Gambar 17. Pengaruh isolat anggota penyusun dan konsorsium R15 terhadap pertumbuhan tanaman padi
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dalam bentuk konsorsium mikrob filosfer Fm48 meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih baik dibanding
masing-masing isolat kultur tunggal anggota penyusunnya. Sebaliknya, konsorsium mikrob rizosfer R15 tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih
baik dibanding masing-masing isolat kultur tunggal anggota penyusunnya.
Konsorsium mikrob filosfer Fm48 tidak efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dalam keadaan sebagai mikrob tunggal, tetapi
membutuhkan kehadiran mikrob lain untuk efektif mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Hal ini diduga, konsorsium Fm48 disusun berbagai mikrob yang
saling berinteraksi dalam populasinya untuk menghasilkan respon kimiawi. Didukung oleh Sunatmo 2009, menyatakan bahwa kehadiran mikrob lain
menentukan reaksi fisiologis dari populasi mikrob. Sel mikrob dapat memberi respons pada signal kimiawi dari lingkungan termasuk produk yang dihasilkan
oleh mikrob lain. Hubungan yang saling menguntungkan, menciptakan kondisi yang baik dan nutrisi bagi mikrob lain. Sejumlah hubungan timbal balik antara
sesama mikrob, antara lain adalah saling pengertian terhadap sifat spesifik ekologisnya dan produk-produk metabolit yang dihasilkan pada berbagai
aktivitas. Selain itu. diduga berkaitan dengan reaksi enzimatik pada isolat mikrob penyusun konsorsium mikrob Fm48 lebih kompleks dan saling ketergantungan.
Haji uji biokimia pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa isolat anggota penyusun konsorsium secara umum memberikan reaksi positif terhadap semua uji
yang dilakukan.
Vorholt 2012 mengungkapkan bahwa beberapa filum bakteri yang mendominasi di filosfer tanaman, faktor tanaman terlibat dalam membentuk
komunitas filosfer yang memiliki kemampuan adaptasi dengan menunjukkan hubungan khusus, baik dengan tanaman inang dan di antara anggota komunitas.
R154 R153
R152 R151
Konsorsium R154
Interaksi kompleks sangat diharapkan terjadi antara mikrob serta antara mikrob dan tanaman inangnya. Mikrob yang menghuni daun
memiliki efek penting pada pertumbuhan tanaman
Redford et al. 2010. Reisberg et al. 2013 melaporkan bahwa, komunitas mikrob filosfer telah dilaporkan merupakan spesies tanaman
spesifik. Sifat daun, seperti ukuran, warna, kandungan mineral, kehadiran jaringan pembuluh, stomata dan pelengkap permukaan termasuk trikoma dan hidatoda
mempengaruhi komposisi komunitas mikrob.
Sutedjo et al. 1991 menyatakan, berlimpahnya suatu tipe mikrob dalam kompleks populasi, kecepatan perkembangannya dan kegiatan-kegiatan
fisiologisnya, sebagian besar dipengaruhi oleh kehadiran mikrob lain yang juga perkembangannya melimpah. Mikrob filosfer mendominasi di daun tanaman
membentuk komunitas yang memiliki hubungan spesifik dengan inangnya Vorholt 2012, komunitas mikrob beragam pada daun Lindow Brandl. 2003;
Reisberg et al. 2013.
Konsorsium mikrob rizosfer R15, meskipun masing-masing isolat memiliki peran terhadap pertumbuhan tanaman, seperti menambat N
2
, melarutkan P dan mensekresikan hormon tumbuh tanaman tetapi tidak lebih baik dibanding isolat
kultur tunggalnya. Hal ini diduga, berkaitan dengan interaksi mikrob dan akar tanaman pada rizosfer yang sangat kompleks. Sharma et al. 2003 menyatakan,
efektivitas mikrob rizosfer sangat dipengaruhi lingkungan rizosfer. Mikrob merupakan komponen utama dari rizosfer, komposisi yang sering sangat berbeda
dari tanah sekitarnya karena perubahan spesies tanaman dan sebagai akibat dari beragamnya interaksi tanaman dan mikrob. Beberapa interaksi melibatkan
pertukaran yang saling menguntungkan, seperti meningkatkan penambatan nitrogen atau menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Lingkungan sekitar sistem
akar tanaman, memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas tanaman. Namun, kompleks sistem di mana serangkaian interaksi terjadi, berada di bawah pengaruh
faktor biotik dan abiotik. Rao 1995 menyatakan bahwa, antagonisme di antara mikrob merupakan gejala umum di dalam tanah, yang diakibatkan oleh
dihasilkannya antibiotik dari mikrob tersebut.
Rizosfer yang sehat dikoloni oleh komunitas mikrob baik mikroflora maupun mikrofauna yang saling berinteraksi membentuk struktur komunitas
mikrob rizosfer yang stabil dan dinamis. Struktur komunitas mikrob rizosfer sangat dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, serta sifat fisik dan kimia
tanah. Sejalan dengan pertumbuhan tanaman, terjadi dinamika mikrob di rizosfer karena terjadi pergantian struktur mikrob yang berkaitan dengan perbedaan
eksudat akar dan bahan organik yang diproduksi oleh akar selama pertumbuhan tanaman. Interaksi mikrob di rizosfer dapat mempercepat proses dekomposisi
bahan organik.
Simpulan
Konsorsium mikrob filosfer Fm48 nyata meningkatkan pertumbuhan
tanaman padi dibanding kultur tunggalnya, sebaliknya tidak ada perbedaan pengaruhnya antara konsorsium mikrob rizosfer R15 dengan kultur tunggalnya
terhadap pertumbuhan tanaman padi.
8. APLIKASI KONSORSIUM MIKROB FILOSFER DAN RIZOSFER UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI
Abstrak
Penggunaan pupuk sintetik dalam jangka panjang, dapat menyebabkan kerusakan struktur tanah, penurunan kadar organik tanah, dan pencemaran lingkungan.
Pemanfaatan konsorsium mikrob phyllosphere dan rizosfer merupakan langkah alternatif mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk sintetik. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari kemampuan konsorsium mikrob sebagai subtitusi pupuk N sintetik melalui perannya dalam menambat N
2
, melarutkan P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
padi. Penelitian dilaksanaan mulai bulan Januari hingga Mei 2014. Percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Percobaan lapangan dilaksanakan di rumah tanaman Indonesian Centre for Biodiversity and
Biotechnology ICBB Situ Gede, Bogor. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap RAL satu faktor, yang terdiri atas tiga perlakuan, yaitu : pemberian
pupuk N sintetik setengah dosis anjuran 30 Nha, pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran 60 kg Nha dan pemberian kombinasi konsorsium mikrob
phyllosphere Fm48 dan rizosfer R15 dengan diberi pupuk N sintetik setengah dosis anjuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, konsorsium Fm48 dan R15
memiliki kemampuan menambat N
2
, pelarut P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Aplikasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan pemberian
pupuk N sintetik setengah dosis anjuran, meningkatkan jumlah anakan, bobot kering tanaman, jumlah anakan produktif dan bobot segar malai setara dengan
pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran, sehingga inokulasi konsorsium mikrob phyllosphere dan mikrob rizosfer memiliki potensi untuk menurunkan
penggunaan pupuk N sintetik sebesar 50 tanpa berpengaruh terhadap hasil tanaman yang diperoleh.
Kata kunci : padi, intensif, pupuk sintetik, dosis. Abstract
The use of synthetic fertilizers in the long term can damage the soil structure, reduce availability soil organic contents, and lead to environmental pollution.
Utilization phyllosphere and rhizosphere microbial consortium is an potential alternative approach in reducing the negative impacts of synthetic fertilizer. The
objective of this study was to investigate the ability of microbial consortium to substitute the use of synthetic N fertilizers through its role in fixing N
2
, dissolving P and producing plant growth hormones on the growth and yield of rice plant. The
research was conducted from January to May 2014. Laboratory experiments were conducted in the Soil Biotechnology Laboratory, Department of Soil Science and
Land Resources, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University and pot experiments were carried out in the green house in Indonesian Centre for
Biodiversity and Biotechnology ICBB Situ Gede, Bogor. The study was designed with a completely randomized design CRD. Three treatments were
tested: synthetic N fertilizer at half of the recommended dose 30 Nha, synthetic N fertilizer synthetic at the recommended dosage 60 kg Nha and a combination
of a phyllosphere Fm48 and rhizosphere R15 consortium with the synthetic N fertilizers at half of the recommended dose. This study found that the combination
of consortium Fm48 and R15 with N fertilizer synthetic at half of the recommended dose increased the number of tillers, plant dry weight, number of
productive tillers and fresh weight of panicle equivalent to the treatment that applied the synthetic N fertilizer at the recommended dosage. It indicated that the
consortium Fm48 and R15 have the ability to fix N
2
, dissolve P and produces growth hormoned and that its application has the potential to reduce the use of
synthetic N fertilizer by 50 without affecting the plant growth and yields. Keywords : rice, intensive, synthetic fertilizers, dosage.
Pendahuluan
Umumnya pengelolaan lahan sawah di Indonesia, untuk mencapai produksi padi yang tinggi, petani masih terus menggunakan pupuk sintetik dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Penggunaan pupuk sintetik secara intensif pada lahan pertanian dalam jangka panjang, dapat menyebabkan kerusakan
struktur tanah, penurunan kadar organik tanah, dan pencemaran lingkungan.
Memanfaatkan konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer yang memiliki kemampuan menambat N
2
, melarutkan P inorganik dan mensekresi hormon tumbuh tanaman merupakan salah satu langkah untuk mengurangi penggunaan
pupuk inorganik dan memperbaiki kualitas lingkungan. Mikrob tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik dan abiotik dari suatu ekosistem, karena
berperan sebagai pengurai Rao 1995; Egamberdieva 2008. Mikrob yang menghuni daun yang pada mulanya diragukan keberadaannya, kini telah diyakini
peneliti berimplikasi nyata terhadap peningkatan produksi tanaman Vorholt 2012; Reisberg et al. 2013.
Dewasa ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa rhizobia endofit mampu menginfeksi beberapa spesies tanaman lain, seperti padi, jagung, barley, gandum,
kanola dan selada serta berkembang baik pada ruang antar sel epidermis, korteks dan jaringan. Kolonisasi rhizobia endofit dalam tanaman dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil gabah padi, gandum, jagung dan barley Chi et al. 2010.
Para ilmuan IRRI menyatakan bahwa sejumlah besar N atmosfir terus menerus ditambat pada rizosfer tanaman padi Rao 1995. Padua et al. 2001
melaporkan bahwa bakteri penambat N
2
Herbaspirillum seropodicae dan Bulkholderia brasilensis yang hidup pada daun tanaman padi secara nyata
mensekresikan fitohormon auksin. Efektivitas pemanfaatan mikrob ditentukan kemampuannya beradaptasi
dengan lingkungan. Kendala ini dijawab dengan memanfatkan mikrob dalam bentuk konsorsium. Aplikasi mikrob dalam bentuk konsorsium dapat menurunkan
resiko kegagalan pemanfaatan mikrob di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan konsorsium mikrob sebagai subtitusi pupuk N sintetik
melalui perannya dalam menambat N
2
, melarutkan P dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
Bahan dan Metode Tempat dan waktu
Penelitian dilaksanaan mulai bulan Januari hingga Mei 2014. Percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Percobaan lapangan dilaksanakan di rumah tanaman Indonesian Centre for Biodiversity and
Biotechnology ICBB Situ Gede, Bogor.
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan terdiri atas : tanah, benih padi varietas Ciherang, pupuk sintetik Urea, SP36 dan KCl, konsorsium mikrob filosfer Fm48 dari daun
muda tumbuhan Emmerrilia ovalis Miq. Dandy dan konsorsium mikrob rizosfer R15 dari rizosfer tumbuhan Physalis angulata L., kantong plastik, label, es,
ember. Bahan-bahan untuk pembuatan media biakan. Alat yang digunakan terdiri atas : Alat untuk pembuatan media biakan, meteran, thermometer dan alat-alat
untuk teknik budidaya. Metode
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor. Perlakuan terdiri atas tiga perlakuan, yaitu ½ dosis N Pemberian pupuk N
sintetik setengah dosis anjuran, 1 dosis N Pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran dan Pemberian kombinasi konsorsium Fm48 + R15 dengan diberi
pupuk N sintetik ½ dosis anjuran. Setiap perlakuan terdiri atas 5 subunit percobaan, diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 45 satuan percobaan.
Bahan media tanah yang digunakan berasal dari Desa Situ Burung Bogor, dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan saringan 2
– 5 mm, kemudian ditimbang seberat 10 kg, dimasukkan ke dalam ember plastik, lalu diinkubasi
selama 3 minggu. Benih padi sebelum ditanam disterilisasi terlebih dahulu, yaitu direndam dengan alkohol 3
– 5 menit, kemudian direndam klorok 3 selama 3 – 5 menit, dibersihkan dengan aquades hingga baunya hilang. Benih kemudian
dimasukkan ke dalam cawan petri dan direndam dalam aquades selama tiga hari, hingga berkecambah. Setelah itu kecambah ditanam pada media pembibitan
berupa tanah steril selama satu minggu, selanjutnya bibit siap ditanam. Bibit padi ditanam pada media yang telah disiapkan, satu minggu setelah tanam
diinokulasikan masing-masing tiga konsorsium mikrob filosfer dan mikrob rizosfer, yaitu dengan cara disemprot ke tanaman dan tanah masing-masing
tanaman.
Frekuensi pemberian inokulan sebanyak dua kali pada bulan pertama sebanyak 5
– 10 mltanaman. Populasi total konsorsium yang diaplikasikan adalah 10
9
spk. ml
-1
.Selanjutnya pemberian inokulan dilakukan setiap dua minggu sebanyak 15
– 20 mltanaman hingga tanaman berumur 3 bulan 2 minggu 14 MST.
Kurva standar ditentukan terlebih dahulu sebelum aplikasi mikrob untuk mendapatkan rumus pertumbuhan mikrob. Rumus kurva standar digunakan untuk
menetapkan populasi bakteri yang akan diaplikasikan ke tanah dan tanaman. Konsorsium mikrob yang telah ditumbuhkan, diencerkan dalam seri pengenceran
10
-1
hingga 10
-10
. Setiap 1 ml pengenceran konsorsium mikrob dari pengenceran 10
-8
hingga 10
-10
disebar ke dalam cawan petri yang berisi medium padat. Berdasarkan pembacaan kerapatan optis dan populasi mikrob, digambarkan suatu
kurva standar hubungan antara kerapatan optis dengan populasi mikrob. Selanjutnya jumlah mikrob untuk setiap konsorsium yang digunakan sebagai
inokulan ditetapkan dengan membaca kerapatan optisnya, lalu diplotkan pada kurva standar yang telah dibuat Gofar 2003; Widiyawati et al. 2013.
Konsorsium mikrob filosfer ditumbuhkan dalam medium cair laurell steril. Konsorsium mikrob rizosfer ditumbuhkan dalam medium NB steril. Masing-
masing 1 ose konsorsium tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi 50 ml medium secara aseptik, lalu dikocok dengan mesin pengocok selama
selama ± 3 – 4 hari 72 jam. Kemudian dilihat kerapatan optisnya dengan
menggunakan spektrofotometer, sehingga dapat diketahui jumlah populasi setara dengan panjang gelombang 620 nm. Gofar 2003; Gusmaini 2005.
Tanaman diberi pupuk dasar N ½ dosis anjuran yaitu 30 kg N.ha
-1
, yang diberikan 13 saat tanam, dan masing-masing 13 pada saat tanaman berumur
21 dan 42 hari setelah tanam. Pupuk P dan K sesuai dosis anjuran yaitu 60 kg P
2
O
5.
ha
-1
dan 50 kg K
2
O.ha
-1
diberikan seluruhnya pada saat tanam. Selama masa pertumbuhan, satu hari setelah aplikasi perlakuan, media
tumbuh digenangi air sesuai syarat tumbuh padi sawah. Air diberikan setinggi ± 2 cm dari permukaan tanah. Kondisi air dipertahankan hingga kondisi tanah
macak macak, sebelum aplikasi berikutnya. Pada saat aplikasi kondisi tanah dalam keadaan macak macak. Air diberikan pada media hingga dua minggu
sebelum panen. Setelah tanaman berumur 120 hari, dipetik malainya lalu tanaman dikeluarkan dari ember dan dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian
dipisahkan dan dikeringanginkan. Peubah pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST, jumlah anakan umur 30 dan 60 HST, bobot
basah dan bobot kering tanaman. Peubah hasil meliputi jumlah anakan produktif, bobot segar malai per rumpun, jumlah total biji per rumpun dan bobot 1000 butir
gabah.
Analisis Data
Data yang diperoleh diolah degan analisis ragam dan apabila ada beda nyata dilajutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Data diolah
menggunakan program computer SAS Statistical Analysis System for windows versi 9.1 Matjik Sumertajaya 2006.
Hasil Komponen pertumbuhan
Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 60 HST hari sesudah tanam dan bobot kering
tanaman pada saat panen, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot segar tanaman padi. Rata-rata tinggi tanaman 60 HST, jumlah anakan
60 HST, bobot segar dan bobot kering tanaman saat panen disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Rata-rata tinggi tanaman 60 HST, jumlah anakan 60 HST, bobot segar
dan bobot kering tanaman saat panen. Perlakuan
Tinggi tanaman
cm Jumlah
anakan Bobot
segar g
Bobot kering
g
Pupuk N sintetik ½ dosis Pupuk N sintetik 1 dosis
Konsorsium Fm48+R15+ N ½ dosis
74.250a 72.797a
77.633a 17.500b
20.167a 19.833a
114.070a 145.620a
144.100a 30.057b
38.617a 39.970a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. HST = Hari sesudah tanam, Fm48 = konsorsium mikrob filosfer dari daun muda tumbuhan Emmerrilia ovalis Miq. Dandy, R15 =
konsorsium mikrob rizosfer dari rizosfer tumbuhan Physalis angulata L.
Perlakuan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran menghasilkan jumlah anakan lebih banyak pada umur 60 HST, meskipun tidak berbeda nyata
dengan perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan diberi pupuk N sintetik setengah dosis anjuran, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan
pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran. Namun, perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium mikrob Fm48 dan R15 dengan diberi pupuk N sintetik
setengah dosis anjuran menghasilkan bobot kering tanaman lebih tinggi, meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis
anjuran, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran.
Komponen hasil
Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif dan bobot biji per rumpun pada saat panen,
tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji bernas per malai dan bobot 1000 biji tanaman padi. Rata-rata jumlah anakan produktif, bobot biji per
rumpun, jumlah biji bernas per malai dan bobot 1000 biji pada saat panen disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Rata-rata jumlah anakan produktif, bobot biji per rumpun, jumlah biji
bernas per malai dan bobot 1000 biji pada saat panen.
Perlakuan Jumlah
anakan produktif
Bobot biji per
rumpun g
Jumlah biji bernas
per malai butir
Bobot 1000
biji g
Pupuk N sintetik ½ dosis Pupuk N Sintetik 1 dosis
Konsorsium Fm48+R15 + N ½ dosis
6.500b 8.500a
8.500a 11.023b
15.200a 18.480a
99.357a 108.123a
105.827a 27.817a
26.920a 27.910a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. HST = Hari sesudah tanam, Fm48 = konsorsium mikrob filosfer dari daun muda tumbuhan Emmerrilia ovalis Miq Dandy, R15 =
konsorsium mikrob rizosfer dari rizosfer tumbuhan Physalis angulata L.
Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan diberi pupuk N sintetik setengah dosis anjuran setara dengan perlakuan pemberian pupuk N
sintetik sesuai dosis anjuran terhadap jumlah anakan produktif pada saat panen, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk N sintetik setengah dosis
anjuran. Perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan diberi pupuk N sintetik setengah dosis anjuran menghasilkan bobot segar malai lebih
tinggi, meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pemberian
pupuk N sintetik setengah dosis anjuran. Peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman padi dipengaruhi oleh kemampuan mikrob menambat N
2
dan melarutkan P serta menghasilkan hormon oleh konsorsium mikrob filosfer isolat Fm48 dan
konsorsium mikrob rizosfer isolat R15. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 18.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 dengan diberi pupuk N sintetik setengah dosis anjuran
dapat memberikan pengaruh setara dengan perlakuan pemberian pupuk N sintetik sesuai dosis anjuran dan lebih baik dibanding perlakuan pemberian pupuk N
sintetik setengah dosis anjuran. Hal ini menunjukkan bahwa peran konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer mampu memacu pertumbuhan tanaman dan
menggantikan peran pemberian pupuk N sintetik setengah dari dosis anjuran. Knief et al. 2012 melaporkan bahwa sejauh ini, isolat bakteri dari filosfer padi
telah dikenali dan potensi interaksinya yang menguntungkan dengan tanaman padi, seperti memacu pertumbuhan tanaman, menambat nitrogen atau produksi
hormon tanaman dan perlindungan terhadap
patogen. Mikrob filosfer dapat
meningkatkan resistensi tanaman terhadap kondisi tercekam Azevado et al. 2000, meningkatkan pertumbuhan tanaman Sturs Nowak 2000,
menghasilkan fitohormon Morris 2001 dan menambat N
2
Arif et al. 2001; Bodenhausen et al. 2014; Werner et al. 2005.
Adanya penambatan N
2
dari mikrob yang diaplikasikan, meningkatkan pertumbuhan tanaman. Gardner et al. 1991 menyatakan hubungan antara
bakteri dan tanaman tingkat tinggi mempunyai kapasitas untuk mereduksi N
2
atmosfir menjadi amonia NH
3
Selain itu, kemampuan mikrob melarutkan P meningkatkan ketersediaan P bagi kebutuhan tanaman. Asosiasi antara tanaman
Gambar 18. Perbandingan pertumbuhan dan hasil padi, pemberian pupuk N sintetik setengah dosis anjuran, pemberian pupuk N sintetik
sesuai dosis anjuran dan pemberian kombinasi konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer dengan pupuk N sintetik setengah
dosis anjuran
Pupuk N sintetik setengah dosis
anjuran Pupuk N sintetik
sesuai dosis anjuran
Pupuk N sintetik setengah anjuran +
konsorsium mikrob