Ritma Sari Wulandari R0009083

(1)

commit to user LAPORAN MAGANG

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN

SERTA LINGKUNGAN DI PT. MEKAR ARMADA

JAYA MAGELANG

Ritma Sari Wulandari R0009083

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2012


(2)

commit to user PENGESAHAN MAGANG

Irggnng dengan judul : fmplementasi lliperkes dan Keselamatan Kerja Serta Lingkungan di PT, MekarArmada JayaMagelang

Ritma Sari Wulandari, NIM : R.0009083, Tahun ;2012

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Tim Penguji Magang

Program D.III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran IINS Surakarta

Pada Hari,... " ...Tanggal... ... ... .. ... 20

hrbimbing

I

Srmrdi1.ono, SKIvt M.Kes.

rP- x9650706198803

1 002

hftinbiryil

Dm- Cr. Siti Utari, M-Kes. }]P" 195"10505 198503 2 001

Itrgrii

Reni Fija,r-anti, dr., M.Sc

\m" 19720E22221212200l

t$ m

7s1z

Surakart4

Prodi

dr./

Tim Magang

--"'

7 -"r

l){-,r1V \ C"-

tr

Ulari, Dra-),M.Kes h-@, 19!t0505 198503 2 001


(3)

commit to user

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Magang ... 4

C. Manfaat Magang ... 5

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA ... 7

A. Persiapan ... 7

B. Lokasi ... 7

C. Pelaksanaan ... 7

BAB III HASIL MAGANG ... 9

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 9

B. Proses Produksi ... 15

C. Higine Perusahaan ... 30

D. Kesehatan Kerja ... 36

E. Keselamatan Kerja ... 40

F. Ergonomi ... 46

G. Manajemen K3 ... 47

H. Lingkungan ... 50

I. Sistem Pelaporan, Penyelidikan dan Pencatatan Kecelakaan . 54 BAB IV PEMBAHASAN ... 57

A. Higine Perusahaan ... 57

B. Kesehatan Kerja ... 65

C. Keselamatan Kerja ... 70

D. Ergonomi ... 76

E. Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 78

F. Lingkungan ... 79

G. Sistem Pelaporan, Penyelidikan dan Pencatatan Kecelakaan . 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN


(4)

commit to user

vii

DAFTAR GAMBAR


(5)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Pengukuran Kebisingan ... 31

Tabel 2. Data Pengukuran Iklim Kerja ... 33

Tabel 3. Variasi Kerja Berdasarkan ISBB ... 34


(6)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat Magang

Lampiran 2. Tata Tertib Masuk Perusahaan

Lampiran 3. Absensi Magang

Lampiran 4. Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Produksi

Lampiran 6. Materi Safety Talk

Lampiran 7. Dokumentasi Safety Talk


(7)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Bismilahirohmanirohim

Asalamualaikum wr.wb, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “Implementasi Tentang Hiperkes, Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Serta Lingkungan di PT Mekar Armada Jaya Magelang”.

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme sehingga mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D.III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan.

3. Ibu Reni Wijayanti, dr., M.Sc selaku penguji yang telah bersedia menguji, menilai dan memberikan saran dalam penyusunan laporan ini

4. Ibu Cr. Siti Utari , Dra, M.Kes . selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan.

5. Bapak Arie sebagai Human Resource Development (HRD) yang telah

memberikan ijin untuk melaksakan kerja praktek di PT. Mekar Armada Jaya Magelang

6. Bapak Mario selaku General Manager yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan kerja praktek di PT. Mekar Armada Jaya Magelang.

7. Bapak Abdul Haris Firmansyah sebagai pembimbing I yang telah

membimbing, memberikan banyak pengalaman, ilmu, nasehat, sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan dengan baik.

8. Bapak Ari Dwi sebagai pembimbing II yang telah membimbing,

mengarahkan, memberi nasehat, ilmu dan pengalaman sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

9. Bapak Wawan, Ibu Yasinta, Bapak Surya, dan Bapak Wiwit, dan team departemen General Affairs yang memberikan bantuan penulis dalam mengumpulkan data-data, memberikan ilmu kepada penulis.

10.Bapak tercinta Sutrisno dan Ibu Mardiana selaku orangtua dari penulis yang selalu senantiasa memberikan bimbingan, dan do’a kepada penulis.


(8)

commit to user

v

11.Ilham Riski Nugroho, Anang Sudewa selaku adik yang telah memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan praktek kerja lapangan ini dengan baik.

12.Sahabat-sahabat dan orang-orang terdekat Tian Sevcenko, Novalia Wiandri, Adi Setiyawan, Stevina Army, Aminudin Arsyad, Anisadyah K, Anindyah Prima, Artina Paetisari, Wuri Handayani, Setyono, Yudha S., Lutfi, Junita Ayu, Adin Waluyo, Yudha S, Lutfi, Setyono, Santi Maharani, Utami Febrinashandy, Syara Ardina, terimakasih atas dukungan, semangat, tempat cerita disaat senang dan sedih sehingga membuat hidup ini berwarna dengan adanya kalian “kalian bukan hanya orang-orang terdekatku, tetapi adalah keluarga keduaku”.

13.Teman-teman Hiperkes angkatan 2009 yang telah memberikan banyak

pelajaran akan nilai sebuah ikatan kekeluargaan yang luar biasa sehingga penulis dapat mengambil banyak pelajaran kehidupan.

14.Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga semua bantuan dan perhatian dari semua pihak mendapat rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami harapkan saran dan masukan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kemajuan kita bersama, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2012

Penulis


(9)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai negara semakin pesat seiring dengan perkembangan industri. Indonesia merupakan salah satu negara yang turut merasakan manfaat secara nyata dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi. Berbagai pabrik dan pusat-pusat produksi lain jumlahnya semakin meningkat dan modern, selain itu dapat juga dirasakan kemudahan dalam berkomunikasi tanpa dibatasi jarak dan waktu untuk mendapatkan akses dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Kemajuan pesat inilah yang apabila diterapkan dalam proses industri dengan penanganan manajemen yang baik serta teknologi yang tepat akan berdampak positif dan mempunyai nilai strategis bagi kehidupan bangsa Indonesia (Tarwaka, 2008).

Selain itu kemajuan ilmu dan teknologi di sektor industri apabila dikelola tanpa disertai aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat menimbulkan dampak yang merugikan terutama bagi manusia. Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) mengamanatkan bahwa : ”setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Tentu pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut tidak boleh menimbulkan kesakitan dan kecacatan bagi pekerja, sehingga pemerintah memandang perlu untuk mengatur keselamatan dan kesehatan kerja.


(10)

commit to user

Faktor sumber daya manusia merupakan aset utama yang menentukan keberhasilan proses produksi, sehingga perlu diberikan perlindungan kerja yang sebaik-baiknya agar dapat menunjukan penampilan kerja yang baik yang akan tercermin dalam tingkat produktivitas kerja yang tinggi.

Program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan di perusahaan merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan terhadap nilai luhur kemanusiaan. Penghargaan tersebut diwujudkan dalam bentuk upaya pencegahan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada diri pekerja atau orang lain yang berada di suatu lokasi kerja. Bermaksud untuk memperkecil kerugian yang ada, maka berbagai upaya harus dilakukan agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut adalah :

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien

(Suma’mur, 2009).

Sedangkan tujuan higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif (Suma’mur, 2009). Ada yang perlu diperhatikan bahwa K3 masih dianggap sebagai high cost sehingga perlunya kebijakan yang lebih terarah agar tidak terulang kejadian kecelakaan dan bahaya industri.


(11)

commit to user

Industri karoseri adalah industri yang bergerak di bidang pembuatan bodi kendaraan. Dalam pengerjaan industri karoseri ini identik dengan proses handmade/manual untuk bodinya. Handmade adalah membuat kendaraan dengan keterampilan, sehingga ketergantungan terhadap kemampuan manusia masih sangat tinggi. Selain itu peralatan yang digunakan untuk pengerjaan proses produksi di industri ini berpotensi bahaya tinggi karena peralatan yang digunakan berinteraksi langsung dengan manusia.

Melihat bahwa PT. Mekar Armada Jaya merupakan salah satu perusahaan karoseri besar dengan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak dan kegiatan industri yang mengandung potensi bahaya yang tinggi, sehingga mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak diikuti dengan pengelolaan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup yang maksimal.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan program mutlak yang mau tidak mau harus diterapkan di setiap perusahaan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian kerugian akibat kecelakaan, kerusakan harta benda perusahaan, serta kerusakan lingkungan.

Sebagai langkah penjabaran Undang-undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan K3 dalam rangka perlindungan terhadap seluruh aset perusahaan, baik sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya, maka PT. Mekar Armada Jaya adalah salah satu industri karoseri yang telah menerapkan pelaksanaan Keselamatan, dan Kesehatan Kerja serta telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, pengadaan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan, pemasangan


(12)

commit to user

tanda keselamatan (safety sign). Selain itu juga upaya sanitasi, sarana dan prasarana pengolahan limbah hasil industri, pengaturan jam kerja, sikap kerja, dan penyediaan sarana pemadam kebakaran.

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan suatu kondisi kerja yang aman, nyaman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

B.Tujuan

Tujuan pelaksanaan magang di PT. Mekar Armada Jaya adalah :

1. Untuk mengetahui implementasiw umum di Perusahaan.

2. Untuk mengetahui implementasi tentang proses managemen penerapan K3 di PT. Mekar Armada Jaya.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko bahaya dan identifikasi bahaya di tempat kerja.

4. Untuk mengetahui implementasi Higine Perusahaan di PT. Mekar Armada Jaya.

5. Untuk mengetahui implementasi Pelayanan Kesehatan Kerja di PT. Mekar Armada Jaya.

6. Untuk mengetahui implementasi Keselamatan Kerja di PT. Mekar Armada Jaya.


(13)

commit to user

8. Untuk mengetahui implementasi sistem Managemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. Mekar Armada Jaya.

9. Untuk mengetahui implementasi Gizi Kerja di PT. Mekar Armada Jaya.

C.Manfaat

Dalam pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain :

1. Penulis

a. Meningkatkan kemampuan penulis untuk identifikasi faktor potensi bahaya dalam proses produksi di PT.Mekar Armada Jaya.

b. Menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis yang berkaitan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup di PT.Mekar Armada Jaya.

c. Dapat berhadapan langsung tentang permasalahn nyata dilapangan dan mengetahui secara langsung proses produksi di PT. Mekar Armada Jaya. d. Mendapatkan pengalaman kerja yang berkaitan tentang Kesehatan dan

Keselamatan Kerja dan juga dapat bersosialisasi di dunia kerja. 2. Perusahaan

Diharapkan Perusahaan dapat memperoleh saran dari Mahasiswa sehingga penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT.Mekar Armada dapat lebih meningkat.


(14)

commit to user

3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat

keterampilan Mahasiswa dalam menerapkan dan menguasai ilmu yang di terima selama kuliah.`

b. Dapat menambah referensi bagi program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

c. Menjalin kerja sama yang baik antara fakultas dengfan instansi swasta atau pemerintah yang bersangkutan.


(15)

commit to user

7 BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA A.Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi pengajuan permohonan magang dan proposal pelaksanaan magang yang ditujukan kepada perusahaan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan magang yaitu di PT. Mekar Armada Jaya Magelang. Adapun surat permohonan tersebut dilaksanakan pada bulan Februari 2012. Disamping itu membaca dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

B.Lokasi

Kegiatan magang ini dilakukan di PT Mekar Armada Jaya yang berlokasi di Jalan Mayjend Bambang Soegeng no.7 Po Box 160 kabupaten Magelang, profinsi Jawa Tengah 56172.

C.Pelaksanaan

Pelaksanaan magang ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012 di departemen EHS (Environment, Health and Safety) PT. MEKAR ARMADA JAYA Magelang.

1. Tahap Pelaksanaan, meliputi :

a) Penjelasan umum tentang kondisi perusahaan tempat diadakannya

magang.


(16)

commit to user

c) Pengamatan langsung terhadap kondisi lingkungan kerja di perusahaan.

d) Melakukan Risk Assesment di departemen Bus.

e) Pencarian data pelengkap melalui dokumen-dokumen perusahaan dan buku-buku referensi.

2. Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyusunan laporan.


(17)

commit to user

9 BAB III HASIL MAGANG

A.Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah singkat Perusahaan, tahun 1974 adalah tahun dimana New Armada didirikan. Bermula pada sebuah bengkel yang terletak pada jalan Prawirakusuman No. 3 Magelang, yang pada saat itu hanya memproduksi kendaraan jenis mini bus dan pick up yaitu Mitsubishi Colt T 120 dan Toyota Hiace. Pada awal pendirian, New Armada merupakan perusahaan keluarga yang dipimpin langsung oleh Bapak David Herman Jaya selaku pemilik New Armada.

Untuk mengimbangi laju dunia transportasi, pada tahun 1976 New Armada mengembangkan dirinya dengan membentuk Perusahaan karoseri, menempati area seluas 9000 m2 di jalan Raya Mertoyudan Magelang dan merekrut 200 orang karyawan. Nama New Armada semakin terkenal. Satu tahun kemudian tepatnya pada tahun 1977, luas New Armada semakin diperbesar hingga 2 ha. Pada tahun yang sama produksi semakin meningkat, yaitu 200 unit mobil perbulannya. Hal ini semakin mengangkat nama New Armada sehingga tidak hanya dikenal di wilayah Jawa saja, tetapi sudah terkenal di luar Jawa. Pada tahun 1980, New Armada berhasil menjadi perusahaan karoseri mobil yang berkembang pesat di Indonesia. Dampak positifnya sangat terasa sekali bagi perusahaan dengan adanya pesanan-pesanan yang semakin meningkat jumlahnya.


(18)

commit to user

Pada tanggal 16 Januari 1981, perusahaan karoseri yang semula berbentuk perusahaan perseorangan, diubah menjadi perusahaan Perseroan Terbatas dengan nama PT. Mekar Jaya Sakti, dipimpin oleh direktur yang bernama J. Soentoro dengan akta pendirian nomor 17 oleh notaris Anggara Eni Wijaya, SH. Kemudian diadakan perubahan berdasar akta nomor 24 tanggal 27 April 1981 nama PT. Mekar Jaya Sakti berubah menjadi PT. Mekar Armada Jaya. Pada tanggal 20 Mei 1981 mendapat penyesuaian dari Menteri Kehakiman RI berupa SK nomor YA/336/18, selanjutnya pada tanggal 20 September 1983 diumumkan ke dalam berita Negara RI nomor 78.

Luas pabrik pada tahun 1982 telah mencapai 20 hektar dengan fasilitas yang lebih memadai seperti ruang pamer (show room), laboratorium teknik dan pemekaran menjadi departemen yang mempunyai kegiatan produksi yang berbeda-beda. Order yang diterima dari pemerintah saat itu menjadikan New Armada sebagai kepercayaan utama pemerintah dalam penyediaan sarana transportasi untuk kepentingan pemerintah, misalnya dengan diterima order 2000 unit mobil pemilu dari pemerintah untuk kabupaten-kabupaten seluruh Indonesia.

Kapasitas produksi pada tahun 1984 mencapai 400 hingga 500 unit untuk setiap bulan dengan jumlah tenaga kerja 1000 orang. Penambahan peralatan dan mesin cat oven, mesin press, serta spot welding dilakukan, selain didukung dengan tim desain automotif dan sumber daya manusia yang ada kemudian dies dan menuju ke press part komponen. Demi meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dibentuklah koperasi Daya Guna New Armada yang pada satu


(19)

commit to user

tahun berikutnya mendapat status badan hukum. Kapasitas produksi di tahun 1987 sampai tahun 1990 semakin bertambah yaitu mencapai 600 sampai 1000 per tahun.

Kemudian pada tahun 1991 sampai 1999 dengan jumlah tenaga kerja 3186 orang, target produksi mencapai 1200 unit per bulan seperti yang diharapkan sebelumnya. Pada tahun itu pula PT. Mekar Armada Jaya berkembang menjadi perusahaan Autobody Manufacturing yang artinya selain merakit juga berperan sebagai pembuat komponen untuk beberapa merk mobil seperti, Daihatsu, Suzuki, Hino, dan Mercedes Benz. Demi menunjang usaha-usaha maka pada awal tahun 2000 PT. Mekar Armada Jaya Magelang mengadakan kegiatan-kegiatan yang meliputi karoseri mobil, reparasi dan penjualan. Usaha tersebut diharapkan mampu mendukung kemajuan perusahaan dan siap menghadapi hambatan-hambatan yang akan datang, dimana mulainya pasar bebas dengan persaingan yang ketat.

PT. Mekar Armada Jaya terus memperluas area pabrik sehingga kini telah menjadi 30 hektar dan bisa mempekerjakan lebih dari 1000 tenaga kerja. PT Mekar Armada Jaya meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 15000 unit, sehingga perlu menggunakan mesin-mesin modern, seperti oven, spray booth, CNC, copy milling dan spot welding.

1. Tujuan, Visi, Misi, dan Filosofi Perusahaan

Tujuan dari berdirinya industri karoseri PT. Mekar Armada Jaya, secara garis besar sama dengan perusahaan pada umumnya. Tujuan perusahaan ini dibagi atas tujuan umum dan khusus.


(20)

commit to user

a. Tujuan umum

1)Untuk menampung tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat lokasi industri.

2)Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kendaraan, baik

kepentingan pribadi maupun umum.

3)Untuk membantu pemerintah dalam hal penambahan pendapatan

daerah, yaitu dengan menambah pemasukan pajak dan pajak usaha daerah, serta membantu usaha pemerintah dalam mensukseskan pembangunan nasional, khususnya dalam hal transportasi.

4)Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi industri pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

b. Tujuan Khusus

1)Untuk memperoleh laba yang optimal bagi pemilik perusahaan guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan.

2)Untuk memperluas usaha dengan cara mengadakan sarana-sarana yang

mendukung, sehingga perusahaan memperoleh omset yang semakin besar.

3)Menyerap tenaga kerja dari daerah sekitar tempat industri untuk mengurangi pengangguran.

Di setiap perusahaan tentunya selain memiliki tujuan juga memiliki visi, misi dan filosofi sebagai landasan perusahaan tersebut dalam merumuskan

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menyangkut kelangsungan hidup


(21)

commit to user a. Visi perusahaan

“Menjadi perusahaan Autobody Manufacturing, Part, Componen Otomotif dan Tools bermutu, berwawasan Internasional.”

b. Misi perusahaan

1) Menciptakan kendaraan yang aman, nyaman, dan berkualitas, untuk mencapai kepuasan pelanggan.

2) Memproduksi part komponen otomotif dan tools bermutu tinggi dengan

global quality.

Sedang filosofi New Armada yang dikembangkan dalam lingkungan perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Kepuasan pelanggan adalah komitmen kami

1) Pelanggan kami adalah pelanggan eksternal dan pelanggan internal termasuk pemilik, atasan maupun sesama tenaga kerja.

2) Tidak menerima, membuat dan meneruskan kesalahan.

3) Tidak menyimpang dari prosedur.

4) Tidak merubah atau mengganti spesifikasi.

5) Tidak melanggar hukum.

b. Proaktif, kepedulian dan komunikasi yang baik adalah kebiasaan kami. 1) Segera wajib lapor kepada atasan bila terjadi kesalahan, termasuk tak

sesuai komitmen.

2) Bertanya apabila tidak tahu

3) Segera mengkomunikasikan dengan pelanggan apabila terjadi masalah.


(22)

commit to user 5) Memiliki jiwa suka menolong.

6) Peka terhadap situasi dan kondisi.

7) Mengambl inisiatif dan tindakan bila melihat hal-hal yang tidak beres. 8) Melakukan fungsi silang.

c. Kerja team adalah kekuatan kami. 1) Disiplin.

2) Saling menghargai satu sama lain. 3) Tak menyalahkan orang lain.

4) Tak merasa minder atau tak mampu.

5) Mengambil keputusan berdasarkan team.

6) Berbicara berdasarkan data.

d. Pemasok, distributor, dan karyawan adalah mitra kami. 1) Berorientasi pada win-win.

2) Menghargai pemasok pada mitra kerja.

3) Menigkatkan kualitas material bersama-sama dengan pemasok.

4) Distributor atau dealer merupakan team dalam memasarkan produk kami.

5) Menghargai tenaga kerja sebagai rekan kerja dalam mengambil

keputusan.

6) Berat sama dipikul, nikmat sama dirasakan.

e. Terus mengembangkan diri adalah kunci sukses kami.

1) Setiap tenaga kerja diberi kesempatan dan motivasi untuk terus belajar. 2) Menjunjung tinggi kreativitas tenaga kerja positif.


(23)

commit to user

3) Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual berdasar kepercayaan masing-masing.

4) Ikut membina dan memelihara kesehatan jasmani.

5) Mengembangkan terus hubungan baik antar karyawan.

Saat ini luas lokasi PT.Mekar Armada Jaya kurang lebih 30 hektar dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.

utara : Jalan Soekarno – Hatta, Kota madya Magelang.

Selatan : Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Timur : Kampung Soka.

Barat : Jalan Mayor Jendral. Bambang Soegeng.

PT. Mekar Armada Jaya terletak di sebelah selatan kotamadya Magelang, tepatnya di jalan Mayjend Bambang Soegeng nomor 7 PoBox 160 Magelang, yang merupakan perbatasan antara kotamadya Magelang dengan kabupaten Magelang. Karena letaknya di tepi jalan raya maka lokasi ini strategis dimana kebutuhan sarana transportasi terpenuhi dengan baik. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Magelang pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

B.Proses Produksi

Karoseri identik dengan proses handmade/manual untuk bodinya.

Handmade adalah membuat kendaraan dengan keterampilan. Hampir sama dengan membuat prakarya dari kertas karton yang digunting-gunting sesuai pola kemudian dilipat hingga menjadi sebuah bentuk. Bedanya dalam


(24)

commit to user

pembuatan kendaraan menggunakan plat besi, guntingnya dengan gerinda atau alat potong logam dan mengelemnya menggunakan las, klem ataupun baut. Bentuk model yang banyak melekuk-lekuk, dapat dibuat dengan dipanasi menggunakan las, kemudian dibentuk sesuai yang diinginkan menggunakan suatu alat. Proses selanjutnya kemudian dihaluskan menggunakan dempul sebelum dicat. Hal ini di satu sisi merupakan karoseri, dimana kualitas bodi, tingkat presisi, kesamaan bodi satu dengan yang lain relatif rendah dibanding

dengan mobil-mobil keluaran pabrikan Agen Tunggal Pemegang Merk

(ATPM). Ketergantungan terhadap kemampuan manusia masih sangat tinggi. Namun di sisi lain justru menjadi kelebihan karoseri karena “Apapun bisa dibuat” adalah nilai plus yang paling tinggi. Bentuk yang rumit, fungsi yang beragam atau membuat produk satu-satunya diIndonesia juga dimungkinkan. Bila memesan mobil isuzu Elf eksklusif dengan toilet didalamnya plus kursi pijat dan berbagai aksesori yang sesuai keinginan ke produsen ATPMnya tentu tidak akan dipenuhi, disinilah karoseri yang akan berperan dalam pembuatannya.

Dalam suatu proses perusahaan karoseri kegiatan produksi merupakan, kegiatan yang merubah bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai lebih. Pada industri karoseri New Armada (PT. Mekar Armada Jaya) prosesnya meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membuat produk dengan menggabungkan komponen-komponen produksi menjadi satu kesatuan yang utuh.


(25)

commit to user

Berikut adalah gambaran tentang rangkaian proses produksi di PT. Mekar Armada Jaya :

Gambar 1. Bagan Alir Proses Produksi (Sumber : New Armada, 2010)

Pada dasarnya pada proses karoseri untuk berbagai jenis kendaraan baik mini bus, medium bus, bus, box semuanya melalui tahapan-tahapan yang sama. Berikut tahapan-tahapan proses produksi untuk jenis produk bus :

Pelepasan dan pemasangan suku cadang yang terpasang pada

chasiss (persiapan)

Pemotongan dasar

Pembentukan Penyambungan

Pemeriksaan

Epoxy filter Pengampelasan Pendempulan

Gosok bodi Pengecatan

Pemasangan

Perakitan Pemasangan Pemeriksaan


(26)

commit to user 1. Tahap persiapan

Dalam melakukan proses pengerjaan karoseri bus diperlukan persiapan yang matang untuk mempermudah jalannya proses tersebut. Persiapan yang dilakukan antara lain, persediaan bahan baku dan segala jenis perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Dalam persiapan bahan baku harus memiliki kualitas yang baik, sehingga hasil produksinya berkualitas dan mampu bersaing dengan produk yang lain dan juga memuaskan konsumen.

Pada industri karoseri New Armada, persiapan dalam menjalankan proses karoseri atau perakitan bodi yang akan dikerjakan berdasarkan pesanan dari pihak order dimana sebagian bahan baku yang dibutuhkan sudah di tempat sedangkan bahan baku yang lain dapat dipesan saat terjadi transaksi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak order.

2. Pembentukan dan Penyambungan Rangka Bus

Pembuatan rangka bus harus mengikuti spesifikasi gambar yang telah ditentukan berdasarkan pesanan, karena masing-masing model memilki spesifikasi sendiri dan jumlah material yang diperlukan. Sebelum pembentukan dan penyambungan kerangka dilakukan terlebih dahulu dirubah perubahan stir dan tangki, ini dilakukan agar sesuai dengan model yang diinginkan terutama dari pihak order. Walaupun posisi diubah ataupun letaknya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah karena hal ini berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan itu sendiri

Dalam pembuatan komponen rangka sendiri, secara garis besar dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :


(27)

commit to user

a. Pemotongan Dasar

Pemotongan dasar dilakukan untuk mendapatkan bentuk dasar yang akan melalui proses perakitan selanjutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan dasar antara lain :

1) Efisiensi penggunaan material

2) Efisiensi penggunaan mesin atau alat potong

Efisiensi penggunaan material dilakukan dengan memperhatikan tanda pemotongan atau garis bantu yang sesuai densain mal atau pola dari model. Biasanya pola model yang perlu ketelitian adalah pola model lampu depan dan belakang tergantung dari pesanan pihak konsumen. Efisiensi alat dilakukan dengan memperhatikan jumlah komponen yang akan dipotong dan tingkat kehalusannya.

b. Pembentukan

Proses ini diutamakan untuk membentuk rangka yang melengkung seperti tempat dudukan lantai, kaca depan, kaca belakang, kaca samping, model pintu, plafon, dek samping sesuai dengan bentuk dan fungsinya.

c. Penyambungan

Pada tahap ini rangka yang telah siap disambung dengan menggunakan las mig, karena las mig merupakan metode teknik pengelasan dengan menggunakan las busur elektroda tak terumpan dengan argon sebagai gas pelindung, sehingga hasil yang didapat lebih baik dan prosesnya juga lebih sederhana dan ringan.


(28)

commit to user

Penyambungan ini tidak dilakukan secara langsung tetapi dilakukan secara bertahap yaitu rangka bagian samping kiri dan kanan, bagian atap, dan bagian dasar (chasiss) disambung secara terpisah. Setelah bagian tersebut selesai maka dilakukan penyambungan secara menyeluruh mulai dari bagian dasar kemudian bagian rangka bodi damping kiri dan kanan kemudian yang terakhir bagian atap.

d. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan agar menjamin ketepatan posisi rangka setelah seluruh rangka disambung. Pada tahapan ini menggunakan alat bantu yaitu hammer, mesin las, meteran sehingga pada waktu perakitan bodi bus tidak melengkung atau miring karena rangka untuk bus merupahan hal yang sangat vital karena berhubungan dengan kenyamanan ketika dikendarai.

Proses pemeriksaan dilanjutkan dengan pelapisan zat anti karat pada rangka. Pelapisan zat anti karat ini dilakukan dengan tujuan agar rangka bus yang telah dibentuk dapat tahan korosi terutama pada bagian yang mengalami proses pengelasan.

3. Penyambungan dan Pembentukan Trap Bodi Bus

Proses trap bodi ini merupakan proses penyambungan rangka dengan lembaran baja galvanil dengan ketebalan 1,2 mm. Lembaran baja sebelum dipasang terlebih dahulu dipotong sesuai dengan ukuran rangka bodi. Pemotongan awal biasanya untuk bodi depan mengikuti pola model lampu dan kaca depan. Kemudian untuk bodi samping lembaran baja dipotong 3


(29)

commit to user

bagian, yaitu bagian samping depan, tengah dan samping belakang mengikuti model pintu samping dan bagasi samping. Bagian atap juga dibagi menjadi 3 bagian dengan maksud agar penyambungan dengan rangka bus agar lebih mudah.

Proses perakitan bus ini mengikuti bentuk rangka sesuai dengan model pesanan bus tersebut. Sedangkan proses sebelum penyambungan dengan rangka antara lain sebagai berikut :

a. Bagian atap lembaran terlebih dahulu dipress dengan menggunakan mesin press dengan model lekukan tertentu. Mesin press ini digunakan untuk membuat tekukan/lipatan dengan baja galvanil sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

b. Bagian samping, bagian belakang dan bagian depan bus dibentuk sesuai

model juga dengan menggunakan mesin press atau dengan cara manual yaitu dengan dipukul-pukul menggunakan palu menggunakan landasan agar hasilnya rapi seperti halnya dengan menggunakan mesin press.

Setelah lembaran baja dibentuk sesuai model maka komponen tersebut telah siap dirakit dan disambung dengan rangka. Proses pengelasan menggunakan mesin las mig dan press bodi. Perakitan dengan rangka bus ini tidak dilakukan secara bersama-sama karena ukuran lembaran komponen bodi besar dan terpisah.

Pengelasan sendiri ada 3 tahap yaitu :

a. Tahap pertama bertujuan untuk memperkokoh konstruksi rangka


(30)

commit to user

b. Tahap kedua pengelasan ulang yang bertujuan untuk menambah las pada

bagian-bagian tertentu.

c. Tahap ketiga proses metal finish yang bertujuan untuk meratakan, menghaluskan dan membersihkan permukaan yang menonjol atau cekung maka dilakukan ketok bodi sehingga dicapai kerataan ketinggian permukaan plat yang sama prospek ketok ini dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan alat ketok.

4. Pengecatan Bodi

Secara ringkas pengecatan bodi bus 3/4 yang terjadi di industri karoseri New Armada meliputi tahapan-tahapan seperti metode persiapan permukaan, pendempulan, persiapan pengecatan, dan pengecatan. Guna memperjelas proses pengecatan tersebut maka di bawah ini diberikan bagian dan urutan-urutan proses pengerjaan sebelum dilakukan pengecatan bodi bus.

a. Persiapan Permukaan

Bagaimanapun persiapan permukaan adalah sebuah proses penting yang besar pengaruhnya terhadap hasil sebuah pengecatan terutama untuk pengecatan bodi bus. Sesuai dengan berjalannya waktu persiapan yang tidak baik dapat menyebabkan pengelupasan dan pemudaran bodi bus ± 1-2 hari.

b. Pembersihan

Tujuannya adalah untuk membersihkan semua permukaan bodi bus dari kotoran yang menempel agar lapisan anti karat dapat


(31)

commit to user

menempel dengan erat serta karat dapat dicegah. Cara membersihkan bodi adalah menggosok dengan amplas no 3 membersihkan menggunakan sikat kawat sampai bersih, dan berwarna putih kebiru-biruan selanjutnya dilap menggunakan kain bersih dan disemprot dengan angin dari kompresor untuk menghilangkan debu.

c. Pengecatan Permukaan Dasar (epoxy)

Tujuan dari proses ini adalah untuk pengecatan dasar bodi bus dan memberikan daya rekat antara dempul dengan cat yang digunakan. Pengerjaan pengecatan dasar permukaan di industri karoseri NEW ARMADA dilakukan di dalam ruang oven agar hasil yang didapatkan maksimal. Adapun lama pengerjaan untuk satu bus ± 1-2 hari dalam pengerjaan pengecatan permukaan.

d. Proses Pendempulan

Dempul adalah bahan lapisan bawah seperti pasta digunakan untuk mengisi celah yang dalam dan menghaluskan dan juga menutupi bagian-bagian bodi yang tidak rata akibat proses pengerjaan bodi bus.

e. Proses Pengampelasan

Pengampelasan merupakan proses penghalusan bodi kendaraan

setelah pendempulan. Proses penghalusan dimulai dengan

penggosokan kering menggunakan amplas. Proses pengamplasan ada 2 tahap :


(32)

commit to user 1) Sandying I

Menggosok bodi dengan amplas nomor 6 s/d 120. Penggosokan dilakukan dengan menggunakan air atau sebelum penyemprotan epoxy.

2) Sandying II

Menggosok hasil epoxy menggunakan air dan amplas nomor 320 s/d 400 atau sesudah penyemprotan epoxy tahap II. Bila terjadi cacat pada hasil pendempulan maka proses pendempulan diulang sampai bodi bus benar-benar halus dan siap masuk ke proses pengecatan. Hal ini dilakukan agar kualitas cat benar-benar bagus. f. Proses Epoxy Tahap II

Epoxy II adalah pengecatan dasar permukaan pendasaran untuk proses pengecatan. Adapun cara pengerjaan dan bahan yang digunakan hampir sama dengan epoxy I. Tujuannya adalah untuk pengecatan dasar permukaan bodi bus dan memberikan daya lekat antara dempul dengan cat yang digunakan. Selain itu juga berfungsi untuk menutup pori-pori dan lubang kecil hasil pendempulan. Proses epoxy filter ini dilakukan setelah dempul benar-benar kering dan permukaan bodi bersih selanjutnya surface disemprotkan secara merata ke seluruh permukaan bodi bus sampai ketebalan ± 40mikro dan dikeringkan di tempat terbuka kurang lebih 6 jam.

Setelah proses epoxy II ini benar-benar selesai dan telah dinyatakan benar-benar kering, kemudian dilakukan tahap proses


(33)

commit to user

standying II. Proses standying II ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan bodi bus yang sangat halus supaya hasil pengecatannya baik.

g. Proses Pengecatan

Pengecatan berfungsi untuk memperindah kendaraan, melindungi plat bodi, mencegah karat, dan menambah nilai ekonomis serta estetika dari hasil produk.

Proses pengecatan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Pengecatan bodi bus sebagai cat dasar warna bus.

2) Cat strip merupakan variasi untuk menambah keindahan apapun kreasinya bodi dengan cat.

3) Cat finish merupakan cat berwarna bening yang digunakan untuk melapisi hasil pengecatan sebelumnya.

Sebelum pengecatan dimulai dilakukan pembersihan terhadap bodi bus terlebih dahulu. Pembersihan bodi bus ini dengan menyemprotkan angin

bertekanan dan menggosok bodi bus dengan wash benzene agar dapat

dihasilkan cat yang rekat. Kemudian melakukan persiapan pengecatan. Persiapan ini dilakukan di tempat yang bebas debu dan minyak. Selanjutnya dilakukan pengecatan awal sebagai cat dasar terlebih dahulu secara tipis-tipis dengan tujuan agar sedapat mungkin catnya menempel dengan baik. Proses selanjutnya adalah pengovenan dan merupakan proses pengeringan cepat. Industri karoseri New Armada memilki 3 buah oven dengan kapasitas masing-masing 2 buah bus. Pemanasannya menggunakan lampu mercury dan lama


(34)

commit to user

prosesnya ± 20-25 menit. Pengeringan cat dengan oven ini dilakukan agar mendapat kekerasan permukaan cat yang baik dan tahan terhadap goresan-goresan.

Setelah proses cat dasar selesai, dilakukan pemeriksaan oleh pengawas sebelum dilakukan proses pengecatan selanjutnya. Bila terdapat cacat yang banyak maka proses akan diulang kembali dari proses pendempulan bila perlu dari proses pengecatan dasar. Tetapi bila cacat dirasa tidak terlalu banyak, maka dilakukan perbaikan tanpa harus melakukan pengecatan. Caranya yaitu

dengan memberikan komponen berwarna putih kemudian digosok

menggunakan kain. Bila masih ada bintik-bintik maka bagian tersebut diberi komponen dan digosok dengan amplas nomor 1000 yang cara penggosokannya dicampur dengan menggunakan air lalu dilap dengan kain dan tunggu sampai mengering.

Bila proses pengecatan telah selesai maka dilakukan pengecatan sesuai dengan warna yang dipesan oleh konsumen. Proses pengecatan dan pengeringan cat sama dengan pengecatan awal yang setiap proses selesai yang selalu diikuti dengan pemeriksaan.

5. Proses Pemasangan Interior (Finishing)

a. Pemasangan Plafon

Tahap awal pemasangan plafon ini adalah plafon bagian atas yaitu melapisi bagian atap bus dengan triplek kayu dan bahan imitasi. Triplek pelapis dibor terlebih dahulu dan disekrup hingga menyatu dengan bagian atap. Setelah itu bahan spon dilem di triplek, dan imitasi sebagai


(35)

commit to user

pelapis akhir sekaligus juga menjadi tutup plafon. Bahan triplek dan kain imitasi ini diukur langsung menyesuaikan atap bus.

Setelah pemasangan plafon selesai dilanjutkan dengan pemasangan dek samping pada bodi. Prosesnya hampir sama dengan proses pemasangan plafon. Pada pemasangan triplek pada bodi samping menggunakan bahan perantara antara kerangka dengan triplek agar triplek tidak bunyi ketika terkena getaran. Bahan yang digunakan ialah sikaflex, ABS Emboss/viny. Proses pemasangan plafon ini dikerjakan dalam waktu 1/2 hari oleh 5-6 orang.

Proses ketiga yaitu pemasangan lantai bus. Proses awal yaitu mengukur ukuran lantai dan plat besi dengan meteran. Setelah mendapat ukuran yang pasti plat besi dipotong sesuai dengan ukuran yang talah ditentukan. Pemotongan plat besi menggunakan las Assetelyn, sehingga pengerjaanya memakan waktu yang relatif singkat. Setelah mendapat potongan plat besi maka dipasang di rangka bawah menggunakan las listrik jenis mig dan sebagian dibor dan disekrup.

b. Proses Pemasangan Kaca

Pada proses pemasangan kaca ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian depan, samping dan belakang. Kapasitas pengerjaan pemasangan kaca ini dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dan banyaknya kaca yang harus dipasang.

Dalam proses pemasangan kaca sebelum kaca dipasang dudukan kaca bagian dalam dilapisi dengan perekat dan ditahan dengan penahan kaca


(36)

commit to user

agar kaca dapat presisision dengan dudukannya waktu dipasang. Setelah dirasa kuat penahan kaca dapat dilepas.

c. Pemasangan Wipper

Wipper atau pembersih kaca depan ketika hujan dapat dipasang ketika kaca bagian depan sudah terpasang dan perekatnya benar-benar kering. Wipper yang dipasang biasanya ada 2 model yaitu model vertikal dan horisontal. Pemasangan ini tergantung dari pemesanan.

d. Pemasangan Komponen Lain

Pemasangan komponen ini terdiri dari :

1)Lampu yang terdiri dari : head lamp dan front lamp. 2)Kaca spion kanan kiri

3)Pemasangan dash board.

4)Pemasangan hand grip penumpang.

5)Pemasang audio visual (tergantung pemesanan) 6)Pemasangan karpet lantai.

7)Pemasangan komponen optional.

e. Pemasangan Jok

Pemasangan jok terdiri dari 2 proses yaitu pembuatan rangka jok dan pembuatan jok itu sendiri. Adapun prosesnya antara lain :

1) Pembuatan rangka jok

Rangka jok berupa besi pipa yang didalamnya berongga sehingga ringan. Hal ini dimaksudkan agar beban dari bus itu sendiri tidak bertambah. Besi pipa dibengkokkan sesuai dengan model standar bus


(37)

commit to user

pada umumnya dengan menggunakan mesin roller, lalu dibuat tiang untuk dudukan jok dan disambung dengan rangka jok menggunakan las mig.

2) Pembuatan Jok

Rangka yang telah dipasang dudukan atau sandaran dilapisi dengan bahan imitasi dan spoon standar jok bus. Bahan imitasi ini antara lain vinyl, oscar, polyster beludru. Bahan tersebut dijahit membentuk sarung sesuai pola untuk sandaran jok. Proses yang sama dilakukan terhadap tempat duduk, dilakukan proses yang terpisah dari rangka jok. Bila kedua proses telah selesai maka dilanjutkan dengan memasang jok ke dalam lantai bus. Penguat dudukan jok pada bus dibuat lubang pada tiap kaki jok agar dapat diperkuat dengan sekrup. Mesin yang digunakan untuk melubangi adalah mesin bor tangan. 6. Proses Finishing

Pada proses ini bus yang telah selesai prosesnya pada awal pembentukan rangka/bodi hingga pengecatan dilakukan pemeriksaan dan pengecatan serta melakukan perbaikan-perbaikan kecil pada bagian-bagian yang kurang sempurna. Pada umumnya proses ini dilakukan ketika kendaraan hendak diserahkan kepada bagian pemasaran atau konsumen. Perbaikan-perbaikan kecil meliputi pembetulan letak komponen dan tambahan cat untuk cat yang kurang baik.


(38)

commit to user

Pada final cheking pemeriksaan dilakukan oleh dinas kepolisian lalu-lintas untuk memastikan bus tidak mengalami cacat atau tidak menyalahi peraturan undang-undang angkutan umum.

Final checking biasanya dilakukan ketika bus hendak dipasarkan atau diserahkan kepada pihak order. Pemeriksaan tersebut atas permintaan manajemen perusahaan karena perusahaan tidak memiliki petugas khusus untuk melakukan pengecekan ulang. Pengecekan tersebut bertujuan agar pihak kepolisian lalu-lintas memastikan bahwa bus dapat layak jalan dan tidak cacat.

7. Pre Delivery Inspection (PDI)

Pada proses ini kendaraan yang telah jadi dilakukan perbaikan-perbaikan kecil pada bagian yang kurang sempurna. Umumnya proses ini dilakukan ketika kendaraan hendak diserahkan ke bagian pemasaran.

C.Higiene Perusahaan

1. Faktor Fisik

Di PT. Mekar Armada Jaya Magelang telah dilakukan pengukuran faktor fisik seperti kebisingan, penerangan, iklim kerja, dan getaran.

a. Kebisingan

Jenis kebisingan yang ada di PT. Mekar Armada Jaya meliputi kebisingan continue dan impulsiv yang dihasilkan oleh mesin-mesin serta kebisingan impulsiv yang dihasilkan oleh proses reforming pada pembuatan berbagai bagian komponen barang yang diproduksi. Tenaga


(39)

commit to user

kerja terpapar bising pada saat bekerja selama 8 jam sehari. Adapun data pengukuran intensitas kebisingan di ruangan produksi dengan menggunakan Sound Level Meter merk Rion NA-20 tersaji pada tb.1. Tabel 1. Data Pengukuran Kebisingan

NO Unit Intensitas NAB Keterangan

1 Interior 79,12 dBA 85 dBA Jenis kebisingan adalah kebisingan kontinue, intermitten dan impulsive

dengan sumber bising dari

berbagai jenis mesin seperti: mesin gerinda, mesin las, mesin bor, mesin bending, mesin Scrap, Gas

Cutting,kompresor. 2 Painting Bus 71,6 dBA 85 dBA

3 Finishing Bus Evo 78,8 dBA 85 dBA

4

Rangka Bus Non Evo

89,25 dBA 85 dBA

5 Painting Mini bus 74,4 dBA 85 dBA

6 Dempul Mini Bus 78,25 dBA 85 dBA

7 Body Mini Bus 92,1 dBA 85 dBA 8 Body Bus Non Evo 89,25 dBA 85 dBA 9 Yellow Plant 81,3 dBA 85 dBA

10 Polyuretan 70,5 dBA 85 dBA

(Sumber : New Armada, 2010)

Berdasarkan data yang tersaji pada tb1. Dapat dilihat Unit bagian yang melebihi NAB adalah Rangka Bus Non Evo, Body Mini Bus, Body Bus Non Evo dan Yellow Plant.

Untuk mengatasi kebisingan tersebut, maka perusahaan mewajibkan kepada tenaga kerjanya untuk memakai alat pelindung telinga jenis ear


(40)

commit to user

plug. Terutama pada bagian produksi yang terdapat pekerjaan-pekerjaan yang terpapar oleh kebisingan. Di PT Mekar Armada Jaya sudah mengadakan penyedian ear plug untuk para pekerja dengan system tukar, jadi apabila dirasa sudah tidak layak pakai maka ear plug harus ditukar oleh pekerja kepada kepala bagian divisi masing-masing.

b. Penerangan

Sumber penerangan di PT. Mekar Armada Jaya berasal dari penerangan alami dan buatan. Penerangan buatan berasal dari lampu TL dan flouresent. Penerangan buatan hanya digunakan ketika kondisi lingkungan buruk, selebihnya menggunakan penerangan alami.

New Armada belum melakukan pengukuran terhadap intensitas penerangan di area kerja, sehingga besarnya intensitas penerangan di masing-masing area kerja belum diketahui.

Sebagai upaya pengendalian penerangan PT. Mekar Armada Jaya telah melakukan perawatan dan perbaikan sistem penerangan perusahaan, mengatur tata letak dan desain penerangan di tempat kerja.

c. Iklim Kerja

Panas di lingkungan kerja berasal dari berbagai sumber seperti mesin, pengaruh lampu penerangan, ventilasi yang kurang baik, suhu lingkungan dan panas akibat proses pengelasan. Lokasi kerja dengan sirkulasi udara yang kurang baik sehingga terjadi dehidrasi yang menyebabkan kelelahan pada tenaga kerja.


(41)

commit to user

Area kerja harus ditata menurut proses kerja yang ada sehingga aliran proses dan material yang ada dapat berjalan lancar sehingga tercapai efisiensi yang tinggi. Dalam menata area kerja perlu diperhatikan banyak hal salah satu faktornya adalah aliran udara atau suhu ruangan. Agar tidak menimbulkan kelelahan berlebih dan ketidaknyamanan bekerja. Iklim setempat di tempat kerja diatur agar nyaman sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. Temperatur yang dianjurkan di tempat kerja adalah 24°-26° C. Suhu kering pada kelembaban 65-95 %. Dan suhu tersebut merupakan suhu nikmat di Indonesia. Sedangkan suhu optimal dari dalam tubuh untuk mempertahankan fungsinya adalah antara 36,5°-37,5° C. Semakin aktif seseorang maka semakin rendah suhu yang diperlukan supaya ideal, sehingga pekerja dengan pekerjaan berat suhu yang ideal adalah 20° C. Dari pengukuran iklim kerja di PT. Mekar Armada Jaya tersaji pada tabel. 2.

Tabel 2. Data Pengukuran Iklim Kerja

No Lokasi Wet Bulb( ºC ) Globe( ºC ) Dry Bulb( ºC ) WBGT in/out( ºC ) 1. Body Mini Bus 25,2 33,5 31,3 27,7

2. Dempul Mini Bus 25,9 37,3 31,7 29,3

3. Finishing Mini Bus 25,9 33,9 32,5 28,0 4. Finishing Bus evo 25,4 35,1 32,3 28,3 5. Plant Service 25,5 34,5 32,7 28,1

6. Office 24,9 29,8 28,4 26,2


(42)

commit to user

Kegiatan di PT. Mekar Armada Jaya di setiap area kerja produksi mempunyai beban kerja yang masuk kedalam kategori sedang, karena hampir seluruh proses kerja dilakukan secara berdiri, kerja sedang pada mesin, kadang-kadang berjalan, mengangkat dan mendorong benda secara terputus-putus, sehingga kalori yang dibutuhkan 750-2000 BTU/jam. Sedangkan di area office, mempunyai beban kerja yang masuk kedalam kategori ringan, karena hampir seluruh kegiatan dilakukan secara duduk dan kadang-kadang berjalan sebentar, sehingga kalori yang dibutuhkan sekitar 250-800 BTU/jam.

Dari beban kerja yang telah ditentukan, dapat diperoleh hasil NAB iklim kerja di area kerja produksi dan office sesuai variasi kerja berdasarkan ISBB :

Tabel 3. Variasi Kerja berdasarkan ISBB

VARIASI KERJA

ISBB ( ºC )

Kinerja Ringan Kinerja Sedang Kinerja Berat

Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0

Kerja 75% – Istirahat 25% 30,6 28,0 25,9

Kerja 50% - Istirahat 50% 31,4 29,4 27,9

Kerja 25% - Istirahat 75% 32,2 31,1 30,0

(Sumber : Suma’mur, 2009)

Seluruh pekerjaan di PT. Mekar Armada Jaya termasuk dalam variasi kerja 75% Kerja – Istirahat 25%.


(43)

commit to user d. Getaran

Sumber getaran di tempat kerja berasal dari proses produksi dan pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja. Jenis pekerjaan yang dapat menimbulkan getaran adalah penggerindaan, pengoperasian alat angkat-angkut, seperti forklift, crane. Efek dari getaran ini menyebabkan gangguan fisiologis pada tenaga kerja atau operator seperti perasaan sakit pada kepala dan leher, tekanan darah dan denyut jantung meningkat serta dapat menggangu penglihatan.

Pengukuran terhadap getaran belum dilakukan, baik getaran seluruh tubuh maupun getaran lengan.

2. Faktor Kimia

a. Debu

Pengukuran terhadap kadar debu di area kerja belum dilakukan. Sumber faktor bahaya berupa debu berasal dari area dempul dan pengecatan yang menghasilkan debu cukup banyak yaitu ketika proses pemberian zat anti karat, proses dempul dan pada proses pengecatan dengan menggunakan spray gun.

Akan tetapi langkah pengendalian yang diterapkan PT. Mekar Armada Jaya adalah dengan memasang exhaust fan dan menyediakan alat pelindung diri (masker khusus pernafasan) bagi tenaga kerja.


(44)

commit to user

b. Bahan Kimia

Paparan bahan kimia berasal dari bahan baku dan bahan penolong. Bahaya yang ditimbulkan dari paparan bahan kimia tersebut antara lain gangguan sistem pernafasan, iritasi kulit.

Bahan baku : Plat Baja

Bahan penolong` : a. Bahan pengecatan

b. Bahan dempul c. Bahan anti karat

Bentuk upaya pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan penyediaan APD berupa masker khusus pernafasan yang dipakai ketika proses pengecatan, sarung tangan, pemasangan label dan simbol pada kemasan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan memasang poster B3 pada tempat yang mudah dilihat.

PT. Mekar Armada Jaya sudah menyediakan lembar data keselamatan bahan (LDKB) tetapi belum melakukan penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.

D. Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan kerja yang terdapat di PT. Mekar Armada Jaya ini terdapat beberapa macam, diantaranya :


(45)

commit to user a. Pemeriksaan Kesehatan

Di PT Mekar Armada Jaya sendiri pemeriksaan kesehatan yang berjalan adalah pemeriksaan awal, yang dilakukan kepada tenaga kerja baru sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan pada calon tenaga kerja PT. Mekar Armada Jaya dengan tujuan untuk menentukan kapasitas kerja seseorang. Hasil pemeriksaan kesehatan akan dikeluarkan oleh dokter pemeriksa kemudian mendapat persetujuan oleh departemen HSE. Berdasarkan hasil dari sertifikat pemeriksaan kesehatan, HRD memutuskan untuk menerima atau menolak calon tenaga kerja. Untuk pemeriksaan berkala dan khusus masih dalam wacana untuk pelaksanaanya. Dokter perusahaan sudah tersedia di perusahaan, hanya saja Dokter ini belum memiliki sertifikat ahli K3.

b. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan untuk Kesehatan Tenaga

Kerja

1) Rumah Sakit Rujukan

PT Mekar Armada jaya adalah perusahaan yang memperhatikan kesehatan tenaga kerja. Perusahaan bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum TIDAR Magelang. Rumah sakit rujukan tersebut difungsikan sebagai tempat pengobatan bagi tenaga kerja yang mengalami gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Selain itu untuk pemeriksaan khusus mata, New Armada bekerjasama dengan Rumah Sakit Lestari Raharja kota Magelang.


(46)

commit to user

2) Ambulans

Salah satu cara untuk mendukung dan memudahkan transportasi tenaga kerja yang sakit atau mengalami cedera selama tenaga kerja berada di pabrik, maka perusahaan menyediakan 2 buah ambulans. Ambulans ditempatkan di tempat yang mudah terjangkau dan dekat pengawasan satpam. Ambulans harus dalam kondisi siap pakai dan dalam pemakaiannya ambulans dilakukan oleh security. Ambulans harus selalu berjaga di pabrik untuk kondisi emergency pabrik, oleh karena itu tidak dapat digunakan untuk keperluan pribadi.

3) Sarana Olah Raga

Sarana olah raga perusahaan terdiri dari GOR yang dapat digunakan untuk berolahraga bulu tangkis, tennis meja, sepak bola. Kemudian area unit kerja untuk kegiatan senam massal setiap hari jumat.

c. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan kepada karyawan yang menjadi korban kecelakaan kerja, penanggulangan yang dilakukan oleh PT. Mekar Armada Jaya Magelang adalah :

a) Pengadaan Tim P3K

Tim P3K diambil dari anggota karyawan setempat dan anggota security. Pelatihan / pembekalan dasar- dasar P3K diselenggarakan dengan bekerja sama dengan PMI setempat (dalam hal ini HRD-GA dan PMI).


(47)

commit to user

b) Pengadaan kotak P3K

2. Jamsostek

Perusahaan mengikutsertakan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi tenaga kerja outsourcing atau tenaga kerja borong hanya diberikan jamsostek hanya apabila terjadi kecelakaan kerja terhadap pekerja.

3. Gizi kerja

1) Menu Makanan

Menu makan siang terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah dan air putih yang bervariasi dari minggu I, II, III, IV. Menu tersebut disusun oleh pengurus kantin dan diajukan terlebih dahulu kepada atasan yang bertanggung jawab atas rumah tangga kantin.

Adapun jadwal makan siang tenaga kerja adalah sebagai berikut : Senin – Kamis : jam 11.30-12.30 WIB

Jumat : jam 11.30-13.00 WIB

2) Kondisi Kantin

Di PT Mekar Armada Jaya kantin dibagi menjadi 3 kantin yaitu untuk operator/pelaksana, staff karyawan, manager dan assisten manager. Meskipun tempatnya berbeda namun dalam penyajian makanan tetap dengan menu yang sama. Untuk pengukuran kalori ataupun ahli gizi di perusahaan belum disediakan.


(48)

commit to user

E.Keselamatan Kerja

PT. Mekar Armada Jaya Magelang telah menerapkan sistem Keselamatan Kerja dalam usahanya untuk menciptakan suasana kerja aman, nyaman, dan sehat. Upaya yang telah dilakukan antara lain :

1. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus dicegah agar tenaga kerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan aman dan selamat, maka diperlukan pengendalian bahaya dan perlindungan terhadap tenaga kerja it sendiri. Salah satu upaya pengendalian bahaya tersebut adalah dengan mewajibkan tenaga kerja menggunakan APD dengan baik dan benar bagi tenaga kerja yang bekerja pada tempat berpotensi bahaya tinggi. Tenaga kerja yang disiplin memakai APD dapat mencegah atau mengurangi gangguan-gangguan bahaya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Sistem penggantian APD di PT. Mekar Armada Jaya sendiri dilakukan dengan sistem tukar yaitu dengan menukarkan APD kepada pengawas masing-masing bagian apabila dirasa sudah tidak layak pakai atau dalam pekerjaannya pekerja tidak merasa nyaman dengan APDnya.

Adapun jenis APD yang disediakan PT. Mekar Armada Jaya bagi tenaga kerja :

a. Safety helmet

: Safety helmet digunakan untuk melindungi kepala akan bahaya tertimpa benda jatuh.


(49)

commit to user b. Safety shoes

: Safety shoes untuk melindungi kaki terhadap kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh beban-beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak.

c. Kacamata atau Goggles

: kacamata atauGoggles digunakanuntuk melindungi mata dari bahaya

radiasi.

d. Sarung tangan

: Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan akan bahaya tersayat.

e. Ear plug

: Ear plug digunakan sebagai sumbat telinga. f. Masker dan Respirator

: Masker dan Respirator sebagai pelindung pernafasan akan bahaya debu. Respirator : sebagai pelindung alat pernafasan, sebab paru-paru harus dilindungi manakala udara tercemar atau ada kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara.

g. Wearpack

: wearpack digunakan untuk melindungi tubuh

2. Penanggulangan Kebakaran

Potensi bahaya dapat terjadi di semua are kerja, di PT Mekar Armada Jaya sendiri potensi bahaya sangat riskan, kebakaran itu sendiri dapat diakibatkan oleh percikan bunga api las. Penyediaan APAR di PT Mekar


(50)

commit to user

Armada Jaya sudah dipenuhi meskipun belum sesuai dengan jenis alat pemadam, di PT. Mekar Armada Jaya sendiri pengecekan APAR belum rutin dilakukan sehingga banyak APAR yang kosong dan rusak tidak

diketahui. Banyak ditemukan APAR jenis Hallon, karena alasan

ketidaktahuan atasan akan bahaya Hallon. 3. Training Center

Training center merupakan sarana pembelajaran untuk setiap orang yang ingin mengetahui proses pengerjaan industri karoseri di New Armada

secara keseluruhan. Training center juga dijadikan sebagai media

perkenalan bagi tenaga kerja baru.

Semua hal yang berkaitan dengan proses produksi dijelaskan secara lengkap di dalam training center, meliputi urutan proses kerja, petunjuk kerja, peralatan yang digunakan, kelengkapan APD yang harus dipakai, dikenalkan juga produk-produk hasil karoseri di PT Mekar Armada Jaya Magelang.

4. Komunikasi K3

a. Rambu

Rambu-rambu jenis peringatan, himbauan, petunjuk kerja dipasang di area kerja sesuai dengan jenis bahaya, seperti : bahan berbahaya, wajib APD, lalu lintas.

b. Poster

Poster K3 berfungsi sebagai peringatan sekaligus dorongan pada tenaga kerja dan orang lain dapat bekerja secara aman, sehat dan produktif.


(51)

commit to user

c. Papan Informai Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R)

Papan informasi berfungsi sebagai sarana pemberian informasi kepada tenaga kerja maupun orang lain yang bekerja pada area tersebut, yaitu papan informasi tentang kondisi perbaikan 5R. Papan informasi terpasang disetiap departemen proses dan selalu terpantau dan sesuai sasarannya.

5. Bahaya kejatuhan, terbentur, dan terpukul benda-benda

Pengendalian terhadap bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul benda- benda yang dilakukan perusahaan adalah :

a. Pembuatan dan sosialisasi SOP

b. Pengawasan terhadap semua pekerja

c. Pemberian poster dan tanda peringatan di area karja

d. Kewajiban mengunakan alat pelindung diri untuk semua tenaga kerja

6. Keselamatan Kerja Bidang Mekanik

a. Mesin

Mesin yang ada di divisi karoseri PT. Mekar Armada Jaya (New Armada) antara lain :

1) Mesin las (CO2 , Listrik/Trafo dan Acetylen)

Mesin las dilengkapi dengan pengaman berupa pengukur tekanan untuk menghindari tabung mesin las meledak.


(52)

commit to user 2) Mesin press

Mesin press didesain sedemikian rupa termasuk pangaman mesin berupa sekat untuk mencegah tangan tenaga kerja tertarik atau ikut masuk kedalam mesin.

3) Mesin gerinda

Tidak ada pengaman di mesin gerinda, upaya pengendalian terhadap kecelakaan kerja berupa kewajiban memakai APD berupa kaca mata, sarung tangan, dan sepatu ketia menggunakan mesin gerinda.

4) Mesin bor

Tidak ada pengaman pada mesin bor, upaya pengendalian terhadap bahaya yang ditimbulkan adalah berupa kewajiban memakai APD berupa sarung tangan.

b. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk mendukung lancarnya proses produksi antara lain : tang, obeng, bor tangan, kikir, kunci pas dan ring, palu, gunting plat.

Upaya pengendalian yang dilakukan PT. Mekar Armada Jaya kaitannya dengan peralatan produksi antara lain :

1) Penyimpanan

Disediakan tempat untuk menyimpan peralatan produksi yang diletakkan di masing-masing area kerja. Setelah proses produksi selesai peralatan ditata rapi di tempat tersebut. Kondisi di lapangan


(53)

commit to user

menunjukkan bahwa tidak semua peralatan ditata secara rapi, peralatan hanya dibiarkan saja tertumpuk dan tidak tertata rapi.

2) Prosedur pemakaian

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di area kerja yaitu SOP tentang proses urutan kerja. Tidak ada SOP tentang pemakaian masing-masing peralatan kerja.

3) Kelengkapan APD

Disediakan APD ketika tenaga kerja menggunakan peralatan kerja seperti sepatu, sarung tangan, pelindung kepala, dan kaca mata

7. Keselamatan Kerja Bidang Kimia

Bahan kimia yang ada di PT. Mekar Armada Jaya berasal dari bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi. Upaya pengendaliannya berupa pemberian label pada bahan-bahan kimia tersebut. 8. Listrik

Bahaya ini sering kali terabaikan, terutama pada mesin gerinda potong atau cutting wheel dimana penempatannya berada disisi luar sehingga instalasi kelistrikannya kerap terkena air dan dapat mengakibatkan konsleting yang dapat membahayakan tenaga kerja.

Bentuk upaya pengendalian terhadap bahaya ini adalah dengan memberi penutup pada instalasi listrik agar tidak terkena air meskipun belum dilakukan secara maksimal karena masih ada beberapa panel listrik yang belum dilengkapi dengan penutupnya. Hal itu karena faktor kendala seperti


(54)

commit to user

keterbatasan biaya, prosedur yang terlalu lama, keterbatasan tenaga kerja (maintenance).

D.Ergonomi

Karyawan yang bekerja rata-rata berusia antara 23-40 tahun. Hal ini disebabkan karena tuntutan tugas yang memiliki tingkat resiko tinggi seperti pada area kerja mesin press yang bertekanan 10 ton. Hal ini mengharuskan tenaga kerja memiliki kemampuan kerja yang baik seperti disiplin dan fokus sehingga dapat menghindari dan meminimalisir adanya kecelakaan kerja. 1. Jam Kerja

Semua tenaga kerja bekerja lima hari dalam seminggu, yaitu senin sampai jumat. Hari senin sampai kamis masuk jam 07.30 dan pulang jam 17.00 dengan waktu istirahat selama satu jam. Hari Jumat tenaga kerja bekerja mulai jam 09.00 dan pulang jam 16.30 dengan waktu istirahat 90 menit jam 11.30-13.00.

2. Sikap Kerja

Sikap kerja sendiri dibagi menjadi dua yaitu untuk area lapangan sikap kerjanya dominan berdiri. Sikap kerja duduk yaitu di bagian furniture, jahit. Sikap kerja jongkok dilakukan sewaktu-waktu diperlukan seperti memotong menggunakan mesin potong yang diletakkan di lantai. Bagian office atau kantor tenaga kerja dengan sikap kerja duduk. Perusahaan menyediakan tempat duduk yang bisa berputar dan dapat diatur tinggi rendahnya untuk tenaga kerja di kantor.


(55)

commit to user 3. Peralatan Kerja

Kegiatan angkat-angkut di PT. Mekar Armada Jaya menggunakan alat angkat-angkut atau material handling sehingga beban tenaga kerja, kelelahan dapat diminimalisir seperti forklift, crane, kereta dorong.

4. Kondisi Lingkungan

Pekerjaan sebagian besar dilakukan di dalam ruangan dengan ventilasi yang memadai. Selain hal di atas, dari hasil observasi kondisi lingkungan di PT. Mekar Armada Jaya adalah sebagai berikut:

a. Jalan dan tangga dalam keadaan baik dan tidak ada benda/barang yang menghalangi serta diberi kode kuning.

b. Kondisi jalan bagus dengan diberi batas jelas untuk pejalan kaki dan jalur transportasi kendaraan di area perusahaan.

c. Disediakan tempat sampah dan lingkungan dibersihkan tiap hari sehingga kebersihan tetap terjaga.

E.Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sebagai Industri dengan visi To Be Number One, Manajemen New Armada bertekad untuk melaksanakan semua standar keselamatan dan memenuhi semua peraturan/perundangan yang berlaku sebagai landasan utama dalam melakukan setiap kegiatan operasionalnya.

Sebagai bentuk perwujudan untuk mencapai suatu visi tersebut, manajemen New Armada akan :


(56)

commit to user

a. Lebih meningkatkan pengetahuan semua tenaga kerja di bidang

keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).

b. Melaksanakan dan menerapkan semua standar keselamatan secara

bertahap untuk mencapai standar K3LH secara optimal c. Bertekad untuk mendapatkan sertifikasi di bidang K3LH

Manajemen New Armada telah menetapkan sasaran jangka pendeknya yaitu :

a. Menurunkan kerugian harta benda akibat insiden b. Menurunkan “Lost Time Injury Frequency Rate”

c. Meningkatkan produktivitas melalui pengelolaan keselamatan dan

kesehatan kerja yang baik

d. Menciptakan area kerja yang nyaman dan aman

e. Menciptakan semua kegiatan operasional yang ramah lingkungan

f. Tidak ada kecelakaan kerja (Zero accident)

Demikian komitmen ini disepakati bersama, agar segera dilaksanakan sistem perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Peran dan Tanggung jawab

Berikut job discription manajemen kesehatan dan keselamatan kerja : a. Advisor

Memberikan arahan agar Quality Control Cyrcle (QCC) tersebut bisa berjalan dengan baik dan benar serta memberi dukungan agar para anggotanya tetap bersemangat.


(57)

commit to user

1) Penjadwalan pertemuan tim

2) Memimpin pembentukan Nama Group QCC

3) Penghubung dengan departemen lain

4) Bertanggung jawab kelancaran QCC

5) Sebagai sub fasilitator c. Leader Tema

1) Menentukan tema permasalahan dari Program EHS di areanya

2) Menguraikan data sehingga dapat dimengerti

3) Menyampaikan hasil temuan di pertemuan

4) Memimpin bahasan di pertemuan

5) Membuat schedule perbaikan

d. Notulen

1) Bekerja sama dengan leader cyrcle dan leader tema mengumpulkan data-data problem.

2) Membuat data sebelum dan sesudah perbaikan

3) Membuat resume pertemuan/meeting

4) Membuat persiapan presentasi QCC

e. Tim Support

1) Membantu secara teknis pemecahan masalah sesuai dengan bidangnya

2) Memberikan masukan atau informasi mengenai pengelolaan


(58)

commit to user f. Inspeksi

Di PT.Mekar Armada Jaya Magelang sudah dilakukan inspeksi rutin, tetapi inspeksi yang dilakukan belum menyeluruh dan teratur. Inspeksi dilakukan oleh Divisi Head PT. Mekar Armada Jaya. Beberapa waktu yang lalu baru dilakukan inspeksi APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

g. P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

P2K3 di PT.Mekar Armada Jaya ini sudah terbentuk, tetapi baru terbentuk setahun yang lalu. Sudah dibentuk organisasinya sendiri dan sudah terstruktur. Tetapi P2K3 masih terbilang dasar, untuk susunan anggota P2K3 sudah terlampirkan di lampiran.

F. Lingkungan

1. Penggunaan Air/sumber

Perusahaan memiliki sumur khusus milik perusahaan sendiri yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan air bersih perusahaan. Ada 3 buah sumur dengan kedalaman 25 m setiap sumurnya, sumur berada di lokasi yang berbeda. Disamping itu perusahaan juga bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah kota Magelang. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, karena air sumur tidak dapat digunakan untuk keperluan logistik atau kantin.

Kebutuhan air bersih di perusahaan digunakan untuk proses produksi, kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK), dapur perusahaan.


(59)

commit to user 2. Pengelolaan lingkungan industri

Pemantauan lingkungan industri meliputi air buangan limbah industri, limbah padat, emisi (cerobong pabrik).

3. Pengelolaan limbah Industri

PT. Mekar Armada Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan bodi kendaraan yang tentunya menghasilkan berbagai macam limbah yaitu limbah cair, padat dan gas.

Kebijakan pengelolaan limbah dengan cara mengoptimalkan penggunaan

kembali (reuse/recycle), pemanfaatan untuk infrastruktur dengan

rekomendasi badan penelitian yang terakreditasi dan pemerintah serta pemantauan risiko cemaran pada masyarakat ataupun penurunan nilai lingkungan.

a. Limbah Padat

Limbah padat berasal dari proses produksi yang dibagi menjadi beberapa departemen, sehingga jenis limbah yang dihasilkan juga bermacam-macam jenisnya.

1) Pembagian jenis limbah

Limbah di PT. Mekar Armada Jaya dibagi menurut jenisnya :

a) Limbah non metal yaitu limbah yang dapat didaur ulang (diolah kembali) atau dirusak oleh tanah, contoh kertas, kayu, daun, sisa makanan.

b) Limbah Metal yaitu limbah yang memiliki sifat atau unsur logam. Contoh besi plat, kaleng, alumunium.


(60)

commit to user

c) Limbah B3 yaitu limbah yang berasal dari bahan sisa dempul yaitu berupa padatan.

2) Pewarnaan tong sampah berdasarkan jenis limbahnya yaitu : a) Tong sampah untuk jenis limbah non metal diberi warna hijau. b) Tong sampah untuk jenis limbah metal diberi warna kuning.

3) Pengangkutan Sampah/limbah

a) Pengangkutan sampah dari lokasi kerja atau plant dilakukan oleh pihak ke tiga selaku pelaksana cleaning service.

b) Sampah dari jenis non metal dibuang ke tempat penampungan sementara yang ada dilokasi perusahaan yang untuk selanjutnya dibawa dan dibuang oleh dinas kebersihan kota Magelang.

c) Pengangkutan sampah non metal dilakukan secara terpisah dari sampah-sampah metal.

d) Pengangkutan limbah B3 tidak dengan kendaraan khusus

e) Pengangkutan dan pembuangan sampah dilakukan pada hari kerja.

4) Penanganan limbah

a) Limbah non metal ditampung di tempat pembuangan sementara yang ada di lokasi perusahaan yang kemudian dibawa oleh dinas kebersihan kota Magelang.

b) Limbah berupa sisa potongan-potongan besi plat logam ini dijual kepada pihak ketiga.

c) Limbah padat berupa sisa dempul ditampung dalam drum-drum yang diberi label limbah padat B3, yang kemudian dikumpulkan di


(61)

commit to user

tempat penampungan sementara khusus limbah B3 yang ada di perusahaan.

b. Limbah cair

1) Sumber limbah berasal dari proses dempul.

2) Air limbah disalurkan ke instalasi pengolahan air limbah yang ada di

perusahaan berupa bak-bak penampungan yang berfungsi

mengendapkan sisa dempul. Ada 16 bak serapan yang terdiri dari 10 bak kecil-kecil dan 6 bak yang besar. Sebelum bak serapan yang terakhir terdapat aerator yaitu alat untuk mengolah air sebelum dibuang yang bekerja selama 6-12 jam sehari.

3) PT Mekar Armada Jaya bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang dalam melakukan pengujian air limbah untuk mengetahui baku mutu air limbah industri.

a) Contoh air limbah diambil dari influent Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

b) Tolok ukur yang digunakan adalah baku mutu air limbah menurut

baku mutu air limbah perda propinsi jawa tengah nomor 10 tahun 2004

c) Pada saat pengambilan contoh, tidak ada air limbah yang dibuang ke lingkungan.

4) Air limbah yang telah lulus uji baku mutu air limbah dimanfaatkan kembali untuk proses produksi.


(62)

commit to user

c. Limbah gas

1) Sumber limbah berasal dari gas buang yang dihasilkan pada proses pengecatan, proses dempul, dan cerobong emisi generator set.

2) Gas hasil proses pengovenan disalurkan kedalam cerobong asap yang

dipasang di area kerja, dari cerobong asap gas dibuang ke udara bebas setelah dipastikan bahwa gas buang tidak mencemari lingkungan udara.

3) PT Mekar Armada Jaya bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang dalam melakukan pengujian emisi udara gas buang hasil industri untuk mengetahui baku mutu emisi udara. Tolok ukur yang digunakan adalah baku mutu emisi sumber tidak bergerak untuk industri dan jenis kegiatan lain, berdasarkan Kep.Gup.Jateng No. 10 Tahun 2000.

G.Sistem Pelaporan, Penyelidikan dan Pencatatan Data Kecelakaan Kerja

1. Sistem Pelaporan Kecelakaan Kerja

Apabila terjadi kecelakaan kerja di PT mekar Armada Jaya seharusnya setiap tenaga kerja yang melihat ataupun mengalami kecelakaan kerja harus melapor kepada pengawas ataupun rekan kerja.

Tenaga kerja yang melihat diharuskan untuk dapat menolong sebagai upaya pertolongan pertama, namun karena kurangnya fasilitas yang memadai jika tidak tertangani maka tenaga kerja dirujuk ke RS rujukan yaitu RS Tidar Magelang.


(63)

commit to user

2. Penyelidikan Kecelakaan Kerja

Setelah adanya laporan kecelakaan kerja maka K3LH segera mengadakan investigasi dengan penyelidikan kecelakaan kerja di tempat kejadian kecelakaan dan mengumpulkan sebanyak mungkin saksi sebagai cara alternatif untuk mencari sebagai jawaban penyebab dari kecelakaan dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung saat terjadinya kecelakaan. Penyelidikan kecelakaan kerja ini bertujuan menemukan sebab-sebab kecelakaan sehingga dapat ditentukan langkah apa yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa supaya tidak terulang kembali. Di PT Mekar Armada Jaya sendiri beberapa tahun yang lalu investigasi kecelakaan dalam pencatatannya sudah rapi dan teratur.

3. Pencatatan Kecelakaaan Kerja

Sebagaimana diharuskan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1998 setiap kejadian kecelakaan harusnya dicatat dalam formulir kecelakaan yang antara lain berisi identitas korban, bagian tubuh yang luka, sifat luka, jenis kecelakaan, uraian kejadian kecelakaan dan upaya pencegahan yang diambil.

Adapun jenis kecelakaan yang sering terjadi di PT Mekar Armada Jaya antara lain :

a. Terkena Plat

b. Terkena Gram

c. Terjatuh


(64)

commit to user

e. Mata Kemasukan Gram

f. Kebakaran

g. Terpotong

h. Terkena Kejutan Listrik

i. Kecelakaan Transportasi

Sistem laporan kecelakaan kerja yang sudah terjadi atau hampir terjadi harus didukung dengan data yang lengkap. Data yang lengkap akan sangat membantu pertanggungjawaban dan penvatatan kecelakaan kerja dengan tepat (Silalahi 1991).


(1)

commit to user d. Peristiwa dan kejadian berbahaya.

Para pekerja dan wakil dari mereka harus diberi informasi yang tepat oleh pengusaha mengenai peratuturan untuk pelaporan,pencatatan dan pemberitahuan informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (www.ilo.org)

Menurut Permenaker RI No.Per.03/MEN/1998 pasal 2 menyebutkan bahwa pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja pimpinanya dan wajib melaporkan tertulis kepada kantor Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu 2x24 jam terhitung sejak terjadi kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan (pasal4).

Menurut Dr Bennet Silalahi 1991, ada beberapa alasan mengapa seorang mandor atau penyelia tidak melaporkan sesuatu kecelakaan :

a. Memelihara catatan yang bersih dari noda kecelakaan; b. Menganggap fremeh luka kecil yang tidak perih; c. Mengelakkan tanggung jawab;

d. Sama sekali tidak memahami akibat akhir suatu kecelakaan.

Penyelidikan atau investigasi terhadap kecelakaan kerja dilaksanakan dengan segera dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah kejadian kecelakaan, baik terhadap kecelakaan di tempat kerja (kecelakaan langsung) maupun kecelakaan tidak langsung. Dalam penyelidikan ini K3LH berusaha mengumpulkan data yang akan dipersiapkan sebagai bahan analisis untuk mencari alternatif penyebab dari kejadian kecelakaan kerja tersebut bersama-sama dengan pimpinan unit kerja tempat terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

telah memenuhi Permenaker No. Per. 05/ MEN/ 1996 tentang Pedoman Teknis Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerjapoin 8 tentang Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan yang menyebutkan bahwa “Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah dilatih”.


(3)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil Magang di PT. Mekar Armada Jaya dapat diambil kesimpulan :

1. Gambaran penerapan K3 di perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Kaitannya dengan penerapan higiene perusahaan, di Perusahaan belum melakukan pengukuran terhadap faktor fisik dan faktor kimia, hal itu belum sesuai dengan Permenaker nomor : PER.05/MEN/1996 pasal 4 poin (d)

b. Perusahaan menyediakan kantin beserta tempat mengolah makanan (dapur) dan menu kerja untuk para tenaga kerja sebagai wujud pemenuhan gizi kerja tenaga kerja. Hal itu telah sesuai dengan SE Menakertrans No. 01/MEN/1979.

c. Perusahaan telah menyediakan alat bantu angkat dan angkut kaitannya dengan bidang ergonomi dalam proses produksi seperti forklift, kereta dorong, crane yang berarti sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 (m).

d. Bentuk upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja dengan pemberian fasilitas kesehatan seperti adanya Rumah Sakit Rujukan, ambulans, GOR. Hal itu sesuai dengan Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, akan tetapi perusahaan belum melakukan


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus terhadap tenaga kerja, hal itu belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-03/MEN/1982.

e. Sudah memiliki Dokter perusahaan tetapi belum mempunyai sertifikasi tentang K3, hal itu belum sesuai dengan Permenakertrans No. Per. 01/MEN/1976 tentang kewajiban latihan hiperkes bagi dokter perusahaan. Di perusahaan juga belum disediakan perawat.

f. Pelaksanaan pengolahan limbah telah memenuhi baku mutu emisi berdasarkan Kep. Gub.Jateng No. 10 Tahun 2000 untuk baku mutu udara ambient dan emisi sumber tidak bergerak dan perda propinsi jawa tengah nomor 10 tahun 2004 untuk baku mutu air limbah.

2. Potensi bahaya yang ada sebagian besar berasal dari proses produksi, seperti : terjatuh, terpeleset, tergores, tersayat, terjepit, tertimpa, terbentur, terpukul benda-benda keras, ledakan, dan kejatuhan material. Upaya pengendaliannya berupa penyediaan APD, membuat SOP, memasang poster tentang K3 telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 4 yang menyatakan bahwa Setiap Perusahaan Harus Memenuhi dan Mentaati Syarat-Syarat Keselamatan Kerja untuk Mencegah dan Mengurangi Kecelakaan Kerja.

3. Faktor bahaya yang ada di perusahaan antara lain:

a. Kebisingan, rata-rata bersumber dari proses produksi terutama di bagian bodi dan telah dilakukan pengendalian dengan menyediakan APD yang


(5)

commit to user

sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja.

b.Perusahaan tidak melakukan pengukuran terhadap intensitas penerangan di tempat kerja, hal itu tidak sesuai dengan Permenaker nomor : PER.05/MEN/1996 pasal 4 poin (d).

c. Kondisi kerja yang panas menunjukkan kondisi iklim kerja yang kurang baik. Upaya pengendalian berupa penyediaan air minum di area kerja, penyediaan APD telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf (g)

d.Pengendalian terhadap getaran di tempat kerja seperti menyediakan peredam getaran pada mesin dan alat-alat produksi, perawatan dan pemeliharaan rutin untuk alat berat telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja. e. Pengendalian terhadap kadar debu yang ada di tempat kerja berupa

pemasangan semacam blower yang berfungsi untuk menyedot debu cat ketika dilakukan proses penyemprotan telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja.

f. Di Perusahaan sudah mempunyai lembar data keselamatan bahan tetapi belum mempunyai ahli K3 bidang kimia. Hal itu tidak sesuai dengan Kepmenaker R.I. No. Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja pasal 3.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

B.Saran

1. Sebaiknya dilakukan pengukuran terhadap faktor fisik dan kimia di lingkungan kerja seperti kebisingan, penerangan, getaran, kadar debu lingkungan kerja, agar dapat dijadikan acuan dalam menentukan langkah-langkah pengendalian faktor bahaya di tempat kerja.

2. Sebaiknya perusahaan telah mendapat sertifikasi pelatihan tentang K3, hal itu dimaksudkan agar dapat membantu tercapainya dan terpeliharanya derajat kesehatan fisik, mental dan produktivitas tenaga kerja setinggi-tingginya karena dokter tersebut telah mengetahui kondisi lingkungan perusahaan dan masalah yang berkenaan dengan higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala dam khusus, guna mengetahui kondisi kesehatan karyawan dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja.

4. Sebaiknya dibuat sebuah klinik kesehatan yang berlokasi di perusahaan dimana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tenaga kerja. Disamping itu untuk memudahkan penanganan kecelakaan kerja yang sebenarnya tidak perlu dirujuk ke Rumah Sakit sehingga dapat menghemat biaya operasional. 5. Perlu kedisiplinan dan pengawasan terhadap pemakaian APD di perusahaan

bukan hanya dilakukan oleh petugas Safety tetapi juga dilakukan oleh seluruh tenaga kerja.

6. Sebaiknya disediakan dokter perusahaan yang sudah bersertifikat K3, dan ahli gizi yang dapat memantau asupan gizi tenaga kerja.