10 b.
Iklim, pengaruh dari udara dapat merubah jenis kulit, misalnya kulit normal menjadi kering oleh hawa dingin.
c. Makanan, pembentukan kulit tergantung pada zat makanan yang bervariasi
dan seimbang. Makanan yang berlemak, panas dan pedas atau minuman- minuman keras menyebabkan kulit normal akan menjadi berminyak.
d. Pengaruh sinar, pengaruh sinar UV dari matahari terhadap kulit adalah:
- Kulit berwarna hitam
- Cepat keriput dan tua
- Kemungkinan terjadi kanker kulit Muliyawan dan Suriana, 2013.
2.1.4 Faktor yang menyebabkan dehidrasi kulit
Normalnya, kulit sehat dilindungi dari kekeringan oleh bahan-bahan yang bisa menyerap air seperti asam amino, purin, pentose, choline, dan derivate asam
fosfat yang jumlah totalnya 20 dari berat lapisan stratum corneum. Bahan-bahan yang larut dalam air tersebut dapat terangkat dari kulit oleh perspirasi atau
pencucian jika bahan-bahan itu tidak dilindungi oleh lapisan lemak tipis yang tidak larut dalam air.Jika lapisan lemak tipis itu diangkat, bahan-bahan yang dapat
larut airitu terbuka dan siraman air berikutnya akan mengangkat mereka, meninggalkan kulit yang sebagian atas sepenuhnya kehilangan karakter hidrofilik
dan elastisitasnya. Demikian penghilang lapisan lemak kulit menyebabkan dehidrasi kulit Tranggono dan Latifah, 2007.
Berkali-kali menggosok kulit dengan sabun atau detergent akan menimbulkan efekseperti di atas. Mula-mula lemak permukaan kulit diemulsikan
dan bahan-bahan hidrofilik dalam stratum corneum dilarutkan.Ketikakulit terbuka
11 pada udara, stratum corneumdengan cepat mengering dan menjadi kasar dan
pecah-pecah Tranggono dan latifah, 2007. Pengaruh udara terhadap dehidrasi stratum corneum juga diketahui.Jika
kelembaban relatif udara rendah kandungan uap air dalam udara sedikit, maka resiko kekeringan kulit lebih besar.Dalam udara yang panas, stratum corneum
tidak cepat mengering seperti dalam udara dingin, karena kelenjar sebasea aktif mensuplai permukaan kulit dengan minyak dan air. Jika angin keras, pengupan air
kulit lebih cepat karena uap airnya tersapu oleh angin Tranggono dan latifah, 2007.
Elastisitas stratum corneum dalam udara dingin berkurang karena lilin kulit bahan semen antara sisik-sisik keratin stratum corneum menjadi lebih keras
dan kokoh, selain itu sekresi sebum juga berkurang Tranggono dan Latifah, 2007.
2.1.5 Alasan kulit dilembabkan
Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis dipermukaannya, yang antara lain terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukanlapisan lemak
tersebut terutama untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang menyebabkan dehidrasi Tranggono dan Latifah, 2007.
Menurut penelitian Blank, et al., 1952, kandungan air di dalam stratum corneum, meskipun sedikithanya 10, sangat penting. Kelembutan dan
elastisitas stratum corneum sepenuhnya tergantung pada air yang dikandungnya, dan bukan pada lemaknya.Blank juga menemukan bahwa stratum corneum yang
diletakkan di udara kering menjadi keras, bersisik, dan tidak dapat dilunakkan kembali hanya dengan pemberian lemak seperti lanolin, olive oil, dan
12 petrolatum.Stratum corneum ini baru menjadi lunak kembali setelah diberi air
Tranggono dan Latifah, 2007. Stratum corneum terbuat dari sisik-sisik keratin dan semen yang mirip
lilin, yang mengisi celah-celah piringan-piringan keratin tersebut. Keratin terdiri molekul-molekul rantai panjang yang dihubungkan satu sama lain dengan
jembatan garam atau hidrogen. Semakin sedikit jumlah air diantara rantai-rantai, semakin kuat ikatan itu dan semakin rendah elastisitas keratin stratum corneum.
Kulit akan kering dan pecah-pecah. Mikroorganisme, kotoran, sisa sabun dan lain- lain akan masuk dan menumpuk dalam celah tersebut sehingga menimbulkan
berbagai gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi. Bila bakteri atau bahan iritan menembus retak V tersebut sampai ke bawah lapisan
rein’s tipe kelainan kulit yang lain, keratinisasiyang tidak normal, dapat terjadi. stratum germinativum bereaksi terhadap bahan iritan dengan meningkatkan
pembelahan sel-selnya, mengakibatkan migrasi sel yang sangat cepat ke atas sehingga terjadi penebalan stratum corneumdengan sel-sel semi- keratinisasi.
Komposisi bahan semen stratum corneum juga menjadi abnormal, membuat aglomerasi sel-sel menjadi sisik-sisik yang lebih kasar.Bila sisik-sisik ini terlepas,
terjadi celah yang lebih dalam yang dapat menampung lebih banyak kotoran dan mikroorganisme Tranggono dan Latifah, 2007.
Secara garis besar, retak-retak pada stratum corneum di bawah kondisi yang kurang baik akan menimbulkan gangguan kulit yang lebih serius. Jika celah-
celah berbentuk V itu berkembang dan bahan-bahan asing seperti sisa sabun, kotoran, dan mikroorganisme masuk, maka kulit yang menjadi kering dan retak-
retak itu akan menimbulkan iritasi dan peradangan atau keratinisasi abnormal
13 yang juga akan melemahkan kulit. Disinilah perlunya kosmetik pelembab kulit
untuk mencegah dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada kulit serta akibat-akibat buruknya Tranggono dan Latifah, 2007.
2.2 Emulsi