4 Disiplin dalam membayar pajak tax discipline Tax Discipline berdasar pada tingkat pemahaman yang sesuai terhadap
hukum pajak yang dianut suatu negara serta sanksi-sanksi yang menyertainya, dengan harapan masyarakat tidak menunda-nunda
membayar pajak ”.
Berdasarkan indikator-indikator yang diuraikan diatas, maka indikator self assessment system yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Menghitung Pajak oleh wajib Pajak 2. Membayar Pajak dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak
3. Pelaporan dilakukan oleh Wajib Pajak Siti Kurnia Rahayu, 2010:103
2.1.3 Kepatuhan Perpajakan
2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Perpajakan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2010:138 Kepatuhan perpajakan adalah:
“Istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan
perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan
”. Pengertian Kepatuhan perpajakan menurut Safri Nurmantu 2005:148
yaitu: “Suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan ”.
Sedangkan menurut Dwikora Harjo 2013:67 pengertian kepatuhan adalah sebagai berikut:
“Kepatuhan suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya
”. Dari definisi-definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa kepatuhan
perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dengan jujur dan benar sesuai peraturan perpajakan.
2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Perpajakan
Menurut Chaizi Nasucha dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2010:139 Indikator kepatuhan terdiri atas:
“1 Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri 2 Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemeberitahuan SPT
3 Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang 4 Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
”. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544KMK.042000 kemudian
dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2010:139, tentang kriteria kepatuhan wajib pajak menjelaskan bahwa:
“1 Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun terakhir
2 Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
3 Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
4 Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada
pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5.
5 Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau
pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi
”.
Menurut Norman D. Nowak yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2010:138 situasi kepatuhan formal adalah sebagai berikut:
“Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam situasi di mana:
1 Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan; 2 Mengisi formulir dengan lengkap dan jelas;
3 Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar; 4 M
embayar pajak terutang tepat pada waktunya”. Berdasarkan indikator-indikator yang diuraikan di atas, maka indikator
dari kepatuhan perpajakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan SPT 2. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
3. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan Siti Kurnia Rahayu, 2010:139
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Pelaksanaan
Self Assessment System
Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap self assessment system menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:102 yaitu:
“Wajib pajak harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam Surat Pemberitahuan SPT, menghitung dasar pengenaan pajak, menghitung
jumlah pajak yang terutang, menyetor jumlah pajak terutang. Karena dalam pelaksanaan Self Assessment System menuntut kepatuhan secara sukarela
dari wajib pajak maka sistem ini juga menimbulkan peluang besar bagi wajib pajak untuk melakukan tindak kecurangan, pemanipulasian perhitungan
jumlah pajak, penggelapan jumlah pajak yang harus dibayarkan”.