Fungsi Organisasi Internasional Organisasi Internasional

Tujuan organisasi serta bidang kegiatannya bersifat luas dan umum, bukan hanya menyangkut bidang-bidang tertentu saja. B. Organisasi Internasional Global Khusus menyangkut hal khusus. Tujuan organisasi serta kegiatannya adalah khusus pada bidang tertentu atau menyangkut hal tertentu saja Rudy, 2009 : 5-7. Jika disimpulkan dari segi pemaparan tujuan dan luas bidang kegiatan organisasi diatas, organisasi The Global Fund termasuk kedalam organisasi internasional global khusus, karena tujuan organisasi ini hanyalah fokus kepada ke tiga penyakit saja diseluruh negara yang telah berkerjasama dengannya, khususnya di negara-negara berkembang. Ketiga penyakit tersebut ialah AIDS, tubercolusis dan malaria. Mengenai kegiatannya, The Global Fund hanyalah khusus memberikan dana ketika pengajuan proposal dari negara yang ingin menerima bantuannya di sahkan oleh The Global Fund itu sendiri.

2.3.2 Fungsi Organisasi Internasional

Dalam mencapai tujuannya, organisasi internasional harus menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga tujuan tersebut tidak menyimpang dari yang telah ditetapkan. Selain untuk mencapai tujuannya, organisasi internasional juga harus memiliki fungsi terhadap anggota-anggotannya. Leroy Bennet dalam buku International Organization, Principle and Issue, mengemukakan bahwa : “Suatu organisasi internasional harus menjadi sarana kerjasama antarnegara, yang mana kerjasama tersebut mampu memberikan manfaat atau fungsi bagi semua anggotannya. Selain itu, organisasi internasional harus mampu menyediakan berbagai saluran komunikasi antar pemerintah, agar wilayah akomodasi dapat dieksplorasi dengan mudah, terutama ketika muncul suatu masalah” Bennet, 1995 : 9. Sedangkan menurut Teuku May Rudy, dalam buku Administrasi dan Organisasi Internasional, mengatakan bahwa fungsi organisasi internasional adalah sebagai berikut : 1. Tempat himpunan bagi negara-negara anggota bila organisasi internasional itu IGO antara negara atau pemerintahan dan bagi kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat apabila organisasi internasional tersebut masuk ke dalam kategori INGO non pemerintah. 2. Untuk menyusun atau merumuskan agenda bersama yang menyangkut kepentingan semua anggota dan memprakarsai berlangsungnya perundingan untuk menghasilkan perjanjian-perjanjian internasional. 3. Untuk menyusun dan menghasilkan kesepakatan mengenai atura atau norma atau juga mengenai rajim-rejim internasional. 4. Persediaan sarularan untuk berkomunikasi di antara sesama anggota dan adakalanya merintis akses komunikasi bersama dengan non anggotanya bisa dengan negara lain yang bukan anggota dan bisa dengan organisasi internasional lainnya. 5. Penyebarluasan informasi yang bisa dimanfaatkan sesama anggota Rudy, 2009 : 27-28. Kemudian menurut Archer, secara umum mendefinisikan fungsi organisasi internasional dapat dibagi ke dalam sembilan fungsi, yaitu : 1. Artikulasi dan agregasi Organisasi internasional berfungsi sebagai instrument bagi negara untuk mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingannya, serta dapat mengartikulasikan kepentingannya sendiri. Organisasi internasional menjadi salah satu bentuk kontak institusionalisme antara partisipan aktif dalam sistem internasional, yaitu sebagai forum diskusi dan negosiasi. 2. Norma Organisasi internasional sebagai aktor, forum dan instrument yang memberikan kontribusi yang berarti bagi aktivitas-aktivitas normatif dari sistem politik internasional. Misalnya dalam penetapan nilai-nilai atau prinsip-prinsip non-diskriminasi. 3. Rekrutmen Organisasi internasional menunjang fungsi penting untuk menarik atau merekrut partisipan dalam sistem politik internasional. 4. Sosialisasi Sosialisasi berarti upaya sistematis untuk mentransfer nilai-nilai kepada seluruh anggota sistem. Proses sosialisasi pada level internasional berlangsung pada tingkat nasional yang secara langsung mempengaruhi individu-individu atau kelompok-kelompok di dalam sejumlah negara dan di antaranya negara-negara yang bertindak pada lingkungan internasional atau di antara wakil mereka di dalam organisasi. Dengan demikian, organisasi internasional memberikan kontribusi bagi penerimaan dan peningkatan nilai kerjasama. 5. Pembuat Peraturan Sistem internasional tidak mempunyai pemerintahan dunia, oleh karena itu, pembuatan keputusan internasional biasanya didasarkan pada praktek masa lalu, perjanjian ad hoc, atau oleh organisasi internasional. 6. Pelaksana Peraturan Pelaksanaan keputusan organisasi internasional hampir pasti diserahkan kepada kedaulatan negara. Di dalam prakteknya, fungsi aplikasi aturan oleh organisasi internasional seringkali lebih terbatas pada pengawasan pelaksanaannya, karena aplikasi sesungguhnya ada di tangan negara anggota. 7. Pengesah Peraturan Organisasi internasional bertugas untuk mengesahkan aturan-aturan dalam system internasional. Fungsi ajudikasi dilaksanakan oleh lembaga kehakiman, namun fungsi ini tidak dilengkapi dengan lembaga yang memadai dan tidak dibekali oleh sifat yang memaksa sehingga hanya terlihat jelas bila ada pihak-pihak negara yang bertikai. 8. Informasi Organisasi internasional melakukan pencarian, pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi. 9. Oprasional Organisasi internasional menjalankan sejumlah fungsi operasional di banyak hal yang sama halnya seperti dalam pemerintahan. Fungsi pelaksanaan yang dilakukan organisasi internasional terlihat pada apa yang dilakukan oleh UNHCR yang membantu pengungsi, World Bank yang menyediakan dana, UNICEF yang melakukan perlindungan terhadap anak-anak, dan lain sebagainya. Archer, 1983 : 69-78. 2.3.3 Teori dan Peranan Organisasi Internasional 2.3.3.1 Teori Peranan