Proses produksi Faktor dan Potensi Bahaya

commit to user xix berbasiskan bahan alami sudah dipasarkan antara lain Konicare Minyak Telon, Konicare Minyak Kayu Putih, Virugon, Herba Drink Sari Jahe, Sari Temulawak dan Kunir Asam. Dengan demikian, usaha ”ikut menyehatkan bangsa” semakin mendekati kenyataan. Pertumbuhan usaha kembang gula yang menggembirakan, memperbesar keyakinan Konimex bahwa pemekaran usaha ke industri makanan merupakan langkah tepat. Langkah pengembangan Kelompok Usaha Konimex berlanjut dengan berdirinya Sobisco pada tahun 1994. Sobisco adalah pabrik biskuit dan coklat yang dilengkapi dengan fasilitas mesin-mesin canggih berkapasitas besar. Di antara produk-produk Sobisco yang terkenal di masyarakat, antara lain Snip Snaps, Choco Mania, Tini Wini Biti dan Diasweet Litebite.

B. Proses produksi

PT. Konimex merupakan perusahaan farmasi dan makanan yang mempunyai dua area yaitu Farmasi dan Food. Di area farmasi memproduksi obat- obatan dan di area Food memproduksi makanan. 1. Plant Farmasi Produksi Farmasi I dan Farmasi II pada PT. Konimex, yaitu : a. Memproduksi Tablet-tablet biasa Contoh produknya adalah : Paramex, Inzana, Nasamex, Allugon, Antalgin, Konidin, Koniform, Konimag. commit to user xx b. Memproduksi sirup, salep dan tetes mata Contoh produknya adalah : Anakonidin, Fungiderm, Mexoderm, Parasetamol, Braito, Balsamex, Fresh dan Fit Up cair. 2. Plant Food Produksi Food pada PT. Konimex, yaitu : a. Memproduksi kembang gula Contoh produk : Nano-Nano, Hexos. Mr. sarmento, Mouten , Cui-Cui, Crystal , Boom, Ciggy, Froz dan Eski. b. Memproduksi makanan ringan Contoh produk : Tini Wini Biti, Snips, Snaps, Snips Snaps Sandwich, Chocomania, Pedro, Marikot, Wafero, Kokat, Ono Nuts dan Lekker. c. Memproduksi Suplemen Kesehatan Contoh produksinya seperti Fit Up effervescent.

C. Faktor dan Potensi Bahaya

Faktor bahaya yang ada di PT. Konimex meliputi : 1. Bahaya dari Lingkungan Kerja dan Sarana Penunjang Faktor bahaya dari lingkungan kerja di PT. Konimex sebagian besar sudah dikendalikan, dengan menyelenggarakan pementauan lingkungan kerja secara teratur dan berkelanjutan. Pemantauan tersebut meliputi : a. Penerangan commit to user xxi Pemantauan penerangan di PT. Konimex dilaksanakan secara rutin setiap tahun melalui pengukuran intensitas penerangan secara umum di seluruh bagian di perusahaan. Standar intensitas penerangan minimal yang dipersyaratkan K3 di PT. Konimex yaitu: Tabel 1. Area Umum di PT. Konimex Tahun 2005 No. RuangLokasi Intensitas Minimal LUX 1 Penerangan Darurat 5 2 Halaman 20 3 Jalan di luar gedung 20 4 Koridor luar proses 50 5 Toilet 100 6 Kantin 100 7 Counter minum 100 8 Locker 100 9 Kantor 300 Sumber : PT. Konimex Tahun 2005 Ketentuan umum penerangan di PT. Konimex yaitu : 1 Penerangan Utama a Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja mempunyai intensitas yang cukup sesuai standar dan nilai intensitas tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan kondisi cuaca atau ada tidaknya cahaya matahari dan tidak tergantung penerangan buatan di ruangan lain. b Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja setidaknya berwarna putih dan tidak menimbulkan perubahan warna pada obyek kerja. commit to user xxii c Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja tidak menimbulkan panas berlebih. Bila sumber penerangan yang digunakan menyebabkan kenaikan suhu ruangan dalam tempat kerja maka suhu tersebut tidak boleh naik melebihi 32 ○ C. d Sumber penerangan yang menimbulkan asapgas sisa tidak boleh digunakan dalam tempat kerja. e Lampu penerangn yang digunakan intensitasnya harus tetap, menyebar rata dan tidak boleh berkedip – kedip. f Lampu penerangan yang digunakan dan penempatannya tidak boleh menyebabkan cahaya yang dapat menyilaukanbayangankontras yang mengganggu pekerjaan. g Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar tidak boleh menggunakan lampu neon. 2 Penerangan Darurat a Ruangan – ruangan kerja yang bila sumber penerangan utama tidak berfungsi mengakibatkan kondisi tempat kerja gelap dan beresiko dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan bahan olahanproduk harus disediakan alat penerangan darurat. b Pada gang – gang atau koridor yang menuju pintu keluar gedung harus disediakan alat penerangan darurat. c Penerangan darurat mempunyai sumber tenaga yang berbeda dengan sumber penerangan utama atau tidak saling tergantung satu dengan yang lain. commit to user xxiii d Penerangan darurat di tempatkan pada tempat yang cukup aman. e Dilakukan pemeriksaan rutin terhadap sumber tenaga yang dipakai untuk penerangan darurat tersebut guna memastikan alat penerangan darurat selalu dalam kondisi baik saat di fungsikan. Ruangan yang tidak tercantum secara spesifikasi dalam daftar diatas, intensitas penerangan ditentukan berdasar aktifitas kerja yang dilakukan dalam ruangan tersebut dan resiko kesalahan akibat kurangnya penerangan kemudian dibandingkan dengan spesifikasi yang paling mendekati dalam daftar. Untuk ruanagan dengan aktivitas secara umum harus memiliki rata – rata intensitas penerangan minimal 100 Lux, dimana bila ada aktifitas khusus maka pada lokasi dimana aktifitas dilakukan, ditambahkan penerangan lokal dibidang kerja sehingga intensitas penerangan sesuai dengan persyaratan. Apabila karena suatu sebab intensitas penerangan di suatu ruang kerja tidak dapat memenuhi nilai minimal standar yang di tetapkan oleh peraturan perundangan maka diberikan toleransi sekurang – kurangnya memenuhi 70 dari standart K3 yang ditetapkan untuk masing – masing kriteria standart ruang kerja Nilai Intensitas Minimal yang diupersyaratkan K3 di PT. Konimex. Dengan mempertimbangan faktor : 1 Keamanan indicator : tidak ada kecelakaan akibat penerangan di tempat kerja 2 Kenyamanan indicator : tidak menurunkan produktifitas, tidak ada keluhan kesehatan, berdasarkan keesioner berkala tiap 6 bulan oleh K3 untuk mengetahui tingkat kenyamanan dari penerangan yang ada. commit to user xxiv Kuesioner diberikan kepada karyawan yang bekerja disuatu ruangan dengan pengambilan sampel tertentu. Apabila suatu ruangan memiliki intensitas penerangan di bawah nilai minimal yang dipersyaratkan maka alternatif upaya yang dapat dilakukan di PT. Konimex adalah : 1 Peninjauan kembali instalasi penerangan yang ada bila memungkinkan dilakukan perbaikan. 2 Pengaturan kembali tata letak ruang kerja, warna mediaalat kerja maupun dinding dan lantai ruangan. 3 Pembersihan secara rutin armature kap lampu. 4 Penggantian lampu yang sudah tidak layak dengan spesifikasi yang sesuai desain. 5 Penambahan lampu portable jika penggunaannya tidak terus menerus. 6 Penerangan setempat. b. Kebisingan Pemantauan kebisingan di PT. Konimex dilakukan satu tahun sekali dan pemantauan incidental dilaksanakan apabila ada laporan dari pihak terkait. Upaya pengendalian terhadap kebisingan di PT. Konimex dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alternatif : 1 Pengendalian secara teknik EngineeringMechanical Control a Pada sumber bunyi 1 Memperbaiki mesin-mesin yang telah mengalami gangguan fungsi Correcting Malfuncioning equipment commit to user xxv 2 Melengkapi mesin dengan peredam silencermufflers yaitu di mesin yang bising bagian bawah diberi material peredam. 3 Lubrikasi mesin yaitu dengan pelumasan oli. 4 Cek roda gigi, rantai dan komponen lainnya. 5 Substitusi mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya. 6 Modifikasi mesinproses, misalnya mesin diberi cover untuk isolasi bising. 7 Machinery enclosure peredam partial atau total, misalnya mesin diberi selungkup dan fiber. b Pada media perantara : pemasangan barier penghalang yaitu dengan sterofom gabus diantara kayu. 2 Pengendalian secara administratif administrative Controls a Rotasi pekerjaan b Pengadaan ruang control isolasi c Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan d Pemantauan lingkungan kerja pengukuran kebisingan berkala yaitu dengan pengukuran satu tahun sekali dan incidental e Pemeriksaan kesehatan pendengaran Audiometri yaitu satu tahun sekali bagi pekerja di tempat bising 3 Penyediaan dan pemakaian alat pelindung telinga Ear Protectors Apabila kebisingan diatas 90 dBA memakai ear muff dan ear plug. Untuk kebisingan 80 dBA disediakan ear muff. c. Iklim kerja commit to user xxvi Iklim kerja di tempat kerja merupakan suatu keadaan lingkungan yang didapatkan saat bekerja. Untuk pengukuran yang dilakukan oleh penulis mengenai iklim kerja hanya difokuskan pada pengukuran suhu dan kelembaban yang ada di gudang barang jadi dan gudang bahan baku yang ada pada semua bagian di PT. Konimex. Beban kerja dalam PT. Konimex khususnya untuk pekerja pada bagian gudang masih termasuk kategori beban kerja ringan, untuk pengukuran komponen iklim kerja yang lain tidak dilakukan oleh penulis. Adapun data yang penulis peroleh dari hasil pengukuran yang dilakukan pada saat magang adalah sebagai berikut : Tabel 2. Data pengukuran suhu di GBB di PT. Konimex NO. Ruangan Jenis data Data Suhu C Pengukuran 1 29.5 Pengukuran 2 31.4 Pengukuran 3 24.1 Pengukuran 4 22.1 Pengukuran 5 24.0 1 GBB Farmasi I Pengukuran 6 22.0 Pengukuran 1 28.7 Pengukuran 2 23.8 Pengukuran 3 22.0 Pengukuran 4 29.4 2 GBB. Farmasi II Pengukuran 5 29.2 Pengukuran 1 25.9 Pengukuran 2 29.3 Pengukuran 3 26.7 Pengukuran 4 25.8 Pengukuran 5 24.8 Pengukuran 6 28.2 Pengukuran 7 29.3 3 GBB. Food I Pengukuran 8 21.9 commit to user xxvii Pengukuran 9 22.0 Pengukuran 10 27.8 Pengukuran 11 21.6 Pengukuran 12 28.9 Pengukuran 1 21.5 Pengukuran 2 33 Pengukuran 3 22.9 Pengukuran 4 25.3 Pengukuran 5 31.6 Pengukuran 6 30 4 GBB. Food II Pengukuran 7 23.1 Pengukuran 1 28 Pengukuran 2 29.2 Pengukuran 3 29,4 Pengukuran 4 20,6 Pengukuran 5 29.2 Pengukuran 6 29.1 5 GBB. Natpro Pengukuran 7 25.6 Sumber : PT. Konimex, 2010. Tabel 3. Data pengukuran kelembaban di GBB di PT. Konimex NO. Ruangan Jenis data Data Kelembaban Pengukuran 1 71 Pengukuran 2 60.3 Pengukuran 3 70.8 Pengukuran 4 59.4 Pengukuran 5 62.7 1 GBB Farmasi I Pengukuran 6 60.7 Pengukuran 1 74 Pengukuran 2 80.2 2 GBB. Farmasi II Pengukuran 3 68.4 commit to user xxviii Pengukuran 4 71.0 Pengukuran 5 59.18 Pengukuran 1 58.4 Pengukuran 2 66.9 Pengukuran 3 67 Pengukuran 4 62.3 Pengukuran 5 57.9 Pengukuran 6 67.5 palet Pengukuran 7 67.4 Bahan Baku Pengukuran 8 53.4 Pengukuran 9 56.7 Pengukuran 10 75.4 Pengukuran 11 30.9 3 GBB. Food I Pengukuran 12 72.9 Pengukuran 1 59.8 Pengukuran 2 51,96 Pengukuran 3 51.9 Pengukuran 4 56.4 Pengukuran 5 51.8 Pengukuran 6 70.7 4 GBB. Food II Pengukuran 7 60.2 Pengukuran 1 75,3 Pengukuran 2 83.3 Pengukuran 3 77.6 Pengukuran 4 68 Pengukuran 5 78.5 Pengukuran 6 80.2 5 GBB. Natpro Pengukuran 7 77.3 Sumber : PT. Konimex, 2005. d. Debu commit to user xxix Debu merupakan hasil sampingan dari proses produksi yang ada dan hal itu tidak dapat dihindari. Begitu pula dengan proses produksi yang ada di PT. Konimex, jenis debu yang ada tergolong dalam debu lingkungan untuk itu perlu dilakukan suatu upaya-upaya pencegahan dan penanganan untuk kasus ini diantaranya, yaitu : 1 Menempatkan dust collector untuk mesin yang potensial menimbulkan debu. 2 Aliran udara 100 dibuang keluar dan dilewatkan cyclone saringan udara. 3 Penggunaan HEPA Filter untuk ruang-ruang tertentu khususnya ruang steril. 4 Pembakaran debu yang terkumpul di dust collector dan cyclone dengan smokless incinerator imulli stage burner . e. Pengelolaan lingkungan 1 Divisi Pengelolaan Lingkungan Divisi pengelolaan lingkungan ini merupakan struktur organisasi yang terpisah dari struktur organisasi prusahaan seperti P2K3 yang bertugas menangani pengelolaan lingkungan hidup di PT. Konimex, salah satunya adalah pengelolaan limbah 2 Struktur organisasi pengelolaan lingkungan hidup KOORDINATOR MSD EXTERNAL RELATION Internal Audit GMP Sekretaris commit to user xxx Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup 3 Limbah PT. Konimex a Limbah padat Tabel 4. Limbah Padat Jenis Limbah Sumber limbah Sistem pengelolaan Limbah Kertas Kantor, bekas kemasan Reuse Pemakaian kembali Karton Bekas kemasan Reuse Pemakaian kembali Plastik Sisa kemasan Reuse Pemakaian kembali Roll Allufoil Waste, susut produksi Multi Stage Burner Roll Acellophane Waste, susut produksi Multi Stage Burner Botol Bekas kemasan Reuse Pemakaian kembali Kaleng Bekas kemasan Reuse Pemakaian kembali Drum Bekas Reuse Pemakaian kembali Debu : Cyclone, deduster Proses produksi Multi Stage Burner Bahan Obat Pemusnah obat Incinerator Produk Rusak Pemusnah obat Incinerator commit to user xxxi Sumber PT. Konimex, 2005 b Limbah cair Tabel5. Limbah cair Jenis Limbah Sumber limbah Sistem pengelolaan Limbah Air buangan Toilet, WC, Air cucian Multi cell aerated lagon Sisa proses Kondesat steam Multi cell aerated lagon Sumber: PT. Konimex, 2005 c Limbah udara Tabel 6. Limbah udara No Jenis Limbah Sumber Limbah 1 Suara getaran Mesin Produksi, Boiler, Chiller, Fan, AC 2 Gas – gas Asap pembakaran Sumber : PT. Konimex, 2005 4 Penanganan Limbah a Limbah padat Debu dari mesin Debu dari lantai Debu ruang produksi Pemusnahan bahan baku, Roolfoil Waste kemasan Kertas, karton, plastik Botol, drum, kaleng Cyclone Vacum Cleaner Dust Collector Incenerator Multi Stage Burner Dijual Pembuangan Umum commit to user xxxii Gambar 2. Bagan Pengelolaan Limbah Padat b Limbah cair Gambar 3. Bagan Pengelolaan Limbah Cair Sumber : PT. Konimex, 2005. c Limbah Udara Lingkungan Sekitar Pabrik Steam air hujan kondesat Limbah Limbah Domestik Limbah Pabrik SandOil Multicell aerated lagon Fish Pond Badan Air Compressor Chiller, Fan, AC Generator Listrik Boiler Mesin Produksi Partial Enclosure Steam Trap Silencer Dinding dan Tanaman Rambat commit to user xxxiii Gambar 4. Pengelolaan Limbah Udara 2. Potensi Bahaya Potensi bahaya dalam bekerja merupakan hal yang selalu ada dan menjadi sebab utama terjadinya kecelakaan, hal ini juga tidak dapat dihindarkan terjadi di PT. Konimex. Dari hasil magang ada beberapa potensi bahaya yang ada di PT. Konimex diantaranya adalah sebagai berikut : a. Area produksi di Plant Farmasi 1 Terjatuh Hal ini disebabkan karena lantai yang licin di area produksi Plant Farmasi dan penanggulangan yang telah dilakukan perusahaan adalah dengan pengadaan alat pel di tempat kerja dan melakukan pengeringan di ruangan yang licin. 2 Terjepit punch cetakan Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin cetak bahan produksi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin dan pemberian standar operationl procedure SOP kepada semua pekerja. 3 Terpotong penggunting allufoil Partial Enclosure commit to user xxxiv Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin strip . Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin. 4 Terjepit sealing saw Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area pengemasan produk khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin ceklik. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin dan mewajibkan memotong kuku kepada semua pekerja dengan alat tersebut. 5 Tersengat panas Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin shrink . Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan tingkat disiplin tenaga kerja dalam mematuhi standar opersional procedure SOP dan peraturan yang ada serta pengaturan lay out kerja dibuat senyaman dan seaman mungkin. b. Area produksi di Plant Food 1 Terpeleset Potensi bahaya ini ditimbulkan karena lantai yang licin akibat dari tumpahan air ataupun gula selama proses produksi berlangsung. Pengendalian yang telah dilakukan perusahaan adalah dengan pengadaan alat pel stack pel drainase pel yang dapat langsung menyerap cairan. commit to user xxxv 2 Terjepit Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi food khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin kneading pulling cetak. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan memasangkan pagar pengaman dengar micro switch pengaman. 3 Terjepit sealing saw Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area pengemasan produk khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin ceklik. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin dan mewajibkan memotong kuku kepada semua pekerja dengan alat tersebut. 4 Terjepit punch cetakan Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin cetak bahan produksi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin dan pemberian standar operationl procedure SOP kepada semua pekerja. 5 Terpotong penggunting allufoil Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin strip . Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin.

B. Pelayanan Kesehatan