Pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta Selatan

(1)

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

DI SMP BAKTI MULYA 400 PONDOK PINANG

JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

LAILATUL BADRIYAH NIM : 1 0 6 0 1 5 0 0 0 7 0 5

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

DI SMP BAKTI MULYA 400 PONDOK PINANG

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh : LAILATUL BADRIYAH

NIM. 106015000705

Pembimbing

Drs. H. Nurochim, MM NIP. 195907151984031003

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian PPKT yang berjudul

”PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMP BAKTI MULYA 400 PONDOK PINANG, JAKARTA SELATAN” dapat terselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada Nabi Muhammad SAW. yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi ummat dalam menempuh kehidupan ini.

Sekalipun masih jauh dari sempurna, ini merupakan hasil usaha maksimal penulis lakukan yang prosesnya tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, berkat pertolongan Allah SWT. serta bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak akhirnya hambatan tersebut dapat teratasi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua puhak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materil sehinga penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan IPS sekaligus pembimbing yang dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang positif, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan kesodenan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulloh Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr Komarudin Hidayat, Rektor Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulloh Jakarta.

4. Bapak Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, beserta guru-guru dan staff tata usaha yang memberikan kesempatan kepada penulis dalam


(4)

mengumpulkan data yang akurat, sehingga mempermudah dalam penyelesaian penelitian ini.

5. Kepada Ibu Sovia Andriani, SE. Selaku Guru Mata Pelajaran Ekonomi yang dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan serta motivasi yang tinggi sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.

6. Ayahanda Abdul Bait dan Ibunda Hj. Asmaroh yang selalu menjadi sumber inspirasi terkuat dan selalu membantu penulis baik dari segi moril maupun materil, sehingga penulis menjadi termotivasi dalam menyelesaikan penulisan ini.

7. Kakanda Ahmad Fauzi, S.Pd.I yang menjadi motivator ulung, membimbing dan selalu memberi dukungan tiada henti di dalam penyusunan penulisan ini. 8. Wiwit, Eki, Yati, Iis dan teman-teman seperjuangan Angkatan 2006 di jurusan

IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan masukan, dukungan dalam menyelesaikan penulisan ini.

9. Kiranya masih banyak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu melengkapi dan menyelesaikan penulisan ini.

Hanya kepada Allah jualah penulis serahkan, sehingga segala bantuan dan amal baik yang telah penulis dapatkan akan dibalas-Nya. Dengan kerendahan hati semoga penulisan ini menjadi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 11 November 2010 Penulis

Lailatul Badriyah


(5)

ABSTRAK

Lailatul Badriyah 106015000705. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010, 85 halaman

Kata Kunci : Sumber Belajar dan Prestasi Belajar

Hasil belajar siswa yang berupa indeks prestasi dapat dipengaruhi oleh sumber belajar yang dimiliki masing-masing siswa dan guru. Permasalahan dalam penelitian ini yang pertama adalah bagaimana sumber belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Kedua bagaimana hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Ketiga adakah terdapat korelasi antara pengaruh sumber belajar sterhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pengujian hipotesis melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VII SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta. Tahun Ajaran 2009/2010 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa sebanyak 138 siswa. Sampel yang diambil sebanyak 40 orang siswa yang diambil dengan teknik random sampling. Variabel yang diteliti adalah pengaruh sumber belajar (X) dan prestasi belajar (Y). Pengumpulan data menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.

Dari hasil perhitungan analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh sumber belajar (variabel X) dan prestasi belajar ekonomi (variabel Y) SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun Pelajaran 2009-2010 adalah linier.

Berdasarkan perhitungan linieritas hubungan antara sumber belajar dan prestasi belajar ekonomi siswa SMP Bakti Mulya 400, menunjukkan bahwa kenaikan variabel X (sumber belajar) akan diikuti kenaikan variabel Y (prestasi belajar) sebesar 73,7%, dan sebaliknya penurunan variabel X (sumber belajar) akan diikuti pula penurunan variabel Y (prestasi belajar) sebesar 73,7%.

Berdasarkan deskripsi data, analisis data, interpretasi data, dan kesimpulan ketiga ini dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan, memberikan kontribusi yang tinggi, dan linier antara sumber belajar (variabel X) dan prestasi belajar ekonomi siswa (variabel Y) SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarat Selatan Tahun Pelajaran 2009-2010.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman PENGESAHAN BIMBINGAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR LAMPIRAN ………... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah ………... 5

C. Pembatasan Masalah ……….. 5

D. Perumusan Masalah ……… 6

E. Tujuan Penelitian ……… 6

F. Manfaat Penelitian ………. 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ………. 8

1. Pengertian Prestasi Belajar ……… 8

2. Fungsi Prestasi Belajar ……….. 12

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14

4. Penilaian Hasil Belajar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 19

B. Sumber Belajar ……… 21

1. Pengertian Sumber Belajar ……… 21

2. Klasifikasi Sumber Belajar ……… 25

3. Memilih Sumber Belajar ……… 27

4. Fungsi Sumber Belajar ………... 30


(7)

C. Hubungan Sumber Belajar dengan Prestasi

Belajar Ekonomi ... 31

D. Kerangka Berfikir ………. 32

E. Pengajuan Hipotesis ………. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ………... 34

B. Metodologi Penelitian ……… 34

C. Bentuk Metode Penelitian ………. 34

D. Populasi dan Sampel ………….………. 34

E. Variabel Penelitian ………. 35

F. Sumber Data ……….. 36

G. Tehnik Pengumpulan Data ………. 36

H. Tehnik Analisis Data ……….. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….. 40

1. Sejarah Berdirinya dan Letak Geografis SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang ……… 40

2. Kegiatan Ekstrakurikuler ………. 42

3. Kegiatan Kokurikuler ……….. 42

4. Keadaan Sarana dan Prasarana ……… 43

5. Struktur Organisasi Sekolah ……… 47

6. Keadaan Guru dan Siswa SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang ………. 49

B. Deskripsi Data ……… 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………..………... 74

B. Saran ………..………. 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Keadaan Ruang Penunjang Pembelajaran Tahun 2009-2010 2. Tabel 2 Data Inventaris Laboratorium Fisika

3. Tabel 3 Data Inventaris Laboratorium Biologi 4. Tabel 4 Keadaan Guru SMP Bakti Mulya 400

5. Tabel 5 Kondisi Siswa Pada Tahun Ajaran 2009-2010

6. Tabel 22 Hasil Penghitungan Angket Variabel X (Sumber Belajar) 7. Tabel 23 Data Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Bakti Mulya 400 Pondok

Pinang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009-2010

8. Tabel 24 Uji Korelasi Antara Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

9. Tabel 25 Deskripsi Statistik Sumber Belajar (Variabel X) 10.Tabel 26 Distribusi Skor Sumber Belajar (Variabel X) 11.Tabel 27 Deskripsi Statistik Prestasi Belajar (Variabel Y)

12.Tabel 28 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Skor Prestasi Belajar Ekonomi (Variabel Y)

13.Tabel 29 Prestasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi 14.Tabel 30 Variables Entered/Removed

15.Tabel 31 Hasil Perhitungan Korelasi Antara Sumber Belajar (Variabel X) dan Prestasi Belajar Ekonomi (Variabel Y)

16.Tabel 32 Interpretasi Nilai r 17.Tabel 33 Model Summary 18.Table 34 Coefficients 19.Tabel 35 Model Summary


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Angket untuk siswa ……… 79

2. Lampiran 2 Uji Referensi ……….. 82

3. Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian ………. 84

4. Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ………... 85


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu Negara, pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk manusia dengan tujuan tertentu dan merupakan upaya manusia secara sadar untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Dari pendidikan akan dilahirkan manusia–manusia yang berkualitas. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, dan mandiri dan professional pada bidangnya masing–masing. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila bidang pendidikan memperoleh perhatian, penanganan, dan prioritas dari pemerintah, pengelola pendidikan, masyarakat dan keluarga. Terbukti telah disusun undang–undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai dasar pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Lebih lanjut dicantumkan dalam Bab II pasal 3 bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.1

Untuk itu pembangunan pendidikan Indonesia harus diarahkan pada peningkatan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia yang produktif, mandiri memiliki etos kerja dan berkompetensi. Perluasan dan


(11)

peningkatan pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan nasional mencanangkan gerakan peningkatan mutu pendidikan. Namun demikian mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Menyadari hal tersebut pemerintah telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan yaitu dengan perubahan kurikulum. Berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan tuntutan reformasi.

Pendidikan dapat diartikan sebagai bantuan dari orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidik berupa bimbingan belajar sehingga dapat menunjang perkembangan siswa. Dalam pendidikan formal pemberian bantuan dan bimbingan belajar diwujudkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar tadi manakala ada interaksi antar guru dengan siswa dan antar siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru memerankan fungsi sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Keterpaduan kedua fungsi tersebut mengacu pada tujuan pembelajaran.

Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan melihat tinggi rendahnya prestasi yang diraih oleh siswa. Prestasi belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dengan memperhatikan prestasi belajar maka dapat diketahui kemampuan dan kualitas siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Prestasi belajar yang baik akan mempermudah jalan untuk mencapai tujuan, baik dalam melanjutkan studi maupun memasuki dunia kerja yang diinginkan, oleh karena itu setiap siswa perlu berusaha meraih prestasi yang semaksimal mungkin.


(12)

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh berapa faktor, pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari dalm diri siswa antara lain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi diri, disiplin diri, dan kemandirian. Sedangkan faktor dari luar diri siswa dapat berupa lingkungan alam, kondisi sosial, ekonomi, lingkungan sekolah, guru, kurikulum, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini rendahnya prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor tersebut diatas. Dari faktor–faktor tersebut, faktor dari dalam diri siswa merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar, sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah siswa tersebut sebagai subyek belajar.

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ekonomi adalah penggunaan sumber belajar di sekolah, hal ini meliputi sumber belajar tercetak, non cetak, fasilitas belajar, ataupun lingkungan di sekolah. Selain itu untuk memperoleh pengalaman dan untuk latihan yang baik diperlukan adanya sumber belajar yang baik. Sumber belajar adalah bahan–bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu guru maupun siswa dalam mencapai tujuan. Sumber belajar merupakan sesuatu yang penting karena dapat turut memperlancar proses belajar mengajar (PBM). Guru bukan satu–satunya sumber belajar walaupun tugas, peranan dan fungsi guru dalam proses belajar mengajar sangat penting. Pada proses belajar dalam diri siswa akan terjadi baik karena ada yang secara langsung diajar oleh seorang guru atau instruktur dan ada yang tidak diajar langsung. Siswa yang tidak diajar langsung, siswa harus aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang lain. Guru atau instruktur hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan belajar.

Faktor penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah siswa sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan keterlibatan siswa, maka proses belajar mengajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari


(13)

dalam diri siswa dan bukan semata – mata tekanan guru maupun pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan. Jadi kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Kemandirian akan membuat seseorang siswa mampu belajar sendiri tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi ujian atau tidak ujian. Hal ini termasuk mengembangkan konsep untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dengan kemandirian yang dimiliki siswa diharapkan dapat memanfaatkan waktu sekolah dan dirumah., menggunakan keseluruhan sumber belajar baik sumber belajar tercetak misalnya buku–buku ataupun sumber belajar lainnya misalnya film, perpustakaan, pasar, dan sebagainya. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang penuh tanggung jawab sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMP adalah mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi diberikan sebagai program pengajaran umum di kelas. Program pengajaran umum ditujukan untuk membekali siswa sebagai calon, warga masyarakat yang mengerti peristiwa dan mengerti masalah ekonomi sehari–hari terutama yang mempunyai dampak atas kehidupan masyarakat. Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala yang nyata sehingga siswa diharapkan mempunyai kemandirian dalam pemanfaatan sumber belajar yang berkaitan dengan pelajaran ekonomi sehingga dapat digunakan untuk menambah wawasan atau pengetahuan. Prestasi belajar ekonomi merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar ekonomi dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar ekonomi. Prestasi belajar ekonomi yang dicapai kelas VII SMP Bakti Mulya 400 Tahun Ajaran 2009– 2010 dari hasil ulangan blok rata–ratanya adalah 75 dengan rentang nilai terendahnya 60 sampai dengan nilai tertinggi 90 (Sumber : Daftar nilai ulangan blok dari guru mata pelajaran ekonomi)

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan sumber belajar, kemandirian belajar, dan prestasi belajar, maka


(14)

peneliti mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VII SMP BAKTI MULYA 400 TAHUN AJARAN 2009-2010”. B. Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Belum diketahuinya tingkat perhatian guru terhadap sumber belajar. 2. Pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di Sekolah belum maksimal. 3. Belum diketahuinya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. 4. Prestasi belajar siswa secara kumulatif belum maksimal.

5. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar anak belum maksimal. 6. Belum diketahuinya korelasi antara sumber belajar terhadap prestasi

belajar siswa di Sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa” di Sekolah Bakti Mulya 400 Pondok Pinang ini, peneliti membatasi pembahasannya hanya pada :

1. Sumber belajar yang tersedia di sekolah yaitu penggunaan sumber belajar tercetak berupa buku paket, LKS dan sumber belajar non cetak berupa guru, fasilitas dan lingkungan belajar yang ada di sekolah.

2. Prestasi belajar adalah nilai raport siswa semester 2 pada mata pelajaran Ekonomi tahun ajaran 2009/2010.

3. Korelasi antara sumber belajar dan prestasi belajar di Sekolah Bakti Mulya 400?

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, berikut ini peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah dengan sumber belajar yang digunakan guru dan siswa dapat mendorong kelancaran siswa dalam menguasai materi yang di berikan? 2. Seberapah tinggi tingkat prestasi belajar siswa di Sekolah Bakti Mulya


(15)

3. Apakah ada korelasi antara sumber belajar dan prestasi belajar di Sekolah Bakti Mulya 400?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui lebih jauh mengenai sumber belajar serta prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Bakti Mukya 400

2. Mengetahui tingkat prestasi belajar siswa di Sekolah Bakti Mulya 400. 3. Melihat apakah korelasi antara sumber belajar dan prestasi belajar siswa di

Sekolah Bakti Mulya 400.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan pentingnya faktor sumber belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan agar siswa selalu menggunakan keseluruhan sumber belajar sehingga akan membantu dalam pencapaian prestasi yang optimal, khususnya prestasi belajar ekonomi.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan agar pihak sekolah secara keseluruhan memperhatikan sistem proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat, termasuk didalamnya pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di sekolah.


(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari kata (prestasi dan belajar. Menurut Zainal Arifin kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu presttazie

yang berarti hasil usaha. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan).2

Winkel mengatakan prestasi adalah ”Bukti usaha yang dicapai. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya, hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya”.3

Menurut Suratinah Titinegoro “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.4

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.5

Menurut Oemar Hamalik “Prestasi belajar merupakan tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.6

2Zainal Arifin

. Evaluasi Intruksional, ( Bandung: Remadja Karya, 1995 ), h 2

3W. S. Winkel

. Psikologi Pengajran, ( Jakarta: Gramedia, 1991 ), h 161

4Suratinah Titinegoro

. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001 ), h 43

5Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), h 700


(17)

Maka yang dimaksud judul di sini adalah suatu aktivitas yang membudaya dalam diri siswa, dan secara Global akan berkaitan dengan satu sama lain dengan kehidupan lingkungan-lingkungan lainnya sebagai elemen-elemen di dalam kehidupan siswa yang paling mempengaruhi prestasi belajarnya.

Prestasi belajar adalah sebuah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Keduanya mempunyai makna berbeda, karena itu sebelum pengertian ungkapan prestasi belajar dibicarakan, ada baiknya pembahasan ini diarahkan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”.

Dalam kamus bahasa Indonesia WJS Poerwardarminta, kata prestasi menunjuk pada arti “apa yang diarahkkan”.7 Arti ini senada dengan kamus bahasa Indonesia departemen pendidikan dan kebudayaan yang mengartikan prestasi sebagai hasil yang dicapai. (dikerjakan/dilakukan).

Dari definisi di atas dapat kita katakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Menurut Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah ”upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya”.8

Menurut Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siwa sedemikan rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi.9

7W. J. S. Poerwardarminta

, kamus umum Bahasa Indonesia (Jakarta ; Balai Pustaka, 1978), Cet V

8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung, Alfabeta, 2003), h 13

9


(18)

Adapun pengertian belajar adalah ”suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.10

Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Kerapkali, kita mengenal belajar dalam arti mengais pengetahuan dari sekolah. Seyogianya, belajar dilihat secara luas dan digambarkan untuk mengatur pengalaman dengan cara tertentu sehingga seseorang dalam memperoleh sesuatu mempunyai sesuatu untuk masa depan. Selanjutnya disimpulkan, bahwa semakin banyak pengalaman orang, sedikit/kurang ia harus belajar. Pengalaman-pengalaman baru akan ditangani atas dasar pengalaman-pengalaman yang lalu. Lama kelamaan manusia menjadi terprogram. Dengan begitu, ia dapat menangani pengalaman-pengalaman baru.

Dalam psikologi pendidikan disimpulkan bahwa hal-hal pokok dari pengertian belajar adalah :

1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif sama.

3. Perubahan itu karena usaha.11

Menurut M. Arifin, mengatakan bahwa belajar adalah ”suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menggapi serta menganalisis bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran”.12

Dari pengertian diatas dapat difahami bahwa pengertian hakikat belajar adalah yaitu suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu di mana perubahan itu nantinya akan mempengaruhi pola fikir individu

10

Slameto, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta; Rineka Cipta, 2010), h 2

11 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Cv. Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet III, h 56

12


(19)

dalam berbuat dan bertindak, dan perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman individu dalam belajar.

Berdasarkan perumusan dua kata yaitu prestasi dan belajar dapat dimengerti bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan atau kemajuan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas belajar, baik perubahan tingkah laku, ilmu pengetahuan atau kecakapan yang diketahui lewat hasil evaluasi berupa angka atau simbol yang menunjukkan nilai yang diraih siswa.

Keberhasilan belajar diukur dari hasil yang diperoleh. Semakin banyak informasi yang dapat dihafal maka semakin bagus hasil belajar. Bukan hanya itu, kemampuan mengungkapkan hasil belajar juga ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan. Semakin cepat dan tepat individu dapat mengungkapkan informasi yang dihafalnya, semakin bagus hasil belajar. Dengan demikian belajar lebih berorientasi pada hasil yang harus dicapai.13

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian tingkat hasil belajar atas penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, symbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai pada periode tertentu.

Prestasi belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berguna untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa, bila belum mencapai target penguasaan sesuai dengan yang diharapkan maka siswa harus diremediasi (dipahamkan kembali sampai mampu). Didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan aspek penilaian bertujuan menilai aspek kognitif (kemampuan menguasai bahan pelajaran), aspek afektif (sikap siswa), dan aspek psikomotor

13 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet.I h 88


(20)

(ketrampilan yang sudah dikuasai oleh siswa). Dalam penelitian mata pelajaran ekonomi yang digunakan di SMP Bakti Mulya 400 adalah penilaian kognitif dan penilaian afektif.

2. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Zainal Arifin, fungsi utama dari prestasi belajar sebagai berikut: a) Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b) Lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c) Bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d) Indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. e) Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik. f) Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik.

Dari kelima fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

Dari prestasi belajar yang ada, maka dapat diketahui bagaimana kualitas belajar yang telah dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini mutu pendidikan dan pengetahuan yang telah diberikan dan diajarkan oleh para pendidik pada siswa dan seberapa besarkah siswa dapat menyerap dan menguasai pengetahuan yang telah diberikan tersebut. Berkenaan dengan kuantitas, dapat diketahui seberapa banyak pengetahuan yang pernah diperoleh siswa. Kuantitas biasa dirumuskan dalam bentuk angka dan huruf.

b) Lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (courisity) dan merupakan kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. c) Bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Prestasi belajar dapat digunakan pendorong bagi anak–anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta meningkatkan mutu pendidikan.


(21)

d) Indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator dalam arti bahwa prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

Maksudnya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat, maksudnya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

e) Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik.

Dalam hal ini siswa yang mempunyai daya serap tinggi akan dapat mengingat dan menyerap dengan baik pelajarannya atau pengetahuan yang telah diberikan, sehingga bila mengikuti tes belajar ia tidak mengalami kesulitan belajar. Berbeda dengan siswa yang memiliki daya serap kurang baik, tentu akan sedikit mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran atau pengetahuan yang telah diberikan. Dari kedua hal tersebut diatas akan dapat diketahui perbedaan dari hasil atau prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai kelebihan dalam menyerap pengetahuan atau pelajaran akan berprestasi tinggi sedangkan siswa yang memiliki kekurangan dalam menyerap pelajaran atau pengetahuan mempunyai prestasi rendah.

Dari fungsi–fungsi tersebut di atas dapat diketahui bahwa ”sangat penting bagi kita untuk mengetahui prestasi belajar baik secara perseorangan maupun kelompok. Fungsi prestasi belajar selain sebagai indikator keberhasilan dalam bidang study tertentu juga sebagai indikator kualitas industri pendidikan”.14

Prestasi belajar merupakan tolok ukur keberhasilan belajar siswa dengan demikian proses belajar mengajar berhubungan erat dengan prestasi belajar. Dari definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan pengukuran dan nilai tingkat


(22)

penguasaan pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar mengajar dan dinyatakan dengan simbol, angka, dan huruf.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian hasil belajar. Menurut Zainal Arifin, evaluasi dalam pendidikan bertujuan antara lain sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana anak didik menguasai materi yang telah diberikan.

b. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan, keuletan, dan kemampuan anak didik terhadap mata pelajaran.

c. Untuk mengetahui apakah tingkat kemajuan anak didik sudah sesuai dengan tingkat kemajuan menurut program kerja.

d. Untuk mengetahui derajat efisiensi dan keefektifan strategi pengajaran yang telah digunakan, baik yang menyangkut metode atau tehnik mengajar.15

3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar siswa.

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Slameto adalah :

a. Faktor Intern

1) Faktor Jasmaniah a) Faktor Kesehatan

Faktor kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya yang hal itu akan mempengaruhi prestasi belajarnya.

b) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat Bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatnya itu.


(23)

2) Faktor Psikologis a) Intelegensi

Intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan afektif, mengetahui dan menggunakan konsep – konsep yang abstrak secara afektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian

Perhatian adalah keafektifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu objek (benda atau hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

c) Minat

M i n a t a d a l a h k e c e n d e r u n g a n y a n g t e t a p u n t u k memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuannya itu dapat disadari atau tidak., akan tetapi untuk mencapai tujuan perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah m o t i f i t u s e n d i r i s e b a g a i d a y a p e n g g e r a k a t a u pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan


(24)

memusatkan perhatian dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi, kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena siswa yang mempersiapkan belajarnya maka prestasi belajarnya akan baik. Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan jasmani dan rohani dapat dihilangkan dengan cara : tidur, istirahat, rekreasi, dan lain – lain.

b. Faktor Ekstern 1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi, keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor Sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, alat


(25)

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

a) Metode Mengajar

Suatu jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran s e r t a c a r a y a n g d i g u n a k a n s e b a g a i p e d o m a n penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

c) Hubungan Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.

d) Hubungan Siswa dengan Siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

e) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah atau juga dalam belajar.

f) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu


(26)

mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.

g) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah.

h) Standar Pelajaran diatas ukuran

Guru sebaiknya tidak memberi pelajaran di atas ukuran standar karena akan mengakibatkan siswa kurang mampu dan takut kepada guru.

i) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing – masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai didalam setiap kelas.

j) Metode Belajar

Metode belajar yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini mencakup rutinitas dalam belajar, pembagian waktu dalam belajar, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k) Tugas Rumah

Tugas rumah yang diberikan oleh guru sebaiknya tidak terlalu banyak, karena waktu di rumah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.

c. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi siswa harus selektif dalam memilih kegiatan di dalam masyarakat agar tidak terganggu dalam belajarnya.


(27)

Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.

3) Teman bergaul

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak atau siswa untuk belajar lebih giat lagi.16

4. Penilaian hasil belajar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Prestasi belajar atau hasil belajar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diketahui dengan adanya pencapaian kompetensi oleh siswa, dimana kompetensi tersebut merupakan kebulatan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotor) yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau ditampilkan oleh siswa sebagai hasil belajar. Untuk penilaian mata pelajaran ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 hanya digunakan 2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan PP RI no.19 tahun 2005 tujuan penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian juga bertujuan untuk :

a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa b. Mengukur pengetahuan dan perkembangan siswa c. Mengetahui kesulitan belajar siswa

d. Mengetahui hasil pembelajaran

16

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta ; Rineka Cipta, 2010), h 54-71


(28)

e. Mengetahui pencapaian kurikulum f. Mendorong siswa belajar

g. Mendorong guru agar mengajar agar lebih baik.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan PP RI no.19 tahun 2005 kriteria atau hal–hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara lain :

a. Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes

Bentuk penilaian melalui tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif dan aspek psikomotor. Bentuk penilaian tes meliputi pilihan ganda, uraian, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja atau performance, dan portofolio. Untuk bentuk penilaian non tes digunakan untuk mengetahui aspek afektif. Bentuk penilaian non tes melalui angket dan pengamatan.

b. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan

Tiga aspek kemampuan tersebut yaitu : aspek kognitif (pengetahuan) yang berkaitan dengan kompetensi berfikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pemahaman, penentuan, dan penalaran. Aspek afektif (sikap) yang berkaitan dengan sikap terhadap suatu obyek. Aspek psikomotor (ketrampilan) yaitu yang berkaitan dengan kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan.

c. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu proses belajar mengajar sedang berlangsung, misalnya mendengarkan, observasi, mengajukan pertanyaan, memberikan tes.

d. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran.


(29)

e. Mengacu pada tujuan dan fungsi misalnya pemberian umpan balik, pemberian informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilan belajarnya, memberikan laporan kepada orang tua.

f. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas siswa.

g. Mengacu pada prinsip deferensiasi yaitu memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, dipahami, dan mampu melakukannya.

h. Tidak bersifat diskriminasi yaitu memilih–milih mana siswa yang berhasil dan mana siswa yang gagal dalam menerima pembelajaran.

B. Sumber Belajar

1. Pengertian Sumber Belajar

Belajar tidak harus dihadiri oleh guru. Dalam belajar siswa dapat menggunakan sumber belajar yang tersedia di sekolah, baik berupa buku-buku, majalah, perpustakaan, laboratorium dan kegiatan lain yang dapat menjadi sumber belajar. Siswa harus aktif mencari dan berinteraksi dengan sumber belajar.

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia dilingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual.

Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar memiliki makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada di jagad raya ini .

Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan/AECT, sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau


(30)

benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu sumber belajar adalah semua komponen sistem intruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

Sumber belajar adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya”.17

Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber belajar itu meliputi pesan (message), orang (People), bahan (materials), alat (device), teknik (tehnique), lingkungan (setting), dan lainnya yang bisa digunakan untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar dan menambah pengetahuannya. Dengan sumber belajar tersebut, maka siswa mendapatkan fasilitas yang dapat memungkinkannya untuk belajar dengan baik.18

Jenis-jenis sumber belajar diantaranya adalah :

a. Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.

b. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, pustakawan, instruktur, pelatih olahraga, tenaga ahli, produser, peneliti dan masih banyak lagi, bahkan termasuk peserta didik itu sendiri.

c. Bahan adalah merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya, buku teks, modul, transparasi (OHP), kaset program audio, kaset program video, program slide suara, pembelajaran berbasis komputer, film dan lain-lain.

17Nana Sudjana, dkk

. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru, 2001 ), h 77 18 Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h 208-209


(31)

d. Alat adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya, OHP, proyektor slide, tape recorder, video/CD player, komputer, proyektor film dan lain-lain.

e. Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka dan sebagainya.

f. Latar/lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel dan lain-lain. Sedangkan lingkungan nonfisik contohnya, tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana lingkungan belajar dan lain-lain.19

Menurut Donald P. Ely, sumber belajar adalah data, orang, dan atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar. Dengan demikian sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang sering disebut media pembelajaran.20

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah

19 Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, (Jakarta: Rineka cipta, 2008) Cet I, h 209-210

20 Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, (Jakarta: Rineka cipta, 2008) Cet I, h 210-211


(32)

informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar”.21

Selain itu sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, dalam pemilihan sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa kriteria , yaitu: ekonomis, praktis, dan sederhana, mudah diperoleh, bersifat fleksibel (luwes), dan komponen-komponennya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sumber belajar meliputi apa saja dan siapa saja yang memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber belajar harus memuat pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar tersebut. Sumber belajar dapat juga berarti satu set bahan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk menunjang peserta didik belajar. Dengan demikian sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang sengaja dirancang (by design) maupun yang telah tersedia (by utilization) yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik belajar.22

Dari pendapat–pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang dapat memudahkan pencapaian tujuan belajar yang tersedia atau dipersiapkan baik langsung maupun tidak langsung yang konkrit atau abstrak.

2. Klasifikasi Sumber Belajar

21Mulyasa,

Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remadja Rosdakarya, 2003), h 48

22Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka cipta, 2008) Cet I, h 211-212


(33)

Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi: a. Manusia. b. Bahan. c. Lingkungan. d. Alat dan Peralatan. e. Aktivitas. f. Pesat. g. Tehnik.

a. Manusia

Yang dimaksud manusia yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung: seperti guru konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar (by design). Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengolahan sumber belajar, misalnya guru Pembina, tutor, murid, pemain, pembicara tidak termasuk tim guru pembimbing kurikulum, peneliti, produser, tehnisi dan lain- lain. Di samping itu ada pula orang tidak diniati untuk kepentingan proses belajar mengajar tetapi memiliki sesuatu keahlian yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, misalnya pemimpin perusahaan, pengurus koperasi, dan sebagainya. Orang-orang tersebut tidak diniati, tetapi sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.

b. Bahan

Bahan yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran: baik yang diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket, dan sebagainya, yang biasanya disebut media pengajaran (instructional media), maupun bahan yang bersifat umum.

c. Lingkungan

Lingkungan yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya


(34)

perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang micro teaching, dan sebagainya. Di samping itu, ada pula ruang dan tempat yang tidak diniati untuk kepentingan belajar, namun bisa dimanfaatkan; misalnya museum, kebun binatang, kebun raya, candi, dan tempat– tempat beribadah.

d. Alat dan Peralatan

Alat adalah sesuatu ( biasa pula disebut hard ware atau perangkat keras) yang diberikan untuk menyampaikan pesan. Atau dengan kata lain alat dan peralatan adalah sumber belajar untuk produksi dan atau memainkan sumber–sumber lain. Alat dan peralatan untuk produksi menghasilkan misalnya kamera untuk produksi foto dan tape recorder. Sedangkan alat dan peralatan yang digunakan untuk memainkan sumber lain misalnya proyektor, film, pesawat televise, pesawat radio dan sebagainya.

e. Aktivitas

Aktivitas yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antar suatu tehnik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar, misalnya pengajaran berprograma merupakan kombinasi antara teknik penyajian bahan dengan buku, contoh lain seperti simulasi dan karya wisata.

f. Pesan

Pesan adalah pelajaran atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Contoh: Semua bidang studi atau mata pelajaran seperti IPS, IPA, Bahasa, Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan dan lain–ain.

g. Tehnik

Teknik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkunga untuk menyampaikan pesan. Contohnya pengajaran terprogram, belajar


(35)

sendiri, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya jawab.23

Sedang klasifikasi yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar menurut Nana sudjana dan Ahmad Rivai yaitu:24

1) Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, poster, denah, ensiklopedi, kamus, dan lain–lain.

2) Sumber belajar non cetak; film, video, model, audio cassette, transparansi, realita, objek, dan lain-lain.

3) Sumber belajar yang terbentuk fasilitas: perpustakaan, laboratorium, ruang belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain.

4) Sumber belajar yang berupa kegiatan : Wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain–lain.

5) Sumber belajar yang berupa lingkungan di masyarakat, taman, terminal, toko, pasar, pabrik, museum, dan lain–lain.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar meliputi banyak jenis. Sumber belajar merupakan salah satu alat pendidikan baik dalam bentuk lingkungan atau situasi dimana bila di manfaatkan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dan salah satunya menambah pengetahuan.

3. Memilih Sumber Belajar

Memilih sumber belajar harus didasarkan pada kriteria tertentu, yang menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada dua macam, yaitu “Kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai”. Kriteria–kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kriteria Umum

a) Ekonomi dalam pengertian murah

Ekonomi tidak berarti harganya rendah, dapat juga dana untuk pengadaan sumber belajar cukup tinggi namun karena

23Mulyasa,

Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: Remadja Rosdakarya, 2003 ), h.48

24


(36)

pemanfaatannya untuk jangka panjang sehingga terhitung murah. Misalnya video, tape recorder.

b) Praktis dalam sederhana

Praktis maksudnya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana maksudnya tidak memerlukan ketrampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, akan semakin diprioritaskan untuk diplih dan dimanfaatkan.

c) Mudah diperoleh

Sumber belajar sedapat mungkin berada di dekat tempat kegiatan belajar berlangsung, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko. Sumber belajar yang tidak dirancang mudah diperoleh dan dapat dicari di lingkungan sekitar.

d) Bersifat fleksibel

Sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pendidikan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, berbagai keinginan pemakai sumber belajar itu sendiri. Contohnya: kaset video bersifat fleksibel karena dapat dipakai untuk beberapa program instruksional.

e) Komponen–komponen yang sesuai dengan tujuan

Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau, karena di luar kemampuan yang disebabkan oleh biaya yang tinggi dan memakan waktu lama.

2) Kriteria Berdasarkan Tujuan

Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain:

a) Sumber belajar untuk memotivasi

Sumber belajar untuk memotivasi terutama berguna untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan.


(37)

Misalnya dengan memanfaatkan gambar–gambar yang menarik, darmawisata.

b) Sumber belajar untuk pengajaran

Yaitu untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang biasanya dipakai oleh guru untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi kekurangan bahan, sebagai kerangka bahan yang sistematis.

c) Sumber belajar untuk penelitian

Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, analisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsug di tengah masyarakat atau lingkungan. Sedangkan sumber belajar yang di rancang dapat dibentuk melalui rekaman video ataupun audio.

d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah

Beberapa ciri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum dimulai perlu diketahui apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga dapat diperoleh sumber belajar yang tepat. Apakah sumber belajar memungkinkan didapat atau disediakan dan dimanakah dapat diperoleh. Apakah sumber belajar tersebut masih aktual, seperti apa jenisnya, dan apakah sumber belajar lain dapat dipakai. Kemudian dapat dibuat kesimpulan benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu.

e) Sumber belajar untuk presentasi

Sumber belajar macam ini lebih ditekankan sebagai alat metode atau strategi untuk menyampaikan pesan. Fungsi sumber belajar ini sebagai metode, tehnik, atau strategi. Jadi sumber belajar merupakan perantara dari pesan siswa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa memilih sumber belajar yang tepat sangat perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat menyerap ilmu dan melakukan belajar dengan baik. Jadi


(38)

pemilihan sumber belajar tersebut tidak boleh sembarangan dan pemilihan sumber belajar yang tepat harus berdasarkan dari macam– macam kebutuhan untuk pembelajaran dimana siswa akan dapat cepat dan mudah dalam menyerap pengetahuan dalam belajarnya.25

4. Fungsi Sumber Belajar

Dalam keragaman sifat sifat dan kegunaan sumber belajar dapat dirumuskan kegunaannya sebagai berikut :

1) Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang ditempuh.

2) Merupakan pemandu teknis dan langkah–langkah operasional untuk menelusuri secara teliti guna penguasaan keilmuan tuntas.

3) Memberikan ilustrasi dan contoh–contoh yang berkaitan dengan aspek–aspek bidang keilmuan yang dipelajari.

4) Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan lainnya.

5) Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu.

6) Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul dan merupakan konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.26

C. Hubungan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi

Sumber belajar yang terdiri dari berbagai jenis atau ragam sangat mendukung siswa dalam proses belajarnya. Pemilihan dan penggunaan sumber belajar yang tepat akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan belajarnya. Siswa yang dapat menggunakan dan memilih sumber belajar yang tepat diduga akan dapat memperoleh presyasi belajar yang optimal.

Menurut Abdul Majid mengatakan bahwa “ Sumber belajar meliputi semua sumber (tempat atau lingkungan, benda, orang, buku dan

25Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru, 2001 )

26 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: Remadja Rosdakarya, 2004), h 19-20


(39)

peristiwa) yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar”. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak berarti apa-apa.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ”prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Sumber belajar harus dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada pelajar secara tepat. Untuk memperoleh kefgiatan seperti itu, personalia yang terlibat di dalamnya harus melakukan fungsinya. Fungsi tidak sama dengan pekerjaan (Job), tetapi lebih cenderung mengandung arti pengelompokkan tugas-tugas atau kegiatan.27

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai memberikan pengertian sumber belajar adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya”. Dalam memilihnya siswa harus menyesuaikan dengan kebutuhan belajarnya sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mereka. Pemilihan dan penggunaan sumber belajar yang tepat oleh siswa dimungkinkan dapat menambah atau meningkatkan prestasi belajar siswa.28

Prestasi belajar siswa merupakan sesuatu hal yang penting, karena merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

27Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, ( Bandung: 2005, Rosda), Cet. I h. 171

28


(40)

Siswa dengan kemandirian belajar yang tinggi akan berusaha untuk mendapatkan dan menggunakan segala fasilitas dan sumber belajar yang duperlukan dengan sebaik-baiknya, maka diduga siswa akan lebih mudah mengikuti proses belajarnya dan mereka akan mampu mengembangkan pengetahuan yang telah diberikan. Dengan demikian diduga prestasi belajar mereka akan dapat dicapai dengan optimal.

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di muka, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut :

Keterangan :

Dengan mengamati kerangka berpikir di atas maka dapat diambil gambaran bahwa terdapat satu variabel independent (X) dan satu variabel dependent (Y) dimana variabel independent adalah X (Sumber Belajar) sedangkan variabel Y (Prestasi Belajar Ekonomi). Kedua variabel tersebut mempunyai hubungan klausal atau sebab akibat. Variabel independent secara bersama-sama atau serempak mempengaruhi variabel dependent (Prestasi Belajar Ekonomi), sedangkan secara partial variabel X mempengaruhi Y.

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Mengingat penelitian ini bersifat deskriftif korelasional, yaitu menjelaskan hubungan antara 2 variabel, maka hipotesisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2, yaitu hipotesis alternative dan hipotesis nol.

1. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan positif dan signifikan antara sumber belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Bakti Mulya 400 pada mata pelajaran Ekonomi


(41)

2. Hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sumber belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Bakti Mulya 400 pada mata pelajaran Ekonomi29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai September 2010 di Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitian”. Sedangkan menurut Abdurrahmat (2005:98) “metode penelitian yaitu ilmu tentang metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan suatu penelitian”.

Menurut pendapat Sugiyono (1999:1): Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.30

Dalam mendapatkan suatu hasil yang baik atas suatu permasalahan sehingga tujuan dan manfaat yang diinginkan dapat dicapai, maka dalam pelaksanaannya diperlukan data yang akurat sesuai dengan kebutuhan untuk dijadikan sebagai bahan pengadaan pengkajian. Data yang akurat adalah data- data yang memenuhi syarat validitasnya (dapat dipercaya) dan data yang memenuhi reliabilitasnya (terdapat konsisten atau keajegan). Untuk mendapatkan dan memperoleh data yang akurat

29Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, ( Bandung: CV. Alfabeta, 2005 ). h 306 30 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, ( Bandung:CV. Alfabeta, 1999 ), h 1


(42)

tersebut sebagaimana yang lazim digunakan dan berlaku dalam dunia ilmu pengetahuan, maka dilakukan dan diperoleh melalui metode penelitian yang benar dan dilaksanakan sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

Berdasarkan uraian yang berkaitan dengan metode penelitian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan atau mengumpulkan data yang valid dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

C. Bentuk Metode Penelitian

Menurut Colid Narbuka (2002:5) dalam melakukan penelitian dapat digunakan salah satu dari metode-metode yang ada, macam-macam metode penelitian tersebut adalah:

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau obyek penelitian.

b. Metode Normative

Metode normative adalah metode penelitian yang digunakan dalam perpustakaan murni, dikatakan normative karena mempergunakan norma-norma menurut tatanan ilmiah.

c. Metode Histories

Metode histories adalah metode pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu, terlepas dari keadaan sekarang dalam hubungannya dalam masa lalu. Selanjutnya sering kali hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang.

d. Metode Eksperimen

Metode eksperiman adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variable atau lebih dengan mengendalikan variable lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka metode penelitian yang digunakan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Sumber belajar, dan Prestasi belajar ekonomi siswa dalam bentuk angka.


(43)

D. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas Internasional, VII1, VII2, VII3, dan VII4.

b) Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil oleh peneliti untuk mewakili populasi yang ada.31 Untuk sekedar menjaga-jaga, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek besarnya telah melebihi 100 maka diambil antara 10% - 25% atau 20% - 25% atau lebih, karena :

1. Keterbatasan kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti, tentu saja jika sample lebih besar , hasilnya akan lebih baik.32

Sampel dalam penelitian ini yang diambil ditetapkan 29% dari populasi yaitu sebanyak 138X29% = 40, sehingga sampelnya berjumlah 40 siswa.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas 2. Variabel terikat

Berdasarkan hipotesis di atas, dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu sumber belajar dan prestasi belajar. Sumber belajar berkedudukan sebagai independen variable (IV) atau variable bebas,

31Suharsimi Arikunta, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 ), Cet. 13, h 131

32Suharsimi Arikunta, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 ), Cet. 13, h 136-137


(44)

sedangkan prestasi belajar sebagai dependen variable (DV) atau variable terikat. Adapun operasional dari variable di atas adalah :

a. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang dapat memudahkan pencapaian tujuan belajar yang tersedia atau dipersiapkan baik langsung maupun tidak langsung yang konkrit atau abstrak.

b. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan atau kemajuan dalam diri individu sebagai hasil dalam belajar, baik perubahan tingkah laku, ilmu pengetahuan atau kecakapan yang diketahui lewat hasil evaluasi berupa angka atau symbol huruf yang menunjukkan nilai yang diraih seorang siswa. Prestasi belajar yang diambil dalam penelitian adalah angka raport yang diraih pada semester II.

F. Sumber Data

a) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang diamati dan dicatat. Dalam penelitian ini data primer didapat dari angket yang diisi oleh para siswa kelas VII SMP Bakti Mulya 400.

b) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari membaca buku-buku dan literatur yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan teori.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha memperoleh data dan agar data yang diperoleh dapat mendukung penelitian secara lengkap, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan cara :

a) Observasi

Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang akurat dengan mengadakan penijauan kelapangan, dan melakukan kegiatan


(45)

belajar mengajar sebagai guru mata pelajaran Ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang.

b) Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung kepada siswa untuk mengumpulkan data.

c) Angket

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinya responden hanya tinggal memberi tanda cek pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk dipilih. Sedangkan bentuk angketnya adalah angket langsung karena peneliti langsung memberikan angket kepada responden yang isinya menggambarkan diri responden itu sendiri.

Adapun dalam penelitian ini skor atas jawaban tiap item dari masingmasing responden ditentukan sebagai berikut :

a. Item pertanyaan atau pernyataan positif

1. Untuk jawaban sangat setuju diberi skor : 4 2. Untuk jawaban setuju diberi skor : 3 3. Untuk jawaban tidak setuju diberi skor : 2

4. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi skor : 1 b. Item pertanyaan atau pernyataan negatif

1. Untuk jawaban sangat setuju diberi skor : 1 2. Untuk jawaban setuju diberi skor : 2 3. Untuk jawaban tidak setuju diberi skor : 3


(46)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penyusunan Angket

Variabel Indikator Diskriptor No.

Item 1. Sumber belajar

cetak.

Penggunaan buku, LKS, Kamus

1,2,3,4

2. Sumber belajar non cetak Penggunaan alat peraga, peristiwa ekonomi 5,6,7 3. Sumber belajar berupa fasilitas di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan untuk belajar, ruang belajar (kelas), peralatan belajar perlengkapan belajar, laboratorium IPS. 8,9,10, 11,12,13 4. Sumber belajar berupa kegiatan.

Tugas kelompok 14,15 Sumber

Belajar di Sekolah (X)

5. Sumber belajar berupa lingkungan.

Lingkungan sekolah (koperasi sekolah).

16

d) Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas VII di SMP Bakti Mulya 400 yang berupa buku panduan SMP Bakti Mulya 400, raport siswa, buku induk sekolah. Untuk menambah referensi penulis juga mengambil bacaan dari laporan media massa, baik majalah, Koran, radio dan televisi.


(47)

H. Teknik Analisis Data

Agar data yang terkumpul itu dapat dianalisa dan kemudian diambil kesimpulan maka data yang telah diperoleh dari angket akan diolah dengan melakukan langkah penyuntingan, pengkodean dan pentabulasian.

Setelah pengolahan data sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, penulis menganalisa data tersebut dengan menggunakan teknik analisa data, diantaranya :

1. Teknik prosentasi;z digunakan utuk menggambarkan responden berdasarkan aspek tertentu, seperti jenis kelamin, usia, pendidikn orang tua, jenis pekerjaan orang tua responden.

P = ( F / N)

Keterangan P = Prosentasi Subjek

F = Jumlah subyek pada suatu aspek N = Jumlah seluruh subyek

2. Teknik Korelasi person produk moment, digunakan untuk mengetahui pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar.

N (∑ X y) – (∑ X) (∑y) r x y =

√{N ∑ X2 – (∑ X) 2} {N ∑ y2 – (∑ y)2} Keterangan: rxy = ANgka korelasi “r” produk moment N = Jumlah Subjek

X = Skor Variabel X Y = Skor Variabel y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑ y = Jumlah seluruh skor y

∑ Xy = Jumlah seluruh skor X dan y

Hasil perhitungan akan diinterpretasikan dengan merujuk pada nilai “r” product moment pada level of significant (tingkat signifikan) 5%. Jika hasil perhitungan lebih besar dari nilai r pada table, maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara perhatian keluarga karir terhadap prestasi belajar.


(48)

Namun jika hasil perhitungan lebih kecil dari nilai r pada tabel, maka korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara sumber belajar dengan prestasi belajar.

Mengenai hasil observasi, wawancara, dan penelitian documenter akan memperkaya data yang diperoleh dari angket yang berfungsi menjelaskan data tersebut.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya dan Letak Geografis SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang

Pada tanggal 30 September 1983 telah ditandatangani surat perjanjian kerjasama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok Mulya.

Yayasan Keluarga 400 merupakan organisasi yang menghimpun ex Tentara Pelajar Batalyon 400 Brigade 17, sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate Pondok Indah.

Dalam rangka kerjasama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 yang disingkat BKSP Pondok Mulya-Ikatan Keluarga 400. keputusan kerja sama tersebut merupakan kesepakatan bersama untuk berperanserta dalam menopang kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas pendidikan untuk menampung anak-anak usia sekolah.

Selanjutnya dalam usaha kerjasama tersebut, menggunakan Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya-Ikatan Keluarga 400. pada diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan, disepakati nama yang lebih praktis, yaitu Badan Kerjasama Pendidikan Bakti Mulya 400.

Dalam melaksanakan Kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400 berpegang pada motto “Berbakti Kepada Nusa dan Bangsa Seumur Hidup”. Motto ini dilandasi idealisme dan bermodalkan patriotisme dengan meyakini bahwa pendidikan merupakan “Human Invesment” yang mempunyai jangkauan jauh ke masa depan.

Tujuan pendidikan yang ingin di capai adalah membentuk insane Pancasila yang sehat jasmani dan rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi pekeri luhur, kuat kepribadiannya,


(50)

tebal semangat kebangsaannya dan mencintai tanah air, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Dengan penandatanganan surat perjanjian tersebut, maka lahirlah lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan SLTP Bakti Mulya 400 pada tanggal 10 Juli 1985, yang sekaligus dikadikan tonggak kelahiran BKSP secara operasional. Tahun berikutnya menyusul lahir SD Bakti Mulya 400 yang turut melengkapi lembaga-lembaga pendidikan terdahulu.

Sejak kelahirannya 10 Juli 1985 hingga saat ini, perjalanan lembaga pendidikan BKSP Bakti Mulya 400, menjadi genap 13 tahun. Alhamdulillah, perjalanan satu darsawarsa pertama dilalui dengan selamat, meskipun telah banyak menghadapi tantangan dan batu ujian. Kesemuanya secara bertahap dapat diatasi, tiada lain berkat kerjasama yang baik antara para pengurus, dedikasi, ketekunan dan kerja keras para pimpinan sekolah, guru dan seluruh karyawan BKSP Bakti Mulya 400.

Demikian pula berkat peran serta aktif dari para orang tua murid/siswa dan jajaran pengurus BP3-nya dari tahun ke tahun. Hal yang patut dikemukakan pula adalah adanya pembinaan yang terus menerus dari instansi-instansi pemerintah yang berfungsi membina, membimbing sekolah-sekolah, yaitu Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Departemen Agama, demikian pula dari Dinas Pendidikan dan pengajaran DKI.

Dalam perjalanan selama 12 tahun, secara bertahap dialami perkembangan secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif dapat dilihat dari pertambahan jumlah murid / siswa, jumlah guru dan karyawan per tahun, demikian pula bangunan dan sarana sekolah yang disediakan.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang dimiliki SMP Bakti Mulya 400 adalah :


(51)

Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Ekstrakurikuler Wajib: a. Al-Quran

b. Fiqih c. Komputer

d. Bahasa Mandarin 2. Ekstrakurikuler Pilihan:

a. Olahraga (Sepakbola, Basket, Bulutangkis, Tae Kwondo, Karate, Wusyu).

b. Kesenian (Melukis, Tari saman, Vokal Group). c. Paskibarka

d. Karya Ilmiah Remaja (KIR) e. Bahasa Jepang

f. Theater 4. Muatan Lokal:

a. Elektronika b. Tata Boga c. PLKJ

Kegiatan Kokurikuler

1. MOS (Masa Orientasi Siswa).

2. LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan). 3. Dialog Interaktif.

4. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 5. Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) 6. Sanlat (Pesantren Kilat).

7. Karyawisat 8. Outdoor Study

9. Out Bound (Akselerasi) 10.Home Stay (Akselerasi)

11.Pentas HAKATA (Hasil Karya Cipta) 12.BM 400 CUP


(52)

13.Seminar Narkoba 14.Sex Education

15.Pameran Hasil Karya Siswa 16.Doa dan Dzikir Bersama

17.Hari Profesi (Kejasama dengan FKOM)

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

Salah satu hal yang ikut menentukan kelancaran proses kegiatan pembelajaran, kenyamanan, ketenangan, keamanan kegiatan belajar mengajar bahkan cukup berperan serta dalam ketercapaian tujuan pembelajaran serta tujuan pendidikan secara umum adalah “Sarana dan Prasarana” yang meliputi :

1. Pengadaaan Barang 2. Maintenance

3 Pemanfaatan 4. Inventarisir

Sarana dan prasarana di SMP Bakti Mulya 400 terdiri dari : Tabel 1

Keadaan Ruang Penunjang Pembelajaran Tahun 2009-2010

No Ruang Jumlah Kondisi

1 Ruang Kelas ber AC 17 Buah Baik

2 Lab. Biologi 1 Buah Baik

3 Lab. Fisika 1 Buah Baik

4 Lab. Elektronika 1 Buah Baik

5 Lab. Bahasa (AC) 1 Buah Baik

6 Lab. Ketrampilan Tata Boga 1 Buah Baik

7 Lab. IPS (AC) 1 Buah Baik

8 Bengkel Bahasa (AC) 1 buah Baik


(53)

10 R. Perpustakaan (AC) 1 buah Baik

11 R. Audio Visual (AC) 1 Buah Baik

12 R. Aula Serbaguna & Ruang Ganti (AC) 1 Buah Baik

13 R. Koperasi 1 Buah Baik

14 R. Komputer (AC) 1 Buah Baik

15 R. UKS (AC) 1 Buah Baik

16 R. On Line School (AC) 1 Buah Baik

17 R. OSIS (AC) 1 buah Baik

18 R. BP/BK (AC) 1 Buah Baik

19 Kantin 1 Buah Baik

20 Ruang Kepala Sekolah dan Wakil (AC) 1 Buah Baik

21 Ruang Tata Usaha (AC) 1 buah Baik

22 Ruang Guru 1 Buah Baik

23 Lapangan Olahraga 1 Buah Baik

24 Sarana Olahraga 3 Buah Baik

25 Kamar mandi/WC 2 Buah Baik

Tabel 2

Data Inventaris Labolatorium Fisika

Nama alat Jumlah

Alat bedah 10 set

Auxanometer 2 buah

Bak aquarium 4 buah

Baki bedah 6 buah

Bioplastik Bryopita 5 buah

Bioplastik Gymnospermae 2 buah

Bioplastik Pterydopita 6 buah


(1)

Petunjuk Pengisian

Angket ini terdiri dari 2 bagian yaitu: 1. Berisi identitas responden

Pada bagian ini anda cukup mengisi dengan menuliskan pada tempat yang tersedia.

2. Berisi pernyataan 3. Cara pengisian angket:

Berilah tanda cek ( √ ) pada:

Kolom SS untuk memilih Sangat Setuju. Kolom S untuk memilih Setuju.

Kolom TS untuk memilih Tidak Setuju.

Kolom STS untuk memilih Sangat Tidak Setuju.

A. IDENTITAS RESPONDEN

NAMA : ………

KELAS/ NO URUT : ………

JENIS KELAMIN : ……….

Pernyataan

Daftar Pernyataan Sumber Belajar

NO Pernyataan SS S TS STS

1 Saya menggunakan buku pelajaran ekonomidan buku paket ekonomi untuk memperdalam materi pelajaran ekonomi

2 Saya mengerjakan latihan-latihan yang ada pada lembar kerja siswa (LKS) ekonomi untuk mempermudah saya dalam belajar

3 Saya membutuhkan kamus ekonomi untuk menambah pengetahuan tentang istilah/kata-kata di bidang ekonomi


(2)

4 Saya mengalami kesulitan belajar jika jarang mengerjakan tugas atau latihan di LKS 5 Saya lebih tertarik mengikuti PBM apabila guru

menggunakan alat peraga

6 Saya dapat memanfaatkan realita/keadaan (peristiwa ekonomi) yang terjadi untuk menambah pengetahuan di bidang ekonomi 7 Saya mengalami kesulitan belajar apabila bapak

atau ibu guru tidak menggunakan media atau peraga

8 Saya memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar yang penuh sumber ilmu

9 Saya lebih memahami materi pelajaran apabila guru menulis di white board/papan tulis 10 Ruang belajar yang ada di sekolah (kelas) dapat

mendukung kegiatan belajar

11 Saya menggunakan perlengkapan belajar seperti buku pelajaran, jurnal untuk meningkatkan prestasi

12 Saya tidak dapat ber prestasi dengan baik tanpa menggunakan perlengkapan belajar yang lengkap 13 Saya dapat memanfaatkan laboratorium IPS

(koperasi) untuk memperluas wawasan di bidang ekonomi dan meningkatkan prestasi

14 Tugas kelompok yang diberikan oleh guru dapat digunakan untuk memperdalam materi pelajaran ekonomi

15 Saya dapat memanfaatkan hasil dari tugas kelompok untuk memperdalam materi pelajaran ekonomi


(3)

16 Koperasi sekolah dapat digunakan sebgai sumber belajar guna menambah pengetahuan di bidang ekonomi


(4)

UJI REFERENSI

No. Referensi Paraf

1 Undang-undang Sisdiknas Th. 2003, Sinar Grafika, hal. 7

2 Zainal Arifin. Evaluasi Intruksional, ( Bandung: Remadja Karya,

1995 ), h 2

3 W. S. Winkel. Psikologi Pengajran, ( Jakarta: Gramedia, 1991 ), h 161

Suratinah Titinegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya,

( Jakarta: Bumi Aksara, 2001 ), h 43

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), h 700

5 Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

6 W. J. S. Poerwardarminta, kamus umum Bahasa Indonesia (Jakarta ;

Balai Pustaka, 1978), Cet V

7 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung, Alfabeta,

2003), h 13

8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung, Alfabeta,

2003), h 17

9 Slameto, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta;

Rineka Cipta, 2010), h 2

10 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Cv. Pedoman Ilmu

Jaya, 1995), Cet III, h 56

11 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta ; kalam Mulia, 2002), Cet

III, h 26

12 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet.I h 88

13 Zainal Arifin. Evaluasi Intruksional, ( Bandung: Remadja Karya,

1995 )

14 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta ;

Rineka Cipta, 2010), h 54-71

15 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru,

2001 ), h 77

16 Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2008), h 208-209

17 Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, (Jakarta: Rineka cipta,

2008) Cet I, h 209-210

18 Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, (Jakarta: Rineka cipta,

2008) Cet I, h 210-211

19 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remadja

Rosdakarya, 2003), h 48

20 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka cipta,

2008) Cet I, h 211-212

21 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: Remadja

Rosdakarya, 2003 ), h.48

22 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru ),

h 80

23 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru,


(5)

24 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru, 2001 )

25 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: Remadja

Rosdakarya, 2004), h 19-20

26 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, ( Bandung: 2005, Rosda),

Cet. I h. 171

27 Nana Sudjana, dkk.Tehnologi Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru ),

h 77

28 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, ( Bandung: CV. Alfabeta,

2005 ). h 306

29 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, ( Bandung:CV. Alfabeta,

1999 ), h 1

30 Suharsimi Arikunta, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 ), Cet. 13, h 131

31 Suharsimi Arikunta, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


(6)

BIODATA PENULIS

Nama : Lailatul Badriyah

NIM : 106015000705

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Pendidikan IPS

Prodi/Konsentrasi : Pendidikan IPS / Pendidikan Ekonomi

Angkatan : 2006

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. KH. Ahmad Junaidi Rt. 002/020 No. 17

Desa Setia Asih Tarumajaya Bekasi 17215

Telp. : 085717562289/08811261714

Jud. Pen. PPKT : Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta Selatan

Dosen Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM.

Jakarta, 11 Nobember 2010