Gambar 2. A Celah bibir unilateral tidak komplit, B Celah bibir unilateral C Celah bibir bilateral dengan celah langit-langit dan tulang alveolar, D Celah langit-langit. Stoll et al. BMC Medical genetics. 2004, 154.
2.4 Komplikasi jika tidak dilakukan pembedahan
a. Masalah asupan makanan
Masalah asupan makanan merupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita celah bibir. Adanya celah bibir memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan
hisapan payudara ibu atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapat meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah
refleks hisap dan refleks menelan pada bayi dengan celah bibir tidak sebaik normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Cara memegang bayi dengan posisi
tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusui bayi dan menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala dapat membantu. Bayi yang hanya menderita labioschisis atau dengan
celah kecil pada palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labiopalatochisis biasanya membutuhkan penggunaan dot khusus. Dot khusus cairan dalam
Universitas Sumatera Utara
dot ini dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil ini dibuat untuk bayi dengan labio- palatoschisis dan bayi dengan masalah pemberian makan asupan makanan tertentu.
13,21,24
Gambar 3. Penggunaan dot khusus pada bayi dengan celah Anonymous. Breastfeeding specialist. 7122009. http:
www.asibayi.com. 3 December 2011
b. Masalah dental
Anak yang lahir dengan celah bibir mungkin mempunyai masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan gigi, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada area
dari celah bibir yang terbentuk. c.
Infeksi telinga Anak dengan labio-palatoschisis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena
terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius.
13,21,24
d. Gangguan berbicara
Pada bayi dengan labio-palatoschisis biasanya juga memiliki abnormalitas pada perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak dapat
menutup ruang rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi hypernasal quality of 6 speech. Meskipun telah dilakukan reparasi
Universitas Sumatera Utara
palatum, kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutup ruang rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Penderita celah palatum memiliki
kesulitan bicara, sebagian karena palatum lunak cenderung pendek dan kurang dapat bergerak sehingga selama berbicara udara keluar dari hidung. Anak mungkin mempunyai kesulitan
untuk menproduksi suara kata p, b, d, t, h, k, g, s, sh, dan ch, dan terapi bicara speech therapy biasanya sangat membantu.
13,24
2.5 Pencegahan celah bibir