BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 1. Reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol dengan rasio mol 3 : 1
pada suhu 180
o
C selama 20 jam dalam pelarut n-heksana menggunakan katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS menghasilkan campuran
MG = 6,26, DG = 86,15 dan TG sebanyak 7,58 sedangkan reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol dengan rasio mol 6 : 1 pada suhu
180
o
C selama 20 jam dalam pelarut n-heksana menggunakan katalis 1,2-dimetil, 1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS menghasilkan campuran MG =
11,21, DG = 68,26 dan TG dan 8,01. Dengan meningkatkan suhu reaksi dan memperbesar konsentrasi asam oleat dapat meningkatkan perolehan 1,2,3-
trioleilgliserol menjadi 8,01. 2. Gugus Alkohol sekunder pada gliserol sukar untuk diesterifikasi dibandingkan
gugus Alkohol primer pada posisi 1 dan 3. Hal ini mungkin disebabkan karena rantai panjang asam oleat yang dapat melindungi serangan terhadap posisi 2 atau
Alkohol sekunder.
5.2. Saran 1,2,3-trioleilgliserol dapat dihasilkan dengan cara reaksi esterifikasi antara asam
oleat dengan gliserol dalam pelarut n-heksana menggunakan katalis 1,2-dimetil- 1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS pada suhu 180
o
C selama 20 jam. Namun, kadar yang diperoleh masih rendah. Oleh karena itu, pada reaksi-reaksi
mendatang disarankan menaikkan suhu dan memperpanjang waktu reaksi untuk memperoleh kadar 1,2,3-trioleilgliserol yang lebih tinggi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Industri Oleokimia
Oleokimia adalah bahan kimia yang dihasilkan dari minyak dan lemak, yaitu yang diturunkan dari trigliserida menjadi bahan oleokimia. Secara industri, sebagian
asam lemak diperoleh secara langsung dari hewani atau nabati menghasilkan rantai karbon panjang. Sangat memungkinkan untuk menghasilkan berbagai
macam produk dari asam lemak. Diantara produk asam lemak seperti ester asam lemak memiliki aplikasi yang penting sebagai pelarut, pembungkus, resin, plastik,
pelapis, parfum, kosmetik, flavor, sabun, obat-obatan, bioenergi, shortening dan pelumas Ozgulsun et al, 2000.
Asam lemak dari minyak kelapa sawit dalam berbagai fraksi selain dapat digunakan langsung, dapat juga dihasilkan berbagai produk turunannya. Adapun
produk turunan oleokimia dapat berupa asam lemak, alkohol asam lemak, amina asam lemak, amida asam lemak, ester poliglikol dan ester asam lemak. Gliserol
monoester dan diester juga digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam industri pangan.
Industri oleokimia yang salah satu contohnya bersumber dari pengolahan minyak kelapa sawit merupakan industri yang berkembang pesat di Indonesia.
Minyak kelapa sawit merupakan sumber material terbaharui yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Salah satu produk oleokimia yang dapat diperoleh dari minyak sawit adalah asam lemak. Kandungan asam lemak jenuh seperti miristat, palmitat, dan
stearat serta asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat dan linoleat menjadi bahan baku yang diproses menjadi senyawa baru seperti metil ester asam lemak dan
alkohol asam lemak Roesyadi, dkk, 2012.
2.2. Minyak dan Lemak