Potensi Wilayah Kota Binjai Kota Binjai Menuju Kota Industri

48

4.2 Potensi Wilayah Kota Binjai

Basis ekonomi Kota Binjai adalah bidang jasa, perindustrian serta perdagangan. Bidang jasa merupakan 13,36 dari total aktifitas perekonomian. Sementara bidang industri mencapai 21,65 dari total aktifitas perekonomian dan Bidang perdagangan hanya sebesar 15,91 dari total aktivitas perekonomian di Kota Binjai. Gambar 4.1 Grafik Distribusi PDRB Menurut Sektor di Kota Binjai Tahun 2013 Sumber: Badan Pusat Statistika Kota Binjai Berdasarkan grafik diatas, dapat ketahui bahwa bidang industri merupakan bidang yang paling besar mempengaruhi perekonomian di Kota Binjai. Adapun bidang-bidang lain yang mempengaruhi perekonomian Kota Binjai seperti jasa dan perdagangan belum mampu melebihi persentase dari bidang industri. Selain dikenal sebagai kota dagang, Kota Binjai juga dikenal sebagai kota rambutan. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai saat ini mencapai 425 Ha dengan jumlah produksi sekitar 2.400 ton pertahun. Selain sebagai buah segar, Universitas Sumatera Utara 49 buah rambutan kini diolah menjadi berbagai jenis olahan baru dan hasil olahan tersebut sedang gencar dipromosikan oleh pemerintah untuk dapat menjadi olahan khas ataupun oleh-oleh apabila ada wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke Kota Binjai. Olahan berbahan dasar buah rambutan ini pun beragam, mulai dari keripik yang bahan utamanya adalah rambutan, selai rambutan atau buah rambutan yang telah dikemas dalam bentuk buah kaleng. Buah rambutan dapat diolah menjadi bermacam-macam bentuk makanan ringan berdasarkan hasil pemikiranide kreatif dari para pelaku usaha industri.

4.3 Kota Binjai Menuju Kota Industri

Kota Binjai dengan jumlah penduduk 252.652 jiwa, dan luas wilayah 9.023,62 Ha ± 90,23 Km2 terdiri dari 5 kecamatan dan 37 kelurahan. Dari lima kecamatan yang ada, dua kecamatan yang ada di Kota Binjai akan bersingungan langsung dengan rencana pembangunan jalan tol Medan – Binjai yakni Kecamatan Binjai Utara dan Kecamatan Binjai Timur. Rencana pembangunan jalan tol Medan – Binjai sepanjang dua puluh kilometer, akan mengenai wilayah Kota Binjai , terutama di Kecamatan Binjai Utara. Sementara Kecamatan Binjai Utara oleh pemerintah Kota Binjai di proyeksikan menjadi kawasan industri dan perumahan. Disatu sisi, kawasan Kecamatan Binjai Timur, yang berbatasan dengan kecamatan Binjai Utara juga diproyeksikan pemerintah Kota Binjai menjadi kawasan perumahan. Kota Binjai memiliki lahan yang dapat dijadikan pemerintah Kota Binjai menjadi Kawasan Industri Binjai KIB. Bila di Medan ada Kawasan Industri Medan KIM maka pemerintah Kota Binjai dengan adanya sarana transportasi Universitas Sumatera Utara 50 memadai seperti pembangunan jalan tol Medan – Binjai, harus menyiapkan kawasan industri sebagai mana Kota Medan dapat mendirikan kawasan industri. Pembanguna KIB di Kecamatan Binjai Timur sangat memungkinkan dapat dilaksanakan oleh pemerintah Kota Binjai. Berbagai faktor yang mendukung dijadikannya Kecamatan Binjai Timur menjadi lokasi KIB seperti adanya lahan pertanahan luas, sudah adanya jalur jalan lingkar luar Kota Binjai yang berjarak satu setengah kilometer dari rencana pembangunan KIB dan tentunya realisasi pemerintah untuk membangun jalan tol Medan – Binjai yang nantinya melewati Kota Binjai di Kecamatan Binjai Utara. Sementara tantangan untuk menjadikan KIB bagi pemerintah Kota Binjai semakin mudah, mengingat satu-satunya hal penting bagi berdirinya kawasan industri sudah dimiliki pemerintah Kota Binjai yakni lahan luas dan tentunya harganya lebih murah dibandingkan dengan daerah lain misalnya harga lahan di Kota Medan atau Belawan. Membahas tentang KIB Kawasan Industri Binjai , berarti berbicara tentang industri skala besar, sedangkan ada satu sektor industri kecil yang memiliki peluang menjanjikan apabila kelangsungannya dapat dijaga dan diperhatikan oleh pemerintah. Industri yang dimaksud adalah industri kecil makanan yang memanfaatkan sumber daya asli dari Kota Binjai, seperti Ubi, Pisang serta Gula merah. Bahan-bahan baku tersebut bisa dimanfaatkan untuk proses produksi keripik yang sedang ramai di Kota ini. Industri keripik sampai saat ini masih dikategorikan industri skala kecil dikarenakan modal yang mereka gunakan hampir seluruhnya masih menggunakan modal sendiri, belum pernah Universitas Sumatera Utara 51 mendapat pinjaman perbankan, serta jumlah tenaga kerja mereka juga kebanyakan masih anggota keluarga dan tetangga. Jika industri skala kecil seperti itu saja mampu menyerap tenaga kerja disekitar industri itu berada, apalagi jika industri ini terus dikembangkan dengan strategi yang potensial dan didukung oleh pemerintah. Masalah ketenagakerjaan di daerah akan teratasi dengan adanya industri tersebut, karena penyerapan tenaga kerja meliputi tenaga kerja yang berpendidikan dibawah SMA. Masalah tenaga kerja yang dianggap tidak memiliki skill karena kurangnya tingkat pendidikan bisa diatasi dengan industri semacam ini jika dikembangkan lebih lanjut. 4.4 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.4.1 Karakteristik Responden