Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan bagian dasar dari kehidupan setiap manusia, sebab tanpa disadari setiap manusia selalu melaksanakan aktivitas belajar didalam semua kegiatan yang dilakukannya. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan Anni dkk, 2007: 2. Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Menurut Arsyad 2007: 1 belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkunganya. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin. Namun tidak semua siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru pengajar dan siswa di dalam kelas. Proses interaksi tersebut terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat adanya kesatuan materi, media, guru pengajar, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar mengajar yang baik adalah proses belajar yang mengena pada sasaran melalui rancangan kegiatan yang sistematis. Dalam proses ini sangat diperlukan keaktifan kedua belah pihak yaitu gurupengajar dan siswa. Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat menerima ilmu yang telah disampaikan oleh pendidik. Identifikasi bahwa peserta didik telah menerima ilmu dan memahaminya dapat dilihat dengan hasil belajar. Dalam penyampaian sebuah materi akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga dan dikaitkan dengan kehidupan nyata, apalagi dalam bidang teknik. Tentunya hal itu dianjurkan dalam penyampaian sebuah materi oleh para pendidik, agar siswa dapat menerima ilmu yang diberikan oleh guru. Siswa SMK Muhammadiyah Kudus dalam pencapaian hasil ketuntasan belajar mata pelajaran memperbaiki sistem starter dan pengisian, pada siswa kelas XI TKR hanya sebagian yang mencapai nilai KKM, sedangkan sebagian lagi nilainya masih dibawah KKM nilai pelatihan soal selama PPL di SMK Muhammadiyah Kudus. Karena minimal angka pencapaian hasil ketuntasan nilai belajar siswa adalah 70, untuk itu perlu diadakan peningkatan agar diperoleh hasil yang maksimal. Dalam mata pelajaran memperbaiki sistem starter dan pengisian nilai kompetensi yang kurang adalah nilai kompetensi pemeriksaan dan troubleshooting motor starter tipe planetari, karena kurangnya media pembelajaran dan tidak adanya alat peraga sistem starter tipe planetari. Sedangkan yang dimiliki oleh jurusan teknik otomotif hanyalah dua unit motor starter tipe konvensional, satu unit motor starter tipe reduksi, dan satu unit motor starter tipe planetari. Berdasarkan Praktek Pengalaman Lapangan PPL di SMK Muhammadiyah Kudus pembelajaran tentang motor starter khususnya tipe planetari mengalami masalah, karena tentunya empat unit motor starter tersebut tidak bisa melayani kegiatan belajar mengajar secara maksimal. Permasalahan lain yang timbul siswa sangat sulit mengetahui dan memahami cara pemeriksaan dan analisis kerusakan motor starter khususnya tipe planetari, karena belum adanya alat peraga motor starter tipe planetari. Sehingga kemampuan menganalisis kerusakan motor starter tidak dapat dicapai dengan baik. Diharapkan dengan adanya alat peraga ini dapat membantu pemahaman siswa tentang cara-cara pemeriksaan dan cara mengetahui kerusakan sistem motor starter khususnya tipe planetari. Permasalahan dan uraian di atas yang membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan alat peraga pada pembelajaran kompetensi pemeriksaan dan troubleshooting motor starter tipe planetari”.

B. Pembatasan Masalah