CO
2
, 15-25 CFC, 12-20 CH
4
, 5 Nitrogen Oksida N
2
O,5 dan ozon tidak diketahui.
1
II. 4. Dampak negatif pemanasan global tehadap iklim dan ekosistem
Perubahan es di kutub, dimana es di kutub utara mencair tetapi di kutub selatan bertambah
Jumlah badai yang terjadi hampir konstan masih sesuai pola tetapi keparahannya jauh lebih
berat akibat global warming
Tinggi air laut meningkat
Hewan-hewan sebagai pembawa penyakit menular bermigrasi, contohnya west nile virus yang berasal dari Afrika terbawa oleh burung hingga menyebabkan kasus di Amerika.
Banyak ekosistem yang rusak dan ancaman kepunahan spesies
Pergeseran musim, contohnya musim semi terjadi lebih cepat
Musim-musim menjadi ekstrem, seperti musim dingin ekstrem di Rusia atau gelombang
panas di Amerika Serikat
Kekeringan parah
II. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia
Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia disebabkan oleh efek rumah kaca akibat penggunaan bahan-bahan seperti CFC maupun meningkatnya gas-gas polusi kendaraan pada
atmosfer. Akibatnya, timbul suatu fenomena yang disebut “Global Warming” atau meningkatan suhu global. Peningkatan suhu global diperkirakan memiliki laju 0.002 °Ctahun atau 0.02
°Cdekade. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia dapat menimbulkan kerugian ekonomi seperti misalnya di tahun 2007, Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp 2 triliun.
III. 1. Fenomena-fenomena perubahan iklim di Indonesia
Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia terjadi semakin parah dari hari ke hari. Perubahan pola terjadi pada aspek curah hujan, suhu bumi, dan tinggi muka laut. Pergeseran
pola curah hujan dapat berupa peningkatan curah hujan maupun penurunan curah hujan.Peningkatan curah hujan menyebabkan bencana lain seperti banjir dan tanah longsor.
Penurunan curah hujan dapat menimbulkan kekeringan dan menyebabkan penurunan ketersediaan air. Di lain pihak, perubahan suhu bumi diperkiran meningkat dan pada tahun
2020-2050 akan mencapai peningkatan 0.8–1°C relatif terhadap periode iklim terakhir di abad ke-20. Perubahan suhu ini dapat menimbulkan ancaman bagi ekosistem, dapat menimbulkan
kebakaran hutan, dan dapat menimbulkan evaporasi berlebihan pada tumbuhan. Perubahan juga terjadi pada tinggi muka laut. Tinggi muka laut mengalami kenaikan sebesar 7mmtahun pada
periode 1993-2008. Diprediksikan tinggi muka laut akan meningkat 35-40cm pada tahun 2050
dibanding pada tahun 2000. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan muka lau adalah terancamnya kehiduoan pesisir, terjadi peningkatan genangan air, abrasi pesisir, dan intrusi air
laut.
III. 2. Upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim
Dalam menghadapi pergeseran perubahan pola iklim ini, pemerintah terutama pada sektor kementrian, BNPB,BPPT, dan LIPI , mengambil upaya dalam hal mitigasi dan adaptasi.
Selain itu, pemerintah juga berperan aktif dalam perjanjian-perjnjian internasional seperti meratifikasi UNFCC 1994 dan Kyoto Protocol 2004 . Untuk upaya dalam negeri, pemerintah
meluncurkan Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap ICCSR 2010-2030 untuk menguatkan upaya adaptasi dan mitigasi yang akan dilakukan. Upaya mitigasi yang dilakukan
pemerintah antara lain peningkatan efisiensi penggunaan energi pada kawasan terbangun di kota, peningkatan penggunaan sumber energi alternatif, dan pengembangan sistem transportasi
massal dengan sumber energi alternatif yang bertujuan mengurangi penambahan kendaraan pribadi. Di sisi lain, upaya adaptasi yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan sistem
drainase kota untuk antisipasi peningkatan debit air hujan, meningkatkan sistem pengendalian banjir, perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruangguna lahan, meningkatkan ketahanan
pangan, mengurangi penggunaan air untuk rumah tangga maupun industri, dan meningkatkan pemanfaatan sumber air alternatif seperti air hujan
IV. Dampak Pergeseran Keteraturan Iklim terhadap Kesehatan Manusia