PENDAHULUAN Aktivitas Inhibisi Enzim Alfa Amylase Dan Alfa Glukosidase Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata Linn.) Secara Invitro

The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189 475 AKTIVITAS INHIBISI ENZIM ALFA AMYLASE DAN ALFA GLUKOSIDASE EKSTRAK DAUN SIRSAK Annona muricata Linn. SECARA INVITRO Eko mugiyanto 1,2 , Partomuan simanjuntak 3 , Siswa setyahadi 4 . 1 Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila email: giyan77yahoo.co.id 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekajangan Pekalongan 3 Penelitian Biologi LIPI Cibinong Bogor 4 BPPT Puspitek Serpong Abstract Diabetes mellitusDM is a chronic metabolicdisorder characterized by both postprandial and fastinghyperglycemia with disturbances in carbohydrate, fat and protein metabolism. There has been an enormous interest in the development of alternative medicine for type 2 diabetes. Annona muricata or sirsak has been use to cure cancer and according to American Association of Clinical Endocrinologist there was a significant increasing for patient cancer with obesity and diabetes. The goal of the present study was to provide in vitro evindence for potential inhibition of α amylase and α glucosidase activity. The result showed Annona muricata had inhibition activity at 73,426 µgml and 64,425 µgml for ethanolic fraction α amylase and α glucosidase respectively. Keywords: Diabetes, α amylase, α glucosidase, annona muricata, sirsak

1. PENDAHULUAN

Menurut American Association of Clinical Endocrinologists AACE studi epidemiologi telah menunjukkan secara signifikan peningkatan penderita kanker pada orang dengan obesitas dan diabetes. Muncul kekhawatiran obat-obat antihyperglycemic yang dikaitkan dengan peningkatan prevalensi beberapa kanker; meskipun data yang tersedia masih terbatas Handelsman Y et al, 2013. Peran hyperglycemic dalam timbulnya kanker masih kurang jelas, tetapi hubungannya tidak dapat dikesampingkan, seperti yang ada dalam data-data terkini yang menyatakan resiko kanker akan meningkat pada penderita diabetes. Beberapa usulan tentang mekanisme yang mengaitkan antara obesitas deangan kanker adalah pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung insulin dan insulin like growth factor-1 IGF-1, sex hormone, adipokinesis dan inflamasi Roberts DL, 2010. Aktivasi dari serangkaian mekanisme diatas akan meningkatkan proliferasi, hambatan apoptosis dan peningkatan ketidakstabilan gen. Seperti yang telah dilakukan oleh Morris PG dan Subbaramaiah K dalam studi tissue-based breast cancer, yang mendukung hipotesis mekanisme kanker pada penderita obesitas Morris PG, 2011 Subbaramaiah K, 2011. Diabetes merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi, akibat dari tidak memadai produksi insulin endogen oleh sel beta pankreas diabetes tipe-1; atau gangguan sekresi dan atau aktivitas insulin diabetes tipe-2. diabetes tipe-1 adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan kerusakan T-sel dari sel beta pankreas sedangkan pada diabetes tipe-2, ada peningkatan secara bertahap dari resistensi insulin dan disfungsi sel beta yang sangat terkait dengan obesitas dan gaya hidup Zimmet, 2001. Karena insiden yang lebih tinggi dari faktor risiko, prevalensi diabetes meningkat di seluruh dunia, tetapi lebih jelas di negara-negara berkembang. Perkiraan saat ini mengindikasikan peningkatan 69 dalam jumlah orang dewasa yang akan terkena penyakit antara tahun 2010 dan 2030, The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189 476 dibandingkan dengan 20 untuk negara- negara maju Shaw, 2010. Disfungsi metabolisme glukosa berkaitan erat dengan cacat pada sekresi insulin dimana tingkat glukosa dalam plasma adalah abnormal, sebagai akibat dari gangguan metabolisme glukosa R.A De Fronzo, 1982. Peningkatan abnormal glukosa darah memainkan peran patogenik dalam gangguan metabolisme R.H Unger, 1985. Postprandial hiperglikemia atau dikenal sebagai Gangguan Toleransi Glukosa GTG, adalah tahap regulasi glukosa yang terdapat dalam individu dimana toleransi glukosa berada di atas kisaran normal umumnya tetapi lebih rendah dari tingkat yang dianggap sebagai jenis diabetes mellitus –II diabetes tipe-2. GTG merupakan tahap sementara antara toleransi glukosa normal dan tipe-II DM. Postprandial hiperglikemia memainkan peran sentral dalam pengembangan dan perkembangan komplikasi diabetes penyakit terutama jantung. Tahap postprandial ditandai dengan glikemia cepat dan meningkat E. Bonora and M. Muggeo, 2001 A. Ceriello, 2005. Salah satu faktor penting yang muncul dalam hiperglikemia postprandial adalah penyerapan cepat glukosa dalam usus, penyerapan glukosa dapat ditunda dengan mengurangi laju pencernaan pati. Pankreas α- amilase adalah enzim kunci dalam sistem pencernaan yang mengkatalisis langkah awal dalam hidrolisis pati untuk banyak oligosakarida yang lebih kecil yang terdiri dari maltosa, maltotriosa dan sejumlah a- {l- 6 dan a- I - 4 oligoglucans, kemudian dilanjutkan dengan kerja α -glucosidase yang akan terdegradasi menjadi glukosa yang di serap memasuki aliran darah. Degradasi pati secara cepat ini mengarah ke peningkatan PPHG hiperglikemia post-prandial. Telah terbukti bahwa aktivitas HPA manusia pankreas a-amilase di usus kecil berkorelasi dengan peningkatan kadar glukosa post- prandial Tarlin CA, 2008 R. Quezada- Calvillo, 2007. alfa-glukosidase adalah enzim yang terdapat didalam brush border usus yang bertanggung jawab untuk pencernaan dari oligosakarida seperti maltosa, maltriose dan dekstrin dan menghasilkan monosakarida seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa yang cepat diserap di dinding usus kecil M Ranjan N., n.d.. Oleh karena itu, strategi penting untuk mengelola hiperglikemia postprandial adalah dengan menghambat aktivitas α-glucosidase E. Borges de Melo, 2006. Penggunaan obat-obatan dalam pengelolaan diabetes dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Obat dalam kelompok pertama bekerja meningkatkan ketersediaan insulin endogen, yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonilurea seperti glibenclamide, glinides, analog insulin, agonis glucagon-like peptide 1 GLP-1 dan inhibitor dipeptidyl peptidase-IV DPP-IV. Dua anggota yang pertama dari kelompok ini bekerja pada reseptor sulfonilurea di pankreas untuk meningkatkan sekresi insulin. Agonis GLP-1 dan inhibitor DPP-IV pada sisi lain bekerja pada sel-sel ileum dari usus kecil. Kelompok kedua bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, seperti thiazolidinediones, yang merupakan agonis dari Peroksisom proliferatoractivated gamma receptor PPAR dan metformin biguanida. Kelompok ketiga terdiri dari in hibitor α- glukosidase seperti acarbose, yang bekerja dengan mengurangi pencernaan dan bioavailabilitas polisakarida Chehade, 2000. Semua terapi yang ada memiliki keterbatasan efikasi, tolerabilitas terbatas danatau mekanisme tertentu berdasarkan efek samping Moller, 2001. Meskipun telah banyak tersedia farmakoterapi yang ada, masih sulit untuk mencapai kontrol glikemik yang memadai antara banyak pasien diabetes karena penurunan progresif fungsi sel- Wallace, 2000 disamping itu obat-obatan yang telah ada memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap α-glucosidase namun memiliki kelemahan efek samping yang tidak diinginkan seperti perut kembung, meteorism, dan diare A. Horii, 1987. Beberapa inhibitor yang tersedia di pasaran dan banyak digunakan adalah Acarbose, Miglitol dan Voglibose yang diketahui The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189 477 menghambat secara luas glicosidase seperti α-amylase dan α-glucosidase. Oleh karena sifat non spesifik target tersebut sehingga diketahui memiliki efek samping seperti gangguan pencernaan, kembung, diare dan flatulen. Sehingga inhibitor lebih efektif untuk enzim, harus memiliki efek yang kuat penghambatan terhadap α-glukosidase dan memiliki efek yang ringan terhadap penghambatan α-amilase, yang dapat menjadi terapi yang efektif untuk mengelola hiperglikemia postprandial dengan efek samping yang minimal WHO, 2008. Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, lebih dari 80 dari populasi total penduduk dunia tergantung pada obat-obatan tradisional, WHO juga mengakui bahwa obat tradisional sebagai pengobatan yang mudah diakses, terjangkau dan merupakan budaya setempat yang dipercaya oleh banyak orang, yang ada sebagai cara mengatasi perkembangan penyakit tidak menular kronis di tengah-tengah melonjaknya biaya perawatan kesehatan dan penghematan ini terjadi hampir universal WHO, 2008. Tanaman dan obat-obatan nabati yang digunakan saat ini merupakan dasar dari banyak obat-obatan modern untuk mengobati berbagai penyakit. Pemahaman yang lebih baik akan obat yang berasal dari tanaman tergantung pada dua faktor yang telah diketahui dengan baik. Salah satu kriteria adalah membuktikan bahwa obat yang telah dirumuskan bekerja sesuai dengan apa yang disebutkan dan lainnya adalah identifikasi senyawa aktif dengan cara analisis kandungan tanaman obat yang memiliki kemampuan mempengaruhi aktivitas fisiologis pada tubuh manusia Soumya Prakash Rout, 2009. Sirsak yang juga dikenal sebagai soursop, guanabana, graviola, Zuurzak, coração-da-India, guyabano atau corossol merupakan salah satu buah eksotis dan sangat enak dimakan. Sirsak, yang dikenal sebagai buah asli dari Hindia Barat, Amerika Tengah, dan Brasil sangat banyak dijumpai dan merupakan buah yang umum di Asia tropis saat ini. Sirsak sebenarnya pohon yang berasal dari Karibia dan Amerika Selatan bagian utara, kini sirsak telah tersebar di seluruh daerah tropis lembab sehingga juga tumbuh di Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia Christophe Gleyea, 1999. Sirsak atau nama ilmiah, Annona muricata L termasuk dalam famili Annonaceae terdiri dari 2300 sampai 2500 spesies termasuk didalamnya lebih dari 130 genus, sehingga dapat dikatakan ini adalah keluarga terbesar dari Magnoliales. Hanya empat genera Annona, Rollinia, Uvaria, dan Asimina yang menghasilkan buah yang dapat dimakan seperti Annona W. Popenoe, 1920. Annona muricata atau yang juga disebut sur-sop, sirsak atau guanabana dinobatkan sebagai pohon buah populer yang dibudidayakan di seluruh daerah tropis dunia, dimana biji dan daun dari spesies ini ditemukan mengandung lebih dari 50 mono- THF acetogenins. Baru-baru ini beberapa intermediet kunci yang terlibat dalam biosintesis acetogenins ini telah diisolasi dari spesies ini dan diberi nama sebagai epomuricenins-A dan B, montecristin, cohibins-A dan B, muridienins-1 dan 2, muridienins-3 dan 4 , muricadienin dan chatenaytrienins-1, 2 dan 3 dan juga senyawa baru yang disebut sebagai sabadelin yang mungkin menjadi prekursor biogenetis cis- panatellin Ivan A. Ross, 2003 Annona muricata adalah tanaman obat yang telah digunakan sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Beberapa studi oleh para peneliti yang berbeda menunjukkan bahwa kulit kayu serta daunnya memiliki aktivitas anti-hipertensi, vasodilator, anti- spasmodik relaksan otot polos dan aktivitas depresi cardio memperlambat denyut jantung pada hewan P.C, 1962. Sifat dan aktivitas A. muricata lainnya didokumentasikan oleh penggunaan tradisional termasuk penggunaan sebagai anti-kanker Oberlies, 1997 anti-bakteri Takeshi, 2002. anti jamur Heinrich, 1992 anti-malaria, anti-mutagenik pelindung seluler, muntah menginduksi muntah, anti- convulsant N‟gouemo, 1λλ7, obat penenang, insektisida dan stimulan rahim. Hal ini juga diyakini menjadi stimulan pencernaan, antiviral cardio tonik The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189 478 memperkuat jantung, obat penurun panas menyembuhkan demam, nerviness menenangkan saraf, vermifuge mengusir cacing, pediculocide membunuh kutu, dan sebagai analgesik . Padma et al menegaskan aktivitas anti-virus dari ekstrak etanol A. muricata terhadap virus Herpes simpleks Padma, 1998. Ekstrak A. muricata telah terbukti memiliki anti-parasit Bories, 1991, anti-rematik, astringent dos Santos, 2000, anti-leishmanial dan efek sitotoksik Jaramillo, 2000. A. muricata juga telah terbukti efektif melawan resisten MDR sel kanker multi-obat Oberlies, 1997. Annona muricata telah digunakan secara tradisional di banyak bagian dunia di mana akses ke pelayanan kesehatan formal terbatas Adewole, 2006. Ada beberapa alasan mengapa penggunaan tanaman obat harus dipelajari diantaranya adalah obat herbal mungkin memiliki efek terapi tertentu, mereka juga mungkin memiliki efek samping beracun Bailey, 1989. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengurangi gangguan metabolik pada penderita diabetes, diantaranya dengan pola makan dan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral OHO sintetik Raharja, 2007, namun penggunaan obat ini dalam waktu yang lama akan menimbulkan efek samping, seperti hipoglikemia akut, kerusakan ginjal, kerusakan hati dan asidosis laktat Murray, 2003. Oleh karena itu pemanfaatan bahan alam sebagai obat anti diabetes alami cenderung menjadi pilihan masyarakat Levitan B, 2004.

2. METODE PENELITIAN