Dari keadaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan kemampuan menulis permulaan dengan menggunakan media kolase.
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan pula dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :
Grafik 1 : Nilai Kemampuan Menulis Pra Tindakan
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a. Perencanaan I
Langkah-langkah pengajaran kemampuan motorik halus sebagai persiapan menulis permulaan dengan keterampilan kolase dilaksanakan dengan frekuensi 2x
seminggu dan sesuai dengan rencana program pengajaran RPP yang telah dibuat, yaitu :
1 Kegiatan Awal
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh guru pada awal pengajaran adalah memberikan penjelasan kepada siswa tentang keterampilan kolase.
Guru juga menjelaskan mengenai urutan kegiatan ini. Setelah siswa mengerti cara kerja keterampilan kolase ini, maka kegiatan selanjutnya adalah siswa
melakukan kegiatan pemanasan. Kegiatan pemanasan menurut peneliti sangat diperlukan mengingat kegiatan ini melibatkan otot-otot pada tangan siswa
tunagrahita yang cenderung lemah.
44 46
48 50
52 54
56 58
60
AN EI
RI RIN
SUB 60
60 60
60 60
Nilai KKM
commit to users
Kegiatan pemanasan otot tangan terutama jari-jari siswa dengan cara mengangkat kedua tangan, melambai-lambaikan tangan, memutar pergelangan
tangan, gerakan menggenggam dan menutup jari-jari tangan. Semua kegiatan pada pemanasan ini dilakukan siswa setelah diberi contoh oleh guru dan
dalam kegiatannya siswa melakukan dengan dibantu oleh guru dan peneliti dalam waktu 5 menit.
2 Kegiatan Inti
Kegiatan ini dilakukan kurang lebih selama 30 menit, kegiatan ini meliputi:
a Menjimpit pecahan kulit telur
Pecahan kulit
telur ini
beraneka warna.
Tujuan dari
penganekaragaman ini adalah untuk menarik minat siswa sehingga mau melakukan kegiatan. Kegiatan menjimpit ini memerlukan koordinasi
motorik halus yang baik dan dilakukan dengan jari-jari tangan terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Proses kegiatan ini dilakukan siswa
dengan bantuan peneliti, mengingat kemampuan motorik halus siswa tunagrahita ringan cukup lemah. Setelah siswa dapat melakukan kegiatan
ini maka dilanjutkan dengan kegiatan selanjutnya. b
Memberi perekat pada pecahan kulit telur Kegiatan pada pemberian perekatlem pada pecahan kulit telur ini
lebih rumit dibandingkan dengan kegiatan menjimpit. Kegiatan ini sangat memerlukan koordinasi motorik halus yang baik pada tangan. Proses
kegiatan dari pemberian perekat ini melibatkan koordinasi antara kedua tangan dan mata. Sesuai kegiatan proses pemberian perekat ini tentunya
dilakukan siswa dengan bantuan guru dan peneliti. c
Menempel pecahan kulit telur pada gambar Kegiatan siswa setelah selesai dalam memberi perekat pada
pecahan kulit telur adalah menempelkan pecahan kulit telur tersebut pada gambar. Penempelan ini dilakukan dengan bantuan guru dan peneliti.
Penempelan pecahan kulit telur ini harus disesuaikan dengan gambar harus pada posisi yang benar.
commit to users
Proses kegiatan selanjutnya setelah menempel pecahan kulit telur adalah melakukan kegiatan seperti pada awal kegiatan ini yaitu menjimpit
pecahan kulit telur, memberi perekat dan selanjutnya menempelkan dengan posisi yang benar pada gambar.
Seluruh kegiatan inti yang meliputi kegiatan menjimpit pecahan kulit telur, memberi perekat kemudian menempelkan pada gambar
merupakan satu rangkaian kegiatan yang tak terpisahkan. Kegiatan ini berlangsung hingga seluruh pecahan kulit telur yang beranekaragam
warnanya tersebut sudah ditempelkan pada gambar. Gambar dari hasil tempelan pecahan kulit telur berwarna-warni inilah yang disebut kolase.
3 Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan melakukan pelemasan otot-otot pada tangan dengan cara mengangkat kedua tangan, melambai-lambaikan
tangan, memutar pergelangan tangan, gerakan menggenggam dan menutup jari-jari tangan. Setelah pelemasan ini selesai maka kegiatan selanjutnya
adalah membersihkan berkas-berkas pecahan kulit telur yang tak dipakai. Peneliti selanjutnya mengakhiri kegiatan pembelajaran dan selanjutnya
menyerahkan kegiatan pelajaran selanjutnya kepada guru
b. Tindakan