II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah
Secara umum menurut Kalsim dan Sapei 2003, tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relatif lepas
loose, yang terletak di atas batuan dasar bedrock. Ikatan antara butiran relatif lemah yang disebabkan oleh adanya karbonat, zat organik atau oksida-
oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Tanah dapat diartikan sebagai medium berpori yang terdiri dari padatan solid, cairan liquid, dan
udara air. Fase padatan terdiri dari bahan mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Craig 1994 menyatakan bahwa tanah merupakan
akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Diantara partikel-
partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori void space yang berisi air dan atau udara.
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan
organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman Hardjowigeno, 1995. Tanah pada umumnya dapat dibedakan sebagai kerikil
gravel, pasir sand, debu silt atau liat clay tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut Bowles, 1989.
Tanah dalam mekanika tanah dimaksudkan untuk mencakup semua bahan dari tanah lempung sampai berangkal batu-batu yang besar, semua
endapan alam yang bersangkutan dengan teknik sipil kecuali batuan tetap Wesley, 1973. Tanah dapat terjadi karena adanya proses pelapukan batuan,
yaitu perubahan-perubahan kimia dan penghancuran secara mekanis yang terjadi pada material batuan karena pengaruh atmosfer, air, dan organisme
Soetoto dan Aryono, 1980. Tanah Latosol merupakan salah satu jenis tanah yang terbentuk pada
daerah bercurah hujan antara 2000 mm sampai 4000 mm per tahun, dengan bulan kering lebih dari tiga bulan dan mempunyai tipe iklim A, B. Tanah
latosol dengan bahan induk tuf vulkanik berada pada daerah yang mempunyai
topografi berombak sampai bergunung dengan ketinggian berkisar antara 10 m sampai 100 m dpl dan biasanya ditumbuhi oleh hutan hujan tropis. Tanah
latosol di Indonesia dicirikan dengan warna yang tetap stabil dengan kisaran warna merah sampai dengan coklat dan mempunyai solum tanah lebih besar
dari 1.5 m, bertekstur liat seragam atau bertambah dengan naiknya kedalaman tanah. Struktur tanah latosol termasuk remah sampai balok bersudut, dengan
nilai permeabilitas 4.28 x 10
-6
cmdet dan tingkat pH antara 4.3-6.5 Anwar, 1995.
B. Sifat Fisik Tanah