3.6 Populasi Dan Sampel 3.6.1 Populasi
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai
berikut: Menurut Sugiyono 2012:80 mendefinisikan populasi sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ”.
Sedangkan Menurut Umi Narimawati, dkk. 2010:37 pengertian populasi yaitu:
“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian”.
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah 86.585 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.
3.6.2 Sampel
Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Pengertian sampel menurut Sugiyono 2012:81 menjelaskan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi
”. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik penarikan Nonprobability Sampling yaitu Purposive Sampling. Menurut Sugiyono 2012:85 pengertian Sampling Purposive yaitu:
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan data sampel dengan pertimbangan tertentu
”. Menurut Slovin dalam Tatang M. Amirin 2011, pengambilan taraf
kesalahan dalam populasi diizinkan 10 jika besar proporsi sampel sukses 0,5. Rumus Proporsi Populasi:
Dimana: ̅ = sampel wajib pajak orang pribadi yang mempunyai usaha
= Populasi total wajib pajak terdaftar P = Proporsi sampel sukses
Berdasarkan rumus diatas, populasi yang menggunakan pembukuan adalah sebanyak 43.300, sehingga proporsi sampel sukses dapat dihitung sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan proporsi sampel sukses diatas, maka persentase kelonggaran ketidaktelitian dapat menggunakan 10.
Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar 2008:78, yaitu sebagai berikut:
̅
Dimana : n = Jumlah sample
N = Jumlah Populasi e
2
= Persen Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample dalam penelitian.
Presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial adalah 1, 5, 10. Presisi yang digunakan dalam penelitian ini diambil nilai e = 10. S
ehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:
Berdasarkan rumus penarikan sampel di atas, maka penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang wajib pajak orang pribadi.
3.7 Metode Pengumpulan Data