commit to user
lix
BAB IV PEMBAHASAN
B. Faktor dan Potensi Bahaya
1. Bahaya dari Lingkungan Kerja dan Sarana Penunjang
a. Penerangan
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu sehinga terhindar dari penyakit akibat kerja. Penerangan di PT. Konimex terdapat dua ketentuan yaitu penerangan utama dan penerangan darurat
dengan hasil rata-rata 127,75 Lux. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1045MenkesSKXII2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja dengan standar minimum 50 Lux untuk gudang. Tetapi masih terdapat area dengan penerangan yang redup dan belum sesuai dengan
peraturan dan banyaknya tumpukan barang yang berada di gudang yang terlampau tinggi sehingga banyak menghalangi pancaran sinar lampu.
b. Kebisingan
Kebisingan di PT. Konimex antara lain berasal dari
Air Compresor
, mesin-mesin produksi,
Blowdown
dari
steam generator
dan
boiler, chiller fan ACAC Central
dan
generator
listrik. Berdasarkan Kepmenaker No. Kep. 51Men1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja yang
berisi bahwa NAB Kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBA.
commit to user
lx Demikian halnya PT. Konimex juga melaksanakan usaha-usaha untuk
menanggulangi bahaya yang disebabkan oleh kebisingan di tempat kerja. Antara lain dengan modifikasi mesin dengan cara pemberian bahan untuk
peredam suara pada mesin-mesin produksi dan penyediaan alat pelindung diri berupa
ear insert, ear plug
dan
ear muff.
c. Iklim Kerja
Apabila dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis hampir semua area pengukuran untuk masalah suhu baik tetapi masih ada
gudang yang belum memenuhi dengan standar yang ditetapkan oleh PT. Konimex. Pada saat penulis mengadakan pengukuran pada gudang bahan baku
Farmasi I pada bagian ruang bahan baku, yang dirasakan penulis dan dari pekerja yang bekerja pada gudang tersebut suhu yang ada dalam ruangan
terasa panas. Suhu tersebut disesuaikan dengan sifat bahanbarang yang memang harus berada dalam kondisi suhu yang seperti itu.
Pengendalian yang telah dilakukan PT. Konimex untuk mencegah terjadinya penurunan derajat kesehatan yaitu dengan memberikan fanAC
pada ruangan yang dianggap melebihi suhunya dan sering digunakan untuk mobilisasi pekerja serta penyediaan minuman di setiap bagian yang ada di PT.
Konimex. Apabila analisa tersebut dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1405MenkesSKXI2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri dimana standar yang ditetapkan
untuk suhu dan kelembaban adaalah sebagai berikut :
commit to user
lxi Tabel 7. Persyaratan Kesehatan Lngkungan Kerja Kantor dan Industri
Parameter Lokasi
Suhu Kelembaban
Kantor 18-28
C 40-60
Proses Produksi 18-30
C 65-95
Sumber : PT. Konimex, 2005. Dalam pengukuran yang dilakukan oleh penulis area yang menjadi
tempat pengukuran adalah di gudang bahan baku yang ada di PT. Konimex dan dikarenakan standar iklim kerja di gudang disesuaikan dengan bahan baku
yang disimpan, maka standar yang dipakai penulis adalah standar suhu dan kelembaban yang ada di proses produksi yaitu 18-30
C dan 65-95 dengan beban kerja ringan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pekerjaan
dilakukan secara mekanik dengan menggunakan
forklift
,
hanpallet
dan kereta dorong sehingga tidak terlalu banyak tenaga atau energi yang dikeluarkan. Di
samping itu para pekerja juga mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali tenaga yang telah keluar akibat bekerja.
Dari hasil standar yang ada yaitu keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405MenkesSKXI2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, apabila dibandingkan dengan data yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa hasil untuk analisa suhu diantaranya untuk data
yang tidak memenuhi standar diantaranya adalah GBB Farmasi I pada ruang bahan baku.
d. Debu
Dalam penelitian pada waktu magang penulis tidak mendapatkan data mengenai intensitas debu dikarenakan memang tidak adanya pengukuran
commit to user
lxii mengenai hal ini. Namun dari literatur pustaka yang didapatkan penulis untuk
menangani permasalahan debu, hal yang dilakukan dari PT. Konimex adalah dengan menempatkan
dust collector
pada area proses produksi yang berlebihan serta penyediaan masker.
e. Pengelolaan lingkungan Pengelolaan lingkungan di PT. Konimex untuk limbah cair
dilaksanakan dengan fasilitas
multi cell aerated lagoon
dengan prinsip aerasi atau penambahan kadar oksigen kedalam air limbah. Menurut hasil analisis
yang dilakukan oleh pihak perusahaan air limbah yang dihasilkan dari proses produksi
Food
dan Farmasi PT. Konimex diperiksa secara periodic sebulan sekali, sedangkan untuk limbah udara, kadar gas yang terkandung dalam
inceneratori
telah memenuhi syarat UU RI. No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang ada pada PT. Konimex, misalnya terjepit, kejatuhan benda dan tersengat panas juga telah dikendalikan dengan kebijakan prosedur
kerja yang aman maupun inspeksi rutin tempat kerja. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja khususnya ayat 1 poin f yang menyatakan “memberi alat-alat perlindungan diri
pada para pekerja”, poin g yang menyatakan “mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca,sinar atau radiasi, suara dan getaran”, poin h yang
commit to user
lxiii menyatakan “mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan”, poin i yang menyatakan “memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai”, poin j yang menyatakan
“menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik”, serta yang terakhir adalah poin l yang menyatakan tentang “memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban”
C. Pelayanan Kesehatan