Hasil pengujian kemampuan isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium menambat N
2
secara kualitatif dengan menggunakan media NFb dan metode kuantitatif dengan ARA disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23. Isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium dan kemampuannya menambat N
2
Konsorsium mikrob
Kode isolat
Kemampuan menambat N
2
Media Nfb Membentuk
pelikel ARA ppm
Filosfer Fm48 Rizosfer R15
Fm481 Fm482
Fm483 Fm484
Fm485 R151
R152 R153
R154 +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
- 7.336
7.976 8.826
9.526 7.048
7.100 5.004
7.976 3.668
Keterangan : + mampu menambat N
2
, - tidak mampu menambat N
2
Fm48 = konsorsium mikrob filosfer dari daun muda tumbuhan Elmerrillia ovalis Miq Dandy, R15 = konsorsium mikrob rizosfer Physalis angulata L., Fm481 = isolat sepadan Serratia sp. strain
SE-3, Fm482 = isolat sepadan Enterobacter sp. Strain NII-24a, Fm483 = isolat sepadan Enterobacter sp. Strain MS5, Fm484 = isolat sepadan Klebsiella oxytoca Strain LRC 162,
Fm485 isolat sepadan dengan Acinetobacter sp. Strain Fsh11, R151 isolat sepadan Stenotrophomonas maltophilia Strain c309, R152 isolat sepadan Stenotrophomonas sp. Strain
SCU-B130, R153 isolat sepadan Bacillus cereus isolat EGU64, R154 isolat sepadan Stenotrophomonas sp. Strain SCU-B130.
Kemampuan mikrob menambat N
2
secara kualitatif dengan metode media NFb, Media NFb merupakan medium semi padat bebas nitrogen. Bila mikrob
mempunyai karakteristik aerotaktik, yaitu berpindah dari suatu tempat di dalam medium untuk mencari keseimbangan difusi oksigen. Mikrob akan membentuk
pelikel pada 5 mm dari permukaan media. Mikrob akan berpindah ke permukaan setelah N di dalam sel sudah terakumulasi Saraswati et al. 2007.
Muthukumarasamy et al. 2007 melaporkan pada uji media NFb, pelikel bergerak ke permukaan media, awalnya pelikel berwarna putih berubah menjadi
kuning. Hal ini menunjukkan positif bagi pertumbuhan Spirillum spp., Gluconacetobacter, diazotrophicus dan Burkholderia spp.
Uji kemampuan mikrob melarutkan P
Hasil uji pada media Pikovskaya menunjukkan bahwa, kultur tunggal
anggota penyusun konsorsium Fm48, yaitu isolat Fm481, Fm482, Fm483 dan Fm485 memiliki kemampuan melarutkan P yang ditandai terbentuknya
zona bening sekitar mikrob, sedangkan isolat Fm484 tidak memiliki kemampuan melarutkan P. Anggota penyusun konsorsium R15, yaitu isolat
R152, R153 dan R154 memiliki kemampuan melarutkan P, sedangkan isolat R151 tidak memiliki kemampuan melarutkan P. Kemampuan isolat anggota
penyusun konsorsium Fm48 dan R15 melarutkan P, disajikan pada Gambar 14.
Fm481 + Fm482 +
Fm483 +
Fm484 +
Fm485 - R151 +
R152 + R153 +
R154 -
Gambar 14. Reaksi isolat anggota konsorsium mikrob pada media pikovskaya. + mampu melarutkan P, - tidak mampu melarutkan P.
Uji hemolisis
Hasil uji hemolisis terhadap isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium Fm48 dan R15 menunjukkan bahwa, dari semua isolat yang
dicobakan tidak ada yang menunjukkan gejala hemolisis pada media agar darah. Dengan demikian, isolat tersebut tidak berpotensi menyebabkan penyakit pada
hewan dan manusia. Hasil uji hemolisis isolat isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium Fm48 dan R15 disajikan pada Gambar 15.
Zona bening
Tidak ada zona bening
Fm481 + Fm482 +
Fm483 +
Fm484 +
Fm485 - R151 +
R152 + R153 +
R154 -
Gambar 15. Reaksi anggota penyusun konsorsium mikrob pada media agar darah. Tidak ada gejala hemolisis pada media agar darah
Pembahasan
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa semua isolat anggota penyusun konsorsium, baik konsorsium filosfer maupun rizosfer memiliki nilai homologi
lebih kecil dari 99. Semua isolat yang ditemukan selama penelitian ini diduga merupakan anggota dari genus baru yang belum dikenal di dunia ilmiah kecuali
R152 dan Fm482 merupakan spesies baru karena nilai homologinya 97. Dibuktikan bahwa data sekuens gen 16S rRNA pada individu dengan jarak
filogenetik terdekat menunjukkan nilai kesamaan 97 merupakan genus baru, Ditegaskan oleh Drancourt et al. 2000, kesamaan nilai yang digunakan untuk
identifikasi pasti pada tingkat spesies dan genus yang sama setidaknya urutan di GenBank menghasilkan skor kemiripan masing-masing 97 dan 99.
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni,
morfologi sel bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya. Bila sel mikrob diberi perlakuan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi
yang spesifik. Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora, sifat morfologi, dan
sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi di antaranya uji hidrolisis
pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase Mac Faddin 1979.
Hampir seluruh isolat berwarna krem, kecuali isolat Fm481 yang berwarna merah dan isolat Fm485 yang bening. Semua isolat berbentuk bulat
dengan elevasi cembung dan tepi rata. Pewarnaan Gram untuk mengetahui bakteri bersifat Gram positif + atau Gram negatif -. Perbedaan Gram ini disebabkan
oleh struktur dinding sel bakteri. Gram + terdiri dari peptidoglikan dan Gram - terdiri dari lipida yang larut oleh larutan pemucat. Dari sembilan isolat yang diuji,
hanya satu isolat menunjukkan Gram positif, yaitu isolat R153. Pewarnaan Gram digunakan untuk membedakan bakteri berdasarkan komposisi kimia
dinding sel. Menurut Sunatmo 2009, sel Gram positif mempunyai dinding dengan lapisan peptidoglikan yang tebal, sebaliknya sel Gram negatif lebis tipis
dan diselimuti lapisan membran luar yang yang tersusun dari lipid. Bakteri Gram negatif tidak dapat mempertahankan warna dan berubah menjadi merah. Hal ini
disebabkan oleh struktur dinding sel yang terdiri dari lipida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji biokimia isolat anggota konsorsium mikrob filisfer Fm48 adalah secara umum memberikan reaksi positif.
Sebaliknya anggota penyusun konsorsium mikrob rizosfer R15 adalah secara umum memberikan reaksi negatif. Mac Faddin 1979 menyatakan uji biokimia
untuk reaksi kimia senyawa-senyawa dalam sel hidup. Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Dalam mempertahan kehidupannya, mahluk
hidup melakukan metabolisme. Proses metabolisme sel akan memanfaatkan dari lingkungannya. Energi yang diperoleh digunakan untuk membentuk biomolekul
penyusun sel dari molekul sederhana, seperti H
2
S dan NH
4 +
atau molekul organik yang kompleks, seperti protein dan polisakarida.
Penggunaan zat
hara tergantung
aktivitas metabolisme
mikrob. Metabolisme mikrob menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk
identifikasi. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada
beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang di deteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-
reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk menghidrolisis lemak. Selain itu uji biokimia dapat digunakan
untuk mengamati kemampuan mikrob menghasilkan sederhana seperti asam amino dan sakarida Lay 1994.
Isolat R153 secara evolusi berasal dari nenek moyang yang berbeda dengan isolat mikrob lainnya. Pohon filogenetik mampu menggambarkan
hubungan evolusioner antar bakteri dan hubungan relatif dengan nenek moyangnya Harrison and Langdale 2006. Pohon filogeni menunjukkan bahwa,
dari sembilan isolat yang diperoleh berasal dari nenek moyang ancestor yang sama, meskipun sudah mengalami evolusi yang panjang.
Delapan konsorsium lainnya secara evolusi memiliki satu nenek moyang yang sama, tetapi dalam proses evolusi menjadi dua nenek moyang yang berbeda
kecuali Fm485. Hal ini didukung oleh asal isolat tanaman. Nenek moyang yang pertama merupakan anggota konsorsium mikrob yang berasal dari filosfer dengan
waktu evolusi yang pendek, sedangkan nenek moyang yang kedua berasal dari rizosfer dengan waktu evolusi yang panjang. Fm485 memiliki kekerabatan lebih
dekat dengan mikrob rizosfer yg memiliki homolog kekerabatan terdekat dengan Acinetobacter. Fm485 berasal dari nenek moyang yang berbeda dengan mikrob
rizosfer lainnya. Masing-masing isolat memiliki waktu evolusi yang pendek dengan homolog kerabatnya. Nakhleh et al. 2005 melaporkan, secara luas
dipahami dan diterima bahwa pohon filogenetik mampu menyederhanakan sejarah evolusi dari banyak kelompok organisme.
Simpulan
Konsorsium mikrob filosfer Fm48 tersusun dari lima anggota penyusun konsorsium : Fm481 dengan identitas terdekat adalah Serratia sp. SE-3
homologi 95.5, Fm482 dengan identitas terdekat adalah Enterobacter sp. NII-24a homologi 98.7, Fm483 dengan identitas terdekat adalah
Enterobacter sp. MS5 homologi 96.2, Fm484 dengan identitas terdekat adalah Klebsiella oxytoca LRC162 homologi 96.6 dan Fm485 dengan
identitas terdekat adalah Acinetobacter sp. Fsh11 homologi 94.7.
Konsorsium mikrob rizosfer R15 tersusun dari empat anggota penyusun konsorsium : R151 dengan identitas terdekat adalah Stenotrophomonas
maltophilia homologi 96.4, R152 dengan identitas terdekat adalah Stenotrophomonas sp. SCU-B130 homologi 97.6, R153 dengan identitas
terdekat adalah Bacillus cereus EGU64 homologi 68 dan R154 dengan identitas terdekat adalah Stenotrophomonas sp. SCU-B130 homologi 95.9.
Anggota penyusun kedua konsorsium, baik konsorsium filosfer maupun rizosfer memiliki nilai homologi lebih kecil dari 97, kecuali Fm482 dan
R152. Dengan demikian, semua anggota penyusun kedua konsorsium yang ditemukan merupakan genus baru, kecuali Fm482 dan R152 merupakan
spesies baru.
7. UJI EFEKTIVITAS ISOLAT ANGGOTA PENYUSUN KONSORSIUM MIKROB FILOSFER DAN RIZOSFER TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN PADI Abstrak
Pengujian lebih lanjut terhadap anggota penyusun konsorsium mikrob yang telah terbukti meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi akan memberikan
informasi yang lebih akurat terhadap konsorsium mikrob tersebut. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan isolat kultur tunggal mikrob anggota penyusun
konsorsium mikrob dibanding konsorsiumnya terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman padi. Anggota konsorsium yang diuji adalah Fm481, Fm482,
Fm483, Fm484 dari konsorsium filosfer Fm48, dan R151, R152, R153, R154 yang merupakan anggota konsorsium rizosper R15. Penelitian
dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Maret 2014. Percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Percobaan lapangan dilaksanakan di rumah tanaman Indonesian Centre for Biodiversity and Biotechnology ICBB
Situ Gede, Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsorsium mikrob filosfer Fm48 nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dibanding kultur
tunggalnya. Sebaliknya tidak ditemukan perbedaan antara konsorsium mikrob R15 dengan kultur tunggalnya terhadap pertumbuhan tanaman padi.
Kata kunci : efektif, vegetatif, kultur tunggal, konsorsium mikrob
Abstract
Further testing of members of a microbial consortium that have been indicated to increase the growth and yield of rice plant will provide a more accurate
information of the microbial consortium. The objective of this study was to compare the ability of a single culture isolate as a member of a microbial
consortium and its consortium its on the vegetative growth of rice plants. Members of the consortium evaluated was Fm481, Fm482, Fm483, Fm484
of the Fm48 phyllosphere consortium, and R151, R152, R153, R154 of R15 rhizosphere consortium. The research was conducted from January to March
2014. Laboratory experiments were conducted in the Soil Biotechnology Laboratory, Department of Soil Science and Land Resources, Faculty of
Agriculture Bogor Agricultural University and pot experiments were carried out in the green house in Indonesian Centre for Biodiversity and Biotechnology
ICBB Situ Gede, Bogor. Results indicated that Fm48 as a consortium was more effective in improving rice growt and yields when compared to its single culture.
On the other hand, no differences were found between microbial consortium R15 with its single culture on the growth of the rice plant.
Keywords : effective , vegetative , single culture , microbial consortium
Pendahuluan
Secara harfiah di alam, mikrob merupakan populasi campuran dari berbagai jenis mikrob yang berbeda, baik mikrob yang menghuni daun filosfer maupun
mikrob yang menghuni tanah rizosfer. Komunitas mikrob dipandang sebagai masyarakat berbagai mikrob, yang membentuk hubungan interaksi. Hubungan
yang saling menguntungkan disebut sebagai hubungan asosiatif, sebaliknya bersifat saling merugikan disebut sebagai hubungan antagonis. Kebiasaan hidup
mikrob merupakan kompleks populasi. Sutedjo et al. 1991, menyatakan, berlimpahnya suatu tipe mikrob dalam kompleks populasi, kecepatan
perkembangannya dan
kegiatan-kegiatan fisiologisnya,
sebagian besar
dipengaruhi oleh kehadiran mikrob lain yang juga perkembangannya melimpah. Sejumlah hubungan timbal balik antara sesama mikrob, antara lain adalah
saling pengertian terhadap sifat spesifik ekologisnya dan produk-produk metabolit yang dihasilkan pada berbagai aktivitas Sutedjo et al. 1991. Sel mikrob dapat
memberi respons pada signal kimiawi dari lingkungan termasuk produk yang dihasilkan oleh organisme lain, menunjukkan sel berkomunikasi Sunatmo,
2009. Mikrob efektif merupakan kultur campuran beberapa jenis mikrob yang bermanfaat yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikrob Rao 1995. Mikrob filosfer dan rizosfer memiliki kemampuan menambat N
2
, melarutkan P inorganik dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Inokulasi rhizobakteria memberi konstribusi sekitar 15 kg
N.ha
-1
.tahun
-1
Hindersah Tualar 2004. Pati 1992 menyatakan bahwa penyemprotan isolat bakteri yang mampu menambat N
2
pada daun tanaman padi meningkatkan hasil 20
– 34 persen. Bakteri filosfer dapat juga mensekresikan fitohormon auksin Padua, et al. 2001, meningkatkan serapan N, P dan K pada
tanaman padi Gusmaini 2005. Konsorsium Fm48 dan R15 memiliki beragam anggota penyusun
konsorsium. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi kedua konsorsium efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi. Konsorsium mikrob filosfer Fm48
memiliki empat anggota penyusun konsorsium dan konsorsium mikrob rizosfer R15 memiliki empat anggota penyusun konsorsium. Kedua kultur memiliki peran
menambat N
2
, melarutkan P inorganik dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Peran konsorsium mikrob didukung oleh peran mikrob yang
menyusunnya. Perlu dikaji peran mikrob penyusun konsorsium dan efektivitasnya terhadap pertumbuhan tanaman, bila diaplikasikan dalam bentuk
mikrob tunggal. Anggota konsorsium mikrob penyusun konsorsium kurang efektif bila diaplikasikan dalam bentuk kultur tunggal.
Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan isolat kultur tunggal mikrob anggota penyusun konsorsium mikrob dibanding konsorsiumnya terhadap
pertumbuhan vegetatif tanaman padi.
Bahan dan Metode Tempat dan waktu
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Maret 2014. Percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Percobaan lapangan dilaksanakan di rumah tanaman Indonesian Centre for Biodiversity and
Biotechnology ICBB Situ Gede, Bogor. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan terdiri dari : tanah steril, benih padi Varietas Ciherang, isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium Fm48 dengan
konsorsium Fm48 kontrol dan isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium R15 dengan konsorsium R15 kontrol, ember plastik, plastik tahan
panas, label, aquades steril. Bahan-bahan untuk pembuatan media biakan mikrob dan larutan Johnson.
Alat yang digunakan terdiri dari : parang, pacul, sekop, pisau iris, gunting, meteran, cooler box. Alat untuk pembuatan media biakan mikrob.
Metode
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor. Percobaan 1. Perlakuan isolat anggota konsorsium mikrob filosfer Fm48 terdiri
dari 5 perlakuan, yaitu : Konsorsium Fm48 kontrol, A = isolat Fm48195.5 16S rRNA homolog dengan Serratia sp. SE-3, B = isolat Fm48298.7 16S
rRNA homologi dengan Enterobacter sp. NII-24a, C = isolat Fm48396.2 16S rRNA homologi dengan Enterobacter sp. MS5 dan D = isolat
Fm48496.5 16S rRNA homologi dengan Klebsiella oxytoca LRC162. Percobaan 2. Perlakuan isolat anggota konsorsium mikrob rizosfer R15 terdiri dari
5 perlakuan, yaitu : Konsorsium R15 kontrol, E = isolat R15196.4 16S rRNA homologi dengan Stenotrophomonas maltophilia c309, F = isolat
R15297.6 16S rRNA homologi dengan Stenotrophomonas sp. SCU-B130, G = isolat R15386.0 16S rRNA homologi dengan Bacillus cereus EGU64
dan H = isolat R15495.9 16S rRNA homologi dengan Stenotrophomonas sp. SCU-B130. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap unit percobaan
terdiri atas lima tanaman. Percobaan ini dilakukan hingga tanaman berumur 45 hari.
Bahan tanah yang digunakan berasal dari lahan Desa Situ Burung Bogor, dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan saringan 2
– 5 mm, diambil sebagian untuk dianalisis sifat kimia dan fisik, lalu disterilisasi dengan autoklaf
selama 30 menit pada suhu 120
o
C. Benih padi sebelum ditanam disterilisasi terlebih dahulu, yaitu direndam
dengan alkohol 3 – 5 menit, kemudian direndam klorok 3 selama 3 – 5 menit,
dibersihkan dengan aquades hingga baunya hilang. Benih kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri dan direndam dalam aquades selama tiga hari, hingga
berkecambah. Setelah itu kecambah ditanam pada media pembibitan berupa tanah steril selama satu minggu. Bibit padi yang telah siap ditanam pada media tanam
sebanyak 1 kg yang telah disterilkan di dalam pot plastik. Inokulan konsorsium dan isolat anggota penyusun konsorsium masing-masing diinokulasikan ke
tanaman padi dengan cara disemprot sebanyak 5
– 10 mltanaman, dan diaplikasikan setiap dua minggu sekali hingga tanaman berumur 6 minggu setelah
tanam. Populasi total konsorsium yang diaplikasikan adalah 10
9
spk. ml
-1
.Sumber hara tanaman yang digunakan larutan Johnson. Untuk mikrob rizosfer diteteskan
sebanyak 1 ml pada lubang tanam pada awal tanam dan disemprotkan pada tanah pada aplikasi minggu berikutnya.
Kurva standar ditentukan terlebih dahulu sebelum aplikasi mikrob untuk mendapatkan rumus pertumbuhan mikrob. Rumus kurva standar digunakan untuk
menetapkan populasi bakteri yang akan diaplikasikan ke tanah dan tanaman. Konsorsium mikrob yang telah ditumbuhkan, diencerkan dalam seri pengenceran
10
-1
hingga 10
-10
. Setiap 1 ml pengenceran konsorsium mikrob dari pengenceran 10
-8
hingga 10
-10
disebar ke dalam cawan petri yang berisi medium padat. Berdasarkan pembacaan kerapatan optis dan populasi mikrob, digambarkan suatu
kurva standar hubungan antara kerapatan optis dengan populasi mikrob. Selanjutnya jumlah mikrob untuk setiap konsorsium yang digunakan sebagai
inokulan ditetapkan dengan membaca kerapatan optisnya, lalu diplotkan pada kurva standar yang telah dibuat Gofar 2003; Widiyawati et al. 2013.
Konsorsium mikrob filosfer ditumbuhkan dalam medium cair laurell steril. Konsorsium mikrob rizosfer ditumbuhkan dalam medium NB steril. Masing-
masing 1 ose konsorsium tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi 50 ml medium secara aseptik, lalu dikocok dengan mesin pengocok selama
selama ± 3 – 4 hari 72 jam. Kemudian dilihat kerapatan optisnya dengan
menggunakan spektrofotometer, sehingga dapat diketahui jumlah populasi setara dengan panjang gelombang 620 nm. Gofar 2003; Gusmaini 2005.
Selama masa pertumbuhan, satu hari setelah aplikasi perlakuan, media tumbuh digenangi air sesuai syarat tumbuh padi sawah. Air steril diberikan
setinggi ± 1 cm dari permukaan tanah. Kondisi air dipertahankan hingga kondisi tanah macak macak, sebelum aplikasi berikutnya. Pada saat aplikasi kondisi
tanah dalam keadaan macak macak. Setelah berumur 45 hari tanaman padi dikeluarkan dari pot, perakarannya dibersihkan dari tanah yang menempel dengan
cara mencuci perakaran tersebut dengan air mengalir, lalu dikeringanginkan. Akar dipisahkan dengan bagian atas tanaman, ditimbang bobot segarnya, setelah
itu dikeringkan di dalam oven pada suhu 70
o
C selama 48 jam, lalu ditimbang bobot kering tanaman. Peubah pertumbuhan yang diamati meliputi jumlah daun
seluruh daun yang muncul, tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman.
Analisis Data
Data yang diperoleh diolah degan analisis ragam dan apabila ada beda nyata dilajutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Data diolah
menggunakan program computer SAS Statistical Analysis System for windows versi 9.1 Matjik Sumertajaya 2006.
Hasil Isolat kultur tunggal anggota penyusun dan konsorsium Fm48
Gambar 16. Pengaruh isolat anggota penyusun dan konsorsium Fm48 terhadap pertumbuhan tanaman padi
Inokulasi konsorsium Fm48 berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan bobot kering tanaman lebih baik
Filosfer
Fm484 Fm483
Fm482 Fm481
Konsorsium Fm481
dibanding dengan isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsiumnya, kecuali peubah tinggi tanaman Tabel 24. Pengaruh inokulasi konsorsium Fm48 dan
isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsium terhadap pertumbuhan tanaman padi, dapat dilihat pada Gambar 16.
Tabel 24. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan bobot kering tanaman pada umur 45 HST pada inokulasi konsorsium Fm48 dan
anggota penyusun
Perlakuan Tinggi
tanaman cm
∑ daun helai
Bobot segar g
Bobot kering
g Konsorsium Fm48 kontrol
Fm481 = Serratia sp. Fm482 = Enterobacter sp.
Fm483 = Enterobacter sp. Fm484 = Klebsiella oxytoca
61.683a 50.167b
49.083b 51.350b
62.017a 20.500a
6.333b 8.000b
8.333b
10.500b 92.974a
13.161b 15.824b
20.956b 28.230b
23.525a 2.594b
2.996b 3.985b
5.562b
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. HST = hari setelah tanam
Isolat kultur tunggal anggota penyusun dan konsorsium R15
Inokulasi konsorsium R15 dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan bobot kering tanaman dibanding
inokulasi isolat kultur tunggal anggota penyusun konsorsiumnya Tabel 25. Tabel 25. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan bobot kering
tanaman pada umur 45 HST pada perlakuan isolat anggota penyusun dan konsorsium R15
Perlakuan Tinggi
Tanaman cm
∑ daun helai
Bobot segar g
Bobot kering g
Konsorsium R15 Kontrol R151 = S. maltophilia.
R152 = Stenotrophomonas sp. R153 = Bacillus cereus
R154 = Stenotrophomonas sp. 51.517a
48.583a 54.933a
44.583a 50.517a
8.000a 7.833a
9.333a 6.500a
8.000a 24.804a
21.701a 23.750a
13.711a 20.167a
3.9805a 3.2302a
4.5721a 2.4073a
3.4106a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. HST = hari setelah tanam.
Inokulasi isolat kultur tunggal S. acidaminiphila memberikan hasil lebih baik terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering tanaman,
kecuali bobot segar tanaman. Ada kecenderungan bahwa isolat S. acidaminiphila terhambat bila diaplikasikan dalam bentuk konsorsium. Pengaruh inokulasi
konsorsium R15 dan isolat kultur tunggal anggota penyusun terhadap pertumbuhan tanaman padi, dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Pengaruh isolat anggota penyusun dan konsorsium R15 terhadap pertumbuhan tanaman padi
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dalam bentuk konsorsium mikrob filosfer Fm48 meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih baik dibanding
masing-masing isolat kultur tunggal anggota penyusunnya. Sebaliknya, konsorsium mikrob rizosfer R15 tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih
baik dibanding masing-masing isolat kultur tunggal anggota penyusunnya.
Konsorsium mikrob filosfer Fm48 tidak efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dalam keadaan sebagai mikrob tunggal, tetapi
membutuhkan kehadiran mikrob lain untuk efektif mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Hal ini diduga, konsorsium Fm48 disusun berbagai mikrob yang
saling berinteraksi dalam populasinya untuk menghasilkan respon kimiawi. Didukung oleh Sunatmo 2009, menyatakan bahwa kehadiran mikrob lain
menentukan reaksi fisiologis dari populasi mikrob. Sel mikrob dapat memberi respons pada signal kimiawi dari lingkungan termasuk produk yang dihasilkan
oleh mikrob lain. Hubungan yang saling menguntungkan, menciptakan kondisi yang baik dan nutrisi bagi mikrob lain. Sejumlah hubungan timbal balik antara
sesama mikrob, antara lain adalah saling pengertian terhadap sifat spesifik ekologisnya dan produk-produk metabolit yang dihasilkan pada berbagai
aktivitas. Selain itu. diduga berkaitan dengan reaksi enzimatik pada isolat mikrob penyusun konsorsium mikrob Fm48 lebih kompleks dan saling ketergantungan.
Haji uji biokimia pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa isolat anggota penyusun konsorsium secara umum memberikan reaksi positif terhadap semua uji
yang dilakukan.
Vorholt 2012 mengungkapkan bahwa beberapa filum bakteri yang mendominasi di filosfer tanaman, faktor tanaman terlibat dalam membentuk
komunitas filosfer yang memiliki kemampuan adaptasi dengan menunjukkan hubungan khusus, baik dengan tanaman inang dan di antara anggota komunitas.
R154 R153
R152 R151
Konsorsium R154