Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Opini Audit

xxvii perusahaan. Penambahan rentang waktu penelitian ini ditujukan untuk melihat kecenderungan penerbitan opini audit going concern dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dan penambahan variabel baru ini untuk menambah variabilitas faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hasil dari penerimaan opini audit going concern. Dengan adanya perbedaan dari penelitian terdahulu diharapkan penulis dapat mengkaji secara mendalam terkait opini audit going concern dan pengaruhnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam 5 permasalahan. 1 Apakah ukuran KAP mempengaruhi kemungkinan penerimaan opini audit going concern GCAO?. 2 Apakah kondisi keuangan perusahaan mempengaruhi kemungkinan penerimaan opini audit going concern GCAO?. 3 Apakah opini audit tahun sebelumnya mempengaruhi kemungkinan penerimaan opini audit going concern GCAO?. 4 Apakah pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kemungkinan penerimaan opini audit going concern GCAO?, 5 Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi kemungkinan penerimaan opini audit going concern GCAO?. xxviii

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran KAP terhadap penerimaan opini audit going concern GCAO, 2 untuk menguji secara empiris pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern GCAO, 3 untuk menguji secara empiris pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern GCAO, 4 untuk menguji secara empiris pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern GCAO, xxix 5 untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern GCAO.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Secara Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori di Indonesia, khususnya mengenai masalah going concern. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman serta dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan, bahan diskusi, dan bahan kajian lanjut bagi pembaca tentang masalah yang berkaitan dengan Opini Audit Going Concern. xxx 2. Manfaat Praktis a. Bagi Investor dan calon investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern kelangsungan usaha suatu perusahaan sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi. b. Bagi Auditor Independen Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit going concern.. xxxi c. Bagi Manajemen Perusahaan Penulis berharap agar penelitian ini dapat menjadi wacana serta referensi bagi penentuan kebijakan-kebijakan perusahaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan. d. Bagi Pemerintah Bagi regulator penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan ekonomi. xxxii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Opini Audit

Pendapat auditor opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini Audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens 1996 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan xxxiii arus kas, dan semua catatan kaki serta penjelasan dan tambahan informasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam standar pelaporan yang ketiga tersebut diatas, auditor diharuskan menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting yang menurut auditor perlu diungkapkan. Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit dapat dipercaya. Opini Auditor terdiri atas 5 jenis Mulyadi, 2002 :416. 6 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara xxxiv wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi : a. semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan, b. dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor, c. bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan, xxxv d. laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, e. tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit. 7 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas Unqualified Opinion with Explanatory Language Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas atau bahasa penjelas yang lain dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah: xxxvi a. ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum, b. keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas, c. auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. d. penekanan atas suatu hal, e. laporan audit yang melibatkan auditor lain. 8 Pendapat Wajar dengan Pengecualian Qualified Opinion Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan : xxxvii a. tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit, b. auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 9 Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 10 Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk xxxviii memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

B. Going Concern

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (Roa), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 112 91

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 9

OPINI AUDIT GOING CONCERN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 14

PENUTUP PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 22

(ABSTRAK.pdf)Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.

0 0 1