PEMBAHASAN Kekuatan Tekan Bahan Hibrid Ionomer Dengan Lama Penyinaran yang Berbeda

22

BAB 5 PEMBAHASAN

Kekuatan tekan penting untuk mengevaluasi sifat mekanikal bahan restorasi karena proses mastikasi dianggap sifat kekuatan tekan secara alami. Hasil penelitian Bayindir dan Yilmaz 2007 menunjukkan kekuatan tekan paling tinggi mulai dari resin komposit, amalgam, kompomer, hibrid ionomer dan SIK. 6 Hasil penelitian ini Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekuatan tekan yang signifikan p ≤ 00,05 dengan lama penyinaran yang berbeda yaitu 20, 30, 40, dan 50 detik. Terlihat dari hasil penelitian ini bahwasemakin lama waktu penyinaran maka terjadi peningkatan kekuatan tekan. Hal ini sesuai dengan penelitian Parisay I., dkk 2014 yang menunjukkan bahwa hibrid ionomer mengalami peningkatan nilai sifat mekanik kekerasan mikro dengan lama penyinaran yaitu 20,30 dan 40 detik. Dinyatakan bahwa hibrid ionomer mengalami proses polimerisasi dengan dual cured yaitu proses kimia self cure dan sinar. Apabila bahan disinar dengan sumber sinar halogen, panas yang dihasilkan dari sumber sinar akan meningkatan tingkat self-cure kimia dalam polimerisasi hibrid ionomer dan sifat mekanik. 15 Beberapa faktor yang mempengaruhi proses polimerisasi yaitu ketebalan bahan, intensitas cahaya, panjang gelombang, lama penyinaran dan jarak penyinaran. 9 Polimerisasi yang adekuat adalah faktor yang paling penting dalam mencapai sifat mekanik yang optimal dalam bahan-bahan yang berbasis resin. 16 Polimerisasi yang tidak adekuat bisa menyebabkan terjadinya diskolorasi, iritasi pulpa dan kegagalan restorasi. 9 Polimerisasi bahan hibrid ionomer mempunyai dua reaksi yaitu reaksi asam basa dan reaksi radikal bebas.Reaksi radikal bebas adalah polimerisasi HEMA dan crosslink agent yang diawali dengan reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi ini akan membentuk satu campuran keras yang terjadi akibat terbentuknya ikatan hydrogen anatara polimer HEMA dan asam polikarboksilat. 1-5 Apabila fotoinisiator tidak menyerap fotons dengan panjang gelombang yang tepat maka proses polimerisasi tidak akan sempurna. 16 Universitas Sumatera Utara 23 Pada hasil penelitian Alpoz AR, dkk 2008 menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kekuatan tekan hibrid ionomer dengan lama penyinaran 20 detik dan 40 detik dengan menggunakan LED maupun halogen. Namun dalam penelitian ini terdapat perbedaan kekuatan tekan yang signifikan p ≤ 0,05 dengan lama penyinaran 20, 30, 40 dan 50 detik menggunakan sinar halogen. Alpoz menyatakan bahwa peningkatan lama penyinaran dan penggunaan unit sinar yang tepat untuk polimerisasi bahan hibrid ionomer sangat penting dalam memaksimalkan kekuatan tekan. 9 Menurut Jadhav S., dkk 2001 intensitas cahaya dan lama penyinaran merupakan dua faktor yang penting dalam proses polimerisasi dan secara umumnya intensitas cahaya sebesar 400mWcm selama penyinaran 40 detik paling optimal untuk ketebalan bahan 2mm. 10 Dalam penelitian ini digunakan ukuran sampel ketebalan 2mm dan intensitas cahaya sumber sinar adalah 450mWcm. Menurut Silva CM., dkk 2009 proses light curing dipengaruhi oleh intensitas sinar, waktu dan power output yang kemudian mempengaruhi sifat mekanikal bahan. Dalam hasil penelitian Silva menyatakan kekuatan tekan bahan resin komposit sinar dengan halogen light curing unit dan LED adalah sama. Terdapat literatur yang menyatakan bahawa komposisi kimiawi juga mempengaruhi sifat mekanikal dental komposit. Penambahan intensitas cahaya dan lama penyinaran akan menyebabkan reaksi monomer yang stabil dan ini akan meningkatkan sifat meknikal suatu material. 14 Pada penelitian ini dilakukan perendaman sampel di dalam aquadest selama 24 jam sebelum dilakukan uji kekuatan tekan. Menurut Mallamann A 2007 bahwa perendaman selama 24 jam adalah periode yang sering digunakan karena kebanyakkan material mencapai nilai maximum kekuatan dalam periode tersebut dan keadaan ini direkommendasi oleh International StandardISO. 7 Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahawa kekuatan tekan bahan hibrid ionomer akan semakin meningkat dengan lama penyinaran 20 detik, 30 detik, 40 detik dan 50 detik. Universitas Sumatera Utara 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN