Definsi operasional Analisis Data

12

3.5.3 Variabel terkendali:

1. Perendaman bahan dalam larutan aquadest setelah penyinaran dan penyimpanan bahan dalam inkubator dengan suhu 37 ˚C selama 24 jam. 9,11 2. Ukuran sampel dari bahan hibrid ionomer diameter 5mm, tinggi 2mm 9 3. Jarak penyinaran 2mm 4. Rasio pertimbangan bubuk dengan cairan Bubuk 0,25g : cairan 0,06g 5. Jenis sinar Halogen 6. Intensitas cahaya 450mWcm 2 7. Arah penyinaran secara tegak lurus.

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali

Suhu kamar.

3.6 Definsi operasional

1. Hibrid ionomer adalah kombinasi kaca fluoroaluminosilicate dan komponen resin dengan HEMA, kopolimer asam poliakrilat dan air. Perbandingan bubuk dengan air adalah 0,25g: 0,06 g dengan cara polimerisasi dual cured yaitu polimerisasi dengan kimia dan sinar yang terdapat dua reaksi: reaksi asam-basa dan reaksi radikal bebas. 2. Kekuatan tekan adalah kemampuan suatu benda untuk menahan tekanan yang dapat memperkecil ukuran benda tersebut sampai fraktur dan dapat diukur dengan Universal Testing Machine dengan rumus untuk mengukur kekuatan tekan adalah σᴄ Mpa = Fƒ∕ A dimana Fƒ N adalah kegagalan beban maksimal danA mm 2 merupakan cross-sectional permukaan spesimen. 3. Lama penyinaran adalah waktu yang digunakan untuk menyinari hibrid ionomer supaya proses polimerisasi berjalan dengan sumber polimerisasi sinar halogen selama 20, 30, 40, dan 50 detik. Universitas Sumatera Utara 13 3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat penelitian: 1. Light curing unit Halogen DentaAmerica, Litex 680A, USA Gambar 4 .Light curing unit 2. Mould diameter 5mm, tinggi 2mm terbuat dari stainless steel 9,11 Gambar 5.Mould stainless steel 3. Instrumen plastis 4.Inkubator Memmert, Germany Gambar 6. Inkubator Universitas Sumatera Utara 14 5. Universal Testing Machine Torsee, Japan Gambar 7.Universal Testing Machine 6.Celophan strip 7.Glass slab 8. Pinset Dentika

3.7.2 Bahan Penelitian

1. Hibrid ionomer Fuji II LC, GC Gold Label, Japan Gambar 8. Hibrid ionomer Fuji II LC, GC Gold label, Japan Komposisi bahan hibrid ionomer yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Universitas Sumatera Utara 15 Tabel 1. Komposisi bubuk dan cairan hibrid ionomer Fuji II LC, GC Gold Label, Japan 17,18 Bubuk Cairan Kaca fluoroaluminosilicate 100 Air sulinganCAS 7732-18-5 20 - 30 Asam poliakrilat CAS 9003-01-04 20- 30 Urethanedimethacrylate CAS 72869-86- 4 10 Camphorqunone CAS 465-29-2 1 2. Aquades 3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Pembuatan Master Cast Master cast dibuat dari stainless steel dengan ukuran diameter 5mm dan tebal 2mm dari 9,11

3.8.2 Pembuatan Sampel

1. Master cast berukuran diameter 5mm dan ketinggian 2mm yang telah dialasi dengan celophan strip supaya dapat dasar yang rata dan tidak lengket dengan master cast. 2. Hibrid ionomer yang terdiri dari bubuk dan cairan diaduk dengan menggunakan instrument plastis di atas glass plate yang melapisi kertas pengaduk dengan perbandingan 0,25 g: 0,06 selama 15 detik sesuai petunjuk pabrik. 3. Hibrid ionomer yang telah diaduk dimasukkan dalam master cast sampai penuh dan dipadatkan dengan celophan strip dan glass slab untuk memadatkan permukaan atas dan isinya.. 4. Hibrid ionomer disinar secara tegak lurus dengan jarak penyinaran 2mm kepada masing-masing sampel selama 20 detik, 30 detik, 40 detik dan 50 detik dengan menggunakan light curing unit halogen. Universitas Sumatera Utara 16 5. Sampel dikeluarkan dari master cast dan bagian bawah ditandai dengan spidol. 6. Kemudian, tepi sampel dirapikan dengan kertas pasir. 7. Sampel direndamkan dalam larutan aquades dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37 ˚C selama 24 jam sebelum dilakukan uji kekuatan tekan. a b c Gambar 9. Prosedur pembuatan sampel: a Bahan dimasukkan dalammaster castsampai penuh dengan celophan stripdanglass slab. b Sampel disinardengan sumber sinar halogen. c Sampel dikeluarkkan dari master cast. 3.8.3Uji Kekuatan Tekan Sampel 1. Setelah 24 jam, sampel diambil dengan pinset dan keringkan dengan tisu. 2. Sampel diletakkan pada tempat pengujian dengan pinset yang nantinya akan diberikan tekanan dengan beban maximum 200kgf. 3. Setelah itu, Universal Testing Machine dihidupkan dan diberikan tekanan dengan kecepatan crossheadspeed 0.5mmmin. 9 4. Tekanan yang diberikan akan meningkat secara perlahan sampai terjadi fraktur. Setelah terjadinya fraktur, tekanan akan berkurang secara otomatis. 5. Nilai yang dicatat adalah nilai beban maksimum ketika sampel terjadinya fraktur. 6. Nilai beban maksimum tersebut kemudian dimasukkan ke rumus untuk mendapatkan nilai kekuatan tekan. Universitas Sumatera Utara 17 Gambar 10. Pengujian kekuatan tekan sampel panah merah dengan Universal Testing Machine.

3.9 Analisis Data

Data akan dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Universitas Sumatera Utara 18

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mendapatkan peningkatan kekuatan tekan hibrid ionomer dari lama penyinaran selama 20 detik, 30 detik, 40 detik dan 50 detik. Pada kelompok lama penyinaran 20 detik didapatkan nilai rerata dan standard deviasi 45,6± 0,4648 Mpa, sementara pada kelompok lama penyinaran 30 detik didapatkan nilai rerata dan standard deviasi 46,8±0,8165 Mpa. Pada kelompok lama penyinaran 40 detik didapatkan nilai rerata dan standard deviasi 48,5±0,4037Mpa. Pada kelompok lama penyinaran 50 detik didapatkan nilai rerata dan standard deviasi 50,2±0,5193Mpa. Nilai kekuatan tekan dari setiap perlakuan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2.Rerata dan standard deviasikekuatan tekan bahan hibrid ionomer denganlama penyinaran selama 20, 30, 40dan 50 detik. No sampel Kekuatan Tekan Lama penyinaran 20 detik MPa 30 detik MPa 40 detik MPa 50 detik MPa 1 46,3 45,4 47,9 50,8 2 45,9 47,5 48,5 49,7 3 45,0 46,8 48,8 50,6 4 45,3 46,5 48,2 50,5 5 45,4 47,6 49,0 50,2 6 45,7 47,2 48,3 49,5 Rerata±SD 45,6±0,4648 46,8±0,8165 48,5±0,4037 50,2±0,5193 Universitas Sumatera Utara