Optimasi pH Sistem pada Proses Elektrokoagulasi

32 Cd dalam proses elektrokoagulasi ini. Data ini dapat dilihat pada Gambar 11 yang menunjukan bahwa perbedaan efisiensi antara waktu proses satu dengan waktu proses yang lain hampir sama. Pada Tabel 2 menunjukkan data hasil karakterisasi limbah cair elektroplating yang menyatakan bahwa di dalam limbah cair elektroplating juga mengandung kation logam selain Cd. Berdasar Tabel 9 sangat memungkinkan bahwa banyaknya flok atau endapan yang dihasilkan pada waktu proses elektrokoagulasi 90 dan 120 menit adalah hasil reduksi dari kation-kation logam selain Cd atau polutan lain yang ada di dalam limbah.

3. Optimasi pH Sistem pada Proses Elektrokoagulasi

Optimasi kondisi proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi pH sistem yang paling optimum untuk mengurangi konsentrasi logam Cd dalam limbah cair elektroplating. Pada uji optimasi variasi pH dilakukan variasi pH 2,5; 4; 8 dan 10. Kombinasi elektroda yang digunakan adalah kombinasi elektroda optimum yaitu Al-Al. Waktu proses yang dilakukan adalah pada waktu proses optimum yaitu 30 menit. Setelah proses elektrokoagulasi dilakukan diperoleh data efisiensi pengurangan konsentrasi logam Cd dalam limbah akhir pada optimasi pH sistem dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 13. 33 Gambar 13. Grafik Hubungan antara pH sistem Elektrokoagulasi dengan Efisiensi Pengurangan Konsentrasi Logam Cd pada Optimasi pH Gambar 13 menunjukan bahwa pH sistem optimum pada pH sistem 10, karena pada kondisi tersebut proses elektrokoagulasi menghasilkan nilai efisiensi pengurangan konsentrasi logam Cd dalam limbah akhir sebesar 95,37 . Oleh karena itu pH sistem 10 merupakan kondisi optimum untuk mengurangi konsentrasi logam Cd. Pada gambar 13 terlihat grafik kenaikan nilai efisiensi pengurangan konsentrasi logam Cd dari pH sistem paling rendah ke pH sistem paling tinggi. Pada penelitian ini semakin tinggi pH sistem proses elektrokoagulasi maka semakin besar nilai efisiensi pengurangan konsentrasi logam Cd yang dihasilkan. Pengkondisian limbah dari suasana asam pH 2,5 menjadi suasana basa pH 10 pada optimasi variasi pH ini menggunakan larutan NH 4 OH 3M. Penambahan larutan NH 4 OH 3M menyebabkan sistem larutan limbah pada proses elektrokaogulasi kaya akan ion OH - , dimana ion OH - dibutuhkan oleh Al 3+ dari anoda untuk membentuk koagulan AlOH 3 . Kondisi ini meningkatkan 77.17 79.71 92.83 95.37 20 40 60 80 100 120 2 4 6 8 10 12 E fi si e n si pH 34 terbentuknya koagulan hidroksida. Pembentukan koagulan AlOH 3 dapat ditulis dengan reaksi berikut : Al 3+ aq + 3OH - aq AlOH 3 s 7 Menurut reaksi 7 pembentukan koagulan AlOH 3 dipengaruhi oleh suasana pH sistem. Semakin banyak koagulan yang terbentuk pada sistem elektrokoagulasi maka kemampuan untuk menjerap atau mengurangi polutan dan konsentrasi logam Cd semakin besar. Semakin tinggi pH maka semakin banyak flok atau endapan yang terbentuk. Hal tersebut dapat dilihat dari flok yang terbentuk pada tiap kenaikan pH sistem. Semakin banyak flok yang terbentuk mengindikasikan bahwa pada kondisi ini efektif untuk mengurangi konsentrasi logam Cd dalam limbah cair elektroplating. Tabel 10 menunjukan bahwa pada kondisi pH sitem 10 menghasilkan flok yang paling banyak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin banyak flok yang terbentuk, maka semakin optimum untuk mengurangi polutan yang ada di dalam limbah cair elektroplating. Jika suatu industri ingin menggunakan metode elektrokoagulasi untuk mengurangi konsentrasi logam Cd dalam limbah cair elektroplating pada kondisi pH sistem 10, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Faktor pertama adalah larutan akhir menjadi berbau. Bau pada larutan akhir disebabkan oleh penambahan larutan NH 4 OH 3M yang digunakan untuk mengatur kondisi pH sistem. Faktor kedua adalah larutan akhir menjadi berwarna lebih biru, jika dibandingkan dengan larutan limbah awal sebelum dilakukan proses 35 elektrokoagualsi. Warna larutan akhir yang menjadi lebih biru disebabkan oleh terbentuknya kompleks pada saat proses elektrokoagulasi. Kompleks terbentuk dari logam yang sudah terkoagulasi, kemudian larut dan membentuk kompleks dengan ligan NH 3 . Secara teori kompleks berwarna biru yang terbentuk adalah kompleks [CuNH 3 4 H 2 O] 2+ . Terbentuknya kompleks [CuNH 3 4 H 2 O] 2+ karena di dalam limbah cair awal juga terkandung logam Cu tembaga, dapat dilihat pada Tabel 2 dan Lampiran 4. Jika suatu industri ingin menggunakan metode elektrokoagulasi untuk mengurangi konsentrasi logam Cd dalam limbah cair elektroplating disarankan memilih pada kondisi pH sistem 8, karena efisiensi yang dihasilkan antara kondisi pH sistem 8 dan 10 tidak berbeda jauh. Efisiensi yang dihasilkan pada kondisi pH sistem 8 sebesar 92,83 , sedangkan pada kondisi pH sistem 10 menghasilkan efisiensi sebesar 95,37 . Pada proses penyaringan, selain diperoleh filtrat akhir hasil elektrokoagulasi yang tertampung di penampung juga diperoleh flok yang tertinggal di kertas saring.

4. Optimasi Rapat Arus pada Proses Elektrokoagulasi