APLIKASI KONSORSIUM MIKROB FILOSFER DAN RIZOSFER UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI

Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan diberi pupuk N sintetik setengah dosis anjuran dapat memberikan pengaruh setara dengan perlakuan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran dan lebih baik dibanding perlakuan pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran. Hal ini menunjukkan bahwa peran konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer mampu memacu pertumbuhan tanaman dan menggantikan peran pemberian pupuk N sintetik setengah dari dosis anjuran. Knief et al. 2012 melaporkan bahwa sejauh ini, isolat bakteri dari filosfer padi telah dikenali dan potensi interaksinya yang menguntungkan dengan tanaman padi, seperti memacu pertumbuhan tanaman, menambat nitrogen atau produksi hormon tanaman dan perlindungan terhadap patogen. Mikrob filosfer dapat meningkatkan resistensi tanaman terhadap kondisi tercekam Azevado et al. 2000, meningkatkan pertumbuhan tanaman Sturs Nowak 2000, menghasilkan fitohormon Morris 2001 dan menambat N 2 Arif et al. 2001; Bodenhausen et al. 2014; Werner et al. 2005. Adanya penambatan N 2 dari mikrob yang diaplikasikan, meningkatkan pertumbuhan tanaman. Gardner et al. 1991 menyatakan hubungan antara bakteri dan tanaman tingkat tinggi mempunyai kapasitas untuk mereduksi N 2 atmosfir menjadi amonia NH 3 Selain itu, kemampuan mikrob melarutkan P meningkatkan ketersediaan P bagi kebutuhan tanaman. Asosiasi antara tanaman Gambar 18. Perbandingan pertumbuhan dan hasil padi, pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran, pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran dan pemberian kombinasi konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer dengan pupuk N sintetik setengah dosis anjuran Pupuk N sintetik setengah dosis anjuran Pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran Pupuk N sintetik setengah anjuran + konsorsium mikrob dan mikrob penambat N 2 serta pelarut P sangat penting, karena N dan P adalah unsur hara makro esensial yang dibutuhkan tanaman. Nitrogen merupakan bahan penyusun asam amino, amida, basa bernitrogen seperti purin dan protein serta bahan penyusun klorofil. Defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel serta mengganggu proses pertumbuhan yang menyebabkan tanaman kerdil, menguning dan berkurangnya berat kering hasil panen. Hasil penelitian Gofar 2003 menunjukkan bahwa konsorsium mikrob menghasilkan hormon auksin IAA, giberelin GA 3 dan sitokinin. Fitohormon yang terkandung di dalam mikrob penyusun konsorsium merangsang pembentukan akar, sehingga serapan hara lebih efektif. Secara alami, akar berperan sebagai saluran untuk mensuplai unsur hara dan air dari tanah ke tanaman dan lokasi sintesis serta pertukaran sejumlah hormon dalam tanaman. Pertumbuhan akar yang normal menjamin perkembangan tajuk yang normal. Kemampuan konsorsium Fm48 dan R15 mampu meningkatkan hasil karena konsorsium memiliki anggota penyusun yang berperan menambat N 2 , pelarut P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Peran mikrob tersebut selanjutnya berpengaruh terhadap peningkatan daya hasil tanaman padi. Pati 1992 melaporkan bahwa, isolat bakteri yang disemprot ke tanaman menunjukkan perbedaan dengan tanaman kontrol meliputi karakter pertumbuhan vegetatif, seperti peningkatan tinggi tanaman, jumlah anakan dan peningkatan hasil. Simpulan Konsorsium Fm48 dan R15 memiliki kemampuan menambat N 2 , pelarut P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Aplikasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran, meningkatkan jumlah anakan, bobot kering tanaman, jumlah anakan produktif dan bobot segar malai setara dengan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran, sehingga inokulasi konsorsium mikrob filosfer dan mikrob rizosfer memiliki potensi untuk menurunkan penggunaan pupuk N sintetik sebesar 50 tanpa berpengaruh terhadap hasil.

9. PEMBAHASAN UMUM

Intensifikasi pertanaman padi di lahan sawah bertujuan meningkatkan produksi tanpa memperluas areal. Namun, ironisnya peningkatan produksi yang dicapai sekarang ini, masih terus diikuti dengan peningkatan biaya produksi akibat penggunan pupuk sintetik dan pestisida. Tantangan intensifikasi semakin besar seiring munculnya desakan permintaan bahan pangan yang sehat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Pemanfaatan sumber hayati yang berpotensi sebagai pupuk hayati untuk mengganti penggunaan pupuk sintetik dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikrob. Pengetahuan tentang mikrob secara biologis dapat menambat N 2 , melarutkan P dan menginduksi zat hormon tumbuh tanaman. Peran mikrob tersebut berkontribusi terhadap peningkatan hasil padi. Hal ini penting untuk budidaya padi yang berkelanjutan. Apabila keunggulan mikrob dapat dimanfaatkan dengan efisien, diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetik, tanpa menurunkan produksi. Mikrob adalah katalis penting untuk mengatur sifat fungsional dari ekosistem darat, sehingga tanaman endemik yang khas pada suatu ekosistem mampu tumbuh dalam kondisi ekstrim dan tumbuh pada kondisi normal. Bagian aerial tanaman, yang didominasi oleh daun, merupakan salah satu zona habitat terbesar untuk mikrob Bodenhausen et al. 2017, Tanaman dihuni oleh mikrob baik di bawah dan di atas tanah Vorholt 2012. Jenis individu pohon memiliki tingkat keragaman mikrob yang tinggi Redford et al. 2010. Dari tanaman tersebut dapat diperoleh mikrob unik yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati, seperti bakteri penambat N 2, pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut P atau mikrob yang berkemampuan berkompetisi dengan mikrob penyebab penyakit tanaman. Eksplorasi mikrob dalam bentuk konsorsium bertujuan memperoleh konsorsium yang diaplikasikan dalam bentuk konsorsium, sehingga tetap mempertahankan interaksi mikrob yang telah terjadi secara positif, agar mikrob memiliki kemampuan adaptasi dengan lingkungan yang baru dan mampu bersaing dengan mikrob lokal. Tanaman padi merupakan habitat bagi beragam mikrob, mikrob menempati bagian udara, permukaan akar rizoplan serta zona sekitar akar Mwajita et al. 2013. Potensi interaksi menguntungkan mikrob filosfer dengan tanaman padi, seperti menghasilkan hormon tumbuh tanaman dan menambat N 2 telah dipelajari Knief et al. 2012. Mikrob rizosfer memiliki hubungan dekat dengan tanaman dan dapat membantu tanaman untuk tumbuh pada ekosistem yang rusak, melindungi tanaman dari penyakit, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman Egamberdieva 2008. Kondisi media tumbuh tanaman padi yang digenangi efektif mendukung asosiasi mikrob dengan tanaman padi. Rao 1995 menyatakan tanah yang digenangi memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menambat N 2 dari atmosfer. Aerenkim yang ada pada tanaman padi mentransfer udara dari atmosfer ke rizosfer. Udara yang ditransfer oleh tanaman padi ke zona perakaran mengandung cukup N untuk kegiatan penambatan N 2 oleh mikrob di rizosfer. Tanah yang tergenang air yang ditanami padi memberikan habitat yang ideal mikrob anaerob fakultatif, sehingga dapat berperan pada kondisi oksigen dalam jumlah kecil. Yoshida 1979 menambahkan, udara masuk ke tanaman padi melalui helaian daun dan stomata seludang daun dan bergerak ke bawah ke buku pangkal tanaman. Bila oksigen bergerak dari tajuk ke akar, sejumlah oksigen dapat bocor keluar secara lateral atau dikonsumsi oleh jaringan sepanjang lintasannya. Transpor oksigen dari tajuk ke akar dianggap sebagai difusi fisik udara melalui sistem lalu lintas udara. Dalam lingkungan anaerobik pemanjangan akar secara keseluruhan tergantung pada oksigen dari tajuk, akar terpanjang lebih pendek dari pada lingkungan aerobik. Aplikasi kombinasi konsorsium mikrob untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsorsium Fm48 dari daun muda Elmerrilia ovalis Miq. Dandy dan R15 dari rizosfer Physalis angulata L. paling efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi. Elmerrilia ovalis Miq. Dandy Cempaka hutan kasar adalah salah satu tanaman identitas Indonesia. Tanaman ini merupakan flora endemik khas Sulawesi. Penyebaran cempaka hutan kasar meliputi daerah Sulawesi dan Maluku. Tumbuhan ini termasuk dalam suku magnoliaceae dan keluarga Elmerrillia. Cempaka hutan kasar adalah tumbuhan berkayu. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 45 m dengan diameter pangkal batang dapat mencapai 2 m. Tumbuhan cempaka hutan kasar mempunyai batang yang lurus dan berwarna coklat muda serta pada bagian tertentu ada kulit pohon yang mengelupas. Batang tumbuhan ini berbentuk silinder. Cempaka hutan kasar memiliki daun berjenis daun tunggal. Bunga cempaka hutan kasar terdiri dari tangkai bunga, mahkota bunga, dan alat perkembangbiakan. Warna mahkota bunga berwarna kuning atau putih dengan jumlah kelopak bunya sebagian besar ganjil. Cempaka hutan kasar memiliki buah dengan bentuk lonjong dan terdapat empat biji pada setiap buah yang dimilikinya. Tumbuhan ini berkembangbiak secara generatif menggunakan biji. Pohon cempaka hutan kasar biasa hidup pada ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan tersebut di hutan tropis. Pohon cempaka hutan kasar sering dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan. Physalis angulata L. merupakan salah satu tumbuhan perdu yang hidup semusim dan mempunyai tinggi sekitar 1 m, mempunyai buah khas yang tertutup oleh pembesaran kelopak bunga. Memiliki berbagai manfaat terutama sebagai tanaman herbal obat-obatan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis Amerika dan tersebar ke berbagai kawasan di Amerika, Pasifik, Australia dan Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh secara alami di kebun, semak-semak, hingga tepi hutan. Tumbuhan ini mampu hidup hingga ketinggian 1.600 m dpl. Hasil identifikasi diperoleh lima isolat anggota penyusun konsorsium mikrob filosfer dan empat isolat anggota penyusun konsorsium mikrob rizosfer. Masing-masing konsorsium memiliki anggota penyusun yang memiliki kemampuan menambat N 2 , melarutkan P dan mensekresikan hormon tumbuh tanaman. Hal ini sangat mendukung hasil penelitian. Konsorsium mikrob filosfer Fm48 dengan mikrob rizosfer R15 nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi. Kombinasi kedua konsorsium menggabungkan kemampuan masing-masing anggota penyusun konsorsium, seperti kemampuan menambat N 2 , melarutkan P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Untuk mengetahui efektivitas mikrob dalam bentuk konsorsium dibanding mikrob tunggal penyusunnya dikaji melalui uji masing-masing anggota penyusun konsorsium terhadap pertumbuhan vegetatif padi. Dalam suatu lingkungan yang kompleks yang berisi berbagai macam organisme, aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh terhadap lingkungannya. Mikrob seperti halnya organisme lain yang berada dalam lingkungan yang kompleks senantiasa berhubungan baik dengan pengaruh faktor biotik dan abiotik. Mikrob umumnya hidup dalam bentuk asosiasi membentuk suatu konsorsium laksana suatu “Orkestra” yang satu dengan lainnya bekerja sama. Hubungan mikrob dapat terjadi baik dengan sesama mikrob, dengan hewan dan dengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang spesifik yang dikenal dengan simbiosis. Interaksi antar mikrob yang menempati suatu habitat yang sama akan memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan pengaruh negatif saling merugikan dan netral Brock Madigan 2000. Hasil penelitian menunjukkan, inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran, dapat memberikan pengaruh yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil padi setara dengan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran. Rizosfer merupakan lapisan tipis tanah sekitar akar tanaman, sangat penting untuk area aktif akar dan kegiatan metabolisme. Sejumlah besar mikrob seperti bakteri, jamur , protozoa dan ganggang hidup berdampingan dalam rizosfer. Bakteri adalah mikrob yang paling melimpah. Penambatan N 2 untuk peningkatan pertumbuhan tanaman oleh mikrob adalah faktor penting untuk mencapai berkelanjutan pertanian. Mikrob memiliki kemampuan untuk mengurangi dan menurunkan jumlah kebutuhan nitrogen dari atmosfer dan menyuburkan tanah termasuk bakteri dan archaea Sahara Nehra 2011. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan pupuk sintetik dapat dikurangi melalui penggunaan mikrob yang meningkatkan ketersediaan N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi mikrob filosfer lebih efektif bila dibandingkan dengan inokulasi mikrob rizosfer. Inokulasi lewat daun, mempengaruhi cepatnya hara diserap oleh tanaman. Mikrob filosfer yang memiliki peran sebagai penambat N 2 dan penghasil hormon tumbuh tanaman mensuplai langsung ke tanaman. Vorholt 2012 melaporkan bahwa, filum bakteri mendominasi di filosfer, yang memiliki adaptasi dan hubungan interaksi dengan tanaman inang dan di antara mikrob lainnya. Populasi mikrob filosfer akan memacu pertumbuhan tanaman dan perlindungan tanaman. Sebaliknya mikrob rizosfer, mengalami interaksi yang intensif dengan akar tanaman maupun tanah. Kesehatan biologi tanah ditentukan oleh dominasi rhizobakteria atas mikrob lain, sehingga tanaman mendapatkan manfaat yang optimal dari keberadaan rhizobakteria nonpatogen Hindersah Tualar 2004. Ristiati et al. 2008 menambahkan, keadaan hara dalam tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi aktivitas mikrob, khususnya daerah rizosfer. Populasi mikrob dalam tanah sangat kompleks dipengaruhi oleh jumlah dan macam zat hara, kelembaban, aerasi, suhu, pH dan perlakuan pada tanah seperti penambahan pupuk. Konsorsium mikrob filosfer lebih efektif dibanding konsorsium mikrob rizosfer, diduga isolat anggota penyusun konsorsium merupakan mikrob yang sangat aktif melakukan metabolisme, sehingga berpotensi menghasilkan senyawa dan aktivitas yang bersinergi dengan kebutuhan tanaman. Interaksi di antara anggota penyusun konsorsium diduga saling ketergantungan satu sama lain. Hal ditunjukkan pada pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Isolat anggota penyusun konsorsium tidak efektif bila diaplikasikan dalam bentuk kultur tunggal dibanding konsorsiumnya. Selain itu, anggota penyusun konsorsium mikrob filosfer merupakan mikrob yang sudah dikenal memiliki peran meningkatkan pertumbuhan tanaman, misalnya : Serratia sp. dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, Enterobacter sp. dan Klebsiella sp. merupakan mikrob penginduksi pertumbuhan tanaman plant growth promoting. Sebaliknya, mikrob yang menyusun konsorsium mikrob rizosfer, Bacillus sp. dikenal mampu memacu pertumbuhan tanaman, sedangkan Stenotrophomonas sp belum banyak dikenal pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kemampuan kedua konsorsium mensekresikan hormon tumbuh tanaman berbeda. Konsorsium mikrob filosfer Fm48 mampu mensekresikan hormon lebih banyak dibanding konsorsium mikrob rizosfer. Hal ini diduga yang menyebabkan konsorsium mikrob filosfer lebih efektif dibanding konsorsium mikrob rizosfer. Rizoplan dan rizosfer memiliki jumlah mikrob tertinggi dibanding dengan filosfer, karena filosfer adalah lingkungan yang singkat, sedangkan rizoplan yang terdiri daerah di tanah di sekitar akar tanaman dalam jangka waktu yang panjang. Mikrob rizosfer diketahui efektif dalam melepaskan P dari kompleks anorganik melalui solubilisasi. Secara umum bakteri isolat dari rizosfer dan rizoplan lebih efisien dalam melarutkan fosfat Mwajita et al. 2013. Banyak mikrob menghasilkan fitohormon, yang dapat meningkatkan kontak permukaan tanaman akar dengan tanah dan selanjutnya meningkatkan serapan hara melalui pemanjangan akar. Mikrob dapat secara biologis memperbaiki ketersediaan nitrogen, melarutkan fosfat dan menginduksi hormon tumbuh tanaman, yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan hasil tanaman. Kemampuan mikrob ini, dapat dijadikan sebagai inokulan dan berperan sebagai pengganti pupuk sintetik dalam tanah. Konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai inokulan mikrob untuk menggantikan pupuk sintetik. Salah satu faktor yang menentukan mutu suatu pupuk hayati adalah keefektifan strainspesies mikrob yang terkandung dalam pupuk hayati tersebut. Mikrob tersebut pada dasarnya diisolasi dari tanah dan daun kemudian diseleksi berdasarkan sifat tertentu yang diinginkan, selanjutnya diformulasi sebagai inokulan. Inokulan dalam bentuk kultur campuran masih banyak mengalami kegagalan di lapang. Hal ini diduga akibat tidak efektifnya interaksi antara mikrob inokulan dan kemampuan adaptasi mikrob setelah diaplikasikan. Tindak lanjut dari hasil penelitian ini adalah menghasilkan pupuk hayati biofertilizer yang mengandung sejumlah mikrob dalam bentuk konsorsium. Diharapkan pupuk hayati dalam bentuk konsorsium memiliki kemampuan adaptasi dengan lingkungan yang baru lebih baik, karena interaksi sesama mikrob sudah berlangsung dalam konsorsium. Teknologi eksplorasi, kultivasi dan pengemasan memegang peran penting dalam rangka mengembangkan pupuk hayati dalam bentuk konsorsium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ekosistem sangat berpotensi untuk dieksplor sebagai sumber konsorsium mikrob. Untuk pengembangan pupuk hayati di masa mendatang dengan alasan efisiensi dan efektivitas, konsorsium mikrob dapat dieksplorasi pada ekosistem yang berada pada satu kawasan, di mana konsorsium tersebut akan diaplikasikan.

10. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah memiliki berbagai ekosistem dengan jenis tumbuhan yang beragam, dapat diperoleh konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer yang memiliki kemampuan menambat N 2 , melarutkan P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. 2. Konsorsium mikrob filosfer Fm48 dari daun muda Elmerrilia ovalis Miq. Dandy dengan mikrob rizosfer dari rizosfer Physalis angulata L. memberikan pengaruh yang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi. 3. Konsorsium Fm48 disusun oleh lima anggota penyusun konsorsium mikrob dominan dan konsorsium R15 disusun oleh empat anggota penyusun konsorsium mikrob dominan. Semua isolat anggota penyusun konsorsium filosfer dan rizosfer merupakan genus baru. 4. Isolat anggota penyusun konsorsium mikrob filosfer Fm48 tidak efektif bila diaplikasikan secara tunggal, sebaliknya isolat anggota penyusun konsorsium mikrob rizosfer R15 memberikan pengaruh yang efektif setara konsorsiumnya, bila diaplikasikan secara mikrob tunggal. 5. Kombinasi konsorsium mikrob filosfer Fm48 dengan mikrob rizosfer R15 dapat mengurangi penggunaan pupun N sintetik setengah dosis anjuran. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian aplikasi konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer secara langsung di lahan sawah untuk menguji kemampuan adaptasinya di lapang dan prospek pengembangannya untuk menghasilkan pupuk hayati. 2. Dalam penelitian ini dilakukan uji inokulasi konsorsium mikrob filosfer Fm48 dan rizosfer R15 secara kombinasi. Perlu dilakukan penelitian untuk menguji masing-masing pengaruh konsorsium baik filosfer maupun rizosfer terhadap pertumbuhan dan hasil padi. 3. Perlu diuji lebih lanjut mengenai anggota masing-masing konsorsium yang mampu mensekresikan hormon tumbuh tanaman karena dalam penelitian ini hanya diuji dalam bentuk konsorsium. DAFTAR PUSTAKA Ahmad M, Majerezak DR, Pike S, Hoyos ME, Novacky A, Coplin DL. 2001. Biological activity of harpin produced by Pantoea stewartii subsp stewartii. Mol Plant-Microbe In. 14:1223-1234. Agustin, Nuriyani, Maira L, Emalinda O. 2010. Rhizobakteria penghasil fitohormon IAA pada rhizosfir tumbuhan semak karamunting, titonia dan tanaman pangan. J. Solum. 7:49-60. Akbari Gh A, Arab SM, Alikhani HA, Allahdadi I, Arzanesh MH. 2007. Isolation and selection of indigenous Azospirillium spp. And IAA of superior strain on wheat roots. World J. Agric. Sci. 3:523-529. Allison FE. 1973 . Soil organic matter and i t’s role in crop production. Elsevier Scientific Publishing Company. Arif DH, Nurlaeny N, Hindersah R, Nurbaity A, Saraswaty R dan Sumunar AI. 2001. Pemanfaatan bakteri filosfer pemfiksasi nitrogen untuk mensubtitusi pupuk N pada padi gogo. Laporan Penelitian pada Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran dan Balitbangtan, Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif Pusat, Bandung ID: Universitas Padjadjaran. Atashpaz S, Khani S, Barzegari A, Barar J, Vahed SZ, Azarbaijani R, Omidi Y. 2010. A robust universal method for extraction of genomic DNA from bacterial species. Microbiology. 79:538-542. Doi 10.1134S0026261710040168 Azevado JL, Maccheroni WJr. Pereira JO. 2000. Endophytic microorganism : A review on insect control and recent advances on tropical plants. EJB 3:40-65. Doi 10.2225vol3-issue1-fulltext-4. [BBTNLL] Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu 2009. Inventarisasi Potensi Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah Bekerjasama dengan Herbarium Celeben CEB Palu Sulawesi Tengah ID: Universitas Tadulako. Bills GF. 1996. Isolation and analysis of endophytic fungal communities from woody plants. Redlin S, Carries LM Ed. Sistematic, ecology, and evolution of endophytic fungi in grasses and woody plants. APS Press, St Paul, MN. 31 – 65p. [BPS] Badan Pusat Statistik 2010 a . Statistik Indonesia 20082009. Jakarta ID : Badan Pusat Statistik. 529p. [BPS] Badan Pusat Statistik 2010 b . Sulawesi Tengah dalam Angka 2009. Palu ID: Badan Pusat Statistik. Sulawesi Tengah. [BPS] Badan Pusat Statistik 2011. Badan Pusat Statistik. httpwww.bps.go.idtnmn_pgn.php?eng=0. Diakses tanggal 14 Desember 2012. [BPS] Badan Pusat Statistik 2013. Badan Pusat Statistik. Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan Pertahanan Nasional. Diakses tanggal 10 Juni 2015. Bodenhausen N, Bortfeld-Miller M, Ackermann M, Vorholt JA. 2012. A synthetic community approach reveals plant genotypes affecting the phyllosphere microbiota. PLoS Genet. 10:e1004283. Doi 10.1371 journal.pgen.1004283. doi:10.1371 journal.pgen.1004283.