commit to user 15
3 Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual berdasar kepercayaan masing-
masing. 4
Ikut membina dan memelihara kesehatan jasmani. 5
Mengembangkan terus hubungan baik antar karyawan. Saat ini luas lokasi PT.Mekar Armada Jaya kurang lebih 30 hektar dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut. utara
: Jalan Soekarno – Hatta, Kota madya Magelang.
Selatan : Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Timur : Kampung Soka.
Barat : Jalan Mayor Jendral. Bambang Soegeng.
PT. Mekar Armada Jaya terletak di sebelah selatan kotamadya Magelang, tepatnya di jalan Mayjend Bambang Soegeng nomor 7 PoBox 160 Magelang,
yang merupakan perbatasan antara kotamadya Magelang dengan kabupaten Magelang. Karena letaknya di tepi jalan raya maka lokasi ini strategis dimana
kebutuhan sarana transportasi terpenuhi dengan baik. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Magelang pada
khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
B. Proses Produksi
Karoseri identik dengan proses handmademanual untuk bodinya. Handmade adalah membuat kendaraan dengan keterampilan. Hampir sama
dengan membuat prakarya dari kertas karton yang digunting-gunting sesuai pola kemudian dilipat hingga menjadi sebuah bentuk. Bedanya dalam
commit to user 16
pembuatan kendaraan menggunakan plat besi, guntingnya dengan gerinda atau alat potong logam dan mengelemnya menggunakan las, klem ataupun baut.
Bentuk model yang banyak melekuk-lekuk, dapat dibuat dengan dipanasi menggunakan las, kemudian dibentuk sesuai yang diinginkan menggunakan
suatu alat. Proses selanjutnya kemudian dihaluskan menggunakan dempul sebelum dicat. Hal ini di satu sisi merupakan karoseri, dimana kualitas bodi,
tingkat presisi, kesamaan bodi satu dengan yang lain relatif rendah dibanding dengan mobil-mobil keluaran pabrikan Agen Tunggal Pemegang Merk
ATPM. Ketergantungan terhadap kemampuan manusia masih sangat tinggi. Namun di
sisi lain justru menjadi kelebihan karoseri karena “Apapun bisa dibuat” adalah nilai plus yang paling tinggi. Bentuk yang rumit, fungsi yang
beragam atau membuat produk satu-satunya diIndonesia juga dimungkinkan. Bila memesan mobil isuzu Elf eksklusif dengan toilet didalamnya plus kursi
pijat dan berbagai aksesori yang sesuai keinginan ke produsen ATPMnya tentu tidak akan dipenuhi, disinilah karoseri yang akan berperan dalam
pembuatannya. Dalam suatu proses perusahaan karoseri kegiatan produksi merupakan,
kegiatan yang merubah bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai lebih. Pada industri karoseri New Armada PT. Mekar Armada Jaya prosesnya
meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membuat produk dengan menggabungkan komponen-komponen produksi menjadi satu kesatuan yang
utuh.
commit to user 17
Berikut adalah gambaran tentang rangkaian proses produksi di PT. Mekar Armada Jaya :
Gambar 1. Bagan Alir Proses Produksi Sumber : New Armada, 2010
Pada dasarnya pada proses karoseri untuk berbagai jenis kendaraan baik mini bus, medium bus, bus, box semuanya melalui tahapan-tahapan yang sama.
Berikut tahapan-tahapan proses produksi untuk jenis produk bus : Pelepasan dan pemasangan suku
cadang yang terpasang pada chasiss persiapan
Pemotongan dasar
Pembentukan Penyambungan
Pemeriksaan
Epoxy filter Pengampelasan
Pendempulan
Gosok bodi Pengecatan
Pemasangan
Perakitan Pemasangan
Pemeriksaan terakhir
commit to user 18
1. Tahap persiapan
Dalam melakukan proses pengerjaan karoseri bus diperlukan persiapan yang matang untuk mempermudah jalannya proses tersebut. Persiapan yang
dilakukan antara lain, persediaan bahan baku dan segala jenis perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Dalam persiapan bahan baku harus memiliki
kualitas yang baik, sehingga hasil produksinya berkualitas dan mampu bersaing dengan produk yang lain dan juga memuaskan konsumen.
Pada industri karoseri New Armada, persiapan dalam menjalankan proses karoseri atau perakitan bodi yang akan dikerjakan berdasarkan
pesanan dari pihak order dimana sebagian bahan baku yang dibutuhkan sudah di tempat sedangkan bahan baku yang lain dapat dipesan saat terjadi
transaksi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak order. 2.
Pembentukan dan Penyambungan Rangka Bus Pembuatan rangka bus harus mengikuti spesifikasi gambar yang telah
ditentukan berdasarkan pesanan, karena masing-masing model memilki spesifikasi sendiri dan jumlah material yang diperlukan. Sebelum
pembentukan dan penyambungan kerangka dilakukan terlebih dahulu dirubah perubahan stir dan tangki, ini dilakukan agar sesuai dengan model
yang diinginkan terutama dari pihak order. Walaupun posisi diubah ataupun letaknya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah karena hal
ini berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan itu sendiri Dalam pembuatan komponen rangka sendiri, secara garis besar
dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :
commit to user 19
a. Pemotongan Dasar
Pemotongan dasar dilakukan untuk mendapatkan bentuk dasar yang akan melalui proses perakitan selanjutnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemotongan dasar antara lain : 1
Efisiensi penggunaan material 2
Efisiensi penggunaan mesin atau alat potong Efisiensi penggunaan material dilakukan dengan memperhatikan
tanda pemotongan atau garis bantu yang sesuai densain mal atau pola dari model. Biasanya pola model yang perlu ketelitian adalah pola
model lampu depan dan belakang tergantung dari pesanan pihak konsumen. Efisiensi alat dilakukan dengan memperhatikan jumlah
komponen yang akan dipotong dan tingkat kehalusannya. b.
Pembentukan Proses ini diutamakan untuk membentuk rangka yang melengkung
seperti tempat dudukan lantai, kaca depan, kaca belakang, kaca samping, model pintu, plafon, dek samping sesuai dengan bentuk dan fungsinya.
c. Penyambungan
Pada tahap ini rangka yang telah siap disambung dengan menggunakan las mig, karena las mig merupakan metode teknik
pengelasan dengan menggunakan las busur elektroda tak terumpan dengan argon sebagai gas pelindung, sehingga hasil yang didapat lebih
baik dan prosesnya juga lebih sederhana dan ringan.
commit to user 20
Penyambungan ini tidak dilakukan secara langsung tetapi dilakukan secara bertahap yaitu rangka bagian samping kiri dan kanan, bagian atap,
dan bagian dasar chasiss disambung secara terpisah. Setelah bagian tersebut selesai maka dilakukan penyambungan secara menyeluruh mulai
dari bagian dasar kemudian bagian rangka bodi damping kiri dan kanan kemudian yang terakhir bagian atap.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan agar menjamin ketepatan posisi rangka setelah seluruh rangka disambung. Pada tahapan ini menggunakan alat
bantu yaitu hammer, mesin las, meteran sehingga pada waktu perakitan bodi bus tidak melengkung atau miring karena rangka untuk bus
merupahan hal yang sangat vital karena berhubungan dengan kenyamanan ketika dikendarai.
Proses pemeriksaan dilanjutkan dengan pelapisan zat anti karat pada rangka. Pelapisan zat anti karat ini dilakukan dengan tujuan agar rangka
bus yang telah dibentuk dapat tahan korosi terutama pada bagian yang mengalami proses pengelasan.
3. Penyambungan dan Pembentukan Trap Bodi Bus
Proses trap bodi ini merupakan proses penyambungan rangka dengan lembaran baja galvanil dengan ketebalan 1,2 mm. Lembaran baja sebelum
dipasang terlebih dahulu dipotong sesuai dengan ukuran rangka bodi. Pemotongan awal biasanya untuk bodi depan mengikuti pola model lampu
dan kaca depan. Kemudian untuk bodi samping lembaran baja dipotong 3
commit to user 21
bagian, yaitu bagian samping depan, tengah dan samping belakang mengikuti model pintu samping dan bagasi samping. Bagian atap juga
dibagi menjadi 3 bagian dengan maksud agar penyambungan dengan rangka bus agar lebih mudah.
Proses perakitan bus ini mengikuti bentuk rangka sesuai dengan model pesanan bus tersebut. Sedangkan proses sebelum penyambungan dengan
rangka antara lain sebagai berikut : a.
Bagian atap lembaran terlebih dahulu dipress dengan menggunakan mesin press dengan model lekukan tertentu. Mesin press ini digunakan
untuk membuat tekukanlipatan dengan baja galvanil sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
b. Bagian samping, bagian belakang dan bagian depan bus dibentuk sesuai
model juga dengan menggunakan mesin press atau dengan cara manual yaitu dengan dipukul-pukul menggunakan palu menggunakan landasan
agar hasilnya rapi seperti halnya dengan menggunakan mesin press. Setelah lembaran baja dibentuk sesuai model maka komponen tersebut
telah siap dirakit dan disambung dengan rangka. Proses pengelasan menggunakan mesin las mig dan press bodi. Perakitan dengan rangka bus
ini tidak dilakukan secara bersama-sama karena ukuran lembaran komponen bodi besar dan terpisah.
Pengelasan sendiri ada 3 tahap yaitu : a.
Tahap pertama bertujuan untuk memperkokoh konstruksi rangka sehingga rangka tidak retak.
commit to user 22
b. Tahap kedua pengelasan ulang yang bertujuan untuk menambah las pada
bagian-bagian tertentu. c.
Tahap ketiga proses metal finish yang bertujuan untuk meratakan, menghaluskan dan membersihkan permukaan yang menonjol atau
cekung maka dilakukan ketok bodi sehingga dicapai kerataan ketinggian permukaan plat yang sama prospek ketok ini dilakukan dengan cara
manual dengan menggunakan alat ketok. 4.
Pengecatan Bodi Secara ringkas pengecatan bodi bus 34 yang terjadi di industri
karoseri New Armada meliputi tahapan-tahapan seperti metode persiapan permukaan, pendempulan, persiapan pengecatan, dan pengecatan. Guna
memperjelas proses pengecatan tersebut maka di bawah ini diberikan bagian dan urutan-urutan proses pengerjaan sebelum dilakukan pengecatan
bodi bus. a.
Persiapan Permukaan Bagaimanapun persiapan permukaan adalah sebuah proses penting
yang besar pengaruhnya terhadap hasil sebuah pengecatan terutama untuk pengecatan bodi bus. Sesuai dengan berjalannya waktu persiapan
yang tidak baik dapat menyebabkan pengelupasan dan pemudaran bodi bus ± 1-2 hari.
b. Pembersihan
Tujuannya adalah untuk membersihkan semua permukaan bodi bus dari kotoran yang menempel agar lapisan anti karat dapat
commit to user 23
menempel dengan erat serta karat dapat dicegah. Cara membersihkan bodi adalah menggosok dengan amplas no 3 membersihkan
menggunakan sikat kawat sampai bersih, dan berwarna putih kebiru- biruan selanjutnya dilap menggunakan kain bersih dan disemprot
dengan angin dari kompresor untuk menghilangkan debu. c.
Pengecatan Permukaan Dasar epoxy Tujuan dari proses ini adalah untuk pengecatan dasar bodi bus dan
memberikan daya rekat antara dempul dengan cat yang digunakan. Pengerjaan pengecatan dasar permukaan di industri karoseri NEW
ARMADA dilakukan di dalam ruang oven agar hasil yang didapatkan maksimal. Adapun lama pengerjaan untuk satu bus ± 1-2 hari dalam
pengerjaan pengecatan permukaan. d.
Proses Pendempulan Dempul adalah bahan lapisan bawah seperti pasta digunakan
untuk mengisi celah yang dalam dan menghaluskan dan juga menutupi bagian-bagian bodi yang tidak rata akibat proses pengerjaan
bodi bus. e.
Proses Pengampelasan Pengampelasan merupakan proses penghalusan bodi kendaraan
setelah pendempulan.
Proses penghalusan
dimulai dengan
penggosokan kering menggunakan amplas. Proses pengamplasan ada 2 tahap :
commit to user 24
1 Sandying I
Menggosok bodi dengan amplas nomor 6 sd 120. Penggosokan dilakukan dengan menggunakan air atau sebelum penyemprotan
epoxy. 2
Sandying II Menggosok hasil epoxy menggunakan air dan amplas nomor
320 sd 400 atau sesudah penyemprotan epoxy tahap II. Bila terjadi cacat pada hasil pendempulan maka proses pendempulan diulang
sampai bodi bus benar-benar halus dan siap masuk ke proses pengecatan. Hal ini dilakukan agar kualitas cat benar-benar bagus.
f. Proses Epoxy Tahap II
Epoxy II adalah pengecatan dasar permukaan pendasaran untuk proses pengecatan. Adapun cara pengerjaan dan bahan yang
digunakan hampir sama dengan epoxy I. Tujuannya adalah untuk pengecatan dasar permukaan bodi bus dan memberikan daya lekat
antara dempul dengan cat yang digunakan. Selain itu juga berfungsi untuk menutup pori-pori dan lubang kecil hasil pendempulan. Proses
epoxy filter ini dilakukan setelah dempul benar-benar kering dan permukaan bodi bersih selanjutnya surface disemprotkan secara
merata ke seluruh permukaan bodi bus sampai ketebalan ± 40mikro dan dikeringkan di tempat terbuka kurang lebih 6 jam.
Setelah proses epoxy II ini benar-benar selesai dan telah dinyatakan benar-benar kering, kemudian dilakukan tahap proses
commit to user 25
standying II. Proses standying II ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan bodi bus yang sangat halus supaya hasil
pengecatannya baik. g.
Proses Pengecatan Pengecatan berfungsi untuk memperindah kendaraan, melindungi
plat bodi, mencegah karat, dan menambah nilai ekonomis serta estetika dari hasil produk.
Proses pengecatan dibagi menjadi 3 yaitu : 1
Pengecatan bodi bus sebagai cat dasar warna bus. 2
Cat strip merupakan variasi untuk menambah keindahan apapun kreasinya bodi dengan cat.
3 Cat finish merupakan cat berwarna bening yang digunakan untuk
melapisi hasil pengecatan sebelumnya. Sebelum pengecatan dimulai dilakukan pembersihan terhadap bodi bus
terlebih dahulu. Pembersihan bodi bus ini dengan menyemprotkan angin bertekanan dan menggosok bodi bus dengan wash benzene agar dapat
dihasilkan cat yang rekat. Kemudian melakukan persiapan pengecatan. Persiapan ini dilakukan di tempat yang bebas debu dan minyak. Selanjutnya
dilakukan pengecatan awal sebagai cat dasar terlebih dahulu secara tipis-tipis dengan tujuan agar sedapat mungkin catnya menempel dengan baik. Proses
selanjutnya adalah pengovenan dan merupakan proses pengeringan cepat. Industri karoseri New Armada memilki 3 buah oven dengan kapasitas masing-
masing 2 buah bus. Pemanasannya menggunakan lampu mercury dan lama
commit to user 26
prosesnya ± 20-25 menit. Pengeringan cat dengan oven ini dilakukan agar mendapat kekerasan permukaan cat yang baik dan tahan terhadap goresan-
goresan. Setelah proses cat dasar selesai, dilakukan pemeriksaan oleh pengawas
sebelum dilakukan proses pengecatan selanjutnya. Bila terdapat cacat yang banyak maka proses akan diulang kembali dari proses pendempulan bila perlu
dari proses pengecatan dasar. Tetapi bila cacat dirasa tidak terlalu banyak, maka dilakukan perbaikan tanpa harus melakukan pengecatan. Caranya yaitu
dengan memberikan komponen
berwarna putih kemudian digosok
menggunakan kain. Bila masih ada bintik-bintik maka bagian tersebut diberi komponen dan digosok dengan amplas nomor 1000 yang cara penggosokannya
dicampur dengan menggunakan air lalu dilap dengan kain dan tunggu sampai mengering.
Bila proses pengecatan telah selesai maka dilakukan pengecatan sesuai dengan warna yang dipesan oleh konsumen. Proses pengecatan dan
pengeringan cat sama dengan pengecatan awal yang setiap proses selesai yang selalu diikuti dengan pemeriksaan.
5. Proses Pemasangan Interior Finishing
a. Pemasangan Plafon
Tahap awal pemasangan plafon ini adalah plafon bagian atas yaitu melapisi bagian atap bus dengan triplek kayu dan bahan imitasi. Triplek
pelapis dibor terlebih dahulu dan disekrup hingga menyatu dengan bagian atap. Setelah itu bahan spon dilem di triplek, dan imitasi sebagai
commit to user 27
pelapis akhir sekaligus juga menjadi tutup plafon. Bahan triplek dan kain imitasi ini diukur langsung menyesuaikan atap bus.
Setelah pemasangan plafon selesai dilanjutkan dengan pemasangan dek samping pada bodi. Prosesnya hampir sama dengan proses
pemasangan plafon. Pada pemasangan triplek pada bodi samping menggunakan bahan perantara antara kerangka dengan triplek agar
triplek tidak bunyi ketika terkena getaran. Bahan yang digunakan ialah sikaflex, ABS Embossviny. Proses pemasangan plafon ini dikerjakan
dalam waktu 12 hari oleh 5-6 orang. Proses ketiga yaitu pemasangan lantai bus. Proses awal yaitu
mengukur ukuran lantai dan plat besi dengan meteran. Setelah mendapat ukuran yang pasti plat besi dipotong sesuai dengan ukuran yang talah
ditentukan. Pemotongan plat besi menggunakan las Assetelyn, sehingga pengerjaanya memakan waktu yang relatif singkat. Setelah mendapat
potongan plat besi maka dipasang di rangka bawah menggunakan las listrik jenis mig dan sebagian dibor dan disekrup.
b. Proses Pemasangan Kaca
Pada proses pemasangan kaca ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian depan, samping dan belakang. Kapasitas pengerjaan pemasangan
kaca ini dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dan banyaknya kaca yang harus dipasang.
Dalam proses pemasangan kaca sebelum kaca dipasang dudukan kaca bagian dalam dilapisi dengan perekat dan ditahan dengan penahan kaca
commit to user 28
agar kaca dapat presisision dengan dudukannya waktu dipasang. Setelah dirasa kuat penahan kaca dapat dilepas.
c. Pemasangan Wipper
Wipper atau pembersih kaca depan ketika hujan dapat dipasang ketika kaca bagian depan sudah terpasang dan perekatnya benar-benar
kering. Wipper yang dipasang biasanya ada 2 model yaitu model vertikal dan horisontal. Pemasangan ini tergantung dari pemesanan.
d. Pemasangan Komponen Lain
Pemasangan komponen ini terdiri dari : 1
Lampu yang terdiri dari : head lamp dan front lamp. 2
Kaca spion kanan kiri 3
Pemasangan dash board. 4
Pemasangan hand grip penumpang. 5
Pemasang audio visual tergantung pemesanan 6
Pemasangan karpet lantai. 7
Pemasangan komponen optional. e.
Pemasangan Jok Pemasangan jok terdiri dari 2 proses yaitu pembuatan rangka jok dan
pembuatan jok itu sendiri. Adapun prosesnya antara lain : 1
Pembuatan rangka jok Rangka jok berupa besi pipa yang didalamnya berongga sehingga
ringan. Hal ini dimaksudkan agar beban dari bus itu sendiri tidak bertambah. Besi pipa dibengkokkan sesuai dengan model standar bus
commit to user 29
pada umumnya dengan menggunakan mesin roller, lalu dibuat tiang untuk dudukan jok dan disambung dengan rangka jok menggunakan
las mig. 2
Pembuatan Jok Rangka yang telah dipasang dudukan atau sandaran dilapisi
dengan bahan imitasi dan spoon standar jok bus. Bahan imitasi ini antara lain vinyl, oscar, polyster beludru. Bahan tersebut dijahit
membentuk sarung sesuai pola untuk sandaran jok. Proses yang sama dilakukan terhadap tempat duduk, dilakukan proses yang terpisah dari
rangka jok. Bila kedua proses telah selesai maka dilanjutkan dengan memasang jok ke dalam lantai bus. Penguat dudukan jok pada bus
dibuat lubang pada tiap kaki jok agar dapat diperkuat dengan sekrup. Mesin yang digunakan untuk melubangi adalah mesin bor tangan.
6. Proses Finishing
Pada proses ini bus yang telah selesai prosesnya pada awal pembentukan rangkabodi hingga pengecatan dilakukan pemeriksaan dan pengecatan serta
melakukan perbaikan-perbaikan kecil pada bagian-bagian yang kurang sempurna. Pada umumnya proses ini dilakukan ketika kendaraan hendak
diserahkan kepada bagian pemasaran atau konsumen. Perbaikan-perbaikan kecil meliputi pembetulan letak komponen dan tambahan cat untuk cat yang
kurang baik.
commit to user 30
Pada final cheking pemeriksaan dilakukan oleh dinas kepolisian lalu- lintas untuk memastikan bus tidak mengalami cacat atau tidak menyalahi
peraturan undang-undang angkutan umum. Final checking biasanya dilakukan ketika bus hendak dipasarkan atau
diserahkan kepada pihak order. Pemeriksaan tersebut atas permintaan manajemen perusahaan karena perusahaan tidak memiliki petugas khusus
untuk melakukan pengecekan ulang. Pengecekan tersebut bertujuan agar pihak kepolisian lalu-lintas memastikan bahwa bus dapat layak jalan dan
tidak cacat. 7.
Pre Delivery Inspection PDI Pada proses ini kendaraan yang telah jadi dilakukan perbaikan-
perbaikan kecil pada bagian yang kurang sempurna. Umumnya proses ini dilakukan ketika kendaraan hendak diserahkan ke bagian pemasaran.
C. Higiene Perusahaan