Pengakuan Iman yang Pokok
104 Buku Guru Kelas VII SMP Penjelasan:
Bagi seorang penganut Khonghucu, ia harus benar-benar menyadari dan mengimani tentang jati dirinya, bahwa ia datang atau berasal dari Tuhan Yang Mahaesa dan
pada saatnya ia akan kembali kepada-Nya. Di dalam kehidupannya di atas dunia ini ia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap Firman Tian yang
diembannya yakni berupa Xing Watak Sejati dalam dirinya. Apabila kita mampu mempertanggungjawabkan dalam kehidupan ini maka kita telah mampu selaras
dengan kodrat kemanusiaan kita dan menempuh Jalan Suci. Dalam menempuh Jalan Suci hidup selaras dengan Xing-nya, manusia membutuhkan bimbingan.
Bimbinganuntuk menempuh Jalan Suci inilah yang dinamakan agama.
Hal ini menunjukkan keimanan umat Khonghucu yang universal. Umat Khonghucu mengimani bahwa Agama merupakan bimbingan menempuh Jalan Suci. Agama di
sini juga berarti agama-agama yang lain selain agama Khonghucu. Oleh karena itu, selain Dao Qin saudara seiman juga ada Dao Yu saudara berlainan iman.
Bagaimana menempuh Jalan Suci agar selaras dengan Firman Tian? yaitu dengan mengembangkan Xing yang merupakan benih-benih kebajikan dalam diri manusia.
Umat Khonghucu mengimani setiap agama pasti mempunyai Jalan Keselamatan asalkan mampu mengembangkan Xing atau benih-benih Kebajikan dalam dirinya.
Sebaliknya apapun agama seseorang tidak ada Jalan Keselamatan baginya jika ingkar dari kodrat kemanusiaannya ini, ingkar dari Kebajikan.
B2. Kitab Daxue Bab Utama Ayat 1
Daxue Zhi Dao, Zhai Ming Ming De, Zhai Qin Min, Zhai Zhi Yu Zhi Shan
Artinya:
Adapun Jalan Suci yang dibawakan Ajaran Besar Daxue itu ialah: Menggemilangkan Kebajikan yang Bercahaya. Mengasihi sesama, dan berhenti pada Puncak Kebaikan.
Penjelasan:
Ajaran Besar adalah ajaran suci untuk orang besar manusia dewasa agar menjadi orang mulia yang mampu menggemilangkan Kebajikan yang bercahaya, yaitu
membuat sesuatu yang pada mulanya baik menjadi lebih baik dan lebih baik sampai pada akhirnya. Kebajikan yang bercahaya yakni mampu mengembangkan benih-
benih kebajikan yang bersemayam dalam dirinya sehingga memancar melalui wajah dan seluruh panca inderanya serta mewujud dalam perilaku.
Dalam kitab Mengzi VIIA: 21.4 disebutkan “Yang di dalam Watak Sejati seorang Junzi ialah Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan Kebijaksanaan. Inilah yang berakar
di dalam hati, tumbuh dan meraga, membawa cahaya mulia pada wajah, memenuhi punggung sampai ke empat anggauta badan. Keempat anggota badan dengan tanpa
kata-kata dapat mengerti sendiri.”
105
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Menggemilangkan benih-benih kebajikan yang ada di dalam dirinya bukan hanya
ditujukan untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kebaikan sesama orang lain. Sesudah mampu mengembangkan dan menggemilangkan kebajikan dalam dirinya
maka selanjutnya wajib membantu mengembangkan watak sejati orang lain dan segenap wujud.
Senantiasa berusaha berhenti pada puncak kebaikan, yaitu berhenti atau menempati kebaikan yang paling tinggi dari setiap predikat yang diembannya. Sebagai orangtua
ia harus senantiasa mengupayakan diri berhentimenempati pada sikap kasih sayang. Sebagai seorang anak ia harus senantiasa mengupayakan diri berhentimenempati
pada sikap Bakti menjadi anak yang terbaik dalam hidupnya. Sebagai seorang atasan ia harus senantiasa mengupayakan diri berhentimenempati pada sikap cinta
kasih. Sebagai seorang bawahan ia harus senantiasa mengupayakan diri berhenti menempati pada sikap hormat dan setia pada tugas. Sebagai seorang kakak ia harus
senantiasa mengupayakan diri berhentimenempati pada sikap mendidik. Sebagai seorang adik ia harus senantiasa mengupayakan diri berhentimenempati pada sikap
pantuhmenurut. Sudahkah kita berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap predikat atau kedudukan kita?
B3. Salam Peneguhan Iman
Wei De Dong Tian, Xian You Yi De
Artinya:
Hanya oleh kebajikan Tuhan Berkenan, Sungguh milikilah yang satu itu, kebajikan.
Penjelasan:
Sesungguhnya hanya kebajikan yang berkenan kepada Tuhan, dan manusia mesti memiliki yang satu itu: “kebajikan.” Wei De Dong Tian adalah sabda dari Nabi Yi
kepada Da Yu sedangkan Xian You Yu De berasal dari sabda nasihat Nabi Yi Yin kepada cucu baginda Cheng Tang.
Kebajikan bukan sekedar perbuatan baik. Kebajikan lebih dari sekedar kebaikan, seseorang mungkin dapat berbuat baik kepada orang lain, dengan perasaan cinta
kasih yang ada di dalam dirinya ia kasihaniba melihat orang lain menderita dan selanjutnya timbul hasratkeinginan untuk menolong, tetapi bila pertolongannya
tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, bisa jadi tindakannya akan mengorbankan benih-benih kebajikan yang lain. Jangan karena kasihaniba melihat seorang pengemis
lalu kita memberikan semua uang yang kita miliki saat itu. Bla demikian maka itu tidak bijaksana namanya, atau terus saja memberikan uang tentu tidak mendidik, itu
berarti tidak sesuai dengan kebenaran, atau memberinya dengan tanpa rasa hormat mengingat mereka hanyalah seorang pengemis yang hina, ini berarti bertentangan
dengan nilai-nilai kesusilaan, atau mungkin menyembunyikan pamrih ingin mendapat pujian misalnya.
106 Buku Guru Kelas VII SMP
Kebajikan adalah kebaikan yang dilakukan tanpa merusak nilai-nilai kebajikan yang lain, dan tentunya dilakukan dengan ‘tulus’ dan ‘iklas’. Tulus artinya dengan
kesadaran dari dalam bukan terpaksa, iklas artinya tanpa mengharapkan balasan tanpa pamrih.
Lebih luas lagi, bahwa kebajikan itu dilakukan bukan karena sesuatu yang mengikutinya atau bukan karena sesuatu yang ada di depannya. Bahkan bukan karena surga sebagai
hadiah yang dijanjikan, atau bukan karena neraka sebagai hukuman yang mengancam. Lakukan semuanya sebagai kesadaran luhur kodrat suci watak sejati. Inilah yang
dimaksud dengan kebajikan sejati.
Hanya dengan Kebajikan boleh berkenan kepada Tian. Tiada jarak jauh yang tak terjangkau. Kesombongan mengundang rugi, kerendahan hati membawa berkah.
Berkah karunia yang kita peroleh adalah dampak dari kebajikan yang kita lakukan. Jangan mengharapkan hasilnya, namun lakukan dengan ketulusan. Jangan seperti
kisah petani negeri Song yang ingin padinya cepat tumbuh lalu menarik padi-padi di sawahnya. Padi yang ditanamnya, bukannya tumbuh lebih cepat malah malah
menjadi layu dan mati. Demikian halnya dengan hati manusia, jangan memaksakan dan melanggar kewajaran karena justru akan merusak sejatinya kebajikan.