Dampak Pergeseran Keteraturan Iklim terhadap Kesehatan Manusia

dibanding pada tahun 2000. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan muka lau adalah terancamnya kehiduoan pesisir, terjadi peningkatan genangan air, abrasi pesisir, dan intrusi air laut.

III. 2. Upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim

Dalam menghadapi pergeseran perubahan pola iklim ini, pemerintah terutama pada sektor kementrian, BNPB,BPPT, dan LIPI , mengambil upaya dalam hal mitigasi dan adaptasi. Selain itu, pemerintah juga berperan aktif dalam perjanjian-perjnjian internasional seperti meratifikasi UNFCC 1994 dan Kyoto Protocol 2004 . Untuk upaya dalam negeri, pemerintah meluncurkan Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap ICCSR 2010-2030 untuk menguatkan upaya adaptasi dan mitigasi yang akan dilakukan. Upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah antara lain peningkatan efisiensi penggunaan energi pada kawasan terbangun di kota, peningkatan penggunaan sumber energi alternatif, dan pengembangan sistem transportasi massal dengan sumber energi alternatif yang bertujuan mengurangi penambahan kendaraan pribadi. Di sisi lain, upaya adaptasi yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan sistem drainase kota untuk antisipasi peningkatan debit air hujan, meningkatkan sistem pengendalian banjir, perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruangguna lahan, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi penggunaan air untuk rumah tangga maupun industri, dan meningkatkan pemanfaatan sumber air alternatif seperti air hujan

IV. Dampak Pergeseran Keteraturan Iklim terhadap Kesehatan Manusia

Keteraturan iklim di dunia, termasuk di Indonesia, telah mengalami pergeseran sehingga menjadi sulit untuk diprediksikan. Pergerseran keteraturan iklim ini membawa dampak bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk aspek kesehatan. Gangguan kesehatan yang terjadi pada manusia yang disebabkan oleh pergeseran iklim terutama berkaitan dengan perubahan kondisi lingkungan yang ekstrem dan drastis akibat dari pemanasan global yang terjadi pada bumi. Perubahan kondisi yang drastis ini memberi kesempatan kepada patogen- patogen pembawa penyakit seperti virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya untuk berkembang dan lebih mudah menyerang tubuh manusia. Bahkan, akibat dari pergeseran iklim tersebut, telah terjadi peningkatan frekuensi timbul pada beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah kanker kulit. IV. 1. Kanker Kulit Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang menyebabkan sel-sel kulit manusia mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali. Kanker kulit yang menyerang manusia dapat disebabkan oleh peningkatan paparan sinar ultra violet yang mengandung sifat karsinogenik pada kulit akibat adanya penipisan ozone bumi. Selain itu, kanker kulit juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya produksi pigmen melanin dalam kulit. Pada umumnya, kanker kulit menyerang bagian epidermis kulit yang merupakan lapisan paling luar kulit, sehingga kanker kulit termasuk kanker yang mudah dideteksi pada stadium awal karena keberadaan tumor akan langsung terlihat jelas. Terdapat tiga tipe utama kanker kulit, yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna. IV. 1. 1. Karsinoma sel basal Karsinoma sel basal merupakan tipe kanker kulit yang paling banyak terjadi. Karsinoma sel basal bersifat lokal invasif dan jarang bermetastasis atau menyebar ke bagian tubuh sekitarnya, sehingga tipe ini jarang menimbulkan kematian. Karsinoma sel basal merupakan tipe kanker yang menyerang lapisan sel basal epidermis kulit. Pada tipe ini timbul nodul atau benjolan kecil yang memiliki ciri-ciri agak berkilat, kemerahan, dengan pinggiran agak kehitaman. Karsinoma sel basal memiliki kelainan seperti lecet yang tidak kunjung sembuh atau biasa disebut dengan berulserasi. IV. I. 2. Karsinoma sel skuamosa Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe yang memiliki lesi lebih lebar dari karsinoma sel basal, dan nodul yang terdapat pada tipe ini lebih memperlihatkan reaksi inflamasi. Pada tipe karsinoma sel skuamosa, nodul mengalami penebalan sehingga tampak seperti tumor yang kasar, tebal, dan menyebabkan kulit menjadi bersisik. Kulit yang bersisik terkadang berulserasi sehingga merusak jaringan kulit. IV. 1. 3. Melanoma maligna Melanoma maligna merupaka tipe tumor yang paling ganas diantara ketiga tipe umum kanker kulit, hal ini dikarenakan melanoma maligna memiliki risiko yang besar untuk bermetastasis sehingga penyebaran kanker terjadi dengan cepat. Tipe melanoma maligna menginvasi lapisan dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan kulit. Tumor tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki tepi yang tidak beraturan dan permukaannya mengalami ulserasi. Nodul pada tipe melanoma maligna pada umumnya memiliki warna yang bervariasi antara area satu dengan lainnya dan memiliki diameter lebih dari 6 mm.

V. Perubahan Iklim sebagai Isu Internasional

Perubahan iklim disamping krisis pangan, krisis energi, dan epidemi merupakan isu-isu yang semakin meningkat tensinya seiring waktu dan menjadi perhatian dunia, terutama oleh pemimpin-pemimpin Negara, organisasi PBB, dan non-governmental organization NGO. Para pemimpin Negara umumnya membahas isu perubahan iklim melalui forum-forum regional dan internasional yang menghasilkan kesepakatan perjanjian-perjanjian atau kerangka kerja tertentu. Sementara NGO lebih berperan dalam monitoring kebijakan pemerintah dan pengamatan di berbagai belahan dunia.

V. 1 Down To Earth Indonesia

Down To Earth Indonesia merupakan organisasi non profit yang didirikan oleh organisasi nonprofit dari Inggris, yaitu Tapol dan Survival international. V.1. 1. Tujuan Down To Earth Indonesia i. Peningkatan kesadaran dunia internasional mengenai dampak perubahan iklim, kerusakan sumber daya alam di Indonesia, dan penghidupan berkelanjutan. ii. Meningkatkan informasi masyarakat lokal agar dapat memberikan tanggapan yang tepat secara ekologisterhadap perubahan iklim. iii. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberikan bantuan tentang perubahan iklim antara pembuat kebijakan dan pengambilan keputusan di tingkat nasional dan internasional. V.1. 2. Cara Kerja Down To Earth Indonesia i. Menerjemahkan informasi kedalam Bahasa Indonesia. ii. Penyebaran Informasi. iii. Bekerjasama dengan organisasi Non Profit setempat. iv. Pembangunan kapasitas.

V. 2. Dewan Nasional Perubahan Iklim

Dewan Nasional Perubahan Iklim merupakan dewan yang dibentuk oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden RI Nomor 46 tahun 2008. V.2.1. Visi DNPI “Mewujudkan pembangunan rendah emisi karbon yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan dukungan sistem pendanaan dan alih teknologi yang tepat guna” V.2. 2. Misi DNPI 1. Merumuskan kebijakan nasional, strategi, program, dan kegiatan pengendalian perubahan iklim. 2. Mengkoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pengendalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih teknologi, dan pendanaan 3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim. 4. Memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong negara-negara maju untuk lebih bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim.

V. 3. United Nation Framework Convention on Climate Change UNFCCC

Pada tahun 1992 beberapa negara bergabung dalam traktat internasional untuk membatasi peningkatan temperatur rata-rata global yang mempengaruhi perubahan iklim. UNFCCC sekarang sudah terdapat 195 partai se-Dunia dengan tujuan menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dari campur tangan manusia yang membahayak sistem cuaca. UNFCC telah menghasilkan beberapa hal seperti dibawah ini :

V. 3. 1. Protokol Kyoto

Protokol ini bertujuan untuk membantu stimulasi green investment dan membantu partai menentukan target emisinya dengan pengeluaran yang efektif.

V. 3. 2. Bali Road Map

Bali Road Map menghasilkan beberapa perjanjian seperti mengangkat kebijakan perubahan iklim sampai pada tingkat politik tertinggi, memperbaiki infrastruktur yang dibutuhkan dalam menghadapi perubahan iklim, menghasilkan Copenhagend Accord, dan memberikan pembiayaan cepat sebesar 30 Milyar kepada negara berkembang pada tahun 2010-2012 untuk adaptasi dan mitigasi.

VI. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim

Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia, memicu para ahli untuk mengeluarkan berbagai teknologi agar bisa mengurangi dampak dan mengantisipasi perubahan iklim yang telah terjadi. Untuk itu, bias diterapkan teknologi ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan