sendirinya. Dengan demikian anak dapat belajar untuk melemaskan jari-jari tangan karena proses menempel benda-benda dalam ukuran kecil.
B. Kerangka Berpikir
Anak tunagrahita ringan merupakan salah satu jenis dari anak tunagrahita, yang juga sering disebut
the educable mentally retarded child
, debil, atau moron dengan IQ sekitar 5055-7075 sehingga anak dapat dididik kemampuan dasar
membaca, menulis dan berhitung yang sifatnya sangat sederhana, Selain itu kemampuan motorik halusnya juga mengalami gangguan apalagi pada kelas
permulaan. Pembelajaran terhadap anak tunagrahita ringan diperlukan strategi
pembelajaran yang khusus sesuai dengan keadaan anak, diantaranya dengan memberikan materi pelajaran dari yang konkrit, mudah, dan sederhana. Usaha untuk
mengurangi kebosanan anak tunagrahita ringan hendaknya guru dapat menciptakan kondisi bermain sambil belajar. Pelajaran menulis pada anak tunagrahita ringan
diarahkan melatih kemampuan motorik halus sebagai persiapan menulis permulaan, karena anak debil masih mempunyai kemampuan akademis yang dapat diasah dan
ditingkatkan. Pengamatan di lapangan anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam
kegiatan menulis, hal ini disebabkan oleh motorik halus anak tidak berkembang dengan optimal sehingga dalam menulis tangan kelihatan gemetar dan tulisan anak
kelihatan terputus –putus dan koordinasi mata dan tangan anak berkurang. Usaha
melatih motorik halus anak tunagrahita ringan sebagai latihan menulis diperlukan langkah yang tepat oleh guru yaitu untuk melatih motorik halus.
Latihan keterampilan kolase merupakan salah satu jenis latihan motorik halus dengan cara menyusun bahan
–bahan kulit telur yang ditempelkan pada sebuah gambar. Adanya gambar maka anak tunagrahita ringan akan tertarik dan tidak cepat
bosan, ia asyik menempelkan pecahan –pecahan kulit telur sesuai dengan gambar
yang diinginkan, dengan demikian terlatihlah motorik halusnya. Latihan keterampilan kolase ini memiliki kelebihan diantaranya : a keterampilan model kolase mudah dan
menarik sehingga membuat anak tidak mudah bosan dalam bermain b mengajarkan
commit to users
anak untuk dapat memanfaatkan barang-barang bekas untuk menciptakan suatu hasil karyakerajinan c bahan dasar yang digunakan merupakan barang bekas yang
dibuang sehingga mudah didapat d terjangkau oleh semua lapisan masyarakat karena biaya yang murah e latihan keterampilan kolase melatih gerakan tangan maka anak
akan terlatih motorik halusnya f pemberian warna sebelumnya yang dilakukan peneliti ini dapat menarik perhatian anak untuk berkreasi dan tidak lekas bosan g
dengan menempel, dapat meningkatkan konsentrasinya. Berdasarkan uraian di atas maka keterampilan kolase memiliki kelebihan
terutama untuk pemilihan permainan yang cocok bagi anak tunagrahita ringan dalam melatih secara dini motorik halus anak guna mempersiapkan anak dalam menulis
permulaan. Secara singkatnya alur kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka berpikir Tindakan
Kemampuan motorik halus anak
tunagrahita ringan di SLB N Sragen masih
rendah Kondisi awal
Kondisi akhir Guru menggunakan
keterampilan kolase
Kemampuan motorik halus anak
tunagrahita ringan di SLB N Sragen
meningkat
commit to users
C. Hipotesis Penelitian