Pengujian Hipotesis .1 Uji t t-tes

pengaruh yang positif searah sehingga jika variabel ini mendukung maka diperkirakan akan menyebabkan kinerja perusahaan Y akan baik, sedangkan variabel ukuran dewan komisaris X 1 diketahui berpengaruh negatif sehingga jika variabel ini menurun maka diperkirakan akan menyebabkan kinerja perusahaan Y akan menurun pula. 4.4.4 Pengujian Hipotesis 4.4.4.1 Uji t t-tes Uji t dilakukan dengan mengetahui hubungan antara variabel- variabel independen dengan variabel independen secara parsial individu. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel . Nilai t tabel pada tingkat kesalahan α = 5 dengan derajat kebebasan df = n-k. Banyak observasi n sebanyak 28 banyaknya variabel bebas dan terikat sebanyak 4. Jadi, df = 28-4 = 24. Dengan demikian nilai t tabel adalah sebesar 2.06. criteria pengambilan keputusan dalam uji t hitung ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis diterima apabila t-hitung t- tabel, pada α = 5 dan nilai p-value level of significant sebesar 0.05. b. Hipotesis ditolak apabila t-hitung t- tabel, pada α = 5 dan nilai p- value level of significant sebesar 0.05. Tabel 4.11 Sumber : Data diolah peneliti, 2014 Berdasarkan hasil pengujian statistik t pada tabel 4.11 dapat dijelaskan: 1. Hubungan perbandingan ukuran dewan komisaris dengan prediksi kinerja perusahaan a. Nilai sig = 0.031 menunjukkan nilai sig. untuk uji t individual parsial lebih kecil dari 0.05. hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perbandingan ukuran dewan komisaris secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi kinerja perusahaan. b. Variabel pengaruh perbandingan ukuran dewan komisaris memiliki t hitung -2.298 dengan nilai signifikansi 0.031 0.05. dengan menggunakan t hitung t tabel -2.298 2.06 yang berarti bahwa Ho ditolak artinya ukuran dewan komisaris secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Coefficients a 1.214 .785 1.547 .135 -.265 .115 -.365 -2.298 .031 .333 .183 .374 1.822 .081 .658 .154 .752 4.286 .000 Constant X1 X2 X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Y a. 2. Hubungan perbandingan frekuensi rapat dengan prediksi kinerja perusahaan a. Nilai signifikansi = 0.081 menunjukkan nilai sig. untuk uji t individual parsial lebih besar dari 0.05. hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perbandingan frekuensi rapat secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi kinerja perusahaan. b. Variabel pengaruh perbandingan frekuensi rapat memiliki t hitung 1.822 dengan nilai signifikansi 0.081 0.05. dengan menggunakan t hitung t tabel 1.822 2.06 yang berarti bahwa Ho ditolak artinya frekuensi rapat secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Hubungan perbandingan ukuran komite audit dengan prediksi kinerja perusahaan a. Nilai signifikansi = 0.000 menunjukkan nilai sig. untuk uji t individual parsial lebih kecil dari 0.05. hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perbandingan ukuran audit komite secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi kinerja perusahaan. b. Variabel pengaruh perbandingan ukuran komite audit memiliki t hitung 4.286 dengan nilai signifikansi 0.000 0.05. dengan menggunakan t hitung t tabel 4.286 2.06 yang berarti bahwa Ha diterima artinya ukuran komite audit secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.4.4.2 Uji F F-tes