ABSTRAK EFEKTIFITAS PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010)
EFEKTIFITAS PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
(Studi Pada Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010) Oleh
HAFIDZIN SHOLEH
Dalam manajemen pemerintahan daerah, pengawasan mempunyai arti yang penting karena merupakan proses untuk memastikan agar tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Organisasi Pemerintahan yang berwenang melakukan pengawasan adalah Inspektorat Daerah. Inspektorat memiliki peranan yang sangat penting untuk mengawal proses pemerintahan dan pembangunan agar tetap berada dalam bingkai aturan yang benar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah Lampung Tengah serta mengetahui kendala dalam melakukan pengawasan. Metode yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, efektifitas penyusunan perencanaan pengawasan tercapai dengan tersusunnya PKPT. Pelaksanaan pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah tercapai. Metode pengawasan yang dilakukan dengan metode pengawasan langsung. Hasil dari pengawasan belum tercapai secara optimal. Kapasitas Sumber Daya Manusia sebagian belum memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi pengawasan. Minimnya sarana serta dana yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah dalam kegiatan operasional pengawasan.
Penelitian ini merekomendasikan bahwa (1) mengupayakan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan kepada OBRIK ditindaklanjuti secara optimal. (2) Peningkatan kapasitas SDM dalam menjalankan fungsi pengawasan. (3) peningkatan anggaran dan sarana yang memadai demi menunjang kegiatan pengawasan
Kata Kunci : Manajemen Pemerintahan Daerah, Pengawasan, Inspektorat Daerah.
(2)
THE EFFECTIVENESS OF LOCAL INSPECTORAT MONITORING TO SUPPORT THE IMPLEMENTATION OF LOCAL AUTONOMY (A Study In Inspectorat Of Lampung Tengah Regency Years 2010)
By
HAFIDZIN SHOLEH
In the local governance management, monitoring has an important aim because this forms a process to make sure that the purpose, target and also the duties of organization will be done well in accordance with planing and stipulation of the positive laws. The governance organization be competent to do the monitoring is local Inspectorat. Inspectorat have an important role to the control the process governance and development in order to be in right place.
This research intends to describe and analyze the effectiveness of the local inspectorat monitoring to support the implementation of local autonomy Of Middle Lampung Regency and also to find the problem of monitoring. The method used is descriptive type with a qualitative approach. Data collection techniques used in this study by observation, interview and documentation.
Based on the research of effectiveness of local inspectorat to monitoring to support the implementation of local autonomy Of Lampung Tengah Regency, the effectiveness arrangement the planing of monitoring will be succed when the PKPT is also stroctured. The realization of inspectorat monitoring in Middle Lampung Regency was done. The monitoring method which is done by using direct monitoring method. The result of monitoring have not done yet optimally. The capacity of human resources have not had skill yet to do the function of monitoring. The limitted of capacity and donation having by the inspectorat in operational monitoring.
This research recommends that (1) Strove for recomendation in result monitoring report to OBRIK should have to follow up optimally. (2) The increasing of human resources capacity to carry out the function of monitoring. (3) The increasing of donation and medium to be sufficient to support the monitoring activity.
Keywords : The Local Governance Management, Monitoring, Local Inspectorat.
(3)
A. Latar Belakang Masalah
Desentralisasi dan otonomi daerah dalam sistem pemerintahan daerah sebagai pilihan kebijakan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia, selalu menarik untuk diamati. Kehadirannya tidak pernah terlepas dari konfigurasi politik pada masanya, yang diwarnai oleh berbagai kepentingan dari rezim yang berkuasa. Dulu ia pernah bercorak dan berkadar sangat rendah, kemudian melonjak menjadi tinggi, rendah kembali, dan kini menjadi sangat tinggi. Namun demikian, betapapun tingginya kadar desentralisasi yang diberikan, tidak dapat diartikan adanya kebebasan penuh secara absolut dari suatu daerah untuk menjalankan hak dan fungsi otonomi menurut sekehendaknya tanpa mempertimbangkan kepentingan daerah lain dan kepentingan nasional secara keseluruhan (Yudoyono, 2003).
Ada beberapa alasan mengapa Pemerintah perlu melaksanakan desentralisasi kekuasaan kepada Pemerintah Daerah. Alasan-alasan ini didasarkan pada kondisi ideal yang diinginkan, sekaligus memberikan landasan filosofis bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai sistem pemerintahan yang dianut oleh negara. Mengenai alasan-alasan ini, Kaho dalam Yudoyono (2003) menyatakan sebagai berikut, pertama, dilihat dari sudut politik sebagai permainan
(4)
kekuasaan (game theory), desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang pada akhirnya dapat menimbulkan tirani. Kedua, dalam bidang politik, penyelenggaraan desentralisasi dianggap sebagai tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam mempergunakan hak-hak demokrasi. Ketiga, dari sudut teknik organisatoris pemerintahan, alasan mengadakan pemerintahan daerah (desentralisasi) adalah semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien. Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus Pemerintah setempat, pengurusannya diserahkan kepada daerah. Keempat, dari sudut kultural, desentralisasi perlu diadakan supaya perhatian dapat sepenuhnya ditumpukan kepada kekhususan sesuatu daerah, seperti geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi, watak kebudayaan atau latar belakang sejarahnya. Kelima, dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi, desentralisai diperlukan karena Pemerintah Daerah dapat lebih banyak dan secara langsung membantu pembangunan tersebut.
Menurut Conyers dalam Muluk (2005), selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan dunia ketiga. Bahkan banyak negara yang telah melakukan perubahan struktur organisasi pemerintahan kearah desentralisasi. Minat tersebut juga senada dengan kepentingan yang semakin besar dari berbagai badan pembangunan internasional. Sehingga dapat dikatakan, desentralisasi membawa dampak terhadap pengembangan berkelanjutan di suatu daerah, karena adanya kepentingan tersebut.
(5)
Pada prinsipnya, kebijakan otonomi daerah dilakukan dengan mendesentralisasikan kewenangan-kewenangan yang selama ini tersentralisasi di tangan pemerintah pusat. Dalam proses desentralisasi itu, kekuasaan pemerintah pusat dialihkan dari tingkat pusat ke pemerintahan daerah sebagaimana mestinya, sehingga terwujud pergeseran kekuasaan dari pusat ke daerah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Oleh karena adanya pengalihan kekuasaan itu, maka suatu daerah memiliki wewenang untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Sehingga dalam menyelenggarakan pemerintahan dapat membentuk organ-organ untuk mendukung pelaksanaan otonomi tersebut.
Perjalanan otonomi daerah yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja organ pemerintah, namun dalam prakteknya, seringkali kita melihat banyak keluhan mengenai daya kerja organ pemerintah tersebut. Keberagaman tentang keburukan dan kelemahan prestasi kerja pemerintahan, setiap hari diungkapkan dengan istilah-istilah, seperti prosedur yang kaku, proses penyelesaian yang bertele-tele, semua instansi bergerak sendiri-sendiri, performa pelayanan yang membosankan, tujuan organisasi tidak tercapai karena kurang efektif dan seterusnya.
Efektifitas sebuah organisasi tidak akan terlepas dari pengaruh manajemen. Ada tiga alasan teoritis, empiris dan praktis. Pertama, konsep efektifitas organisasional secara teoritik terletak pada pusat semua model organisasional. Konsep ini tertanam dalam bahasa akademik maupun manajerial. Kedua, efektifitas secara empirik berfungsi sebagai variabel penting dalam kegiatan riset dan konsep penting dalam penafsiran organisasional. Akhirnya kita sebagai individu selalu
(6)
dihadapkan dengan kebutuhan untuk membuat judgments tentang kinerja (performance) berbagai organisasi (Susanto, 2004).
Sebuah organisasi dapat dikatakan efektif apabila memiliki struktur yang tepat. Keefektifan didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya. Secara tidak langsung, organisasi pemerintah yang efektif akan memberikan dampak positif dalam perkembangan otonomi daerah. Otonomi daerah yang digulirkan oleh pemerintah setelah runtuhnya rezim orde baru merupakan sebuah jawaban atas berbagai gejolak yang terjadi di dalam masyarakat akibat sistem pemerintahan pada masa orde baru yang sentralistik dan kurang memberikan keleluasaan pada daerah dalam mengelola daerahnya sendiri.
Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan adalah kegiatan pengawasan. Pengawasan mempunyai arti yang sangat penting karena pengawasan merupakan salah satu fungsi organik manajemen yang merupakan proses kegiatan pimpinan untuk memastikan dan menjamin agar tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan, instruksi, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam sistem administrasi negara/manajemen pemerintahan, pengawasan bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Adapun sasarannya adalah, pertama, agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara tertib berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta berdasarkan sendi-sendi kewajaran penyelenggaraan pemerintahan agar tercapai dayaguna, hasilguna, dan tepatguna yang sebaik-baiknya. Kedua,
(7)
agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan rencana dan program pemerintah serta peraturan perundangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran yang ditetapkan.
Sebagai salah satu dasar fungsi manajemen, pengawasan tidak dapat dihilangkan dalam setiap sistem organisasi disebabkan merupakan lingkaran manajemen yang saling berkaitan. Setiap pimpinan organisasi, baik formal maupun informal, mau tidak mau harus menjalankan fungsi pengawasan demi keberhasilan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam suatu organisasi biasanya fungsi pengawasan dijalankan sendiri oleh pimpinan organisasi tersebut dengan tidak dibantu oleh suatu lembaga atau unit kerja khusus. Hal demikian merupakan pemborosan bertentangan dengan prinsip organisasi pada umumnya. (Sabarno, 2007).
Fungsi pengawasan dapat dilakukan setiap saat, baik selama proses manajemen/administrasi berlangsung maupun setelah berakhir, untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan suatu organisasi/unit kerja. Dengan kata lain, fungsi pengawasan harus dilakukan terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Kegiatan pengawasan sebagai fungsi manajemen bermaksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang terjadi, setelah perencanaan dibuat dan dilaksanakan. Keberhasilan perlu dipertahankan dan jika mungkin ditingkatkan dalam perwujudan manajemen/administrasi berikutnya di lingkungan suatu organisasi/unit kerja tertentu. Sebaliknya, setiap kegagalan harus diperbaiki dengan menghindari penyebabnya, baik dalam menyusun perencanaan maupun pelaksanaannya (Nawawi, 1995)
(8)
Mekanisme pengawasan yang baik yakni pengawasan secara berkelanjutan, konsisten dan komprehensif yang dilakukan secara eksternal maupun internal. Pengawasan eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh pihak lain di luar organisasi/institusi pemerintah misalnya yang dilakukan oleh masyarakat melalui media, LSM atau institusi lainnya yang berwenang (aparat hukum) sedangkan pengawasan internal dilakukan oleh lembaga yang berasal dari lingkungan sendiri. Substansi dari kedua jenis pengawasan ini juga berbeda. Pengawasan eksternal lebih ke penanganan setelah ada kasus atau dugaan penyimpangan atau bersifat investigatif, sedangkan pengawasan internal lebih ke pencegahan, pengendalian dan pembinaan organisasi pemerintahan.
Organisasi Pemerintahan yang berwenang melakukan pengawasan internal adalah Inspektorat. Sebagai institusi resmi yang diberi otoritas di bidang pengawasan dan pemeriksaan (audit) keuangan daerah, Inspektorat memiliki peranan yang sangat penting untuk mengawal proses pemerintahan dan pembangunan agar tetap berada dalam bingkai aturan yang benar (on the right track), semakin baik proses audit dan tindak lanjutnya maka kinerja inspektorat semakin baik pula. Selanjutnya kinerja inspektorat yang baik akan memberi kontribusi penting pada terwujudnya pemerintahan daerah yang baik dan bersih sebagai amanat rakyat
Setiap pemerintah daerah tentunya memiliki perangkat organisasi tersebut, tidak terkecuali Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah. Kemudian dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan di daerah tersebut, di
(9)
susun tentang uraian tugas yang lebih teknis dalam Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
Pengawasan internal Pemerintahan Daerah yang dilakukan Inspektorat Lampung Tengah merupakan suatu tanggungjawab yang besar. Sebab kabupaten ini merupakan daerah yang cukup luas yaitu sekitar 4789,82 Km2. Karena luas daerah tersebut, secara tidak langsung mempengaruhi kinerja Inspektorat dalam melakukan pengawasan yang salah satunya dalam bidang pendidikan. Namun, kinerja Inspektorat belum berjalan dengan baik, hal ini dapat di lihat dengan adanya pungutan liar sejumlah oknum Inspektorat dengan dalih melakukan inspeksi terhadap pengecekan keabsahan dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan lulus sertifikasi. Persyaratan lulus sertifikasi tersebut antara lain ijazah, surat kerja, dan jam mengajar dari kepala sekolah, daftar hadir, dan portofolio. Kemudian terdapat oknum Inspektorat yang meminta sejumlah uang Rp. 250 ribu – Rp. 300 ribu kepada setiap guru SMP se-Kecamatan Terusan Nunyai yang telah lulus sertifikasi dan dikumpulkan di Kampung Bandaragung hingga mencapai Rp. 500 juta. (Tipikor News, Edisi Desember 2010).
Pihak Inspektorat membantahnya dan meminta kepada sejumlah guru untuk membuat surat pernyataan tidak dimintai uang oleh Tim Inspektorat. Namun, jika pungutan yang dilakukan kepada guru ini dapat dibuktikan, merupakan awal pengusutan dan akan diikuti pihak-pihak lain yang pernah merasa dirugikan. Dengan demikian, manajemen pengawasan yang dilakukan Inspektorat masih kurang optimal dengan adanya oknum yang melakukan pungutan liar. Meskipun
(10)
hal ini perlu dilakukan investigasi mendalam oleh aparat yang berwenang. Karena pentingnya sebuah pengawasan adalah sebagai keseluruhan proses penilaian terhadap obyek pemeriksaan, dengan tujuan agar perencanaan dan pelaksanaan berjalan sesuai dengan fungsinya di lingkungan pemerintahan daerah, maka aparat pengawas fungsional Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah yang melakukan penyimpangan dapat menghambat pelaksanaan tugas umum dan pembangunan, sehingga tidak berjalan sesuai dengan rencana dan kebijakan pemerintah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana efektifitas pengawasan Inspektorat daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah Lampung Tengah.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah Kabupaten Lampung Tengah?
2. Apa saja kendala dalam melakukan pengawasan internal oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah?
(11)
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah Lampung Tengah.
2. Untuk mengetahui kendala dalam melakukan pengawasan internal oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis dan secara praktis.
1. Secara teoritis atau akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya keilmuwan Administrasi Negara terutama tentang kajian dalam bidang Manajemen Pemerintahan Daerah
2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi Pemerintah Daerah Lampung Tengah tentang efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah Lampung Tengah.
(12)
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya (Moleong, 2005), hal tersebut didasarkan karena penelitian ini menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, adapun tujuannya adalah untuk menggambarkan secara tepat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat individu atau gejala terhadap kelompok tertentu. Oleh karena itu penelitian ini akan menitikberatkan pada upaya untuk memberikan gambaran umum secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat fenomena yang diselidiki dari suatu objek penelitian serta dipaparkan dengan apa adanya.
Lebih lanjut Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secarapurposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
(13)
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.
B. Fokus Penelitan
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan (Moleong, 2005). Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan. Penelitian ini difokuskan pada :
1. Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah, meliputi :
a. Perencanaan pengawasan b. Pelaksanaan pengawasan c. Metode pengawasan d. Hasil pengawasan
2. Kendala dalam melakukan pengawasan internal oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive), Penetapan lokasi penelitian dilakukan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah. Alasan yang mendasari karena Inspektorat memiliki jarak pandang, wewenang, dan tanggung jawab yang memadai untuk mengevaluasi penilaian manajemen atas
(14)
aktifitas pengendalian internal yang terpasang di organisasi pemerintahan daerah, termasuk juga mengevaluasi kemampuan pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah yang ada di bawahnya dalam mencapai tujuan operasional kegiatan dan program daerah secara efektif, serta mengevaluasi efektifitas pemerintah daerah dalam mengelola, memantau, dan meminimalkan risiko dikaitkan dengan pencapaian tujuan daerah yang telah ditetapkan.
D. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2005) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk mendapatkan data dan informasi maka informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja. Sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Informan
Sumber data ini merupakan orang-orang terlibat atau mengalami proses pelaksanaan dan perumusan program di lokasi penelitian. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara snowball sampling. Adapun informan dalam penelitian ini adalah :
1. Zuhdi, S.H selaku sekretaris Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah 2. Yusep Fatria, S.IP., M.Si selaku Inspektur Pembantu Wilayah II
Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
3. Drs. Joko Subagio selaku Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
(15)
4. Hasbullah, S.H selaku Staf Subbag Perencanaan dan Keuangan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
5. Hi. A. Azhar, S.H., M.M selaku Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah.
6. Subiyanto Sudibyo selaku Kasubbag Keuangan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lampung Tengah
2. Dokumen-dokumen
Sumber data ini merupakan berbagai dokumen yang ada hubungannya dengan kegiatan pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah. Berikut merupakan daftar dokumen–dokumen yang berjaitan dengan penelitian.
Tabel 1. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan Dengan Penelitian
No. Dokumen-Dokumen Substansi
1 LAKIP Inspektorat
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010
Gambaran hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang tertuang dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010 2 Profil Kabupaten Lampung
Tengah
Gambaran unum mengenai Kabupaten Lampung Tengah
3 Pembagian wilayah kerja pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Gambaran umum mengenai pembagian wilayah kerja pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
(16)
E. Proses dan Teknik Pengumpulan Data 1. Proses Memasuki Lokasi Penelitian
Sebelum memasuki lokasi penelitian untuk memperoleh berbagai data, maka pada tahap ini terlebih dahulu peneliti meminta izin dan memperkenalkan diri kepada pegawai Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah dengan membawa surat izin formal penelitian dari Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Setelah itu peneliti mengutarakan maksud dan tujuan penelitian untuk menciptakan kepercayaan kepada masing-masing pihak, kemudian menentukan waktu bertemu dalam hal wawancara.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data primer yang diperlukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Berikut pengamatan yang telah dilakukan peneliti :
Tabel 2. Daftar Kegiatan Observasi
No. Obyek Pengamatan Waktu Pengamatan
1 Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Senin, 20 Juni 2011, Selasa, 21 Juni 2011, Senin, 3 Oktober 2011 Sumber: Observasi Peneliti (Juni–Oktober 2011)
(17)
2. Wawancara Mendalam(indepht interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2005). Berikut disajikan salah satu contoh dokumentasi peneliti saat melakukan wawancara dengan salah satu informan, yaitu Sekretaris Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 3 Oktober 2011.
Gambar 1 : Peneliti Sedang Melakukan Wawancara Mendalam Dengan Zuhdi, S.H SelakuSekretaris Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008). Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data, dan merupakan bahan utama dalam penelitian.
(18)
F. Teknik Analisis Data
Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data seperti dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif yaitu:
1. Reduksi Data (reduction data)
Data yang diperoleh dilokasi penelitian (data lapangan) dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya. Selanjutnya pada saat pengumpulan data berlangsung diadakan tahap reduksi data, kemudian membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus dan menulis memo. Berikut ini salah satu kegiatan reduksi data yang dilakukan oleh peneliti pada saat peneliti melakukan wawancara kepada
(19)
salah satu informan mengenai Efektifitas Pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah :
Tabel 3. Contoh Tahap Reduksi Data
Fokus Penelitian Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Efektifitas pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
“memang ini berkaitandengan banyak hal dan bisa kita lihat efektif atau tidaknya pengawasan dengan cara melihat dari sisi perencanaan, pelaksanaan, tatacara dan hasil dari kegiatan pengawasan itu sendiri, dengan harapan meminimalisir penyalahgunaan uang negara oleh obyek pemeriksaan (OBRIK) serta dapat menindaklanjuti rekomendasi yang telah kita buat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan” (Hasil
wawancara 3 Oktober 2011)
“efektif atau tidaknya pengawasan dengan cara melihat dari sisi
perencanaan,
pelaksanaan, tatacara dan hasil dari kegiatan pengawasan itu sendiri, dengan harapan
meminimalisir
penyalahgunaan uang negara oleh obyek pemeriksaan (OBRIK) serta dapat
menindaklanjuti
rekomendasi yang telah kita buat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan” (Hasil wawancara 3 Oktober 2011) Sumber: Proses Reduksi Data Peneliti (Oktober 2011)
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data berguna untuk memudahkan peneliti melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Batasan yang diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian, dan foto. Akan tetapi, paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian ini adalah dengan teks naratif.
(20)
3. Penarikan Kesimpulan (concluting drawing)
Yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data. Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, yang dituangkan dalam kesimpulan. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi, wawancara serta dokumentasi hasil penelitian.
Berikut ini adalah gambar dari analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008). Gambar tersebut akan memberikan gambaran bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan data, proses tersebut akan berlangsung secara terus menerus sampai data yang ditemukan sudah jenuh.
Bagan 1. Analisis Data Model Interaktif
Sumber: Miles & Huberman Dalam Sugiyono (2008). Pengumpulan data
Reduksi data (Data Reduction)
Penyajian Data (Data Display)
Penarikan Kesimpulan (Verification)
(21)
Gambar mengenai komponen analisis data model interaktif Miles dan Huberman di atas menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
G. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) atas keandalan (realibilitas). Derajat kepercayaan atau kebenaran suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Peneliti kualitatif menyebut standar tersebut dengan keabsahan data. Menurut Moleong (2005) ada beberapa kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data, yaitu:
1. Derajat Kepercayaan(credibility)
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan nonkualitatif. Fungsi dari derajat kepercayaan: pertama, penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu :
a. Triangulasi
Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan
(22)
teori. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan data melalui beberapa sumber lain dengan melakukan wawancara ke beberapa informan yakni dari pihak Inspektorat, Sekretariat Daerah melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan salah satu Dinas yang terkait dengan kegiatan Pengawasan Inspektorat. Salah satu contoh metode triangulasi dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4. Contoh Data Triangulasi Mengenai Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah kabupaten Lampung Tengah
Sumber: Olah Data, Oktober 2011
Objek Penelitian
Wawancara Data Observasi Kesimpulan Efektifitas Pengawasan Inspektorat kabupaten Lampung Tengah Zuhdi:
“efektif atau tidaknya pengawasan dengan cara melihat dari sisi perencanaan,
pelaksanaan, tatacara dan hasil dari
kegiatan pengawasan itu sendiri”(3 Oktober 2011)
A. Azhar :
Saya melihat laporan tertulis mengenai kegiatan pengawasan Inspektorat sudah berjalan dengan baik dengan unsur
pembinaan didalamnya, dari bentuk laporan sudah
mencerminkanlah”(12
Oktober 2011) Subiyanto Sudibyo :
“Kalau kami selaku obyek pemeriksaan ini hanya menindaklanjuti dari laporan Hasil
Pemeriksaan saja”(20 Juni 2011) Setiap kegiatan pengawasan mengandung unsur pembinaan dan harus ditindaklanju ti sesuai dengan Laporan Hasil Pemeriksaan Pengawasan Inspektorat memiliki unsur pembinaan didalamnya agar menindaklanju ti Laporan Hasil Pemeriksan Efektifitas Pengawasan Inspektorat kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat melalui perencanaan, tatacara dan hasil pengawasan itu sendiri yang mengandung unsur pembinaan agar di tindaklanjuti oleh obyek pemeriksaan
(23)
b. Kecukupan referensial
Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Kecukupan referensial dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan penelitian ini untuk menguji kembali data yang ada.
2. Keteralihan (transferability)
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama. Dengan demikian, peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya. Dalam melakukan keteralihan, peneliti berupaya mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris di lingkungan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah.
3. Kebergantungan (dependability)
Kebergantungan merupakan substitusi reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif. Reliabilitas merupakan syarat bagi validitas. Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya. Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidakdependable..
(24)
Untuk mengetahui dan memastikan apakah hasil penelitian ini benar atau salah, peneliti selalu mendiskusikannya dengan pembimbing secara bertahap mengenai data-data yang didapat di lapangan mulai dari proses penelitian sampai pada taraf kebenaran data yang didapat.
4. Kepastian (confirmability)
Dalam penelitian kualitatif uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian (confirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati hasil penelitian tidak lagi subjektif tapi sudah objektif.
Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti melakukan pemeriksaan secara cermat dengan pembimbing terhadap kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan derajat keteralihan serta telah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data.
(25)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Efektifitas penyusunan perencanaan pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah tercapai dengan tersusunnya PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) agar tidak terjadi tumpang tindih pemeriksaan terhadap OBRIK dalam waktu bersamaan. PKPT tersebut meliputi, penentuan obyek audit, jadwal audit, jumlah tenaga auditor, penetapan tim audit, anggaran waktu dan biaya serta sasaran yang ingin dicapai.
2. Efektifitas pelaksanaan pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah tercapai, berdasarkan PKPT yang telah terlebih dahulu dikonsultasikan ke Provinsi serta terjalin komunikasi yang baik antara obyek pemeriksaan dengan pihak Inspektorat Daerah, namun masih terdapat program yang belum terlaksana maksimal, yaitu program evaluasi tindak lanjut kasil pemeriksaan.
(26)
3. Efektifitas metode pengawasan yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah terlaksana dengan metode pengawasan langsung yang terlebih dahulu membuat Surat Pemberitahuan Tugas (SPT) kepada Obyek Pemeriksaan, survey pendahuluan, membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP), lalu di buat Nota Hasil Pemeriksaan (NHP) dan terakhir di buat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
4. Efektifitas hasil dari pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah masih belum tercapai secara optimal, karena masih terdapat Obyek Pemeriksaan (OBRIK) yang belum menindaklanjuti rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
5. Kapasitas Sumber Daya Manusia yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah sebagai pelaksana kegiatan pengawasan sebagian belum memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi pengawasan.
6. Minimnya sarana berupa alat transportasi yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan. 7. Terbatasnya dana yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
(27)
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah harus mengupayakan
agar rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan kepada OBRIK ditindaklanjuti secara optimal.
2. Inspektorat Daerah Lampung Tengah perlu meningkatkan kapasitas SDM yang di miliki agar lebih memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi pengawasan, seperti mengoptimalkan kegiatan Pelatihan Kantor Sendiri. 3. Perlunya peningkatan anggaran yang memadai untuk kegiatan pengawasan
dari Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah demi tercapainya hasil yang lebih optimal untuk kegiatan operasional Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah.
4. Perlunya peningkatan sarana berupa alat transportasi demi menunjang kegiatan pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
(28)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai efektifitas pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Efektifitas penyusunan perencanaan pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah tercapai dengan tersusunnya PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) agar tidak terjadi tumpang tindih pemeriksaan terhadap OBRIK dalam waktu bersamaan. PKPT tersebut meliputi, penentuan obyek audit, jadwal audit, jumlah tenaga auditor, penetapan tim audit, anggaran waktu dan biaya serta sasaran yang ingin dicapai.
2. Efektifitas pelaksanaan pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah tercapai, berdasarkan PKPT yang telah terlebih dahulu dikonsultasikan ke Provinsi serta terjalin komunikasi yang baik antara obyek pemeriksaan dengan pihak Inspektorat Daerah, namun masih terdapat program yang belum terlaksana maksimal, yaitu program evaluasi tindak lanjut kasil pemeriksaan.
(29)
3. Efektifitas metode pengawasan yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah telah terlaksana dengan metode pengawasan langsung yang terlebih dahulu membuat Surat Pemberitahuan Tugas (SPT) kepada Obyek Pemeriksaan, survey pendahuluan, membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP), lalu di buat Nota Hasil Pemeriksaan (NHP) dan terakhir di buat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
4. Efektifitas hasil dari pengawasan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah masih belum tercapai secara optimal, karena masih terdapat Obyek Pemeriksaan (OBRIK) yang belum menindaklanjuti rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
5. Kapasitas Sumber Daya Manusia yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah sebagai pelaksana kegiatan pengawasan sebagian belum memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi pengawasan.
6. Minimnya sarana berupa alat transportasi yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan. 7. Terbatasnya dana yang di miliki Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
(30)
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah harus mengupayakan
agar rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan kepada OBRIK ditindaklanjuti secara optimal.
2. Inspektorat Daerah Lampung Tengah perlu meningkatkan kapasitas SDM yang di miliki agar lebih memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi pengawasan, seperti mengoptimalkan kegiatan Pelatihan Kantor Sendiri. 3. Perlunya peningkatan anggaran yang memadai untuk kegiatan pengawasan
dari Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah demi tercapainya hasil yang lebih optimal untuk kegiatan operasional Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah.
4. Perlunya peningkatan sarana berupa alat transportasi demi menunjang kegiatan pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
(31)
Halaman ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP
MOTTO
PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah ... 8 C. Tujuan Penelitian ... 9 D. Kegunaan Penelitian... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengawasan Pemerintahan Daerah... 10 1. Pengertian Efektifitas ... 10 2. Pengertian Pengawasan ... 11 3. Tujuan Pengawasan ... 12
(32)
C. Manajemen Pemerintahan Daerah... .20 1. Pengertian Manajemen Pemerintahan... 20 2. Fungsi Manajemen Pemerintahan ... 21 3. Asas-asas Manajemen Pemerintahan ... 23 D. Inspektorat Daerah ... 26 1. Arti Penting Inspektorat... 26 2. Fungsi Pengawasan Inspektorat ... 30 BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ... 33 B. Fokus Penelitian ... 34 C. Lokasi Penelitian... 34 D. Sumber Data... 35 E. Proses dan Teknik Pengumpulan Data... 37 F. Teknik Analisis Data... 39 G. Teknik Keabsahan Data ... 42 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah ... 46 1. Visi, Misi, Motto dan Data Pegawai Negeri Sipil
Kabupaten Lampung Tengah ... 49 B. Gambaran Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
1. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Organisasi ... 51 2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program
Inspektorat Kabupaten Lampumng Tengah ... 55 3. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 58 4. Sumber Daya Keuangan ... 59 5. Sarana dan Prasarana ... 60 C. Penyajian Data
1. Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah
Kabupaten Lampung Tengah ... 63 2. Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal
Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah ... 77 D. Pembahasan
1. Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah
Kabupaten Lampung Tengah ... 82 2. Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal
Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah ... 91 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 94 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA
(33)
Tabel Halaman 1. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan Dengan Penelitian ... 36 2. Daftar Kegiatan Observasi ... 37 3. Contoh Tahap Reduksi Data... 40 4. Contoh Data Triangulasi Mengenai Efektifitas Pengawasan
Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah... 43 5. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan
Penduduk di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2005-2008 ... 49 6. Data PNS Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Esselon... 50 7. Data PNS Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ... 51 8. Data PNS Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan
Jenis Kelamin ... 51 9. Data SDM Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Berdasarkan Golongan ... 58 10. DataPNS Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Yang Telah Mengikuti Diklat Teknis dan Fungsioanal Tahun 2010 ... 59 11. Data Rincian dan Jumlah Sumber Dana Yang Dikelola
(34)
13. Pembagian Wilayah Kerja Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
14. Pengukuran Pencapaian Sasaran Inspektorat
(35)
Gambar Halaman 1. Gambar Peneliti Sedang Melakukan Wawancara Mendalam
Dengan Zuhdi, S.H Selaku Sekretaris Inspektorat
Kabupaten LampungTengah ... .38 2. Gambar Kantor Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah ... .52
(36)
Bagan Halaman 1. Analisis Data Model Interaktif ... 41 2. Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah ... 54
(37)
Halaman ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP
MOTTO
PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah ... 8 C. Tujuan Penelitian ... 9 D. Kegunaan Penelitian... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengawasan Pemerintahan Daerah... 10 1. Pengertian Efektifitas ... 10 2. Pengertian Pengawasan ... 11 3. Tujuan Pengawasan ... 12
(38)
C. Manajemen Pemerintahan Daerah... .20 1. Pengertian Manajemen Pemerintahan... 20 2. Fungsi Manajemen Pemerintahan ... 21 3. Asas-asas Manajemen Pemerintahan ... 23 D. Inspektorat Daerah ... 26 1. Arti Penting Inspektorat... 26 2. Fungsi Pengawasan Inspektorat ... 30 BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ... 33 B. Fokus Penelitian ... 34 C. Lokasi Penelitian... 34 D. Sumber Data... 35 E. Proses dan Teknik Pengumpulan Data... 37 F. Teknik Analisis Data... 39 G. Teknik Keabsahan Data ... 42 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah ... 46 1. Visi, Misi, Motto dan Data Pegawai Negeri Sipil
Kabupaten Lampung Tengah ... 49 B. Gambaran Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
1. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Organisasi ... 51 2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program
Inspektorat Kabupaten Lampumng Tengah ... 55 3. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 58 4. Sumber Daya Keuangan ... 59 5. Sarana dan Prasarana ... 60 C. Penyajian Data
1. Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah
Kabupaten Lampung Tengah ... 63 2. Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal
Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah ... 77 D. Pembahasan
1. Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah
Kabupaten Lampung Tengah ... 82 2. Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal
Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah ... 91 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 94 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA
(39)
Tabel Halaman 1. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan Dengan Penelitian ... 36 2. Daftar Kegiatan Observasi ... 37 3. Contoh Tahap Reduksi Data... 40 4. Contoh Data Triangulasi Mengenai Efektifitas Pengawasan
Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah... 43 5. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan
Penduduk di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2005-2008 ... 49 6. Data PNS Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Esselon... 50 7. Data PNS Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ... 51 8. Data PNS Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan
Jenis Kelamin ... 51 9. Data SDM Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Berdasarkan Golongan ... 58 10. DataPNS Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Yang Telah Mengikuti Diklat Teknis dan Fungsioanal Tahun 2010 ... 59 11. Data Rincian dan Jumlah Sumber Dana Yang Dikelola
(40)
13. Pembagian Wilayah Kerja Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
14. Pengukuran Pencapaian Sasaran Inspektorat
(41)
Gambar Halaman 1. Gambar Peneliti Sedang Melakukan Wawancara Mendalam
Dengan Zuhdi, S.H Selaku Sekretaris Inspektorat
Kabupaten LampungTengah ... .38 2. Gambar Kantor Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah ... .52
(42)
Bagan Halaman 1. Analisis Data Model Interaktif ... 41 2. Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah ... 54
(43)
Bohari. 1992.Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta. Rajawali Pers
Kaloh. J. 2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah (Solusi dalam menjawab kebutuhan lokal dan tantangan global). Jakarta. Rineka Cipta
Mariana & Paskarina. 2008. Demokrasi & Politik Desentralisasi. Yogyakarta. Graha Ilmu
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta. Andi Yogyakarta
Moleong, Lexy. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Muluk, Khairul. 2005. Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Malang. Bayumedia Publishing
Nawawi, Hadari. 1995. Pengawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur Pemerintah.Jakarta. Erlangga
Nurcholis, Dkk. 2009. Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia
Pamudji. S. 1985.Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah: Suatu Tinjauan dari Segi Administrasi Negara. Jakarta. PT. Bumi Aksara Ramses & Bakry. 2009.Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta. MIPI
Sabarno, Hari. 2007. Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta. Sinar Grafika
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sumardjo. 2001. Manajemen Pengawasan Bagi yang Diperiksa, Menyikapi Fungsi Pengawasan dan Temuan.Jakarta. Panca Usaha
(44)
Susanto, AB, Dkk. 2004.Strategi Organisasi. Yogyakarta. Amara Books
Tangkilisan, Hessel. 2003. Kebijakan Publik Membumi : Konsep, Strategi dan Kasus.Yogyakarta. Yayasan Pembaruan Publik
Wahab, Solichin Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta. Rineka Cipta
Widjaya, HAW. 2002. Otonomi daerah dan Daerah Otonom. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Yudhoyono, Bambang. 2003. Otonomi Daerah, Desentralisasi dan Pengembangan SDM Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan
Sumber Lain :
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah
Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lampung Tengah
Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik. Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2007 Tipikor News, Edisi desember 2010
(45)
Bohari. 1992.Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta. Rajawali Pers
Kaloh. J. 2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah (Solusi dalam menjawab kebutuhan lokal dan tantangan global). Jakarta. Rineka Cipta
Mariana & Paskarina. 2008. Demokrasi & Politik Desentralisasi. Yogyakarta. Graha Ilmu
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta. Andi Yogyakarta
Moleong, Lexy. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Muluk, Khairul. 2005. Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Malang. Bayumedia Publishing
Nawawi, Hadari. 1995. Pengawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur Pemerintah.Jakarta. Erlangga
Nurcholis, Dkk. 2009. Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia
Pamudji. S. 1985.Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah: Suatu Tinjauan dari Segi Administrasi Negara. Jakarta. PT. Bumi Aksara Ramses & Bakry. 2009.Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta. MIPI
Sabarno, Hari. 2007. Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta. Sinar Grafika
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sumardjo. 2001. Manajemen Pengawasan Bagi yang Diperiksa, Menyikapi Fungsi Pengawasan dan Temuan.Jakarta. Panca Usaha
(46)
Susanto, AB, Dkk. 2004.Strategi Organisasi. Yogyakarta. Amara Books
Tangkilisan, Hessel. 2003. Kebijakan Publik Membumi : Konsep, Strategi dan Kasus.Yogyakarta. Yayasan Pembaruan Publik
Wahab, Solichin Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta. Rineka Cipta
Widjaya, HAW. 2002. Otonomi daerah dan Daerah Otonom. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Yudhoyono, Bambang. 2003. Otonomi Daerah, Desentralisasi dan Pengembangan SDM Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan
Sumber Lain :
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah
Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lampung Tengah
Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik. Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2007 Tipikor News, Edisi desember 2010
(47)
(Studi Pada Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010)
Oleh
Hafidzin Sholeh
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(48)
Alhamdulillah, yang utama kepada Allah SWT, tercurah segala puji dan Syukur karena atas segala kehendak dan kekuasaanNya, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Selama penyusunan skripsi tentang Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Kabupaten Lampung Tengah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Apa yang ada dalam skripsi ini adalah keterbatasan, ketidaksempurnaan dan berbagai kekurangan, sehingga masih sangat membutuhkan krtik, saran dan perbaikan dari berbagai pihak.
Terwujudnya skripsi ini, telah melibatkan bantuan banyak pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan penghargaan, penghormatan, dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Eko Budi Sulistio, S. Sos, M. AP. selaku pembimbing tunggal yang telah banyak memberikan bimbingan secara menyeluruh, arahan dan masukan serta spirit motivator bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
(49)
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Susana Indriyati Caturiani, S.IP., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis selama ini.
4. IbuYuliawati, yang dengan sabar selalu memberikan pelayanan yang maksimal bagi penulis dan administrasi jurusan.
5. Bapak Zuhdi, S.H selaku Sekretaris Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Yusep Fatria, S.IP., M.Si selaku Inspektur Pembantu Wilayah II Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah yang membantu memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Joko Subagio selaku Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah yang membantu memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Hasbullah, S.H selaku Staf Subbag Perencanaan dan Keuangan Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah yang membantu memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Hi. A. Azhar, S.H., M.M selaku Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah yang membantu memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
(50)
informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
11. Kedua Orangtua ku Subardi, S.Pd dan Sri Sunarti yang selalu membimbing dan berharap aku menjadi orang yang sukses.
12. Kakak ku Lia Apriliana, S.Si dan Kakak ipar ku Langgeng Pamungkas, S.Si serta adikku Tri Yoga Saputra terimakasih atas segala kasih sayangnya dan perhatiannya.
13. Terimakasih kepada ANE 06 (ANDALAN PASTI KITA SUKSES), ANE 04 & 05 terimakasih atas dukungannya, ANE 07, 08, 09. 10 & 11 terimakasih atas dukungannya.
14. Keluarga Besar Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Maret 2012 Penulis
(51)
o Allah SWT yang maha mengetahui dan maha besar. Syukur
Alhmdlah sebesar-besarnya atas karunia Mu dan kebaikanMu yang meridhoi jalan hidupku sampai saat ini. Saya percaya atas kuasaMu lah semua akan terjadi...
o Keluarga besar Marto Sudiro dan Keluarga besar Suyoto. Bapak
dan Ibu yang telah mendoakan dan mengajari aku kebaikan dan ketegaran dalam menjalani hidup. Sulit bagiku untuk membalas semua jasa-jasa yang kalian berikan, tapi satu hal yang akan ku perbuat ialah membuat kalian bangga.
o Kakakku, kakak iparku serta adikku terimakasih atas spirit
motivatornya.
o Seluruh Pahlawan tanpa tanda jasa yang pernah mendidik saya
dari kecil hingga saat ini. Terimakasih atas didikan kalian semua, sulit bagi saya untuk membayar jasa-jasa kalian semua.
o Segenap dosen-dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila.
Terimakasih atas ilmu dan pengalaman hidupnya. Saya tidak akan melupakan jasa-jasa kalian semua.
(52)
orang yang sukses.
o Teman-teman ku yang spesial Frida Amelia Pratiwi, S.E, Puji
Lestari, S.E, Novita Marlia, S.E, Devi Rasriantina. S.E, Nurlaila Pratiwi, A.Md. Keb, Wuri Saputri, S.E, Dwi Winda Puspita Sari, A.Md. Keb, Cahaya Kesuma Dewi, A.Md. Keb, Sri Handayani, S.E, Ridho A. Kapindho, S.E, Andriyanto Hadi Susilo, S.T.P, terimakasih atas motifasi & keceriaan yang diberikan selama ini, tetap semangat yaaa
o ANE 06, Sunu (kapan qt ke kebon duren lagi??? haha), Ntom
(wisuda bareng qt), Adit (yang Sabar ciK dibalik kesulitan ada KemudaDan), Hapid Slam (Apa kbar lw? Game OL trus..), Zaldi (deterjen dulu baru pewangi ya,,hehehe, pArahhh...but U r still a sMart bOy), Ariesta (suKses y Pak Dokter), Fajrin (oRg Plmbang berWajah jaWa,,,hehe tp tRuskan prJuangan oRgnsasi smpai akhr), Herman (smgad Man, jgn mikir Kawin kmpulin duit dlu,,,haha), Mip (semoga sukses dengan kesibukannya), Puja (brother, nyari calon istri yg deket2 aja yaa, purwodadi or sidodadi lah ya,haha), Felix (gW perCya lw sMa Oneng bkal langgeng), Novicko (tetep smgad...), Erlangga (jangan kebanyakan galau...), Mega (teman dr SMP, semoga sukses dalm membangun karir), Eva (Muli Toho y cntik, wisuda bareng qt yaa), Heny (Msh inget pnglaman bersih2 dkostanmu???? Yg rajin yaa,,haha), Doni (gw Ykin lo bakal sukses dlm karir), Panji (yg
(53)
curcol gw, haha...sukses yaa), Endah (mah, gw dah bawa alat nih untuk es krimnya,,haha) Aprina (kManakah dRimu? Haha), fatimah (nana, hahaha...ngungsi2), Hafni (sukses ya), Desi (ibu rumah tangga,,,hehe...sukses yaa), Atus (blm ada info gw tus, haha), Windi (smGa bhagia y wiN dluar sna), Resa (mdh2 an sukses kelak jd pengusaha bakso ikan, hehe), uli (ciiieeeee....yg bntar lagi nikah sma mamas), Barita (kpn nih d traktir nyengnyong lagi?? hahaha), Lucky (uKi tetep sMgaddd), Pipit (pegawai BNN,,hehehe,,,,sukses ya dlm memberantas narkoba), Dedew (dedewww smgad y u skrpsiny), Ni Putu (kMna aj ehh?gak ad kbar), Yosye (yeye,,,sukses ya kalo suatu saat nanti jd pialang saham, hehe), Ayu (lagi dmn lo??? haha), Indah (Onenggg sMgad y, jgn ptah smgaddd), Rensi (woii bolak balik Jakarta Babel Lampung,, smga cpt dpt krja), Mora (Heyyy cpt lg kelaRin skrpsi, tnya2 k tmn klo binggung), Diaz (boy...sMgad y),
o ANE 07, Afriko, Nia, Yeni, Nanda, Ami, Diah, Neni, Berly,
Hendy, Devi, Lia, Syeni, Anjar, Ujang, Handy, Fitri, Ribka, Boncu dan semuanya.
o ANE 08, Ferly, Toha, Zico, Susi, Rosta, Elizabeth, Anisa,
Ditto, Rima, Ucok, Dewi, Yani, Manda.
o Bang Ari, Bang Fahmi, Bang Rian, Arwin, Tito, Mba Selvi, Mba
(54)
o Keluarga Besar Administrasi Negara FISIP Unila terimakasih
atas segala bantuan dan doa kalian semua.
o Dan kepada semua yang telah membantu dan memberikan
support...Terimakasih!!!
(55)
Penulis dilahirkan 23 tahun silam tepatnya pada tanggal 29 Juni 1988 di Kampung Kotabaru Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah. Terlahir dengan nama Hafidzin Sholeh yang berarti memelihara amal yang baik dengan harapan dapat menjadi manusia yang selalu berbuat baik kepada sesama dan memiliki jiwa yang besar. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara yang merupakan hasil buah cinta dari pasangan Bapak Subardi dan Ibu Sri Sunarti
Taman Kanak-kanak Miftahul Ulum Kotabaru merupakan pendidikan formal pertama yang dijalani penulis pada tahun 1993 sebelum melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Kotabaru dari tahun 1994 hingga tahun 2000. Kemudian, Penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Metro dari tahun 2000 hingga 2003, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Metro dari tahun 2003 hingga 2006.
Tepat ditahun yang sama tahun 2006 Penulis tercatat sebagai mahasiswa Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Kecintaan penulis terhadap dunia organisasi disalurkan melalui beberapa pengalaman organisasi mulai dari keikutsertaan di organisasi Pramuka pada waktu SMP, berlanjut pada
(56)
Selama menjadi mahasiswa, penulis sempat menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMAGARA) dalam 1 periode 2007-2008 yaitu menjadi anggota Bidang Humas bagian Eksternal.
Penulis bukanlah pribadi yang dapat hidup sendiri. Kasih sayang, motivasi dan doa dari keluarga besar, kedua orang tua dan teman-temanlah yang dapat mengiringi langkah hidup penulis dengan penuh keyakinan dan senyuman untuk memberikan yang terbaik kepada mereka semua.
(57)
Sesungguhnya Di Balik Kesulitan Itu Ada
Kemudahan
(Al-Qur an Surat An Nasyrah Ayat 6)
Janganlah takut terhadap bayangan,
karena di situ terdapat cahaya
(Hafidzin Sholeh)
Kesempatan tidak hanya datang sekali
ataupun dua kali, karena setiap saat
merupakan suatu kesempatan
(58)
Dengan segala kekurangan dan kerendahan diri, Puji Syukur Sebesar-Besarnya Kepada Allah SWT. Atas KuasaMu lah Aku Dapat Menlalui Perjalanan Hidup Ini.
Karya Ini Ku Persembahkan Untuk :
Bapak dan ibu Tercinta Yang Saya Banggakan Kakak dan adik Tercinta
Seluruh Keluarga Besarku
Semua Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Yang Mengajari Aku Dari Kecil Hingga Saat Ini
Seluruh Sahabat Yang Sangat Aku Cintai Keluarga Besar Ilmu Administrasi Negara Unila
(59)
(60)
(61)
Informan : Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Fokus 1 : Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah yang meliputi : Perencanaan Pengawasan, Pelaksanaan Pengawasan, Metode Pengawasan, Hasil Pengawasan
Pertanyaan :
1. Mengapa perlu dilakukan pengawasan di lingkungan SKPD Lampung Tengah?
2. Bagaimana penyusunan perencanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
3. Bagaimana pelaksanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
4. Bagaimana metode pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
5. Apa yang menjadi hasil dari pengawasan tersebut?
Fokus 2 : Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal oleh Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Pertanyaan :
1. Apakah SDM yang ada di Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah memiliki kapasitas yang memadai dalam menjalankan fungsi pengawasan?
2. Bagaiamana dengan sarana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dalam mendukung kegiatan pengawasan?
3. Apakah dana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah cukup memadai dalam mendukung kegiatan pengawasan?
(62)
Informan : Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Lampung Tengah
Fokus 1 : Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah yang meliputi : Perencanaan Pengawasan, Pelaksanaan Pengawasan, Metode Pengawasan, Hasil Pengawasan
Pertanyaan :
1. Mengapa perlu dilakukan pengawasan di lingkungan SKPD Lampung Tengah?
2. Bagaimana peran Inspektorat di Kabupaten Lampung Tengah?
3. Bagaimana pelaksanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
4. Apakah metode pengawasan yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah sudah tepat?
5. Bagaimanakah hasil dari pengawasan yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
Fokus 2 : Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal oleh Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Pertanyaan :
1. Apakah SDM yang ada di Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah memiliki kapasitas yang memadai dalam menjalankan fungsi pengawasan?
2. Bagaiamana dengan sarana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dalam mendukung kegiatan pengawasan?
3. Apakah dana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah cukup memadai dalam mendukung kegiatan pengawasan?
(63)
61
INSPEKTUR PEMBANTU KEPALA SEKSI KECAMATAN SKPD / UNIT KERJA
INSPEKTUR PEMBANTU I (Wilayah barat)
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan pada Irban I (Kasubtim I)
1. Kalirejo 2. Anak Tuha 3. Padang Ratu
RSUD DSR, Dinas Cipta Karya, Bagian Bina Perekonomian Daerah, Bagian Bina Keuangan, Sekretariat Korpri, PDAM Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Pemerintahan pada Irban I (Kasubtim II)
1. Bekri
2. Bangun Rejo 3. Sendang Agung
BKD, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Pasar, Kantor LITBANGDA, Bagian Humas Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Kemasyarakatan pada Irban I (Kasubtim III)
1. Pubian
2. Selagai Lingga 3. Anak Ratu Aji
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Dinas
Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup, KPUD, Bagian Bina Program INSPEKTUR PEMBANTU II
(Wilayah Timur)
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan pada Irban II (Kasubtim I)
1. Kota Gajah 2. Seputih Raman 3. Bandar Mataram
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Badan Diklatda, Kantor Kesbangpol dan Linmas, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Bagian Kesra
(64)
62 Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Kemasyarakatan pada Irban II (Kasubtim III)
1. Seputih Banyak 2. Way Seputih 3. Rumbia 4. Putra Rumbia
Dinas Hutbun, Dinas Perindustrian, Promosi, Investasi dan PM, Dinas Perhubungan, Bagian Organisasi dan Bagian Perlengkapan
INSPEKTUR PEMBANTU III (Wilayah Tengah)
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan pada Irban III (Kasubtim I)
1. Trimurjo 2. Gunung Sugih 3. Seputih Mataram
Dinas Bina Marga, Bappeda, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Bagian Umum, Bagian Tata Pemerintahan
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Pemerintahan pada Irban III (Kasubtim II)
1. Bumi Ratu Nuban 2. Punggur
3. Terusan Nunyai
Dinas Pendidikan, Dinas Parporasenibud, Dinas Koperasi, Bagian Pertanahan, Bagian Hukum
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Kemasyarakatan pada Irban III (Kasubtim III)
1. Way Pangubuan 2. Terbanggi Besar 3. Seputih Agung
DPRD, Dinas Peternakan & Perikanan, Kantor Sat Pol PP, Kantor Arsip & Perpustakaan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
(1)
(2)
(3)
PANDUAN WAWANCARA
Informan : Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Fokus 1 : Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah yang meliputi : Perencanaan Pengawasan, Pelaksanaan Pengawasan, Metode Pengawasan, Hasil Pengawasan
Pertanyaan :
1. Mengapa perlu dilakukan pengawasan di lingkungan SKPD Lampung Tengah?
2. Bagaimana penyusunan perencanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
3. Bagaimana pelaksanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
4. Bagaimana metode pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
5. Apa yang menjadi hasil dari pengawasan tersebut?
Fokus 2 : Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal oleh Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Pertanyaan :
1. Apakah SDM yang ada di Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah memiliki kapasitas yang memadai dalam menjalankan fungsi pengawasan?
2. Bagaiamana dengan sarana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dalam mendukung kegiatan pengawasan?
3. Apakah dana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah cukup memadai dalam mendukung kegiatan pengawasan?
(4)
PANDUAN WAWANCARA
Informan : Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Lampung Tengah
Fokus 1 : Efektifitas Pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah yang meliputi : Perencanaan Pengawasan, Pelaksanaan Pengawasan, Metode Pengawasan, Hasil Pengawasan
Pertanyaan :
1. Mengapa perlu dilakukan pengawasan di lingkungan SKPD Lampung Tengah?
2. Bagaimana peran Inspektorat di Kabupaten Lampung Tengah?
3. Bagaimana pelaksanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
4. Apakah metode pengawasan yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah sudah tepat?
5. Bagaimanakah hasil dari pengawasan yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah?
Fokus 2 : Kendala Dalam Melakukan Pengawasan Internal oleh Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah
Pertanyaan :
1. Apakah SDM yang ada di Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah memiliki kapasitas yang memadai dalam menjalankan fungsi pengawasan?
2. Bagaiamana dengan sarana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dalam mendukung kegiatan pengawasan?
3. Apakah dana yang dimiliki Inspektorat Daerah Kabupaten Lampung Tengah cukup memadai dalam mendukung kegiatan pengawasan?
(5)
61 Tabel 13. PEMBAGIAN WILAYAH KERJA PEMERIKSAAN
INSPEKTORAT KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
INSPEKTUR PEMBANTU KEPALA SEKSI KECAMATAN SKPD / UNIT KERJA
INSPEKTUR PEMBANTU I (Wilayah barat)
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan pada Irban I (Kasubtim I)
1. Kalirejo 2. Anak Tuha 3. Padang Ratu
RSUD DSR, Dinas Cipta Karya, Bagian Bina Perekonomian Daerah, Bagian Bina Keuangan, Sekretariat Korpri, PDAM Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Pemerintahan pada Irban I (Kasubtim II)
1. Bekri
2. Bangun Rejo 3. Sendang Agung
BKD, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Pasar, Kantor LITBANGDA, Bagian Humas Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Kemasyarakatan pada Irban I (Kasubtim III)
1. Pubian
2. Selagai Lingga 3. Anak Ratu Aji
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Dinas
Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup, KPUD, Bagian Bina Program INSPEKTUR PEMBANTU II
(Wilayah Timur)
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan pada Irban II (Kasubtim I)
1. Kota Gajah 2. Seputih Raman 3. Bandar Mataram
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Badan Diklatda, Kantor Kesbangpol dan Linmas, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Bagian Kesra
(6)
62 Pemerintahan pada Irban II (Kasubtim II) 2. Bandar Surabaya
3. Bumi Nabung
Disosnaker & Trans, Sekretariat
Penanggulangan Bencana, Bagian Protokol Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Kemasyarakatan pada Irban II (Kasubtim III)
1. Seputih Banyak 2. Way Seputih 3. Rumbia 4. Putra Rumbia
Dinas Hutbun, Dinas Perindustrian, Promosi, Investasi dan PM, Dinas Perhubungan, Bagian Organisasi dan Bagian Perlengkapan
INSPEKTUR PEMBANTU III (Wilayah Tengah)
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan pada Irban III (Kasubtim I)
1. Trimurjo 2. Gunung Sugih 3. Seputih Mataram
Dinas Bina Marga, Bappeda, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Bagian Umum, Bagian Tata Pemerintahan
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Pemerintahan pada Irban III (Kasubtim II)
1. Bumi Ratu Nuban 2. Punggur
3. Terusan Nunyai
Dinas Pendidikan, Dinas Parporasenibud, Dinas Koperasi, Bagian Pertanahan, Bagian Hukum
Kasi Pengawas Pemerintah Bidang
Kemasyarakatan pada Irban III (Kasubtim III)
1. Way Pangubuan 2. Terbanggi Besar 3. Seputih Agung
DPRD, Dinas Peternakan & Perikanan, Kantor Sat Pol PP, Kantor Arsip & Perpustakaan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil