72 juga dilakukan dalam bentuk “off the records” ataupun dengan menyamarkan
identitas narasumber dengan menggunakan inisial nama narasumber ataupun dengan nama yang lain.
68
B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tindakan Perahasiaan Identitas
Narasumber Sebagai Pelaku Kejahatan Oleh Insan Pers Di Indonesia
Komponen yang paling utama dari tugas wartawan adalah mencari dan memberikan informasi ataupun berita kepada seluruh masyarakat. Bagi seorang
wartawan sumber berita dapat ditemukan dimana saja, tergantung kepada topik
yang akan dijadikan berita dimana suatu peristiwa tertentu terjadi. Wartawan tersebut harus mendapatkan sumber-sumber yang kredibel sehingga hasil berita
yang sesuai dengan fakta dilapangan. Karena sumber berita tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil tulinsan yang dimuat karena akan dibaca oleh
khalayak luas dan sebagai seorang wartawan atau insan pers harus bertanggungjawab dengan hasil tulinsannya.
Misalnya untuk mendapatkan berita kekerasan yang dialami perempuan di Papua, seorang wartawan harus mencari sumber berita melalui tokoh-tokoh
masyarakat Papua, mewawancarai masyarakat setempat yang dapat dipercaya, orang atau sumber yang berkaitan yang berkaitan langsung dengan peristiwa
tersebut, ataupun mencari keterangan dari pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut.
68
Pasal 15 Kode Etik Jurnalistik Indonesia. Maksudnya adalah wartawan Indonesia harus melindungi narasumber yang tidak bersedia disebutkan nama dan identitasnya. Berdasarkan
kesepakatan, bila narasumber meminta informasi yang diberikan untuk ditunda pemuatannya maka haruslah dihargai oleh insan pers.
Universitas Sumatera Utara
73 Dalam pembahasan sebelumnya, dikatakan bahwa pers mempunyai hak
untuk tidak mengungkapkan identitas narasumbernya yang diatur dalam Pasal 4 ayat 4 UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers yakni yang disebut dengan hak tolak.
Hak ini dipakai karena pada satu sisi insan pers membutuhkan informasi dari narasumber yang ada, tetapi pada sisi lain keselamatan narasumber dan juga
mungkin keluarganya dapat terancam jika informasi itu disiarkan ataupun dipublikasikan.
Untuk menghadapi keadaan seperti itulah maka kemudian ada hak tolak. Sehingga pers dapat meminta informasi dari narasumber, tetapi narasumber dapat
pula meminta kepada wartawan agar identitasnya tidak disebutkan. Kalau ada yang menanyakan sumber informasi ini, pers berhak menolak menyebutkannya.
Inilah yang dimaksud dengan hak tolak tersebut. Oleh karena itu, menjaga kerahasiaan identitas narasumber bagi wartawan
merupakan suatu hal yang sakral. Ada kalanya narasumber tidak ingin pernyataannya tersebut dikutip atau dipublikasikan off the record maka
kewajiban wartawan untuk mematuhinya. Namun, mempublikasikan pernyataan
dari narasumber yang identitasnya tidak ingin dipublikasikan membuat insan pers harus memikul risiko tambahan. Insan pers tersebut harus mengambil alih
tanggung jawab narasumber anomin yang identitasnya tidak disebutkan tersebut jika dikemudian hari menimbulkan masalah hukum.
Beberapa faktor yang telah dirangkum dari pendapat para wartawan mengenai penyebab wartawan Indonesia merahasiakan identitas narasumber
sebagai pelaku kejahatan antara lain adalah menjaga hubungan baik antara
Universitas Sumatera Utara
74 wartawan dengan narasumber. Hal ini penting untuk menjaga kredibiltas seorang
wartawan.
69
Pada liputan investigasi, diperlukan keterangan narasumber yang kredibel agar sesuai dengan fakta di lapangan. Untuk mengetahui keterangan
ataupun “seluk beluk” dari suatu peristiwa tersebut maka wartawan memenuhi keinginan narasumber sebagai pelaku kejahatan untuk merahasiakan identitasnya
dengan kesepakatan bersama. Selain itu faktor yang menyebabkan tindakan perahasiaan identitas
narasumber sebagai pelaku kejahatan yang dilakukan oleh insan pers di Indonesia adalah untuk mengantisipasi teror yang mungkin dilakukan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan yang terkait dengan pemberitaan ataupun informasi yang
disampaikan oleh narasumber yang dapat mengancam keselamatan nyawa
narasumber itu sendiri, keluarganya atau orang-orang terdekatnya bahkan pekerjaannya bila identitasnya diketahui dari informasi ataupun keterangannya
yang dipublikasikan tersebut.
70
Maka pers wajib untuk terus melindungi identitas
narasumbernya. Dalam keadaan ini seluruh tanggung jawab terhadap isi informasi beralih kepada pers. Pers yang membocorkan identitas narasumber di depan
hukum yang dilindungi hak tolak melanggar hukum dan kode etik sekaligus. Tetapi, dalam praktik, karena takut akan ancaman atau tidak mengerti makna
kerahasiaan di balik hak tolak tersebut, masih ada terbitan yang membocorkan
69
http:finnlandchaniago.blogspot.co.id201503sumber-berita-bagi-wartawan.html, diakses pada 05 April 2016
70
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
75 identitas narasumber yang seharusnya dirahasiakan, baik yang dilakukan secara
terbuka maupun secara diam-diam.
71
C. Pelaksanaan Tindakan Insan Pers Dalam Merahasiakan Identitas