Faktor intern Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperoleh Kehidupannya

14 Sosiologi untuk SMAMA kelas XII IPS kegiatan Buatlah sebuah diskusi kelompok tentang pengaruh masyarakat yang masih memegang teguh tradisi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Adanya Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat

Adanya kepentingan-kepentingan tersebut biasanya dibawa oleh kelompok atau golongan tertentu. Golongan tersebut sukar sekali menempatkan kedudukannya di dalam proses perubahan.

5. Rasa Takut Akan Terjadinya Kegagalan pada Integrasi Kebudayaan

Integrasi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan terutama dalam kebudayaan, masyarakat merasa takut integrasi kebudayaannya menjadi gagal. Hal ini akan menghambat proses terjadinya perubahan.

6. Prasangka Terhadap Hal-hal Baru atau Sikap Tertutup

Masyarakat yang pernah dijajah merasa mempunyai perasaan tidak percaya terhadap hal-hal baru, hal ini disebabkan pengalaman pahit pada zaman penjajahan. Sikap yang demikian akan mempersulit masuknya unsur-unsur budaya asing sehingga mempersulit terjadinya perubahan.

7. Hambatan-hambatan yang Bersifat Ideologis

Setiap usaha pemantapan perubahan unsur budaya rohaniah tertentu, diartikan berlawanan dengan prinsip ideologi masyarakat yang sudah menjadi integrasi masyarakat tersebut. Bagaimanakah ciri-ciri proses perubahan sosial? Ciri-ciri proses perubahan sosial: 1. Tidak ada masyarakat yang terhenti perkembangannya karena masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat dan secara cepat. 15 Bab 1 „ Perubahan Sosial z INFO AKTUAL 2. Antar lembaga sosial yang ada dalam struktur sosial masyarakat yang saling berkaitan. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi pada suatu lembaga sosial menyebabkan perubahan pada lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan sosial yang berlangsung secara cepat menye- babkan terjadinya disorganisasi dalam arti masyarakat berada dalam tahap menyesuaikan diri. Setelah itu masyarakat akan melakukan reorganisasi pemantapan kaidah nilai-nilai yang baru. 4. Perubahan tidak dapat di batasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut saling berkaitan. M endasar diri pada “kegagahan” kacamata kuda dari logika positivistic yang hanya mengetahui satu sumber ke- benaran, arus utama yang kini mendominasi bangsa Indonesia selalu memahami dan menempatkan realitas kehidupan dalam dua sisi yang saling bertentangan secara diametral. Suatu pen- dekatan oposisi biner yang membagi dunia dalam dua kutub plus minus, sekali dan seelamanya, tidak lebih tidak kurang. Nampaknya belum terbesit dalam pikiran dan nurani kelompok pendukung ideologi tertentu untuk memdudukkan ideologi lebih sebagai masalah “partisipasi” daripada dominasi atau manipulasi, sebagaimana dipahami Gramsci dan Bakhtin. Dalam arti luas, ideologi lebih merupakan persoalan “Panda- ngan Dunia” Worldview daripada propaganda partisan. Jadi ideologi adalah sistem kepercayaan yang komprehensif yang di ikuti oleh berbagai kelompok sosial, dan dengan berbagai macam alasan. Meminjam analisis tersebut, seyogyanya kita menem- patkan diri sebagai tenda besar bagi keragaman kelompok pendukung dan simpatisannya. Semua individu dan kelompok memiliki peluang yang sama untuk mendefinisikan “Apa”, “Siapa” dan “Bagaimana” menjadi komponen bangsa yang baik. Kita berharap, pendekatan cultural menjadi semacam tenda besar bagi bangsa karena mempertimbangkan dan menyantuni realitas masyarakat Indonesia yang plural, multikultural, dan,