Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3

commit to user xlviii

I. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Konimex merupakan suatu panitia yang beranggotakan unsure pengusaha dan tenaga kerja yang disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja, untuk membantu merencanakan dan melaksanakan program – program serta mengkoordinir penanganan mesalah di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3yang disahkan di PT. Konimex adalah sebagai berikut : Gambar 5. Struktur Organisasi P2K3 di PT. Konimex Sumber : PT. Konimex, 2005. Dalam struktur organisasi P2K3 di PT. Konimex diketuai langsung oleh Direktur Utama perusahaan, sedangkan untuk sekretarisnya adalah ahli K3 yang ada di PT. Konimex. Anggota-anggota P2K3 merupakan pimpinan manager dari tiap bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3, pengawasan dan melaksanakan perbaikan secara terus-menerus di bidang K3. Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota commit to user xlix J. Emergency Planning 1. Pencegahan Kecelakaan Prosedur untuk menghadapi keadaan darurat dan proses perencanaan pemulihan keadaan darurat yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja, meliputi : a. Langkah pencegahan, b. Langkah penangulangan, c. Sarana yang dibutuhkan dan pengoperasiannya. Untuk itu dapat mewujudkan prosedur diatas PT. Konimex telah menyiapkan personel-personelnya, dimana mereka bertugas untuk melakukan suatu operasi penyelamatan dalam menghadapi keadaan darurat. Personel- personel tersebut telah mendapatkan pelatihan dari instansi yang berkompeten untuk bidang seperti ini dan pelatihan tidak hanya diadakan satu kali saja tetapi dilakukan setiap 6 bulan sekali, jadi untuk kompetensi dari para personel yang disiagakan untuk keadaan darurat ini tidak diragukan lagi. Selain pembentukan personel PT. Konimex juga menyusun sutu prosedur perencanaan pemulihan keadaan darurat agar dapat dengan cepat mengembalikan keadaan pada kondisi normal begitu pula dengan tenaga kerjanya. Adapun prosedur yang telah dibuat bersama oleh P2K3 PT. Konimex dalam menghadapi insiden, adalah sebagai berikut : a. Prosedur penanganan korban. b. Prosedur pengadaan sarana P3K. commit to user l c. Prosedur penyelidikan kecelakaan. d. Prosedur perawatan lanjutan dan rehabilitasi. System Emergency Planning dimana sistem ini ditujukan kepada keadaan darurat seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan, peledakan, dan polusi. Untuk menjalankan sistem ini maka dibentuklah suatu kelompok yang diberi nama Tim Krisis Tim 9 yang bertugas untuk mengurusi manajemen-manajemen untuk kondisi-kondisi kritis. 2. Penanganan Kecelakaan Upaya penanganan kecelakaan yang dilakukan di PT. Konimex sesuai dengan prosedur penangan kecelakaan kerja yang telah ditetapkan oleh P2K3, yaitu sebagai berikut: a. Prosedur penanganan kecelakaan kerja. 1 Merupakan panduan bagi setiap tenaga kerja dalam menangani da melaporkan kejadin kecelakaan di tempat kerja, untuk selanjutnya dapat dilakukan penyelidikan kecelakaan. 2 Menjamin selalu terpantaunya kejadian yang akan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan dalam upaya mengurangi tingkat kecelakaan kerja. 3 Prosedur ini berlaku untuk seluruh bagianbiro di PT. Konimex untuk kecelakaan di tempat kerja dan sakit mendadak pada jam kerja. 4 Prosedur ini meliputi prosedur penanganan kecelakaan kerja di dalam jam kerja biasa dan di luar jam kerja biasa. b. Sarana pendukung penanganan korban kecelakaan. commit to user li 1 Pos P3K. 2 Poliklinik. 3 Rumah sakit rujukan. 4 Kendaraan angkut yang selalu siap antar. 3. Alur Komunikasi Alur komunikasi keadaan darurat yang ada di PT. Konimex juga telah diatur sebaik mungkin, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kebingungan oleh tenaga kerja pada saat menghadapi keadaan darurat. Jadi dalam setiap kejadian kecelakaan di tempat kerja diharuskan tenaga kerja untuk menghubungi pimpinan bagian, factory personel, personel, dan ahli K3 untuk menginformasikan identitas korban, kondisi korban, dan lokasi kejadian kecelakaan. 4. Formulir Laporan Kecelakaan Kerja Setiap kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Konimex dilakukan pembuatan suatu laporan kecelakaan dengan mengisi formulir laporan kecelakaan kerja yang tersedia, sesuai dengan pertunjuk cara pengisian formulir kecelakaan kerja. Dari formulir tersebut dibuat laporan kecelakaan kerja beserta analisanya setiap bulannya, sehingga pemantauan mengenai kecelakaan kerja dapat terus dijaga di monitoring secara terus - menerus. 5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran Kebakaran dapat disebabkan oleh penanganan material yang tidak memenuhi syarat, perawatan yang kurang, kelalaian, atau kecerobohan maupun karena peristiwa alam. Akibat dari kebakaran akan semakin besar apabila sistem penanggulangan terhdap kebakaran yang terdiri dari peralatan deteksi, peralatan commit to user lii pemadam tidak berfungsi dengan baik. Peralatan penanggulangan kebakaran yang lengkap tidak akan bermanfaat secara maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang handal, tanggap, mempunyai keberanian dan mampu mengoperasikan peralatan secara cepat dan tepat. Mengingat betapa bahayannya suatu kebakaran itu maka tim P2K3 PT. Konimex menyusun suatu pedoman dalam melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran serta terpadu termasuk cara pencegahan, cara pemadam, pengoperasian, dan perawatan alat pemadam kebakaran, sampai denagan personel yang akan melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran tersebut. Hal ini disusun bertujuan untuk pedoman bagi seluruh tenaga kerja dalam melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran serta menjamin dapat terselenggaranya sistem penanggulangan kebakaran di perusahaan dapat berjalan dengan baik. Adapun pemaparan dari pedoman ini adalah sebagai berikut : a. Dasar penyusunan pedoman bahaya kebakaran. 1 Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf b, d, dan q tentang Syarat Keselamatan Kerja b Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran d Memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri pada saat kebakaran q Mengendalikan penyebaran asap dan gas Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 9 ayat 3 commit to user liii Pengurus mengadakan pelatihan penanggulangan kebakaran. 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02MEN1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik. 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.04MEN1980 tentang Syarat- syarat Pemasangan dan Pemliharaan Alat Pemadam Api Ringan. 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. b. Sistem pemadaman kebakaran di PT. Konimex, terdiri atas : 1 Alat Deteksi Dini Bahaya Kebakaran Fire Alarm System a Fotoelectric Detector , dapat berupa : 1 Ionization Detector Ionization Detector adalah detector yang bekerja berdasarkan prinsip ionisasi. Detector ini terdapat di gudang bahan baku farmasi 1 dan ruang server. 2 High Sensitivity Smoke Detector HSSD Detektor ini bekerja dengan kepekaan yang sangat tinggi terhadap asap. Terdapat di semua area gudang dan ada sebagain di verpak. 3 Smoke Detector Smoke detector adalah alat deteksi adanya kebakaran karena kepekaan terhadap asap. Detector ini terdapat di ruang verpak , kantor, dan koridor, bila terjadi suatu kebakaran maka asap dari kebakaran akan mereaksikan alat tersebut. commit to user liv 2 Alat Pemadam Kebakaran a Alat Pemadam Api Ringan APAR Alat pemadam kebakaran ini berbentuk tabung dan mudah dibawa portabel serta mudah digunakan untuk memadamkan api pada mula kebakaran. Berdasarkan isinya PT. Konimex terdapat jenis tabung pemadam kebakaran : 1 Serbuk kimia kering dry chemical 2 Gas karbondioksida CO 2 3 Gas halon. 4 Foam 5 FM200 Warna tabung APAR seluruhnya berwarna merah. Standar posisi peletakan APAR dari lantai adalah 125 cm dari lantai dan jarak antara apar tidak boleh melebihi 15 meter adalah dengan memperhatikan pula kondisi fisik bangunan. b Hidran Gedung Alat pemadam kebakaran dengan media pemadaman air bertekanan dan telah terangkai dalam suatu sistem serta terdapat di luar bangunan. Selang pada hidran gedung berdiameter 1,5 inchi dengan debit air ± 400 litermenit untuk titik terjauh. Sumber air dari hidran didapatkan dari Jockey Pump untuk kondisi stand by, sedangkan apabila tekanan dalam hidran turun maka sumber air akan di suplai menggunakan commit to user lv sistem diesel yang otomatis menyala untuk mencapai tekanan yang dipersyaratkan. c Hidran Halaman Pilar Hidran Alat pemadamkebakaran ini menggunakan media pemadam air bertekanan dan telah terangkai dalam suatu sistem yang terdapat di luar bangunan. Selang pada hidran halaman ini berdiamater 2,5 inchi dengan debit air ± 1800 litermenit untuk titik terjauh. Sumber air dari hidran didapatkan dari Jockey Pump untuk kondisi stand by, sedangkan apabila tekanan dalam hidran turun maka sumber air akan di suplai menggunakan sistem diesel yang otomatis menyala untuk mencapai tekanan yang dipersyaratkan. c. Proses penanggulangan kebakaran. Prosedur penanggulangan bahaya kebakaran pada PT. Konimex, yaitu : 1 Tidak panik dan tetap tenang 2 Lokalisir api 3 Padamkan api dengan APAR 4 Bunyikan alarm kebakaran bila detektor otomatis belum menyala 5 Mengevakuasi Apabila terdapat korban, singkirkan barang-barang yang terdapat di sekitar korban yang dapat menimbulkan kecelakaan susulan. Agar tindakan evakuasi dapat dilakukan dengan cepat dan aman, maka penyelenggaraan evakuasi dilengkapi dengan alat bantu evakuasi, meliputi : 1 Lampu Penerangan Darurat commit to user lvi Dipasang ditempat-tempat tertentu di ruangan dan di sepanjang koridor yang menuju pintu keluar. Lampu penerangan darurat harus mempunyai tenaga listrik yang tidak tergantung dari tenaga listrik PLN baterai accu 2 Plafon Koridor Bercat Hijau Plafon koridor bercat hijau menunjukan tanda bahwa jalur koridor tersebut berhubungan atau menuju pintu keluar gedung. 3 Denah Jalur Evakuasi Denah jalur evakuasi adalah denah yang dipasang di dalam suatu ruangan yang berisi petunjuk evakuasi dari ruangan tersebut menuju pintu keluar terdekat beserta jalur alternatif lain yang diambil. 4 Papan Penunjuk Arah Jalan Keluar Papan penujuk yang dipasang di sepanjang koridor yang berisi petunjuk berupa anak panah berwarna merah yang menuju ke pintu keluar setempat. 5 Tanda “ EXIT” Tanda yang dipasang untuk menunjukan arah pintu keluar gedung. 6 Pintu Darurat Pintu untuk keluar yang digunakan hanya saat terjadi kondisi darurat yang ditandai dengan tulisan “ Emergency Exit Pintu Keluar Darurat”, dilengkapi dengan alat pembuka misal : kapaklinggis, dipastikan bahwa tanda pintu darurat terlihat jelas dari luar dan jalan menuju pintu darurat harus bersih atau tidak ada halangan-halangan menuju pintu darurat. Pelaksanaan tindakan evakuasi sesuai dengan yang tercantum pada commit to user lvii Prosedur Pemadam Kebakaran. Disarankan masing-masing bagian dapat menentukan barang-barang yang merupakan prioritas utama untuk diselamatkan dan dapat diinformasikan kepada tenaga kerja disekitarnya, sehingga bila keadaan memungkinkan untuk menyelamatkan barang, maka barang yang telah ditentukan tersebut dapat diselamatkan. 7 Berkumpul pada titik kumpul di luar gedung, di halam luas. 8 Padamkan api dengan hydrant d. Regu penanggulangan kebakaran. Regu penanggulangan bahaya kebakaran adalah regu yang dibentuk oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 kecuali regu satpam, dimana regu ini mempunyai tugas untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran secara langsung di area kerja masing-masing. Terdapat dua kelompok regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran PBK di perusahaaan, yaitu : 1 Regu Inti Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari Satuan Pengaman Perusahaan SATPAM dibawah koordinasi External Relation . 2 Regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari seksi kerja dibawah koordinasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Daftar nama personel Regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Evakuasi suatu periode ditetapkan dengan Surat Rekomendasi P2K3 yang terpisah dari dokumen ini. e. Pemeriksaan dan pengujian peralatan pemadaman kebakaran. commit to user lviii Pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran dilakukan satu bulan sekali oleh bagian GS General Service, hal yang dilakukan meliputi pemeriksaan dan perawatan kondisi fisik dan kelengkapan APAR sesusai checklist inspeksi APAR. Untuk APAR jenis Dry chemical , setiap satu bulan sekali dilakukan pengocokan dengan tujuan agar serbuk kimia kering di dalam tabung tidak menggumpal, caranya adalah dengan membalikkan tabung APAR sekali saja. Setiap satu tahun sekali harus dilakukan pemeriksaan rutin tahunan oleh pihak luar pihak ketiga yang memiliki kompetensi untuk hal ini dalam melakukan pemeriksaan APAR secara total sampai dengan pada tingkat funngsional APAR tersebut dan mengacu pada peraturan yang berlaku. Sedangkan pada Bagian K3 akan melakukan inspeksi fisik tabung APAR setiap 3 bulan sekali untuk memastikan bahwa sarana tersebut dalam kondisi siap pakai dan terawat dengan baik. commit to user lix

BAB IV PEMBAHASAN