18
BAB III METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan tanggal 1 hingga 31 Maret 2014 di Kecamatan Pangururan.Kecamatan Pangururan merupakan salah satu dari sembilan
kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.Kecamatan Pangururan merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Kabupaten
Samosir.Kecamatan Pangururan berada di antara 2 30’-2
45’ Lintang Utara dan 98
30’-98 45’ Bujur Timur pada ketinggian 920 di atas permukaan laut.
Kecamatan Pangururan memiliki luas wilayah 121,43 km
2
yang terdiri atas 28 desa dan kelurahanan dengan BPS, 2013.
Sumber Data
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penduduk Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.Untuk objek penelitian ini peneliti hanya menentukan
beberapa sampel.Milroy dalam Gunarwan 2002: 46, mengatakan bahwa untuk penelitian kebahasaan pemercontohan sampling yang besar cenderung tidak
perlu. Hal ini karena perilaku linguistik itu lebih homogen daripada perilaku- perilaku lain. Walaupun demikian, sampling dalam penelitian ini tetap
menggunakan teknik sampling yang lazim dalam penelitian pada umumnya, yakni dengan teknik sampling seadanya.Teknik sampling seadanya adalah pengambilan
sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat
kerepresentatifannyaSudjana, 2005:167.Adapun alasan peneliti menggunakan
19 teknik sampling ini adalah masalah biaya,waktu yang diperlukan dalam meneliti
dan teknik ini merupakan teknik sampling yang masih digunakan dalam penelitian bidang sosial.Jumlah sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 150 responden.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah disebarkan kepada 150 responden.Kuesioner disusun dan
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Responden yang merupakan sampel dan sumber data dalam penelitian ini harus
memenuhi syarat sebagai berikut: Penduduk tetap
Berusia 6-60 tahun; Informan tinggal di Samosir paling sedikit lima tahun;
Dapat berbahasa Indonesia Siregar, 1998:8
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode cakap, yaitu percakapan yang terjadi antara peneliti dengan narasumber.Hal ini dilakukan
dengan teknik tansemuka. Artinya, pembicaraan dilakukan dengan percakapan tidak langsung, tidak bertatap muka, melainkan menyebar angket dan kuesioner
Sudaryanto,1993:138. Jawaban kuesioner dari responden, yang merupakan sumber data penelitian dikumpulkan.Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan
teknik catat.
20
Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam pengkajian data adalah metode kuantitatif.Artinya data berupa angka atau jumlah dengan berbagai klasifikasi
yang berbeda frekuensi, nilai rata-rata penyimpangan dan persentase dari setiap pertanyaan yang dijawab oleh responden.
Peneliti kuantitatif biasanya meneliti gejala tidak pada subjek yang besarpopulasi, tetapi lebih sering pada sample cuplikan sebagian populasi.
Gejala yang terjadi pada sampel juga akan terjadi pada populasi. Berdasarkan paradigma metode kuantitatif yang sifatnya dapat digeneralisasikan, generalisasi
yang dilakukan bukan lagi atas sampel, tetapi lebih luas lagi terjadi pada populasi Idrus,2009:32.Hal tersebut merupakan landasan dan alasan peneliti
menggunakan metode kuantatif dalam penelitian ini.Penggunaan metode kuantitatif dimulai dari analisis data berupa jawaban atas pertanyaan yang
diajukan kepada responden melalui kuesioner. Persentase pemertahanan bahasa dari data yang diperoleh dihitung dengan rumus
berikut: X
n = x 100
Y
X = tingkat penggunaan bahasa
Y = jumlah responden
n = persentase penggunaan bahasa responden
21 Apabila penggunaan bahasa :
0-50 maka pemertahanan bahasa rendah; 51 - 100 maka pemertahanan bahasa tinggi.
Sebelum dilakukan perhitungan dengan rumus di atas perlu dikumpulkan jumlah keseluruhan jawaban responden.
Untuk setiap pertanyaan memiliki pilihan jawaban sebagai berikut: Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia Bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia
Contoh perhitungan analisis data:
NNo Bahasa yang digunakan
Frekuensif=X 11
Bahasa Batak Toba 7
22 Bahasa Indonesia
5 43
Bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia
8 Jumlah Y
20
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa lebih banyak responden yang menggunakan kedua bahasa, yakni delapan orang, tujuh responden lebih sering
menggunakan bahasa Batak Toba, dan lima responden lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dari keseluruhan jumlah responden, yakni sebanyak 20 orang.
22 Untuk menghitung persentase penggunaan bahasa responden dapat dihitung
sebagai berikut: X
n = x 100
Y X
= tingkat penggunaan bahasa Y
= jumlah responden n
= persentase penggunaan bahasa responden
Untuk penggunaan bahasa Batak Toba, yaitu: 7
n = x 100
20
N = 35
Jadi, persentase penggunaan bahasa Batak Toba sebanyak 35 dari 100 keseluruhan penggunaan bahasa.
Untuk penggunaan bahasa Indonesia, yakni: 5
n = x 100
20
n = 25
23 Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah persentase bahasa Indonesia adalah 25
dari jumlah keseluruhan penggunaan bahasa responden
Untuk penggunaan bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia, yakni: 8
n = x 100
20 n = 40
Jumlah persentase penggunaan bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia adalah 40 dari jumlah keseluruhan penggunaan bahasa responden.
Berdasarkan hasil perbandingan tiap jumlah persentase di atas, kesimpulannya adalah pemertahanan bahasa Batak Toba 35 termasuk rendah karena
dibandingkan penggunaaan bahasa Indonesia 25 dan bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia 40.
Itulah contoh pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui persentase pemertahanan bahasa Batak Toba.
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Metode dan teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara, yakni metode formal dan metode informal. Metode informal adalah perumusan dengan
kata-kata biasa, sedangkan metode formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang Sudaryanto, 1993:145. Penyajian secara formal tampak dalam
penggunaan angka dan tanda di antaranya: tanda sama dengan =, per atau bagi - , persen , dan sebagainya.
24
BAB IV PEMERTAHANAN BAHASA BATAK TOBA DI KECAMATAN