Pengaruh Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris) Tehadap Prestasi Belajar Siswa (Study Kasus Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Pondok Di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Ii)

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA ASING (ARAB-INGGRIS)
TEHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
(Study kasus siswa kelas X Pada Mata Pelajaran Pondok di Pondok Pesantren Daar el-Qolam II)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (Spd. I)

Oleh :
MAMBAUNNISA
NIM: 109011000162

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul: “ Pengaruh Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris) Terhadap
Prestasi Belajar Siswa” disusun oleh MAMBAUNNISA Nomor Induk Mahasiswa
109011000162, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 08
April 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana
S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.
Jakarta 14 April 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Tanggal

Tanda Tangan

Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag
NIP: 19580707 198703 1 005

.............

....................

.............


....................

.............

....................

.............

....................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Marhamah Shaleh, Lc. MA
NIP: 19720313 200801 1 010
Penguji I
Drs. Rusdi Jamil, MA
NIP: 19621231 199503 1 005
Penguji II
Dr. Dimyati, M.Ag
NIP: 19640704 199303 1 003


Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

(Nurlena Rifa’i, MA Ph. D )
NIP: 19591020 198603 2 001
ii

ABSTRAK

Nama : MAMBAUNNISA
NIM

: 109011000162

Jurusan: Pendidikan Agama Islam
Judul

: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris) terhadap
Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Pondok di Pondok Pesantren Daar el-Qolam II,

Tangerang - Banten)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel. Pengolahan
dan analisis data dengan menggunakan metode descriptive statistic. Statistik
deskriftif yaitu memaparkan dan menggambarkan objek yang diteliti, serta
menggunakan statistik inferensial yang tepat untuk penelitian korelasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kesadaran Berbahasa Asing (ArabInggris) Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Pondok di Pondok Pesantren Daar el-Qolam II, Tangerang - Banten).
Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data, didapatkan hasil
perhitungan rxy = 0,71 yang ada pada rentang 0,70 - 0,90 yang menunjukkan
adanya korelasi yang kuat atau tinggi. Sedangkan interpretasi dengan
membandingkan nilai rxy dengan nilai “r” tabel, ternyata rxy lebih kecil dari “r”
tabel baik pada taraf 5 % maupun 1%. rxy= 0.71, sedangkan “r” tabel pada taraf
signifikansi 5% = 0,331 dan taraf 1%= 0,428.
Sedangkan kontribusi pengaruh Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris)
Terhadap Prestasi Belajar Siswa sebesar 50,41 % dan sisanya 40,59 % lagi
dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris) dapat berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.


iv

ABSTRACT

Name

: MAMBAUNNISA

NIM

: 109011000162

Faculty

: Islamic Religion Education

Title

: The Effect of Foreign Language Ability (Arabic-English)
against Student Achievement (Case Study of Student grade X

(ten) In Subjects of pesantren at Pondok Pesantren (boarding
school) Daar el-Qolam II (two), Tangerang - Banten).

This study aims to examine the relationship between variables. The
processing and analysis of data in this research using descriptive statistics.
Descriptive statistic is statistic that describe and illustrate to the object under study
and use the inferential statistic as well as the appropriate for correlation research.
The research aims to determine the effect of Foreign Language Ability (ArabicEnglish) Against Student Achievement (Case Study of Student grade X (ten) In
Subjects of pesantren at Pondok Pesantren (boarding school) Daar el-Qolam II
(two), Tangerang - Banten)
After finishing this research and processing data, obtained calculation
results rxy = 0.71 which is in the range from 0.70 to 0.90, it’s indicating a strong
correlation or high. While the interpretation by comparing the value of rxy with
value of “r” table, apparently that rxy smaller than the “r” table at the level of 5%
or 1%. The Value of rxy = 0.71, while the “r” table at 5% significance level =
0.331 and 1% level = 0.428.
While the contribution of the effect of foreign language ability (ArabicEnglish) Against Student Achievement by 50.41% and the remaining 40.59%
were influenced by other factors. It can be concluded that the Foreign Language
Ability (Arabic-English) can affect student achievement.


v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang dengan
segala kasih dan kemurahan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Selama penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Kesadaran Berbahasa Asing (ArabInggris) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Daar el-Qolam II, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja
keras, doa dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan
skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Nurlena Rifa’I, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., selaku ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
4. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. M.A., selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.
5. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. M.A., selaku dosen Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan

dalam membagi waktu, tenaga dan pikiran beliau dalam upaya memberikan bimbingan, petunjuk,
serta mengarahkan penulis dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

6. Orang Tua tercinta, Ayahanda H. Jasura dan Ibunda Hj. Muhibah yang telah tulus, ikhlas,
sabar, tabah, mendidik penulis dari kecil hingga seperti sekarang ini. Selalu menghadirkan
untaian do’a untuk keberhasilan dan kesusuksesan penulis dalam menuntut ilmu. Dan adik
tersayang (Aminnudin) yang selalu mendo’akan kakaknya agar menjadi sarjana. Skripsi dan
gelar sarjana ini penulis persembahkan untuk kalian.
7. Orang special, Saeful Arif., yang telah memberikan motivasi, semangat dan ide-ide sehingga
penulisan skrpsi ini selesai.
8. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengeatahuan, bimbingan serta fasilitas kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan dan penulisan skripsi ini. Semoga ilmu yang telah diberikan
mendapat keberkahan dari Allah SWT.
9. Pondok Pesantren Daar el-Qolam yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah yang beiau pimpin.

v

10. Siswa-siswi kelas X SMA Daar el-Qolam II yang telah bersedia sebagai subyek dalam Penelitian

skripsi.
11. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang
telah memberikan fasilitas berupa kemudahan dalam meminjam buku.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2009, khususnya kelas
PAI-D dan Fiqih-B. Terimakasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan dan motivasi. Tiada hal
yang terindah kecuali mengenang masa kita berjuang bersama di kampus tercinta.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat penulis nantikan demi penyempurnaan selanjutnya.

Jakarta, 15 Januari 2014

Penulis

vi

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................

I

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. II
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. III
ABSTRAK ........................................................................................................... IV
KATA PENGANTAR ........................................................................................ V
DAFTAR ISI ....................................................................................................... VII
DAFTAR TABEL ............................................................................................... X
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... XI
BAB I – PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7
BAB II – KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik ............................................................................ 9
1. Kemampuan Berbahasa Asing (Arab dan Inggris) ...................... 9
a. Pengertian Kemampuan Berbahasa .......................................... 9
b. Berbahasa Asing (Arab dan Inggris) ........................................ 10

vii

2. Prestasi Belajar ............................................................................. 17
a. Pengertian Prestasi .................................................................... 17
b. Pengertian Belajar ..................................................................... 17
c. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................... 18
3. Mata Pelajaran Pondok .................................................................. 21
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ....................................................... 22
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23
D. Hipotesis penelitian......................................................................... 24
BAB III – METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 26
B. Metode Penelitian ........................................................................... 27
C. Variabel Penelitian .......................................................................... 27
D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
F. Teknik Analisa Data ........................................................................ 31
G. Hipotesis Statistik ............................................................................ 36
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 37
B. Pengujian Persyaratan analisis dan Pengujian Hipotesis ................ 51
C. Pembahasan hasil Penelitian ........................................................... 57
D. Keterbatasan Penelitian................................................................... 58
BAB V – KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

viii

B. Saran................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 62

ix

DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket

29

2. Tabel 3.2

Skala Norma Kemampuan Berbahasa

33

3. Tabel 3.3

Skala Norma Hasil Belajar Siswa

33

4. Tabel 3.4

Interpretasi Nilai “r” Product Moment

34

5. Tabel 4.1

Menggunakan Bahasa Asing (Arab-Inggris) setiap hari

39

6. Tabel 4.2

Mampu Mengarang cerita Dengan Bahasa Asing

40

7. Tabel 4.3

Selalu Menghapal Kosa Kata Setiap Hari

41

8. Tabel 4.4

Senang Belajar Menggunakan Bahasa Asing

41

9. Tabel 4.5

Bertanya Kepada Guru ketika mendapatkan Kesulitan Belajar

42

10. Tabel 4.6

Suasana di Asrama mendukung Untuk Belajar

42

11. Tabel 4.7

Guru Selalu Memberikan Tuas Setelah Belajar

43

12. Tabel 4.8

Guru Selalu Memberikan Hasil Tugas

43

13. Tabel 4.9

Mengikuti Kursus Bahasa Yang di sediakan Pondok

44

14. Tabel 4.10

Suasana Kelas Kondusif Saat Belajar Mengajar

44

15. Tabel 4.11

Selalu Menggunakan Bahasa Indonesia Setiap Hari

45

16. Tabel 4.12

Mampu Mengarang Dengan Bahasa Indo. dari pada Bahasa Asing 45

17. Tabel 4.13

Melupakan Kosa Kata Yang Sudah Hapal

46

18. Tabel 4.14

Tidak Semangat Saat Belajar Menggunakan Bahasa

46

19. Tabel 4.15

Merasa kesulitan dalam Belajar bahasa Asing

47

20. Tabel 4.16

Suasana Di Asrama Tidak Mendukung Untuk Belajar

47

21. Tabel 4.17

Guru Tidak Memberikan Tugas Setelah Selesai Belajar

48

22. Tabel 4.18

Evaluasi Pembelajaran Tidak Pernah Dilakukan Oleh Guru

48

23. Tabel 4.19

Tidak Pernah Mengikuti Kursus Bahasa

49

24. Tabel 4.20

Suasana Kelas Tidak Kondusif

49

25. Tabel 4.21

Skor Kesadaran Berbahasa Asing (Arab-Inggris)

50

26. Tabel 4.22

Skala Norma Kesadaran Berbahasa Asing (Arab-Inggris)

51

27. Tabel 4.23

Skor Prestasi Belajar Siswa Kelas X

52

28. Tabel 4.24

Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa

53

29. Tabel 4.25

Uji Korelasi

54
x

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1

Lembar uji referensi

2. Lampiran 2

Nama Guru Pondok Pesantren Daar el-Qolam II

3. Lampiran 3

Rekapitulasi Data Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam II

4. Lampiran 4

Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Daar el-Qolam II

5. Lampiran 5

Nama Responden (Santri kelas X)

6. Lampiran 6

Kurikulum Pondok Pesantren Daar el-Qolam II

7. Lampiran 7

Kegiatan Penelitian

8. Lampiran 8

Hasil wawancara kepala Bagian Bahasa

9. Lampiran 9

Angket Penelitian

10. Lampiran 10 Hasil Angket
11. Lampiran 11 Surat Bimbingan Skipsi
12. Lampiran 12 Surat permohonan izin penelitian
13. Lampiran 13 Surat keterangan penelitian Pondok Pesantren Daar el-Qolam II

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam adalah suatu proses penanaman nilai-nilai Islam melalui
pengajaran, bimbingan dan latihan yang dilakukan dengan sadar dan penuh
tanggung jawab dalam rangka pembentukan, pembinaan, pendayagunaan,
pengembangan pikir, zikir dan kreasi manusia. Sehingga terbentuk pribadi muslim
sejati, yang mampu mengembangkan kehidupannya dengan penuh tanggung
jawab dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.1

Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke
Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam dimulai dari kontak pribadi maupun
kolektif antara mubalig (pendidik) dengan peserta didiknya. Setelah komunitas
muslim terbentuk di suatu daerah, maka mulailah mereka membangun masjid.
Masjid difungsikan sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Masjid merupakan
lembaga pendidikan Islam yang pertama muncul di samping rumah tempat
kediaman ulama atau mubaligh. Setelah itu munculah lembaga-lembaga
1

Armai Arief, Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau, (Jakarta: Suara ADI, 2009),
hal.33-35

1

2

pendidikan Islam lainnya seperti pesantren, dayah dan surau. Nama-nama tersebut
walaupun berbeda, tetapi hakikatnya sama yakni sebagai tempat menuntut ilmu
pengetahuan agama. Perbedaan nama tersebut adalah dipengaruhi oleh perbedaan
tempat. Seperti perkataan pesantren populer bagi masyarakat di Jawa, dayah di
Aceh, dan surau di Sumatera Barat.2

Sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia Pondok
pesantren yang memiliki kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan
Bangsa. Peranannya dalam membangun kehidupan Bangsa di bidang pendidikan,
keagamaan dan moral sangat besar. Dalam peranannya pesantren untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku
sehari-hari.3

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang efektif untuk
menanamkan sikap, prilaku dan akhlak mulia kepada para peserta didik (santri).
Bahkan dalam bidang bahasa, pesantren dianggap sebagai lembaga yang paling
efektif untuk mempraktekkan sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa
asing semisal: Arab dan Inggris.4

Diantara lembaga pendidikan lain, pondok pesantren memiliki kekhususan
dalam sistemnya sebab para anak didik (santri) tinggal bersama guru ngaji,
sehingga dapat menumbuhkan ciri-ciri khas pesantren. Pendidikan pesantren
seharusnya bisa bernilai lebih unggul karena mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu
umum dengan ilmu-ilmu agama, karena sistem pesantren yang sangat ketat karena
selama dua puluh empat jam santri atau siswa dalam pengawasan ustadz atau
guru, selama dua puluh empat jam tersebut dalam pengawasan guru mampu
2

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan, (Jakarta: Putra
Grafika, 2007) hal. 1
3
Jazuli Juwaini, Revitalisasi Pendidikan Islam (Taushiyah dan pemikiran Kiai Syahid),
(Jakarta: Bening Citra, 2011) hal. 63
4
Jamali Sahrodi, Pesantren Dan Paradigma Pendidikan multikultural,(Palembang:Concienca,
Jurnal Pendidikan Islam) Vol.VI No.2 2006 hal.213

3

meminimalisir siswa dari pengaruh buruk dari luar sekolah. Selain itu, di
lingkungan pesantren para santri diajarkan pola hidup kebersamaan, kemandirian,
kedisiplinan, kesederhanaan dan yang paling utama adalah akhlak mulia.5

Kedisiplinan di pesantren sangat penting dalam upaya mengajar dan
mendidik santri,6 dan para santri harus bisa menyesuaikan diri dengan hidup
berdisiplin.7 Salah satu disiplin dalam pendidikan dunia pesantren adalah
menggunakan bahasa asing yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan
alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang
bisa menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik
secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa bahasa
adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia dan merupakan hal terpenting dalam kehidupan
seseorang, karena bahasa adalah termasuk kebutuhan manusia dalam berhubungan
dengan sesamanya. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin
baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. 8

Dalam peranannya sebagai alat komunikasi, bahasa menjadi sangat penting
untuk dikuasai dengan baik. Dengan penguasaan bahasa yang baik, seseorang
dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik. Penguasaan yang baik,
bukanlah suatu hal yang terberi, melainkan suatu hal yang diupayakan, yaitu
dengan dipelajari, terlebih lagi bila bahasa yang ingin dikuasai adalah bahasa
asing.
Pada umumnya belajar merupakan kebutuhan pokok, sebab dalam
kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang

5

69

Jazuli Juwaini, Revitalisasi Pendidikan Islam (Taushiyah dan pemikiran Kiai Syahid),,,. hal.

Indrajaya, La Tuakhir ‘Amalaka (Jakarta: Siraja, 2013) hal.7
Hafiz Azhari, Filsafat Hidup K.H. Ahmad Rifa’I Arief (Petuah dari Kiai Mumtaz), (Jakarta:
Fikra Publishing, 2012), hal. 14
8
Wijoyo Muridan S, Bahasa Negara Versus bahasa Gerakan Mahasiswa, (Jakarta: LIPI
Press, 2004), hal.2
6

7

4

menuntut untuk selalu berkembang dan selalu meningkatkan kwalitas dirinya.
orang mempelajari bahasa asing yang termasuk di dalamnya bahasa Arab dan
bahasa Inggris pada dasarnya mereka bertujuan agar dapat berkomunikasi dengan
bahasa asing tersebut, baik secara lisan maupun tulisan dengan benar dan tepat,
sebagaimana telah ditulis oleh Muljanto Sumardi dalam bukunya, “Apapun tujuan
yang ingin dicapai oleh seseorang yang mempelajari bahasa asing, tujuan akhirnya
ialah agar ia dapat menggunakan bahasa tersebut baik lisan maupun tulisan
dengan tepat, fasih, dan bebas untuk berkomunikasi dengan orang yang
menggunakan bahasa tersebut”. 9

Tuntutan akan kemampuan berbahasa asing semakin meningkat, seiring
dengan kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi,
informasi, dan bidang-bidang yang lainnya. Dengan memiliki kemampuan
berbahasa asing yang baik, seseorang dapat lebih leluasa menjalin komunikasi
dengan orang lain yang berasal dari bangsa yang berbeda dengan dirinya. Terjalin
komunikasi dengan baik akan membawa banyak manfaat pada pemahaman antar
pribadi, kelompok maupun bangsa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk mempelajari bahasa asing yaitu dengan cara mempelajari bahasa asing
melalui jalur pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan formal yang memberikan pengajaran bahasa asing di antaranya
adalah pondok pesantren. Salah satu pesantren yang layak untuk diperhatikan
adalah Pondok Pesantren Daar el-Qolam yang mengintegrasikan sistem ajar
dengan menggunakan bahasa asing, yaitu bahasa Arab dan Inggris. Bahasa asing
di Pondok Pesantren Daar el-Qolam juga dijadikan sebagai bahasa percakapan
sehari-hari, hal ini penting karena untuk memperoleh dan menguasai kemampuan
berbahasa asing yang baik dan fasih ialah harus berlatih dan terbiasa
menggunakan bahasa asing sesering mungkin.
Di Pondok Pesantren Daar el-Qolam siswa wajib menggunakan bahasa
asing (Arab dan Inggris) meski kenyataannya sering bermunculan siswa yang
9

Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal.56

5

belum sadar dalam menjalankan kewajiban berbahasa sebagai bahasa percakapan
sehari-hari dan berjalan dengan sebuah keterpaksaan karena adanya tuntutan
disiplin yang ada, sebagian dari mereka menggunakan bahasa Arab dan Inggris
ketika di depan pengurus bagian bahasa saja, bahasa yang mereka gunakan seharihari adalah bahasa Indonesia dan bahasa daerah (misal: Betawi, Sunda, Sumatra,
dll.) karena kurangnya kesadaran siswa untuk menggunakan bahasa asing (ArabInggris) dalam percakapan sehari-hari, maka akan berdampak negatif pada
pelajaran dikelas.

Hal tersebut dapat terlaksana di Pondok Pesantren Daar el-Qolam
dikarenakan para santri tinggal di pondok selama dua puluh empat jam santri
dilatih untuk selalu berbahasa asing di lingkungan Pondok Pesantren Daar elQolam. Di samping itu juga diterapkan hukuman bagi santri yang melanggar tidak
berbahasa di lingkungan Pondok Pesantren Daar el-Qolam, hukuman itupun
bersifat mendidik agar santri disiplin berbahasa.

Pada sekolah ini, proses belajar mengajar (PBM) menggunakan kurikulum
Pendidikan Nasional (Diknas) yang diintegrasikan dengan kurikulum pesantren
Modern. Dalam pemaparan materi di kelas, para guru diharuskan menggunakan 3
bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia), yaitu bahasa Arab untuk mata pelajaran
Agama, bahasa Inggris untuk mata pelajaran Inggris dan sebagian pelajaran
umum, dan bahasa Indonesia untuk sebagian mata pelajaran umum lainnya.
Karena kebanyakan mata pelajarn pondok menggunakan bahasa asing (ArabInggris) maka buku-bukunyapun banyak yang menggunakan bahasa asing (ArabInggris) sehingga membutuhkan skill untuk bisa berbahasa asing (Arab-Inggris)
agar bisa membaca buku-buku yang berbahasa dan faham akan materi pelajaran di
kelas sehingga prestasi belajarpun meningkat. Lain halnya dengan tidak bisa atau
tidak mengikuti peraturan pondok untuk berbahasa asing (Arab-Inggris), maka
tidak akan faham materi pelajaran di kelas dan prestasi belajarpun berkurang.
Begitu juga dengan ujian, menggunakan bahasa ketika ujian lisan maupun tulisan,

6

baik semester pertama maupun semester kedua. Sehingga, siswa dituntut untuk
menguasai language skill bahasa Arab dan bahasa inggris.

Berdasarkan pada keadaan umum pondok pesantren yang disebutkan di atas,
banyak hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam lagi, sehingga
mendorong penulis untuk menuangkannya ke dalam skripsi dengan judul:
“PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA ASING (ARAB - INGGRIS)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas X pada
Mata Pelajaran Pesantren di Pondok Pesantren Daar el-Qolam II, Tangerang Banten)”
B.

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, terdapat berbagai masalah yang
dapat diidentifikasi yaitu:
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran pondok
2. Rendahnya kesadaran siswa untuk meningkatkan minat belajar dalam
berbahasa asing (Arab-Inggris)
3. Kurangnya kemampuan siswa dalam berbahasa yang baik dan benar
4. Banyak siswa yang kurang aktif berbahasa asing dalam percakapan
sehari-hari

C.

Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak melebar luas dan tidak
menyimpang dari sasaran yang diharapkan peneliti, maka peneliti memberikan
batasan-batasan masalah sebagai berikut:
1. Mengukur kemampuan santri dalam berbahasa asing terutama bahasa
Arab dan Inggris, dengan menganalisanya pada setiap berkomunikasi
baik di luar maupun di dalam kelas.

7

2. Penelitian ini di batasi pada mata pelajaran pesantren yang menggunakan
bahasa Arab dan Inggris.

D.

Perumusan Masalah

Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berbahasa asing (Arab-Inggris) siswa kelas X di
Pondok Pesantren Daar el-Qolam?
2. Apakah ada hubungan antara kemampuan bahasa asing terhadap prestasi
belajar siswa?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui kemampuan berbahasa asing (arab-Inggris) siswa
kelas X di pondok pesantren Daar el-Qolam.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berbahasa asing (ArabInggris) santri terhadap prestasi belajar siswa.

F.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini penulis anggap layak dilakukan karena mempunyai beberapa
kegunaan, diantaranya adalah:

1. Manfaat bagi Peneliti.
Memperkaya diri dengan ilmu dan pengetahuan terkait dengan kajian
pendidikan dan karya tulis ilmiah ini adalah tugas akhir/skripsi untuk
memenuhi kewajiban akademis sebagai syarat kelulusan dalam jenjang
sarjana.

8

2. Manfaat bagi Universitas
Sebagai bahan dokumentasi bagi pengembangan pendidikan khususnya
pada jurusan pendidikan Agama Islam (PAI) dan menjadi masukan bagi
lembaga ini, agar mempunyai pandangan yang lebih luas terhadap dunia
pendidikan.

3. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai sarana untuk menambah informasi dan kekayaan pengetahuan,
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca dan penikmat
tulisan.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Deskripsi Teoritik
1.

Kemampuan Berbahasa Asing (Arab dan Inggris)
a. Pengertian Kemampuan Berbahasa

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa/sanggup
melakukan sesuatu, kemudian ditambah “ke” dan akhiran “an” menjadi
kemampuan yang artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan.1 Secara bahasa
kemampuan sama dengan kesanggupan atau kecakapan. Jadi, kemampuan adalah
kesanggupan atau kemampuan seseorang untuk berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari. Kata berbahasa berasal dari kata bahasa. Bahasa adalah alat berfikir,
berkomunikasi, bersosial dan berbudaya.2 Sedangkan berbahasa menurut KBBI
adalah menggunakan bahasa3. Jadi kemampuan berbahasa adalah kemampuan
individu untuk mendengarkan ujaran yang disampaikan oleh lawan bicara,
berbicara dengan lawan bicara, membaca pesan-pesan yang disampaikan dalam
bentuk tulis, dan menulis pesan-pesan baik secara lisan maupun tulisan.

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka
2007) cet. IV hal. 707
2
Jurnal islamic Review “JIE” (Jawa Tengah: Staimafa Press 2012), Vol.1 hal.222
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,,,. Hal.90

9

10

b. Berbahasa Asing (Arab dan Inggris)

Mempelajari bahasa asing adalah suatu langkah awal yang baik untuk
dapat berkomunikasi dengan orang lain guna menghadapi tantangan globalisasi,
tetapi sekedar mengetahui bahasa orang lain saja tanpa menguasainya dalam
komunikasi sehari-hari belum cukup untuk memenuhi kebutuhan globalisasi.
Karena di era globalisasi, perkembangan tekhnologi komunikasi yang sangat
cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan informasi dari
berbagai penjuru dunia. Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasaan
bahasa asing selain bahasa Inggri, dalam hal ini bahasa Arab merupakan hal yang
sangat mendesak. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik dibidang teknik, ilmuilmu murni, psikologi, maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Arab.
Bahasa Arab dan Inggris merupakan bahasa komunikasi internasioanl.
Selain itu, di Indonesia kedudukan bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan
bahasa asing yang resmi dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan baik lembaga
formal maupun lembaga non formal. Melalui pembeljaran bahasa Arab dapat
dikembangkan keterampilan pembelajar dalam berkomunikasi lisan dan tulisan
untuk memahami dan menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing yang dapat
menjawab tantangan globalisasi.

1)

Variabel pembelajaran bahasa

Dalam proses belajar mengajar bahasa berturut-turut akan kita dapati: 4
a. Murid, yaitu objek yang akan dikenai proses itu, dan yang
diharapkan mempunyai sikap dan kemampuan yang lebih baik
setelah proses belajar mengajar itu selesai.
b. Guru. Guru hendaknya memulai pengajaran bahasa dengan melatih
pendengaran dan percakapan kemudian dilanjutkan dengan bacaan
dan tulisan.
4

Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2004), cet.2
hal. 203-204

11

c. Bahan pelajaran, yakni sesuatu yang harus disampaikan oleh guru
kepada murid dalam proses belajar mengajar
d. Tujuan pengajaran yakni sesuatu yang akan dicapai melalui proses
belajar mengajar.
Keempat variabel ini mempuyai hubungan fungsional dalam kegiatan belajar
mengajar dab turut menentukan keberhasilan belajar belajar siswa.

2)

Metode Pengajaran Bahasa

Metode mengajar adalah hal yang penting dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru merupakan tulang punggung dalam proses belajar mengajar, karena
ia sebagai penengah antara murid dan buku pelajaran, maka metode mengajar
sebagai lingkaran yang melibatkan tiga unsur (guru, materi dan murid). Dengan
metode, pengajar dapat mentransfer isi materi kepada murid. Ma’mun Efendi Nur
merumuskan metode itu kepada lima bagian:5
1. Metode Gramatika dan Terjemah
Metode ini bertujuan untuk memproduk para pelajar untuk mampu
menghafal materi-materi nahwu/sharaf secara teori. Dan memproduk para
pelajar untuk mampu membaca kitab dan memberikan makna/arti kedalam
bahasanya.
2. Metode Direct
Metode ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan terhadap para siswa
kemampuan berfikir secara langsung dengan bahasa yang dipelajarinya,
tanpa proses terjemah dalam percakapan, membaca dan menulis. Dan
mempergunakan bahasa yang baru secara langsung dan terjemah.
3. Metode Membaca
Metode ini bertujuan untuk kemampuan dalam membaca bahasa asing
(Arab-Inggris) dan memahaminya dengan sangat mudah, menghasilkan
kalimat-kalimat yang benar ketika menulis dan sekaligus mendapat
ucapan-ucapan yang benar ketika berbicara dengan bahasa tersebut.
5

Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia,,,. hal. 151-153

12

4. Metode Audio-Lingual
Metode ini bertujuan untuk dapat memproduk para siswa memiliki empat
kecakapan sekaligus (mendengar, berbicara, membaca dan menulis),
dengan lebih banyak memperhatikan kepada kecakapan lisan, karena
mengingat prinsip bahasa itu sendiri adalah merupakan media komunikasi
antar bangsa.
5. Metode Pilihan
Metode ini merupakan gabungan dari empat metode diatas, metode ini
bersandar pada kemampuan para pengajar bahasa dalam mencari sistem
yang sesuai dengan kebutuhan para siswa dan bentuk/pola pendidikan,
untuk menerapkan metode ini dengan sebaik-baiknya.

3)

Fungsi Bahasa

Fungsi bahasa menurut H.A.K. Halliday sebagaimana yang dikutip oleh
Abdul Mu’in adalah sebagai berikut:6
1. Fungsi Instrumental (The instrument function), melayani pengolahan
lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi, seperti :
kamu mencuri, karena itu kamu dihukum.
2. Fungsi regulasi (The regulatory function), bertindak untuk mengawasi
Fungsi Instrumental (The instrument function), melayani pengolahan
lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi, seperti :
kamu mencuri, karena itu kamu dihukum.
3. Fungsi pemberian (the representational function) adalah penggunaan
bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta
dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan dengan kata lain
menggambarkan realitas yang sebenarnya, seperti : matahari panas, garam
asin dan lain-lain.

Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka AlHusna Baru, 2004), hal. 24-25
6

13

4. Fungsi interaksi (the interaction) bertugas untuk menjamin serta
menetapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi, interaksi social.
Seperti adat istiadat, budaya setempat, tata pergaulan dan sebagainya.
5. Fungsi perorangan (the personal function) memberi kesempatan kepada
seorang pembicara untuk mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi sera
reaksi-reaksinya yang mendalam.
6. Fungsi heuristic (the heuristic function) melibatkan penggunaan bahasa
untuk

memperoleh

ilmu

pengetahuan,

mempelajari

seluk

beluk

lingkungan. Seringkali fungsi ini disampaikan dalam bentuk pertanyaanpertanyaan yang membutuhkan jawaban. Seperti mengapa matahari panas
? mengapa malam gelap ?.
7. Fungsi imajinatif (the imaginative function) melayani penciptaan sistemsistem atau gagasanyang bersifat imajinatif. Seperti mengisahkan ceritacerita/dongeng, membaca lelucon atau menulis novel.

Pendapat lain mengatakan bahwa fungsi bahasa sesuai dengan taraf
perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dapat dibedakan sebagai
berikut:7
1. Bahasa adalah alat komunikasi antar orang seorang dan bangsa bangsa.
2. Bahasa adalah alat untuk menyatakan perasaan, harapan, keinginan dan
fikirannya.
3. Bahasa adalah alat berfikir idea (gagasan) setelah dituangkan dalam katakata dan kalimat-kalimat, yang diucapkan atau dicatat dengan simbulsimbul (tulisan), baru mempunyai bentuk yang ada ujudnya.
4. Bahasa adalah alat untuk meyakinkan orang lain akan adanya informasi,
baik secara lisan maupun tulisan.
5. Bahasa juga dapat sebagai lambang agama. Bahasa Ibrani adalah alat
agama Yahudi, bahasa Latin alat agama Katolik Roma, bahasa Inggris alat
kebanyakan versi Protestanisme, bahasa Yunani dan bahasa Slavia-gereja

7

Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, , , . hal. 26-27

14

menjadi alat gereja-gereja Kristen Timur, bahasa Sansekerta menjadi alat
agama Budha dan bahasa Arab menjadi alat agama Islam.
6. Bahasa merupakan pendukung yang mutlak bagi keseluruhan pengetahuan
manusia. Tidak ada suatu pengetahuan yang dapat disampaikan dengan
efisien kecuali lewat bahasa.
7. Bahasa merupakan landasan yang asasi bagi semua kerjasama antara
manusia, sehingga tanpa bahasa peradaban tidaklah mungkin dibina.
Selanjutnya dengan bahasa peradaban dan kebudayaan dapat dipelihara,
diperkembangkan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
8. Bahasa dapat menjadi alat pemersatu
9.

Bahasa dapat pula menjadi senjata guna melemahkan atau menghancurkan
kekuatan musuh.

Dari kedua kelompok pembagian fungsi bahasa, nampak bahwa yang kedua lebih
lengkap, yang bukan saja menekankan fungsinya sebagai alat komunikasi, tetapi
lebih luas dari itu semua. Sehingga bahasa mempuyai peranan yang amat penting
bagi kehidupan manusia dimana saja dan kapan saja.

4)

Tujuan pengajaran bahasa

Seseorang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda-beda. Ada
yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi bacaan
(teks), ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang
belajar hanya untuk gengsi-gengsian, dan banyak pula yang belajar dengan
berbagai tujuan khusus. Dalam pendidikan formal di sekolah dasar (SD), sekolah
menengah (SLTP/A), dan perguruan tinggi dapat pula kita lihat berbagai rumusan
tujuan pengajaran bahasa tersebut.
Ditinjau secara nasional, tujuan pendidikan bahasa itu harus dikaitkan
dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan intitusional, lalu
dikaitkan pula dengan status politis (nasional, daerah atau asing) bahasa yang
dipelajari, dan kemudian dikaitkan pula dengan fungsi-fungsi bahasa yang
diperlukan.

15

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai dalam lembaga –
lembaga kependidikan tertentu, seperti sekolah dasar, sekolah menengah, dan
perguruan tinggi. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran bahasa dengan baik,
maka tujuan itu harus pula dikaitkan dengan status atau kedudukan bahasa itu
secara nasional.8
Penggunaan berbagai teknik dan metode yang inovatif dapat menciptakan
situasi pembelajaran yang kondusif. Peserta didik dalam kaitan ini ikut terlibat
secara langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil
rekaman informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta
didik.
Melalui proses pembelajaran yang dinamis diharapkan akan tercipta suatu
bentuk komunikasi lisan antara peserta didik dengan peserta didik yang terpola
melalui empat kemahiran yang harus dicapainya, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Sehingga suasana pembelajaran terhindar dari kejenuhan.9
Berikut penjelasan mengenai hal tersebut:
a)

Strategi pembelajaran bahasa menyimak
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif. Pada waktu proses pembelajaran, keterampilan
ini jelas mendominasi aktifitas siswa dibanding dengan keterampilan
lainnya, termasuk keterampilan berbicara.
Menyimak dapat dicapai dengan latihan-latihan mendengarkan
perbedaan antara satu ungkapan dengan ungkapan lainnya. Untuk
dapat memahami bentuk dan arti dari apa yang didengar diperlukan
latihan-latihan berupa mendengarkan materi yang diberikan oleh guru
didalam

kelas.

Sehingga

santri

bisa

faham

menggunakan bahasa asing (Arab-Inggris).

8
9

Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik,,,. hal. 210-211
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing,,,. Hal. 56

pelajaran

yang

16

b)

Strategi pembelajaran keterampilan berbicara
Menurut aliran komunikatif dan pragmatik, keterampilan berbicara
dan keterampilan menyimak berhubungan secara kuat. Interaksi lisan
ditandai

oleh

rutinitas

informasi.

Keterampilan

berbicara

mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam
membentuk sebuah kalimat.
Kemampuan berbahasa tidak hanya dilihat dari strategi menyimak saja
melainkan dengan strategi berbibica. Santri dikatakan bisa berbahasa
bisa dilihat dari kemampuan berbicara setiap hari baik di dalam kelas
maupun diluar kelas.

c)

Strategi pembelajaran keterampilan membaca
Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara
mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan
suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi
pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi
kehidupan manusia
Seseorang bisa dilihat mampu berbahasa asing (Arab-Inggris) dengan
kemampuannya bisa membaca dengan menggunakan bahasa asing
(Arab-Inggis), sehingga santri bisa memahami pelajaran di sekolah.

d)

Strategi pembelajaran keterampilan menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan
dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh
pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang
lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli
bahasa yang bersangkutan sekalipun.
Selain keterampilan menyimak, berbicara ataupun membaca, ada juga
keterampilan menulis untuk mengukur kemampuan berbahasa

17

seseorang, karena seseorang mampu berbahasa harus bisa menulis
menggunakan bahasa.

2.

Prestasi belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu “prestasi dan belajar”. Sebelum
mendefinisikan prestasi belajar terlebih dahulu perlu memahami pengertian
prestasi belajar.

a. Pengertian prestasi
Kata prestasi dalam KBBI adalah hasil yang telah dicapai. 10 Istilah prestasi
pada umumnya dihubungkan dengan hasil yang dicapai seseorang, baik dalam
bidang pekerjaan maupun pendidikan. Seseorang dikatakan berprestasi baik
apabila hasil usaha yang dicapai mendekati apa yang diharapkan. Akan tetapi
sebaliknya, prestasi dikatakan menurun bila hasil usaha tidak sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Jadi, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja baik secara individual maupu kelompok dalam bidang
kegiatan tertentu.

b. Pengertian Belajar

Belajar dalam KBBI di artikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.11 Belajar selalu dikaitkan dengan suatu
aktifitas yang membawa perubahan pada setiap individu. Perubahan ini berkaitan
dengan perubahan kebiasaan, pengetahuan, keterampilan dan sikap, juga
10
11

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,,,. hal. 895
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besa Bahasa Indonesia,,,. hal. 17

18

menyangkut beberapa aspek dan kebiasaan manusia yang tidak terlepas dari
kepribadiannya. Menurut Muhibbin Syah, pengertian belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.12
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.13
Belajar juga diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interkasi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungan, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini perubahan berarti bahwa seorang yang telah mengalami
proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, maupun sikapnya. Perubahan tingkah laku dalam
aspek pengetahuan adalah dari tidak mengerti menjadi mengerti, dalam aspek
keterampilan adalah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi
terampil, dalam aspek sikap adalah dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan
menjadi sopan. Hal ini merupakan salah satu kriteria keberhasilan belajar yang
diantaranya ditandai oleh terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu
yang belajar. Tanpa adanya perubahan tingkah laku, belajar dapat dikatakan gagal.
Dari beberapa pengertian di atas seseorang dapat dikatakan belajar apabila
adanya perubahan tingkah laku karena terjadinya pengalaman dan latihan. Dengan
demikian, tidak semua perubahan diartikan belajar. Perubahan yang terjadi dalam
aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk dalam
arti belajar.

12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), hal. 87
Tohirin, Ms, M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2006), hal. 8
13

19

c. Pengertian Prestasi Belajar

Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar/akademik.
Pengajar dapat melakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan, memberikan
pekerjaan rumah/tugas tertulis atau melihat penampilan aktual dari tugas
keterampilan dan tes tertulis.
Menurut kebiasaan, prestasi belajar/akademik siswa biasanya diwujudkan
dalam rapot. Rapot hasil studi ini diberikan kepada siswa setelah melewati tahap
ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Apabila nilai dalam raport baik,
maka prestasinya dikatakan baik, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan
siswa dalam segala hal yang dipelajari di kelas yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.
Prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa yang menghasilkan
perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, adanya analisis,
sistesis, dan evaluasi. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa dalam
menguasai materi pengetahuan dan keterampilan setelah belajar yang didasarkan
atas hasil pengukuran evaluasi pembelajaran.
Prestasi pada dasarnya adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas,
sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah
laku. Jadi pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesankesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas
dalam belajar.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah
hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang
kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di
sekolah, secara garis besarnya dapat dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu:
1)

Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa).

20

Faktor ini meliputi keadaan kondisi jasmani (fisiologis), dan kondisi
rohani (psikologis). Keberhasilan dalam penyesuaian siswa tergantung
dari kemampuan berfikir dan belajar. Hasil belajar dari pengalamn
menentukan penyesuaian dirinya.
2)

Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa).
Faktor ini terdiri dari faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial dan
faktor instrumental.
a. Dalam Lingkungan rumah, faktor prestasi belajar adalah dari pihak
orang tua, yang memberikan dukungan kepada siswa untuk
menyediakan fasilitas belajar di dalam rumah dan orang tua harus
bisa menjaga keutuhan rumah tangga.
b. Dalam lingkungan sekolah yang mendukung kedalam prestasi
belajar siswa terutama pada kurikulum yang bisa mengembangkan
potensi belajar siswa serta fasilitas belajar siswa dalam kelas, dan
yang paling utama adalah metode mengajar seorang guru yang bisa
memberikan motivasi dan prestasi siswa.

3)

Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan mnetode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.14

Pada prinsipnya, Indikator prestasi belajar mengungkapkan hasil belajar
ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman
dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku
seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa siswa, sangat sulit. Hal seperti ini
disesbabkan oleh perubahan hasil belajar belajar itu yang bersifat intangible (tak
dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah
hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.15
14
15

Muhibbin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), hal. 145
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan,,,. Hal. 148

21

Setelah mengetahui indicator prestasi belajar diatas, guru perlu pula
mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para
siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi
siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah.
Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa,
dan karsa siswa.16

3.

Mata pelajaran pondok Pesantren

Struktur dan muatan KTSP pada SMA Daar el-Qolam mengacu kepada PP
19/2005 Pasal 7 tersebut, diperkaya dengan kelompok mata pelajaran
kepesantrenan sebagai berikut:
a.

Kelompok mata pelajaran dirosah Islamiyah (Tafsir, Hadits, fikih,
SKI, Ushul Fiqh, Musthalahul hadits dan Mahfuzhat).

b.

Kelompok mata pelajaran dirosah lughowiyah (Insya, Muthala’ah,
Nahwu dan Sharaf, dan Tamrin Lughah).

c.

Kelompok mata pelajaran muatan lokal. (Metodologi Penelitian dan
al-Tarbiyah wa al-Ta’lim).17

Dari tiga kelompok mata pelajaran kepesantrenan tersebut di atas, ada dua
mata pelajaran yang termasuk mata pelajaran pondok pesantren, yaitu:
a.

Kelompok mata pelajaran Dirosah Islamiyah dimaksudkan untuk
membekali siswa dengan kompetensi memahami dasar-dasar ajaran
Islam secara mendalam yang dirinci dalam mata pelajaran Tafsir,
Hadits, Fiqih, SKI, Ushul Fiqh, Musthalahul hadits dan Mahfuzhat,
sejalan dengan pendidikan SMA Daar el-Qolam yang berbasis
pesantren.

b.

Kelompok mata pelajaran dirosah lughowiyah (bahasa Arab)
dimaksudkan untuk membekali siswa kompetensi berbahasa Arab

16

Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan,,,. Hal. 150
Tim Peny. KTSP Daar el-Qolam 2, KTSP Daar el-Qolam 2 (Tangerang: Daar el-Qolam,
2013), hal.32
17

22

secara aktif menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara bahasa lisan dan tulisan dalam kehidupan sehari-hari.
Mencakup kemampuan mengarang, memahami naskah cerita, kaidah
berbahasa dan kata-kata mutiara.

B.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut ini beberapa penelitian yang sekiranya berkaitan dengan penelitan
yang sedang dikaji saat ini, diantaranya adalah:
1.

Alfain, 2008. Korelasi Kemampuan Berbahasa Arab dengan
Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Skripsi, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah adanya pengaruh atau
hubungan antara penguasaan bahasa Arab dengan kecerdasan
spiritulal. Dimana siswa ketika menguasai bahasa Arab, maka ia dapat
memahami ba