Tabel 1: Daftar Identitas Anggota Keluarga Ketut Mesir
No. Nama
Status Umur
th Pendidi
kan Pekerjaan
Ket.
1. Ketut
Mesir Kepala
Keluarga 74
Tamat SD
Buruh Pernah
jatuh, sehingga
harus menggunak
an tongkat 2.
Luh Bakti
Istri 66
Tamat SD
Buruh
3. Ketut
Merta min
Anak 37
Tamat SD
Swasta Sudah
Menikah dan tinggal
di Denpasar
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Kondisi perekonomian keluarga Bapak Ketut Mesir ini termasuk kategori dalam kurang mampu. Keadaan dari Bapak Ketut Mesir yang kesulitan
berjalan mengakibatkan pendapatan dari keluarga ini berkurang. Sang Istri ibu Luh Bakti pun harus menanggung beban perekonomian keluarga dengan memburuh tani
dimana mana. Keduanya juga membuat sapu lidi, utamanya sang Bapak Ketut Mesir yang menghabiskan waktu luangnya dengan membuat sapu lidi tersebut yang
kemudian dijual pada pedagang atau saudagar yang mengambil kerumahnya.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber Penghasilan dari pekerjaannya sebagai buruh harian lepas , Ibu Luh Bakti bisa menghasilkan pendapatan sekitar ± Rp.70.000,-
sd 150.000 per harinya. Namun, pendapatannya tersebut bergantung dari musim buah ataupun perkebunannya. Bila sedang
musim kelapa banyak, ibu bisa meraup lebih dari Rp. 500.000,- per bulannya. Sedangkan bila sedang musim panas dan paceklik seperti
maka pendapatan ibu pun akan semakin sedikit atau bahkan tidak
mendapat pekerjaan. Penghasilan tambahan yang bisa membantu keluarga ini diperoleh dari hasil penjualan sapu lidi seharga Rp
2.500,- - Rp. 3.000,- Sapu lidi hasil karya bapak biasa dijual ke saudagar atau ke warung terdekat. Satu hari bisa menghasilkan
kurang lebih 5 sapu lidi dan pembelian sapu lidi biasanya kurang lebih seminggu sekali.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga Kebutuhan Sehari-hari
Pengeluaran terbanyak dari keluarga ini tentunya di kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan pokok yaitu sandang,
pangan dan papan. Kebutuhan pangan itu merupakan biaya yang wajib dipenuhi sehingga sebagian besar atau hampir 50 dari
pendapatan mereka gunakan untuk memenuhinya. Namun, dengan kondisi yang sedemikian rupa maka keluarga ini mencukupkan
kebutuhan makannya. Kurang lebih sekitar Rp. 20.000,- per hari mereka habiskan untuk makan. Dengan pendapatan yang tidak pasti
tentunya tidak setiap hari pengeluaran makan dengan nilai tersebut. Untuk air, keluarga ini menggunakan sumur sedangkan untuk
listriknya dengan
Pendidikan
Pengeluaran biaya untuk pendidikan dari keluarga Bapak Ketut Mesir tidak ada karena sudah tidak ada lagi tanggungan anak
yang mengenyam pendidikan.
Kesehatan
Pengeluaran untuk kesehatan ini paling banyak untuk Bapak Ketut Mesir sendiri. Hal tersebut dikarenakan kondisi bapaknya
yang sedang membutuhkan perawatan untuk kakinya. Namun, karena kondisi yang serba kekurangan sehingga bapak Ketut Mesir
tidak ada pengobatan medis yang memadai. Pengobatan yang dijalani hanya pengobatan tradisional karena kepercayaan terhadap
pengobatan tradisional yang tinggi. Akan tetapi, pernah beberapa kali ibu Luh Bakti membawa Bapak Ketut Mesir ke dokter untuk
mendapat obat faramokologis. Untuk sekali berobat ke dokter praktek bisa menghabiskan biaya sekitar Rp.200.000,-
Sosial:
Sebagai masyarakat di Bali dengan adat dan istiadat yang sangat kental tidak bisa dipisahkan dengan isti
lah ‘menyama braya’ yang mana ada tetangga atau keluarga yang sedang ada upacara
agama sehingga harus membawa sesuatu kesana. Untuk keperluan ‘menyama braya’ ini biasanya Ibu Luh Bakti bisa menghabiskan
sekitar Rp 50.000,- untuk sekali upacara agama. Selain itu, untuk
keperluan
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga