Fungsi Komunikasi Massa Tinjauan Tentang Komunikasi Massa .1 Komunikasi Massa menggunakan Media Massa

kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang memuat atau ditayangka. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca, pemirsa atau pendengar untuk memperluas wawasan. Linkage pertalian Media Massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Transmission of values penyebaran nilai-nilaiFungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini disebut juga socialization sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, diamana invidu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Entertaniment hiburan Radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan, melalui berbagai macam acara radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Meskipun memang ada radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan ditelevisi dapat membuat pikiran khalayak segera kembali.

2.2.3.3 Proses Komunikasi Massa

Menurut McQuaill 1992:33 dalam Bungin 2007:74-75, proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk: 1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam bentuk skala besar, proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyrakatan dalam skala besar, sekali siaran pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, dan diterima oleh massa yang besar pula. 2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Apabila terjadi interaksi diantara komunikator dan komunikan, maka umpan baliknya bersifat sangat terbatas, sehingga tetap saja sidominasi oleh komunikator. 3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan yang menyebabkan komunikasi yang terjadi berlangsung datar dan bersifat sementara. 4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal non- pribadi dan tanpa nama anonim. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasikan siapa penggerak dari pesan-pesan yang disampaikan. 5. Proses komunikasi massa yang berlangsung berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan market di masyarakat. Seperti radio dan televisi yang melakukan penyiaran karena adanya kebutuhan masyarakat akan informasi.

2.2.4 Makna Denotatif dan Konotatif

Salah satu cara yang digunakan para ahli untuk membahas lingkup makna yang lebih besar ini adalah dengann membedakan antara makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif pada dasarnya meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata yang disebut sebagai makna referensi. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yng terdapat dalam sebuahh tanda dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah pertanda Berger, 2000:55. Makna denotatif denotatif meaning disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti sebagaian pernah disinggung, makna denotasional, makna konseptual, makna ideasionnal, makna referensional, atau makna proposional Keraf, 1994:28. Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan: stimulus daru pihak pembicara dan respons dari pihak pendengar menyangkut hal-hal yang dapat diserap panca indra kesadaran dan rasio manusia. Dan makna ini disebut juga makna proposional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini yang diacu dengan berbagai macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu waktu. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif atau makna evaluatif Keraf, 1994:29. Makna konotatif, seperti yang sudah disinggung adalah jenis makna dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan sebagainya pada pihak pendengar, di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaraanya juga memendam perasaan yang sama. Pemetaan perlu dilakukan pada tahap-tahap konotasi. Tahapan konotasi pun dibagi menjadi 2. Tahap pertama memiliki 3 bagian, yaitu: efek tiruan, sikap

Dokumen yang terkait

Konstruksi Sosial Kehidupan Penjual Tahu Dalam Film Features Dokumenter Dongeng Rangkas

1 27 114

NASIONALISME DALAM FILM Nasionalisme Dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Nasionalisme dalam Film “Habibie dan Ainun”).

1 4 16

NASIONALISME DALAM FILM Nasionalisme Dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Nasionalisme dalam Film “Habibie dan Ainun”).

0 2 15

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pemb

0 2 16

PENDAHULUAN Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan).

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan).

0 4 5

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM Representasi Pendidikan Karakter Nasionalisme Dan Kerja Keras Pada Tokoh Martini-Kusnadi Dalam Film “Cerita Dari Tapal Batas” (Analisis Semiotik untuk Pemb

0 1 12

PENGUMUMAN TAPAL BATAS

0 0 1

Pesan Moral dalam Film Dokumenter Nasional SM 3T “Pengabdian Tiada Batas” (Analisis Semiotika Roland Barthes) - Repositori UIN Alauddin Makassar

2 2 117

Representasi Fanatisme Suporter Sepakbola The Jakmania dalam Film Dokumenter “The Jak” (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Dokumenter The Jak Karya Andibachtiar Yusuf) - FISIP Untirta Repository

0 1 128