Ergonomi Sistem Keselamatan Kerja

commit to user lxv Transmigrasi No. PER.03MEN1982 pasal 2 i tentang Memberi Nasehat Mengenai Perencanaan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilihan APD yang Diperlukan dan Gizi Serta Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja.

D. Ergonomi

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 m menyatakan bahwa Salah Satu Syarat Keselamatan Kerja Adalah Memperoleh Keserasian Antara Tenaga Kerja, Alat Kerja, Lingkungan, Cara dan Proses Kerjanya. Berdasar hal tersebut maka perlu diperhatikan masalah ergonomi yang meliputi jenis pekerjaan, jumlah jam kerjashift kerja, kesesuaian alat atau mesin dengan tenaga kerja. Masalah egonomi di PT. Konimex telah diperhatikan oleh pihak manajemen dengan mengupayakan keserasian permasalahan ergonomi.

E. Sistem Keselamatan Kerja

Sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk menciptakan keselamatan di tempat kerja yang merupakan kewajiban bagi pengurus untuk menetapkan syarat-syarat keselamatan yang diwajibkan. 1. Analisa Bahaya Lingkungan Kerja Berdasarkan Permenaker No.05MEN1996 pada pedoman pelaksanaan SMK3 butir 1.2 mengenai tinjauan awal K3 initial review menyatakan bahwa P2K3 yang telah dibentuk melakukan suatu identifikasi kondisi k3 baik material, commit to user lxvi mesin, metode, manusia, dan lingkungan kerja untuk mencari bahan masukan guna menyusun perencanaan dan pengembangan SMK3. Peninjauan awal K3 ini dilakukan dengan cara melakukan identifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan peraturan-peraturan atau standar K3 yang berlaku, melakukan identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, meninjau sebab akibat kejadian membahayakan, kompensasi dan gangguan lainnya yang berkaitan dengan K3. Salah satu dokumen yang terkait adalah Analisis Bahaya Lingkungan Kerja. Setiap potensi bahaya dapat menjadi suatu bahaya nyata seperti terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu perlu adanya suatu identifikasi sumber bahaya pada tempat kerja sedetail mungkin dan segera melakukan evaluasi terhadap segala resiko yang diketemukan dengan melakukan tindakan pencegahan samapai dengan tindakan penanggulangan seandainya dibutuhkan. Untuk itulah PT. Konimex yang mempunyai komitmen tinggi dalam dunia K3 selalu melakukan analisa tingkat bahaya dengan rutin dan konsekuen. 2. Inspeksi Rutin Tempat Kerja Sesuai dengan pedoman penerapan SMK3 butir 4 mengenai Pengukuran dan Evaluasi, perusahaan harus memiliki system untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus di analisis guna menentukan keberhasilan atau melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan commit to user lxvii dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan obyeknya. 3. Alat Pelindung Diri Cara pencegahan kecelakaan yang terbaik adalah peniadaan bahaya seperti pengamanan mesin dan peralatan lainnya. Namun apabila dalam hal tersebut tidak mungkin, perlu diberikan perlindungan diri kepada tenaga kerja dalam bentuk alat pelindung diri. Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 14 c Pengurus Wajib Menyediakan Secara Cuma-Cuma, Semua Alat Pelindung Diri yang Diwajibkan pada Tenaga Kerja yang Berada di Bawah Pimpinannya dan Menyediakan Bagi Setiap Orang Lain yang Memasuki Tempat Kerja Tersebut, Disertai dengan Petunjuk-Petunjuk yang Diperlukan Menurut Petunjuk Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja Himpunan Peraturan Perundang- undangan K3, 2007. Penyediaan alat pelindung diri di PT. Konimex telah sesuai dengan jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan dan resiko bahaya. 4. Sosialisasi K3 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja pasal 14 b menyebutkan bahwa Pengurus Wajib Memasang dalam Tempat Kerja yang Dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3 Himpunan Peraturan Perundang-undangan K3, 2007. Di PT. Konimex hal ini telah dilaksanakan commit to user lxviii dengan baik oleh pengurus dalam hal ini ahli K3 yang sekaligus merupakan Sekretaris P2K3. 5. Pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3 perlu diberikan kepada tenaga kerja yang baru direkrut, alih pekerjaan, promosi dan pengoperasian teknologi baru. Di PT. Konimex hal tersebut telah dilaksanakan dengan pemberian pelatihan analisis bahaya kerja, mengenal alat pengaman dan pelindung mesin, alat pelindung diri, cara pencegahan kecelakaan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, PPPK dan lain-lain. Hal ini berarti telah sesuai dengan Permenaker No. Per. 05MEN1996 pada Pedoman Penerapan SMK3 butir 3.1.5 tentang Pelatihan dan Kompetensi Kerja.

F. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja