Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Failure Mode Effect Analysis FMEA Logic Tree Analysis LTA Pemilihan Tindakan

5.2.2.4. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi

Pada bagian ini, proses analisis lebih difokuskan pada kegagalan fungsi, bukan kepada kegagalan komponen karena kegagalan komponen akan dibahas lebih lanjut di tahapan berikutnya FMEA. Fungsi sistem merupakan kinerja yang diharapkan oleh suatu sistem untuk dapat beroperasi sedangkan kegagalan sistem merupakan ketidakmampuan suatu komponensistem untuk memenuhi standar yang diharapkan. Pendeskripsian fungsi sistem dan kegagalan fungsi dilakukan dengan memberikan kode terhadap fungsi dan kegagalan fungsi. Contoh pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi sebagai berikut : 1. Huruf melambangkan nama unit operasi dari mesin R1 vibrating screen morgenzen. 2. Angka pertama melambangkan nama komponen utama mesin R1 vibrating screen morgenzen. 3. Angka kedua melambangkan kegagalan fungsi

5.2.2.5. Failure Mode Effect Analysis FMEA

FMEA berfungsi untuk memprediksi komponen mana yang sering mengalami kerusakan dan sejauh mana pengaruhnya terhadap fungsi sistem secara keseluruhan sehingga komponen tersebut dapat perlakuan yang lebih dengan tindakan pemeliharaan yang tepat. Hal utama dalam FMEA adalah Risk Priority Number RPN. RPN merupakan produk matematis dari keseriusan effect severity, kemungkinan terjadinya cause akan menimbulkan kegagalan yang berhubungan dengan effect occurrence, dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi detection. Universitas Sumatera Utara

5.2.2.6. Logic Tree Analysis LTA

Penyusunan Logic Tree Analysis LTA memiliki tujuan untuk memberikan prioritas pada tiap mode kerusakan dan melakukan tinjauan dan fungsi, kegagalan fungsi sehingga status mode kerusakan tidak sama. Prioritas suatu mode kerusakan dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam LTA ini.

5.2.2.7. Pemilihan Tindakan

Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Tugas yang dipilih dalam kegiatan preventive maintenance harus memenuhi syarat berikut: a. Aplikatif, tugas tersebut akan dapat mencegah kegagalan, mendeteksi kegagalan atau menemukan kegagalan tersembunyi. b. Efektif, tugas tersebut harus merupakan pilihan dengan biaya yang paling efektif diantara kandidat lainnya. Penyusunan pemilihan tindakan untuk komponen sistem pada mesin R1 vibrating screen morgenzen dan R2 vibrating screen sweco. Pemilihan tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap FMEA dan LTA adalah sebagai berikut: 1. Condition Directed C.D, tindakan yang diambil yang bertujuan untuk mendeteksi kerusakan dengan cara visual inspection, memerikas alat, serta monitoring sejumlah data yang ada. Apabila pendeteksian ditemukan gejala- Universitas Sumatera Utara gejala kerusakan peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau penggantian komponen. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan pencegahan ini yaitu komponen rubber chute 2. Time Directed T.D, tindakan yang bertujuan untuk melakukan pencegahan langsung terhadap sumber kerusakan yang didasarkan pada waktu dan umur komponen. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan pencegahan ini yaitu: a. Screen 10 mesh b. Screen 24 mesh c. Vibrator Motor d. V.Belt e. Screen 8 Mesh 5.2.3. Pengujian Pola Distribusi dan Reliability Berdasarkan hasil analisis RCM pada mesin-mesin produksi, selanjutnya komponen tersebut akan dilakukan pengujian pola distribusi dan kemudian penentuan nilai reliability. Komponen tersebut adalah komponen yang tindakan perawatannya bersifat waktu Time Directed TD. Komponen-komponen tersebut adalah screen 10 mesh, screen 24 mesh, vibrator motor, v.belt, dan screen 8 mesh.

5.2.4. Perhitungan Total Minimum Downtime