The 4
th
Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
478
memperkuat jantung, obat penurun panas menyembuhkan
demam, nerviness
menenangkan saraf, vermifuge mengusir cacing, pediculocide membunuh kutu, dan
sebagai analgesik . Padma et al menegaskan aktivitas anti-virus dari ekstrak etanol A.
muricata terhadap virus Herpes simpleks Padma, 1998. Ekstrak A. muricata telah
terbukti memiliki anti-parasit Bories, 1991, anti-rematik, astringent dos Santos, 2000,
anti-leishmanial
dan efek
sitotoksik Jaramillo, 2000. A. muricata juga telah
terbukti efektif melawan resisten MDR sel kanker multi-obat Oberlies, 1997. Annona
muricata telah digunakan secara tradisional di banyak bagian dunia di mana akses ke
pelayanan
kesehatan formal
terbatas Adewole, 2006. Ada beberapa alasan
mengapa penggunaan tanaman obat harus dipelajari diantaranya adalah obat herbal
mungkin memiliki efek terapi tertentu, mereka juga mungkin memiliki efek samping
beracun Bailey, 1989.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengurangi
gangguan metabolik
pada penderita diabetes, diantaranya dengan pola
makan dan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral OHO sintetik Raharja, 2007, namun
penggunaan obat ini dalam waktu yang lama akan menimbulkan efek samping, seperti
hipoglikemia
akut, kerusakan
ginjal, kerusakan hati dan asidosis laktat Murray,
2003. Oleh karena itu pemanfaatan bahan alam sebagai obat anti diabetes alami
cenderung menjadi
pilihan masyarakat
Levitan B, 2004.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi eksperimental dengan pendekatan
kualitatif dan kuntitatif. Data yang didapat berasal dari daya hambat enzim alfa amylase
dan alfa glukosidase. Daun sirsak diambil dari perkebunan disekitar Yogyakarta dan
telah dideterminasi oleh Pusat Penelitian Biologi,
Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia LIPI, Cibinong, Indonesia.
Bahan-bahan yang digunakan adalah daun sirsak, akuades, etanol 70, enzim α
amylase dan α glukosidase, amylum 1, p- nitrofenil-
α-D-glukopiranosidap-NPG, iodine 1, larutan bufer fosfat pH 7,
serumbovine albumin,
akarbosa, dimetilsulfoksidaDMSO, dan Na
2
CO
3.
Tahapan penelitianmeliputi
beberapa tahap kegiatan, yaitu preparasi serbukkering
daun sirsak, pengukuran kadar airserbuk daun sirsak, ekstraksi daun sirsak secara
bertingkat dimulai secara berturut-turut dari pelarut n-heksan; etilasetat; etanol; air serata
ekstraksi
dengan air
secara terpisah,
ujifitokimia, uji aktivitas ekstrak terhadap α amylase dan α glukosidase.
Penyiapan Serbuk
Daun Sirsak
Kering dan Penetapan Kadar Air:
Daun sirsak yang digunakan adalahdimulai dari daun yang terletak pada lembarkeempat
dari pucuk ke arah daun yang lebihtua. Serbuk daun sirsak keringdisiapkan dengan
mengeringkan daun sirsak menggunakan oven pada suhu 50
o
C hinggakadar air kurang dari 10. Daun sirsakkemudian dihaluskan
hingga diperoleh serbukdaun sirsak kering berukuran 80 mesh.
Penyiapan Sampel Ekstrak
Penyiapan sampel ekstrak daun
sirsakdilakukan dengan metode maserasi bertingkat mulai dari n-heksan; etil asetat;
etanol; air dan dekok dengan air dengan perbandingan 1:10. Hasil dari maserasi dan
dekok disaringdan filtratnya dikumpulkan. Filtrat kemudiandiuapkan dan dipekatkan
menggunakan rotaryevaporator pada suhu 50
o
C sampai diperoleh ekstrak daun sirsak.
Uji Aktivitas α-Amylase secara In Vitro
Uji inhibisi α-Amylase secara In Vitro mengikuti prosedur seperti yang dilakukan
oleh peneliti sebelumnya BS Ashok kumar, 2013.Aktivitas inhibisu alfa-amilase dapat
diukur secara in-vitro dengan carahidrolisis
pati oleh enzim α -amilase. Proses ini dihitung dengan menggunakan yodium,
yangmemberi warna biru dengan pati. intensitas warna biru yang berkurang
menunjukkan hidrolisis pati menjadi
The 4
th
Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
479
monosakarida oleh. Jika ekstrakmemiliki aktivitas penghambatan α -amilase, intensitas
warna biru akan lebih. Dengan kata lain, intensitas warna biru dalam sampel uji
berbanding
lurus dengan
aktivitas penghambatanα amilase Sheikh et al., β008.
aktivitas alfa-amilase dilakukan dengan metode pati-
yodium. 10 µL dari larutan α- amilase 0,025 mg mL dicampur dengan
390 µL buffer fosfat 0,02 Mmengandung 0,006 M NaCl, pH 7,0 yang mengandung
berbagai konsentrasi
ekstrak. Setelah
diinkubasi pada 37 ° C selama 10 menit, 100 µL larutan pati 1 ditambahkan, dan
campuran kembali diinkubasi selama 1 jam. Selanjutnya, 0,1 mL larutan iodine 1
ditambahkan, dansetelah menambahkan 5 ml air suling, absorbansi diambil pada 565 nm.
Penentuan blanko,Sampel,substrat dan α- amilase dilakukan di bawah kondisi reaksi
yang sama. Penghambatan aktivitas enzim dihitung sebagai = A-C X100 B-C,
mana, A = absorbansi sampel, B =
absorbansi blanko tanpa α-amilase, danC = absorbansi kontrol tanpa pati.
Uji Aktivitas α-Glukosidase secara In Vitro
Pengujian terhadapdaya hambat aktivitas enzim α-glukosidasemenggunakan substrat
p-nitrofenil- α-Dglukopiranosidap-NPG dan
enzim αglukosidase.Larutan enzim dibuat denganm
elarutkan 1.0 mg enzim α- glukosidasedalam larutan bufer fosfat pH
7 yangmengandung 200 mg serum bovin
albumin,sebelum digunakan
enzim diencerkan 25 kalidengan bufer fosfat pH 7.
Masing-masing sampel ekstrak daun sirsak dilarutkan dalam DMSO hingga konsentrasi
1,1.5, dan
2 bv. So
digunakan sebagaikoreksi terhadap absorban ekstrak.
Penghentian reaksi enzim substrat dilakukan dengan penambahan
Na
2
CO
3
200 mM. Sistemreaksi seperti pada Tabel 1 disiapkan
padamicroplate.Larutan kemudian
diukurabsorbannya menggunakan pada panjang gelombang 400 nm.
Tabel 1 Sistem reaksi inhibisi α-glukosidase Blanko C
S S
1
Ekstrak µL -
- 1
1 DMSO µL
1 1
- -
Bufer µL 49
49 49
49 Substrat
25 25
25 25
Inkubasi 37
o
C 5 menit Bufer µL
25 -
25 -
Enzim µL -
25 -
25 Inkubasi 37
o
C 15 menit Na
2
CO
3
µL 100
100 100
100 Keterangan:
Blanko = sistem reaksi tanpa adanya ekstrak dan enzim
C = campuran tanpa ekstrak S
= campuran tanpa enzim namundengan ekstrak
S
1
= campuran dengan enzim dan ekstrak Tablet akarbosa digunakansebagai kontrol
positif.
Uji Fitokimia Harborne 1987
Uji fitokimia dilakukan pada ekstran yang mempunyai aktivitas inhibisi α amylase dan
α glukosidase.
Identifikasi Alkaloid. 0.05 gram ekstrak daun sirsak diberi 10
mLkloroform dan beberapa tetes amoniak. Fraksikloroform dipisahkan dan diasamkan
denganH
2
SO
2
M. Fraksi asam diambil dan dibagimenjadi
3 bagian,
kemudian ditambahkanpereaksi Dragendorf, Meyer,
dan Wagner.Alkaloid
ditandai denganterbentuknya endapan putih pada
pereaksiMeyer, endapan
merah pada
pereaksiDragendorf, dan endapan coklat pada endapanpereaksi Wagner.
Identifikasi Flavonoid. 0.05gram ekstrak daun sirsak ditambah 10
mL air.Campuran kemudian dipanaskan selama 5menit, disaring, dan diambil
filtratnya. Filtratdiberi serbuk Mg, 1 mL HCl pekat, dan 1 mLamil alkohol. Campuran
dikocok kuat-kuat.Uji positif flavonoid
The 4
th
Univesity Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
480
ditandai denganmunculnya warna merah, kuning, atau jinggapada lapisan amil alkohol.
Identifikasi Saponin. 0.05gram ekstrak daun sirsak ditambah
airkemudian dididihkan selama beberapa menit.Larutan disaring dan filtratnya dikocok
kuatkuat.Timbulnya buih yang stabil selama 10menit
setelah pengocokkan
menunjukkanterdapatnya saponin.
Identifikasi Tanin. 0.05 gramekstrak daun sirsak ditambah air
kemudiandididihkan selama beberapa menit. Larutan inidisaring dan filtratnya ditambah
FeCl
3
1bv. Warna biru tua atau hitam kehijauanmenunjukkan terdapatnya tanin.
Identifikasi Triterpenoiddan Steroid. 0.05 gram ekstrak daun sirsakditambah 25
mL etanol 30 lalu dipanaskanselama 5 menit dan disaring. Filtratnyadiuapkan lalu
ditambah eter. Lapisan eterditambah pereaksi Lieberman Buchard. Warnamerah atau ungu
menunjukkan triterpenoid.Warna hijau atau biru menunjukkan steroid.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN