Semiologi Roland Barthes Kerangka Pemikiran

kesadaran dari masing-masing subjek sandoval, 1991 dalam aldian, 2011:125-126. Barthes memang akan lebih terlihat melakukan analisis yang retoris bukan dari segi semiotik dalam hal apa yang dianggapnya sebagai referensi dan makna – dua hal yang diasumsikan berbeda atau mungkin saling berlawanan – tapi memainkan sebuah prose yang terjadi secara simultan. Ia akan lebih memperlihatkan bagaimana sebuah ideologi bekerja sesuai dengan mekanisme mitologi melalui semiologi – tidak terbatas pada semiotika, tetapi juga melibatkan mitologi. Setiap essaynya Barthes, sperti yang dipaparkan Cobley dan Janz 1999:44, membahas fenomena keseharian yang luput dari perhatian. Dia menghabiskan waktu untuk menguraikan dan menunjukan bahwa konotasi yan terkandung dalam mitologi-mitologi tersebut biasanya merupakan hasil konstruksi cermat. Kerangka Barthes denotasi merupakan signifikasi tingkat pertama, sedangkan konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam kerangkanya konotasi identik dengan ideologi, yang disebut sebagai “mitos” dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu Budiman, 2001:28 dalam Sobur, 2013:71. Paparan di atas, dapat dibuat bagan pemikiran guna mempermudah pemahaman kerangka pemikiran dalam penelitian ini, sebagai berikut: Gambar 2.7 Model Kerangka Pemikiran Sumber : Peneliti, 2015 Film Dokumenter Cerita Dari Tapal Batas Semiotika Roland Barthes Denotatif Konotatif Mitos Representasi Nasionalisme dalam Film Dokumenter Cerita Dari Tapal Batas 54

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mempengaruhi cara-cara yang digunakan. Sistematisnya artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yakni salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. Yaitu, jenis penalaran yang melangkah dari suatu yang khusus ke yang umum. Peneliitian kualitatif dilakukan untuk mengemukakan gambar atau pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atas suatu realitas komunikasi terjadi. Penelitian kualitatif merupakan metode yang didasarkan pada intrepretasi penulis atau peneliti. Penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah Kuntjara, 2006:9 Sedangkan metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atas perilaku yang diamati. Pendekatanya diarahkan pada latar dan individu secara utuh. Maleong, 2002:3

3.1.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian kualitatif yakni salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif, yaitu, jenis penalaran yang melangkah dari suatu yang khusus ke yang umum. Penelitian kualitatif dilakukan untuk mengemukakan gambar atau pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau suatu realitas komunikasi terjadi. Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikan model liguistik dan seniologi Saussurean. Ia juga intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama; eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Barthes 2001:208 dalam Sobur, 2013:63 menyebutkan sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral dan strukturalisme tahun 1960-an dan 1970-an.

Dokumen yang terkait

Konstruksi Sosial Kehidupan Penjual Tahu Dalam Film Features Dokumenter Dongeng Rangkas

1 27 114

NASIONALISME DALAM FILM Nasionalisme Dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Nasionalisme dalam Film “Habibie dan Ainun”).

1 4 16

NASIONALISME DALAM FILM Nasionalisme Dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Nasionalisme dalam Film “Habibie dan Ainun”).

0 2 15

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pemb

0 2 16

PENDAHULUAN Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan).

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan).

0 4 5

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pemb

0 1 12

PENGUMUMAN TAPAL BATAS

0 0 1

Pesan Moral dalam Film Dokumenter Nasional SM 3T “Pengabdian Tiada Batas” (Analisis Semiotika Roland Barthes) - Repositori UIN Alauddin Makassar

2 2 117

Representasi Fanatisme Suporter Sepakbola The Jakmania dalam Film Dokumenter “The Jak” (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Dokumenter The Jak Karya Andibachtiar Yusuf) - FISIP Untirta Repository

0 1 128