáä á éèã õñ õñ ✂ó✂ æá ☎ãñ ëã
y
ûñ ãäñä ✝ãõãâãç áâãäç áçñâñ ñ áç ãçì ÷ãëããâw
éáë õãù õãâãçì áç ☎áâãûã éãëç áëð ð÷ ëã ãëç✆õáâì áç ☎áâãûã éãë ✆ ✆ì á éã èñ✞ èñìáJ
ñðä ãw
ã éáë ãõãì ã èçáë ñëð ã è ãëã èñ✡ñ èãää ñä ✝ã ✂í✆õáâìáç☎áâãûã éãë
èñì á
J
ñðä ãw
ã ãëç áç ☎÷ ã èä ñä✝ãâá ☎ñù☎á é èãë ð ð÷ë ðûãã ☎w
☎ãñ ÷ëè÷ õñ éñëãy
ä áëõñ éñçã÷ ì÷ ë✆éãëðâãñë ✂☛✂ í✆õáâ
ìáç☎áâãûã éãë èñìá
J
ñðä ãw
õãìã èçáë ñëð ã è ãëùãä ñâ☎áâãûã éä ñä✝ã ☎ãñ ä ñä ✝ã☎á é áçãç ì÷ ãëããâw
èñëð ðñç ã÷ì ÷ë éáëõãùÿäáù ñëð ðãç✆õáâ ñë ñ ☎ãñ õñð÷ë ã ãëõãâãç áð ñã èãëì áç☎áâãûã éãëõñ áâãä ✂(4)
☞✌✍✎ ✌✏✑✒✓✎✌✔ ✌
✕✖
st
✗✘✙✗✚u
✛ ✜✙ ✙y
✢ ✣✤ ✤✥✢Stu
d
i Perb
✦✧a
nd
la
★✩ing
ja
r
u
nta
n H
a
nsi Sisw
sil
a
a
Mela
lu
i Mo
d
el Pem
b
ela
ja
ra
n Ko
pera
o
tif T
ipe N
H
T
d
a
n Ko
o
pera
tif T
ipe
ST
★✪
d
eng
a
n Mem
★✫perh
l
a
a
tika
n Kem
m
pu
a
n
a
✢✬✭ ✮✗✯ ✰✗✚✱✲✳✴✢ ✵✙✗ ✶ ✜✮✰✗✘t
s
✷✘ ✸✯✹✙✖✢✕✢✺ ✢✬✘✮✻✗ ✸✘✙ ✢✣✤ ✤ ✼ ✢
Intera
✦✧ksi d
la
a
n Mo
ja
r Meng
tiva
a
ja
si
r
✢ ✛✘ ✽✘✾✮✘✿✗✙ ✻ ❀ ✴✜✮✰✘✻ ✘❁❂ ✘✭✘✮t
✘ ✢✣ ✣ ❃❄ ❅ ✸✙✢✕✢✺ ✢✬✘✮✻✗ ✸✘✙ ✢✣✤ ✤ ❆ ✢
Intera
✦✧ksi d
la
a
n Mo
ja
r Meng
tiva
a
ja
si
r
✢ ✛✘ ✽✘ ✾✮✘✿✗✙ ✻ ❀ ✴✜✮✰✘✻ ✘❁❂ ✘✭✘✮t
✘ ✢✣ ❇❇❄❅✸✢✕
y
u
✺✗✮✙ ✘✰✘✮✗✚ ✛ ❀✰✗ ✢ ✣ ✤ ✼✤ ✢Stu
d
i
perb
a
nd
ing
a
n
h
a
sil b
ela
ja
r a
ku
nta
nsi sisw
a
m
ela
lu
i m
o
d
el pem
s T
d
a
eth
g
o
er
b
ela
ja
n ko
ra
pera
o
tif tipe N
u
m
b
ered
H
e
(N
H
T
❈d
a
n
o
d
el pem
m
b
ela
ja
ra
n ko
o
pera
tif tipe
kela
s
Jig
sa
w
pa
d
a
sisw
a
XI SM
★eri
N
eg
❉Ko
i ta
m
u
b
ta
❊❋❋ ● ❍❊❋ ■❋ ❏h
u
n pela
ja
ra
n
✬✭ ✮✗✯ ✰✗✚ ✱✲✳✴✢ ✵✙✗ ✶ ✜✮✰✗✘t
s
✷✘ ✸✯✹✙✖✢✕✮✗✭✹✙ ❑ ❀✚ ✬✹❄ ✘✮✰✗ ✸✗ ✢✣✤ ✤ ❆ ✢ ✪
a
sa
r
-
✪a
sa
r
▲▼a
lu
a
si Pend
▲◆ ❖si Revisi
❏id
ika
n
P ✹ ✸✗ ✕✭ ✰✘✮✘❁❂ ✘✭✘✮✘ ✢t
❇✼✤ ❄ ❅✸✙ ✢✕✮✗✭✹✙ ❑ ❀✚ ✬✹❄ ✘✮✰✗ ✸✗ ✢✣✤ ✤ ◗ ✢
Pro
sed
u
r Penelitia
n Su
a
tu
Pend
eka
ta
n Pra
ktik
✢ ✛✗✙ ✜✭✘❘ ✗✯❑✘❁❂ ✘✭✘✮✘ ✢t
❇❙✤❄❅✸✙P✢✵✙❀✚❚✘ ✸
z
✘❄ ✢✣✤ ✤✥✢Perenca
na
a
n
❯ ❱ ❲ ❏Pem
ela
b
ja
P ✹ ✸✗ ✕✭ ✰✘✮✘❁❂ ✘✭✘✮✘t
❳✗ ✸✘y
✗t
✻ ✘✙✺ ✹✻✽✗ ❀✙❀✢✣✤ ✤✣✢ ✦✧la
❱❯ ❱ ❲ ❏ja
r d
n Pem
a
b
ela
j
✛✗✙✜✭✘❘✗✯❑✘❁❂ ✘✭✘✮t
✘ ✢✣ ✥ ❙❄ ❅✸
❳✽✘ ✸✘✮✘❄✚ ✬✘✗✿ ✹ ❅
y
P ✘❄✮✗✢✣✤ ✤✤✢ ❨u
ru
d
a
n
★❲❱✩✪id
ik d
▲◆ ❩✩a
la
m
Intera
a
tif
ksi
✢ ✛✗✙ ✜✭✘❘ ✗✯❑✘❁❂ ✘✭✘✮✘ ✢t
❇✤ ✣❄❅✸✙✢❳✽✘ ✸✘✮✘❄✚ ✬✘✗✿ ✹ ❅
y
P✘❄✮✗ ✢✣✤ ✤ ◗ ✢Stra
✦✧teg
i
la
ja
r Meng
a
ja
r
✢✛✗✙ ✜✭✘❘ ✗✯❑✘❁❂ ✘✭✘✮t
✘ ✢ ✣ ✣ ◗❄ ❅✸✙ ✢✾✗✘✙ ✘✚❬❀ ✶✘ ✢✣✤✼✤✢
Upa
★ya
ktivita
✪Mening
n H
a
✦✧sil
a
s
la
ka
ja
tka
r Sisw
n
a
✪
eng
a
n Menera
pka
n Mo
d
el Pem
b
ela
ja
ra
n Ko
o
perea
tif T
ipe Jig
sa
w
(Stu
d
i
Pa
d
a
Sisw
★a
Kela
❭eg
eri N
s X SM
a
ta
r
La
★ ❪m
pu
ng
a
ra
n
Sela
ta
n T
a
h
u
n
❊❋ ■❋ ❍❊❋■■ ❏ ✬✭✮✗✯✰✗✚✱✲✳✴✢✵✙ ✗ ✶✜✮ ✰✗✘t
s
✷✘ ✸✯✹✙✖✢(5)
❫❴❵ ❴❛❜❝ ❞❡❢ ❵❴❣❤✐ ❥ ❥❦ ❤
Pro
❧ ♠ses
la
ja
r Meng
ja
a
r
❤♥♦ ❵❜♣❝ q ❴❣ ❴rs ❴❝❴❣t
❴❤✐ t ❦✉❛ ❵ ✈✇❵❴❛ ❴q ❴❣❜ ❞ ✈✇❝✇❵ ❤ ✐❥❦ ❥❤Pem
b
ela
Konsep dan Aplikasi
ja
ra
n Ko
ntekstu
a
l;
❤①❢②❜❝ ❴ ♣③❜
t
❴❵ ❴r♥❴④③♦④ ⑤✈✇❢
st
✇❣✇❞♥♦③❜③❴④♥ ❴q ❣✇⑥❜ ❤✐ ❥ ❥⑦ ❤Stategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
⑧❴y
❴q ❴④ ✈❴❵⑨♦q ❜④❴r ⑩♦ ❣ ❴❶ ❴y
❴❤t❷ ❦✉❛ ❵④❤❸♦❣④❴❵ ❴q ❴❣❜ ❞ ❹ ✇❣ ❴❤ ✐ ❥ ❦❥ ❤
Penggunaan
Animasi
Multimedia
Dengan
Pembelajaran Tipe Jigsaw dan TSTS Terhadap Penguasaan Materi Pokok
Sistem Pencernaan Pada Manusia Dan Hewan.
⑩❝❣❜ ⑨q ❜ ❞❺✈❻❸❤❼④❜❽❢ ❣q ❜t
❴s
❹❴❵⑨♦④ ⑤❤①♦ q ❵ ❴④❤✐❥❦ ❦❤
Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru
❤①❴❾ ❴⑤❣ ❴②❜④③✇❸❢ ❣q ❴③❴r s ❴❝ ❴❣t
❴❤t✐❦✉❛ ❵⑩❛ ❴❵❢
t
✇❤ ✐ ❥ ❥❿❤Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
❤①❜④❢❝ ❴➀❜ ⑨➁❴❤ s ❴❝ ❴❣t
❴❤ ❦➂❷ ✉❛❵⑩✇❛❜ ✉❴❜④
t
❞➃➁❜④③❴④①❴✉ ❴❣❾✇❤✐ ❥ ❥➄ ❤Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS.
♥♦❵❜♣❝ q ❴❣❴rs ❴❝❴❣t
❴❤❦ t❥✉❛ ❵④❤⑩♦❶❢❝➁❜ ❞❺❴❾ ❴❣❤✐ ❥ ❦❥ ❤
Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Tipe STAD (Studi Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010)
❤⑩❝ ❣❜ ⑨q ❜ ❞ ❺✈❻❸❤❼④❜❽❢ ❣q❜t
❴s
❹❴❵ ⑨♦④⑤❤⑩♦③❜❾✇④ ✇❞♣④❴q ❤✐ ❥ ❥⑦ ❤❸❢④ ⑤❴④ ➁❴❣➃❽❴❛
u
❴q ❜ ❸❢④ ③❜③❜❝ ❴④ ❤s ❴❝ ❴❣t
❴r ❸➅❤ ①❴❾ ❴ ➆❣❴②❜④ ③ ✇❤t ➄➄✉❛ ❵④⑩♦ ❝ ❴❣③❜ ❤✐❥❥❿❤
Metodologi Penelitian Pendidikan
❤♥♦❵❜♣❝ q ❴❣❴r s ❴❝❴❣t
❴❤➅❣❜ ❴④➁ ✇❤ ✐ ❥ ❥➂❤
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif
❤ ❸❣❢④❴③❴ ➇❢③❜ ❴❤s ❴❝❴❣t
❴❤❿➈ ❦✉❛ ❵➉ ✉➁
t
⑨r➊➊❴❴③❢q ❴④❾ ❴y
❴❤❶❛✇⑤s
⑨✇➁❤➋✇❵➊✐❥❦ ❦➊❥ ❦➊⑨❢ ❵❶❢❛ ❴❾ ❴❣❴④ ➌❝✇ ✇⑨❢ ❣❴❜②t
➌t
❜ ⑨❢ ➌ ❾❜⑤q ❴w
❤✉➁❵❛ ➍➍③❜ ❴❵❶❜❛t
❴④ ⑤⑤❴❛ ❦❷➎ ✇❽❢ ❵ ❶❢ ❣✐ ❥ ❦❦➉q♦❵❶❢ ❣r ✉➁
t
⑨r ➊➊w
w
w
❤❢ ❴z
✉♦❛❛ ❤✇❣⑤❤♦❝➊④➋❛ ➊➎♦ ❵ ❶❢ ❣❢③ ❫❢ ❴③q ❤✉➁❵➍❤➍③❜ ❴❵❶❜❛t
❴④ ⑤⑤❴❛ ❦❷➎ ✇❽❢ ❵ ❶❢ ❣✐ ❥ ❦❦➉ ✉➁
t
⑨r➊➊⑤♦ ❣♦⑨❝④❤ ⑥✇❣③⑨❣❢s
q ❤➋✇❵➊➋❴❢⑤✇❣t
➊⑨❢ ❵❶❢❛ ❴❾ ❴❣❴④➊❵✇③❢❛y
➌❵✇③❢❛ ➊⑨ ❴⑤❢ ➊❿➊➍ ③❜❴❵ ❶❜❛t
❴④⑤ ⑤❴❛❦❷➎ ✇❽❢ ❵❶❢ ❣✐❥❦ ❦➉ ✉➁
t
⑨r ➊➊✉❢ ❣③y
❥➈ ❤ ⑥✇❣③⑨ ❣❢s
q ❤➋✇❵➊✐❥❥➂➊❥ t➊✐ ✐ ➊❵✇③❢❛ ➌⑨❢ ❵❶❢❛ ❴❾ ❴ ❣❴④➌④✉➁➌④♦ ❵❶❢ ❣❢③➌ ✉❢ ❴③➌t
✇⑤❢t
✉❢ ❣➊).
➍③❜ ❴❵❶❜❛t
❴④ ⑤⑤❴❛ ❦❷➎ ✇❽❢ ❵❶❢ ❣✐❥❦ ❦➉✉➁⑨r ➊➊✇④❣✇④ ⑤❵ ❴❣✇❝ ❜④❴ ❣❜q ❴❛ ❤❶❛✇⑤q ⑨✇➁❤➋✇❵ ➊✐ ❥ ❦❦ ➊❥⑦ ➊❝❢❛❢ ❶❜ ✉❴④
t
➌③❴④➌❝ ❢❛❢ ❵ ❴✉ ❴④➌ ❵✇③❢❛ ❤ ✉➁❵❛➍③❜ ❴❵❶❜❛t
❴④⑤ ⑤❴❛❦❷➎ ✇❽❢ ❵❶❢ ❣✐❥❦ ❦(6)
➏➐➑
t
➒➓➔➔→➣↔ ↕➙➛↔ ➜→➜➝➞➙ ➟➠➙ ↕➡↔ ➒ ↕➑ ➟➢ ↕➤ ➔➥ ➦➧➧➔➦➨ ➔➩➣ ➤ ➞➤➒➛➞➫➭ ➞w
➞➙ ➭ ➒→ ➜↕ →➭ ➩ ➫ ↕➯➙➣ ➲ ➡➣ ➟➐➑ ➤➙➳➳ ➲➜➞➤ ➠➜➙t
➞➫ ➡ ➡➞➙➧➵➸↕➺➣ ➤➠➣ →➥➦➧ ➧➏➐➑➒➓ ➔➔