suatu butir soal. Sudijono 2008: 372 mengintepretasikan nilai tingkat kesukaran suatu butir soal
seperti pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi
30 .
TK
Sangat sukar
70 .
30 .
TK
Sedang
70 .
TK
Mudah
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki intepretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran
70 .
31 .
TK
. Berikut tabel 3.5 yang menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesulitan hasil post-test
Tabel 3.5. Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal Post -Test
No Soal Nilai Tingkat Kesukaran
Interpretasi
Item 1 0,70
Mudah Item 2
0,63 Sedang
Item 3 0,70
Mudah Item 4
0,57 Sedang
Item 5 0,26
Sukar Dari tabel 3.5 menunjukkan bahwa kelima soal sedang dan sangat mudah. Soal 1
menunjukkan hasil 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa soal nomor satu mudah. Soal 2 dan 4 menunjukkan nilai 0,63 dan 0,57. Hal ini menunjukkan bahwa soal
keduanya sedang. Untuk soal nomor 5 menunjukan nilai 0,26 artinya soal tersebut masuk dalam katagori sukar.
D. Tehnik Pengumpulan data
1. Validasi Produk
Validasi desain didaktis barisan dan deret melalui model socrates kontekstual dilakukan oleh ahli matematika dan pendidikan untuk menilai produk tersebut.
Validasi desain didaktis barisan dan deret melalui metode socrates kontekstual menggunalan lembar validasi desain didaktis. Instrumen ini digunakan untuk
mendapatkan data validator desain didaktis yng disusun pada perencanaan atau pengembangan produk awal, kemudian direvisi dan setelah instrumen dinyatakan
valid serta layak diguakan, maka intrumen diuji cobakan pada uji terbatas. Lembar tersebut terdiri dari lembar validasi desain didaktis dan tes hasil belajar oleh tiga
ahli matematika dan pendidikan. Validasi ahli terdiri dari 1 ahli desain diminta masukannya berkaitan dengan
revansi atau ketepatan tujuan, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, 2 ahli materi diminta masukannya apa yang digunakan sesuai dengan desain
pembelajaran yang akan digunakan. Validasi praktisi yaitu meminta respon atau pendapat dan pandangan guru mate pelajaran matematika tentang desain
pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan respon yang diberikan akan diketahui kelemahan dan kelebihan dari desain pembelajaran baru tersebut. Data kemudian
dianalisis secara deskriptif dengan menelaah hasil penilaian para ahli terhadap desain didaktis yang telah dirancang.
2. Observasi Disposisi Berpikir Kritis
Observasi ini dilakukan oleh para observer untuk melihat atau mengamati disposisi berpikir kritis siswa pada saat menggunakan desain didaktis. Dilakukan
saat proses pembelajaran pada pokok bahasan barisan dan deret. Observer melakukan pengisian lembar pengamatan atau observasi berpikir kritis pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Pada lembar pengamatan tercantum beberapa