dilakukan. 1.
Sebelum memulai pekerjaan dan pada waktu menangani kebersihan tangan harus tetap dijaga.
2. Sesudah waktu istirahat.
3. Sesudah melakukan kegiatan-kegiatan pribadi misalnya merokok, makan,
minum, bersin, batuk, dan setelah menggunakan toilet buang air kecil atau besar.
4. Setelah menyentuh benda-benda yang dapat menjadi sumber kontaminan
misalnya telepon, uang, kain atau baju kotor, bahan makanan mentah atau pun segar, daging, cangkang telur, dan peralatan kotor.
5. Setelah mengunyah permen karet atau setelah menggunakan tusuk gigi.
6. Setelah menyentuh kepala, rambut, hidung, mulut, dan bagian-bagian tubuh
yang terluka. 7.
Setelah menangani sampah serta kegiatan pembersihan. Misalnya, menyapu atau memungut benda yang terjatuh di lantai.
8. Sesudah menggunakan bahan-bahan pembersih dan atau sanitaiser kimia.
9. Sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan kerja Hiasinta,2006.
2.5 Bakteri Indikator Air Minum
Sampai saat ini, ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok
Streptococcus Enterococcus faecal, dan Clostridium perfringens Ratih Dewanti, 2009.
Clostridium perfringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang sering ditemukan dalam usus manusia. Meskipun demikian, bakteri ini jarang
digunakan sebagai indikator sanitasi karena metode pengujiannya kurang spesifik, kadang-kadang ditemukan di luar usus manusia tanah, debu, lingkungan, dan
sebagainya. Dan, karena bakteri ini termasuk patogen asal pangan food borne pathogens penyebab keracunan, maka pengujiannya membahayakan Ratih
Dewanti, 2009 .
Kelompok Streptococcus faecal merupakan bakteri gram positif bukan mbentuk spora yang ditemukan dalam usus manusia. Akan tetapi, Streptococcus
faecal relatif tidak banyak diujikan sebagai indikator sanitasi karena beberapa iesnya ditemukan di luar usus manusia S. equinus pada usus kuda dan S. bovis
pada sapi serta korelasinya dengan terdapatnya patogen tidak dianggap bagus Ratih Dewanti, 2009 .
Meskipun demikian, bakteri ini baik digunakan sebagai indikator sanitasi apabila jarak pengambilan sampel dan laboratorium pengujian cukup jauh karena
relatif lebih tahan di dalam air ketimbang Escherichia coli. Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah Escherichia coli Ratih
Dewanti, 2009 . Dengan demikian, pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan
hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang notabene merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan
Escherichia coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan. Escherichia coli adalah bakteri gram
negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, berapa jenis Escherichia coli dapat bersifat