dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dari dua sampel tersebut. Hasil dari uji konsistensi tanah menggunakan tanah yang lolos saringan 0.42 mm dan 1 mm
dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Tabel 7. Tabel 7. Hasil uji konsistensi tanah yang lolos saringan 0.42 mm dan 1 mm
No Keterangan Lolos Saringan
0.42 mm Lolos Saringan
1 mm 1. Batas
cair 57.05
61.25 2.
Batas plastis 40.00
40.56 3. Indeks plastisitas
17.05 20.69
Berdasarkan klasifikasi tanah sistem Unified Soil Clasification, tanah yang lolos saringan 0.42 mm dan 1 mm termasuk dalam kelas MH yaitu tanah
dengan kandungan lanau yang tinggi dan plastisitas yang tinggi.
D. Uji Pemadatan
Uji pemadatan dilakukan dengan uji Proctor sebagai uji standar. Dari uji ini didapatkan nilai kadar air optimum w
opt
dan berat isi kering maksimum
ρ
d
. Uji pemadatan dilakukan untuk mendapatkan nilai berat isi kering maksimum di laboratorium, sehingga didapatkan nilai RC. Tanah yang
digunakan dalam uji pemadatan ini adalah tanah yang lolos saringan 1 mm. Hasil uji pemadatan dapat dilihat pada Tabel 8.
Dari uji pemadatan didapatkan nilai kadar air sebesar 33.02 dan berat isi kering maksimum sebesar 1.26 gcm
3
. Nilai berat isi kering maksimum tercapai jika kadar air mencapai optimum. Jika kadar air semakin
tinggi, maka berat isi kering semakin turun, karena tanah mendekati jenuh. Nilai kadar air optimum dan berat isi kering maksimum pada penelitian ini
lebih kecil daripada penelitian Herlina 2003, hal ini dikarenakan pengaruh ukuran partikel tanah. Jika ukuran partikel tanah kecil dipadatkan dengan
energi pemadatan yang sama, maka berat isi kering maksimum dan kadar air optimum lebih kecil dibandingkan dengan partikel yang besar.
Tabel 8. Hasil uji pemadatan tanah yang lolos saringan 1 mm Kadar Air
Berat Isi Basah gcm
3
Berat Isi Kering gcm
3
Berat Isi Jenuh gcm
3
20.60 1.26 1.04
1.71 25.25 1.37
1.10 1.59
28.60 1.53 1.19
1.51 30.98 1.61
1.23 1.46
33.02 1.68
1.26 1.41
34.63 1.70 1.26
1.38 38.25 1.71
1.24 1.32
42.39 1.68 1.18
1.25
Gambar 16. Grafik uji pemadatan proctor Struktur tanah lempung yang dipadatkan pada dasarnya cenderung
menggumpal atau menyebar, bergantung pada besarnya usaha pemadatan dan kadar air Lambe, 1958 dalam Dunn, et al., 1992. Kadar air yang rendah pada
dasarnya cenderung menggumpal. Pada penelitian ini, kadar air optimum yang dicapai lebih rendah daripada penelitian Herlina 2003, sehingga tanah
cenderung menggumpal dan tidak cukup mempunyai gaya tarik-menarik yang kuat antar partikel. Hal ini menjadikan sukar untuk mengubah struktur
menggumpal menjadi struktur menyebar. Tegangan kapiler yang relatif tinggi dalam lapisan air juga menghalangi pengaturan kembali partikel, sehingga
pada kadar air optimum yang rendah berat unit kering juga rendah. Uji pemadatan standar ini merupakan acuan untuk pemadatan manual maupun
pada pembuatan model tanggul.
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Kadar Air Be
ra t I
s i
Ke ri
n g
g cm
3
hub berat isi
kering thdp
kadar
ZAV Zero
Air
E. Uji Tumbuk Manual