EFEKTIVITAS KONSORSIUM MIKROB FILOSFER DAN RIZOSFER DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
cekaman lingkungan. Bahan tanah diambil dari kedalaman 0 - 20 cm. Sebanyak 1 g tanah secara aseptik disuspensikan ke dalam larutan garam fisiologis lalu
dibuat seri pengenceran hingga 10
-6
, dan diinkubasi dalam medium ATCC No. 14 per liter medium : 0.2 g KH
2
PO
4
; 0.8 g K
2
HPO
4
; 0.2 g MgSO
4
.7H
2
O; 0.1 g CaSO
4
.2H
2
O; 2.0 mg FeCl
3
; Na
2
MoO
4
.2H
2
O trace; 0.5 g ekstrak kamir; 20 g sukrosa dan 15 g bakto agar dengan pH 7.2, Inkubasi dilakukan selama tujuh hari
pada temperatur 28
o
C. Koloni bakteri yang membentuk slime tebal mucoid menunjukkan adanya eksopolisakarida Laksmita 2011.
Uji respon hipersensitif
Konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer diuji reaksi hipersensitivitasnya pada tanaman tembakau Nicotiana tabacum L. yang berumur ± 3 bulan,
menurut metode Schaad et al. 2001 yang dimodifikasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsorsium yang berpotensi patogen. Masing-masing
konsorsium diperbanyak pada media yeast dextrose carbonate YDC selama 48 jam. Kemudian konsorsium mikrob disuspensikan dalam air suling steril
hingga larutannya terlihat keruh 10
8
– 10
9
Spkml. Selanjutnya inokulum disuntikan ke dalam jaringan daun melalui tulang daun sekunder. Perlakuan
kontrol dibuat dengan cara daun hanya diinokulasi dengan air suling steril. Pengamatan terhadap munculnya hipersensitivitas dilakukan setelah 3 x 24 jam
Ni Made 2008. Bila ada konsorsium yang berpotensi menyebabkan patogen, akan diuji masing-masing anggota penyusun konsorsium untuk mengetahui isolat
yang berpotensi patogen. Uji kemampuan isolat menghasilkan hormon tumbuh tanaman.
Fitohormon yang dihasilkan oleh mikrob dikonsentrasikan pada tiga jenis, yaitu auksin, giberelin dan sitokonin yang dianalisis dengan menggunakan HPLC
High Performance Liquid Chromatography. Pengujian kemampuan konsorsium dalam menghasilkan IAA Indole Acetic Acid dan GA
3
giberelin secara kuantitatif dengan menggunakan metode dari
Unyayar et al. 1996. Konsorsium
diinokulasikan pada media NB + metanol 20 ml dan diinkubasikan dalam suhu ruang selama 24 jam pada mesin kocok 200 rpm. Supernatan dievaporasi pada
mesin evaporasi pada suhui 35
o
C. Ekstrak ditambah dengan HCl 2 M hingga pH 2.5. Selanjutnya ekstrak disaring, kemudian diinjek ke HPLC. Fase gerak
asetonitril 12 dengan panjang gelombang 265 nm. Selain IAA dan GA
3
, kemampuan konsorsium untuk memproduksi sitokinin juga dianalisis dengan
HPLC. Ekstrak dilarutkan dengan 0.1 M KH
2
PO
4
pada pH 2.4, sentrifuse 8000 rpm pada suhu 4
o
C selama 15 menit. Supernatan ditampung dalam botol yang berisi 1 g polyvenil polypirolidone. Supernatan dikocok lalu disaring, hasil
penyaringan difiltrasi dengan Sep-Pak C18 air 10 ml + sampel dan MeOH 80 10 ml, Kemudian dibilas dengan air secukupnya. Larutan diinjek ke HPLC, fase
gerak metanol 80. Hasil pengukuran diperoleh dengan menghitung luas area contoh per luas area standar dikali konsentrasi standar dikali volume larutan per
bobot sampel Hidayati 2004.
Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam dan apabila ada beda nyata dilajutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Data diolah
menggunakan program computer SAS Statistical Analysis System for windows versi 9.1 Matjik Sumertajaya 2006.
Hasil Kurva standar
Kurva standar yang digunakan untuk masing-masing konsorsium, yaitu : Konsorsium mikrob filosfer Fs25 adalah Y = 141.0x + 27.10, konsorsium
mikrob filosfer Fs2 adalah Y = 73.84x + 49.55, konsorsium mikrob filosfer Fm48 adalah Y = 90.72x + 115.9, konsorsium mikrob rizosfer R15 adalah Y = 12.02x
+ 104.0, konsorsium mikrob rizosfer R43 adalah Y = 98.73x + 49.37 dan konsorsium mikrob rizosfer R44 adalah Y = 54.07x + 32.44.
Komponen pertumbuhan
Inokulasi kombinasi konsorsium filosfer dan mikrob rizosfer berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi, yaitu peubah tinggi tanaman umur 30
dan 60 HST, jumlah anakan umur 60 HST, jumlah daun umur 90 HST, bobot segar dan bobot kering tanaman pada saat panen, tetapi tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah jumlah anakan umur 30 HST. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf
α 5 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Rata-rata tinggi tanaman cm, jumlah anakan batang, jumlah daun
helai, bobot segar g dan bobot kering g saat panen. Perlakuan
Tinggi tan. 30 HST
Tinggi tan. 60 HST
∑ anakan 30 HST
∑ anakan 60 HST
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 F2R2 Fs2 + R43
F2R3 Fs2 + R44 F3R1 Fm48 + R15
F3R2 Fm48 + R43 F3R3 Fm48 + R44
50.200e 57.517a
53.167cd 52.617cd
53.383cd 53.750bcd
54.250bcd 52.000ed
54.600bc 55.850ab
71.383b 71.600b
72.150b 71.617b
77.217a 71.883b
70.917b 74.100ab
72.983ab 75.967ab
9.333a 9.667a
10.667a 10.667a
11.000a 10.333a
11.333a 10.167a
9.167a 10.000a
11.500b 15.833ab
15.500ab 16.000ab
16.000ab 15.667ab
18.833a 19.167a
17.500a 15.667ab
Perlakuan ∑ daun
60 HST Bobot
segar Bobot
kering F0R0 kontrol
F1R1 Fs25 + R15 F1R2 Fs25 + R43
F1R3 Fs25 + R44 F2R1 Fs2 + R15
F2R2 Fs2 + R43 F2R3 Fs2 + R44
F3R1 Fm48 + R15 F3R2 Fm48 + R43
F3R3 Fm48 + R44 48.000b
69.833a 66.333a
57.667ab 64.833ab
59.167ab 67.333a
69.000a 57.167ab
57.500ab 138.510b
159.500ab 158.080ab
141.890b 207.430a
156.500ab 176.620ab
187.020ab 171.190ab
156.960ab 27.506abc
29.316abc 27.264abc
23.290c 37.312a
25.586bc 35.582ab
36.388ab 28.500abc
32.987abc
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05.,HST = hari sesudah tanam, Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq., Fs2 = konsorsium filosfer
daun sedang Ageratum cnyzoides L.,Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy.,R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L.,R43 = konsorsium rizosfer
Eupatorium odoratum L.,R44 = konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Inokulasi kombinasi konsorsium tidak konsisten pengaruhnya terhadap pertumbuhan fase vegetatif tanaman padi. Meskipun pengaruhnya terhadap
pertumbuhan sangat variatif, semua perlakuan berbeda nyata dengan kontrol, kecuali peubah bobot segar tanaman.
Komponen hasil
Tabel 11. Rata-rata jumlah anakan produktif, bobot segar malai, jumlah biji bernas, bobot biji per rumpun dan bobot 1000 biji pada saat panen
Perlakuan Jumlah
anakan produkrif
Bobot segar
malai g Jumlah
biji bernas butir
Bobot biji per
rumpun g Bobot
1000 biji g
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 F2R2 Fs2 + R43
F2R3 Fs2 + R44 F3R1 Fm48 + R15
F3R2 Fm48 + R43 F3R3 Fm48 + R44
5.6667b 7.3333ab
8.5000a 7.5000ab
7.6667ab 8.5000a
8.8333a 9.1667a
8.5000a 6.8333ab
17.674b 20.510ab
23.919a 21.549ab
22.734ab 23.218ab
25.220a 26.432a
25.264a 19.949ab
446.50d 607.67bcd
675.50abc 611.83bcd
669.83abc 673.00abc
666.50abc 832.50a
814.67bc 588.67cd
10.478c 17.623b
19.643ab 17.742b
19.844ab 20.200ab
19.467ab 25.313a
24.780a 18.008b
23.466b 29.002a
29.079a 28.998a
29.625a 30.015a
29.208a 30.406a
30.418a 30.959a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05., Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq.Fs2 = konsorsium filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides L.,
Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy., R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L., R43 = konsorsium rizosfer Eupatorium odoratum L., R44 =
konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Inokulasi kombinasi konsorsium berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, bobot segar malai, jumlah biji bernas, bobot biji per rumpun,
kecuali bobot 1000 biji pada saat panen. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf α 5 disajikan pada Tabel 11. Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15
meningkatkan hasil tanaman padi lebih baik dibanding dengan perlakuan lainnya, kecuali bobot 1000 biji dan berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol.
Analisis kandungan klorofil
Perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil daun
tanaman padi. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf α 5 disajikan pada Tabel 12. Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15
meningkatkan kandungan klorofil lebih banyak pada daun tanaman padi dan berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol.
Tabel 12. Rata-rata jumlah klorofil a, klorofil b dan total klorofil Perlakuan
Klorofil a mgg
Klorofil b mmg
Total klorofil mmg
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 F2R2 Fs2 + R43
1.8072b 2.2057ab
2.3259ab 2.4202ab
2.7188a 2.7691a
0.7042b 0.9990ab
0.9043ab 0.9519ab
1.0937a 1.0765a
2.5114b 3.5306ab
3.2302ab 3.3721ab
3.8124 a 3.8456 a
F2R3 Fs2 + R44 F3R1 Fm48 + R15
F3R2 Fm48 + R43 F3R3 Fm48 + R44
2.6874a 2.8932a
2.7908a 2.6506a
1.0514a 1.1430a
1.1247a 1.0611ab
3.7389a 4.0362a
3.9155a 3.7117a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. , Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq.,Fs2 = konsorsium filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides L.,Fm48 = konsorsium
filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy.,R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L.,R43 = konsorsium rizosfer Eupatorium odoratum L.,R44 = konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Analisis total populasi mikrob pada media tanam
Inokulasi kombinasi konsorsium berpengaruh nyata terhadap total mikrob pada media tanam
tanaman padi. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf α 5 disajikan pada Tabel 13. Inokulasi kombinasi konsorsium Fs25 dan R43
mengandung total mikrob lebih banyak pada media tumbuh, meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali dengan kontrol.
Tabel 13. Rata-rata total mikrob pada media tanam Perlakuan
Total mikrob pada media tanam 10
-6
Spk F0R0 kontrol
F1R1 Fs25 + R15 F1R2 Fs25 + R43
F1R3 Fs25 + R44 F2R1 Fs2 + R15
F2R2 Fs2 + R43 F2R3 Fs2 + R44
F3R1 Fm48 + R15 F3R2 Fm48 + R43
F3R3 Fm48 + R44 10.67b
34.17ab 48.17a
27.00ab 35.17ab
33.33ab 31.50ab
41.33ab 37.17ab
38.50ab
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. , Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq.,Fs2 = konsorsium filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides
L.,Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy.,R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L.,R43 = konsorsium rizosfer Eupatorium odoratum L.,R44 =
konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.,Spk = satuan pembentuk koloni.
Analisis kandungan dan serapan hara Kandungan hara N pada media tanam dan serapan hara N pada akar dan
tajuk
Inokulasi kombinasi konsorsium tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan hara N pada media tanam dan serapan hara N pada akar, tetapi
berpengaruh nyata terhadap serapan hara N pada tajuk. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf α 5 disajikan pada Tabel 14.
Inokulasi kombinasi Fm48 dan R15 meningkatkan penyerapan hara lebih banyak dibanding perlakuan lainnya, meskipun tidak berbeda nyata dibanding
dengan perlakuan lainnya, kecuali perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium Fs25 dan R44.
Tabel 14. Rata-rata kandungan hara N pada media tanam, serapan hara N pada akar dan serapan hara N pada tajuk
Perlakuan
Hara N pada media tanam
Serapan hara N pada
akar g Serapan
hara N pada tajuk g
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 F2R2 Fs2 + R43
F2R3 Fs2 + R44 F3R1 Fm48 + R15
F3R2 Fm48 + R43 F3R3 Fm48 + R44
0.09290a 0.10217a
0.10680a 0.10680a
0.10217a 0.11607a
0.10680a 0.15323a
0.14860a 0.14857a
0.04483a 0.07637a
0.05490a 0.04980a
0.06867a 0.03730a
0.06827a 0.06730a
0.06180a 0.05330a
0.08157ab 0.09760ab
0.08157ab 0.07933b
0.12587ab 0.09150ab
0.09590ab 0.13967a
0.08827ab 0.11463ab
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. , Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq., Fs2 = konsorsium filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides L.
Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy.,R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L.,R43 = konsorsium rizosfer Eupatorium odoratum L.,R44 =
konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Kandungan hara P pada media tanam dan serapan hara P pada akar dan tajuk
Inokulasi kombinasi konsorsium berpengaruh nyata terhadap kandungan hara P pada media tanam, serapan hara P pada akar dan serapan hara P pada
tajuk. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf α 5 disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Rata-rata kandungan hara P pada media tanam, serapan hara P pada
akar dan serapan hara P pada tajuk Perlakuan
Hara P pada media tanam
Serapan hara P pada
akar g Serapan
hara P pada tajuk g
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 F2R2 Fs2 + R43
F2R3 Fs2 + R44 F3R1 Fm48 + R15
F3R2 Fm48 + R43 F3R3 Fm48 + R44
3.39390d 4.28420c
4.67360bc 5.23000ab
4.06160c 4.28420c
5.11880ab 4.61800bc
4.72930bc 5.67510a
0.012933b 0.013267b
0.013033b 0.011867b
0.016667ab 0.012800b
0.020867a 0.019033ab
0.018867ab 0.014733ab
0.026367bc 0.026033bc
0.025533bc 0.021900c
0.039600a 0.024900bc
0.033567abc 0.036867ab
0.026033bc 0.032433abc
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05.,Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq.,Fs2 = konsorsium filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides L.
Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy.,R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L.,R43 = konsorsium rizosfer Eupatorium odoratum L.,R44 =
konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R44 mengandung hara P lebih banyak pada media tanam. Perlakuan inokulasi kombinasi konsorsium Fs2 dan
R44 menyerap lebih banyak hara P pada akar dan inokulasi kombinasi konsorsium Fs2 dan R15 menyerap hara P lebih banyak pada tajuk.
Serapan hara K pada media tanam dan serapan hara K pada akar dan serapan hara K pada tajuk
Inokulasi kombinasi konsorsium berpengaruh nyata terhadap serapan hara K pada akar dan tajuk tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan hara K
pada media tanam . Hasil uji lanjut DMRT pada taraf α 5 disajikan pada
Tabel 16. Inokulasi kombinasi konsorsium Fs2 dan R44 menyerap hara K lebih
banyak pada akar dan inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 menyerap hara K lebih banyak pada tajuk.
Tabel 16. Rata-rata kandungan hara K pada media tanam, serapan hara K pada akar dan serapan hara K pada tajuk
Perlakuan Hara K pada
media tanam me100 g
Serapan Hara K pada
akar Serapan
hara K pada tajuk
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 F2R2 Fs2 + R43
F2R3 Fs2 + R44 F3R1 Fm48 + R15
F3R2 Fm48 + R43 F3R3 Fm48 + R44
0.05667a 0.06333a
0.07000a 0.06667a
0.06000a 0.05667a
0.06667a 0.06000a
0.07000a 0.08333a
0.61660b 0.36880bc
0.50670bc 0.33380bc
0.77380ab 0.41590bc
1.11500a 0.29680bc
0.07360c 0.05740c
0.39930b 0.77420ab
0.41300b 1.01670ab
0.53840ab 0.87480ab
0.45480b 1.35110a
0.62380ab
1.00140ab
Keterangan : Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05. ,Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq.,Fs2 = konsorsium filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides L.
Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy.,R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L.,R43 = konsorsium rizosfer Eupatorium odoratum L.,R44 =
konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Uji eksopolisakarida
Hasil uji eksopolisakarida menunjukkan bahwa inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 mengandung lebih banyak mukoid pada medium
dibanding dengan perlakuan lainnya. Hasil uji eksopolisakarida disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Jumlah slime tebal mukoid yang terbentuk pada medium Perlakuan
Pengenceran 10
-3
10
-6
F0R0 kontrol F1R1 Fs25 + R15
F1R2 Fs25 + R43 F1R3 Fs25 + R44
F2R1 Fs2 + R15 1
3 1
F2R2 Fs2 + R43 F2R3 Fs2 + R44
F3R1 Fm48 + R15 F3R2 Fm48 + R43
F3R3 Fm48 + R44 2
1 13
1 1
1
Keterangan : Fs25 = konsorsium filosfer daun sedang Pterospermum celebicum Miq., Fs2 = konsorsium
filosfer daun sedang Ageratum cnyzoides L., Fm48 = konsorsium filosfer daun muda Elmerrillia ovalis Miq. Dandy., R15 = konsorsium rizosfer Physalis angulata L., R43 = konsorsium rizosfer
Eupatorium odoratum L., R44 = konsorsium rizosfer Cyathula prostata L. Blume.
Uji respon hipersensitif
Uji respon hipersensitif pada tanaman tembakau menunjukkan bahwa, konsorsium R15 berpotensi menyebabkan penyakit pada tanaman, yang ditandai
dengan terjadinya infeksi pada daun berwarna kuning. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Konsorsium Fs25 negatif Konsorsium Fs2 negatif
Konsorsium Fm48 negatif
Konsorsium R15 positif Konsorsium R43 negatif
Konsorsium R44 negatif
Kontrol positif Kontrol negatif
Uji Hipersensitif HR
Gambar 7. Uji reaksi hipersensitif konsorsium mikrob pada daun tanaman tembakau. Konsorsium R15 menunjukkan gejala nekrosis
Uji respon hipersensitif terhadap anggota konsorsium R15 pada tanaman tembakau menunjukkan bahwa, isolat R151, R152 dan R154 berpotensi
menyebabkan penyakit pada tanaman. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.
R151 R152
R153 R154
Gambar 8. Uji reaksi hipersensitif anggota konsorsium mikrob R15 pada daun tanaman tembakau. Isolat R151, R152 dan R154 menunjukkan
gejala nekrosis
Kemampuan konsorsium menghasilkan hormon tumbuh tanaman
Kedua konsorsium mikrob filosfer Fm48 dan mikrob rizosfer menghasilkan hormon tumbuh tanaman, seperti auksin, sitokinin dan giberelin, disajikan pada
Tabel 18. Kandungan hormon IAA konsorsium Fm48 dan R15 secara kuantitatif adalah sedang, sebaliknya kandungan giberelin konsorsium adalah tinggi.
Agustin et al. 2010 melaporkan kandungan IAA pada rizosfer jagung sebesar 67.30 ppm, kacang tanah 67.30 ppm dan karamunting 22.29 ppm. Hasil penelitian
Gusmaini et al. 2013, isolat bakteri endofit mengandung IAA 205.4
– 585.7 ppm dan giberelin 39
– 60 ppm. Tabel 18. Hasil uji kandungan hormon konsorsium mikrob filosfer dan
rizosfer Fitohormon
Konsorsium mikrob Filosfer Fm48 ppm
Rizosfer R15 ppm Auxin
- IAA
Sitokinin -
Zeatin -
Kinetin Giberelin
185.382 121.126
135.047 211.776
178.513 118.775
137.424 193.855
Keterangan : Fm48 = konsorsium mikrob filosfer Fm48 dari daun muda tumbuhan Elmerrillia ovalis Miq
Dandy, R15 = konsorsium mikrob rizosfer dari rizosfer tumbuhan Physalis angulata L.
Pembahasan
Inokulasi konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Pada pertumbuhan fase vegetatif tanaman
padi, inokulasi kombinasi konsorsium mikrob meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun dan bobot segar tanaman lebih baik dibanding
dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa, bahwa kombinasi kedua konsorsium mikrob, baik filosfer dan rizosfer mampu mendukung pertumbuhan tanaman
melalui kemampuan isolat anggota penyusunnya menambat N
2
, melarutkan P dan mensekresikan hormon tumbuh tanaman. Ketiga peran ini mampu memacu
pertumbuhan organ akar dan pucuk tanaman. Fitohormon yang disekresikan oleh mikrob berperan meregulasi pertumbuhan tanaman. Didukung oleh Hindersah dan
Tualar 2004, tanaman memenuhi kebutuhannya akan hormon melalui kemampuannya untuk mensintesis hormon atau mendapatkannya dari filosfer dan
rizosfer sebagai akibat dari aktivitas mikrob dalam mensintesis fitohormon. Pertumbuhan akar yang normal menjamin perkembangan tajuk yang normal. IAA
meningkatkan perkembangan dan pembelahan sel tanaman. IAA merangsang perkembangan akar dan memperbanyak bulu bulu akar tanaman padi Razis
Anas 2005. Hasil uji kemampuan konsorsium menghasilkan hormon tumbuh tanaman menunjukkan bahwa semua konsorsium mampu menghasilkan hormon
tumbuh tanaman berupa IAA, sitokinin dan giberelin. Inokulasi konsorsium mikrob tidak nyata meningkatkan bobot kering diduga akibat distribusi asimilat ke
organ tanaman. Tanaman yang lebih tinggi dan jumlah anakan yang banyak membutuhkan asimilat yang lebih banyak, sehingga bobot keringnya lebih rendah.
Pertumbuhan selanjutnya dipengaruhi oleh peran konsorsium mikrob filosfer, sehubungan dengan berkembangnya jumlah dan ukuran daun dan
meningkatnya eksudat akibat proses fotosistesis. Hal ini ditunjukkan bahwa perlakuan kombinasi konsorsium Fs2 dan R15 menghasilkan tinggi tanaman
lebih baik. Demikian pula hubungan dengan parameter jumlah anakan pada umur 60 HST, kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 menghasilkan jumlah anakan
lebih banyak. Hal ini diduga turut berperannya konsorsium mikrob filosfer dalam menambat N
2
dari udara. Selain itu, konsorsium mikrob rizosfer juga mendukung pertumbuhan tanaman melalui kemampuannya melarutkan P. Didukung oleh
pendapat Morris 2001, mikrob sebagai penghasil hormon berperan memacu pertumbuhan tanaman dan mikrob sebagai penambat N
2
berperan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Kombinasi konsorsium Fs2 dan R15 meningkatkan bobot segar dan bobot kering tanaman. Hal ini terjadi karena adanya dukungan antara konsorsium
mikrob filosfer dan rizosfer terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Kandungan klorofil pada organ daun ditentukan oleh besarnya pasokan unsur ke
dalam tanaman, baik melalui tanah maupun melalui daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil pada daun tanaman yang diinokulasikan
konsorsium mikrob lebih tinggi dibanding kontrol. Hal ini memperlihatkan adanya peran anggota penyusun konsorsium mikrob yang berfungsi sebagai
penambat N
2
baik filosfer maupun rizosfer, sehingga mampu memasok N lebih besar bagi tanaman. Peran nitrogen ini penting dalam proses fotosintesis, yaitu
memacu terbentuknya klorofil pada daun untuk menghasilkan asimilat Gardner et al. 1991. Rolfed dan Wienman 2001 menegaskan bahwa, mikrob berperan
dalam siklus N bakteri amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi dan mikrob mampu menambat N
2.
Klorofil pada daun sangat berperan dalam proses fotosintesis, karena berkaitan dengan pemanenan cahaya. Semakin banyak klorofil, semakin banyak
energi sinar matahari yang ditangkap dan dapat digunakan tanaman untuk fotosintesis Gardner et al. 1991, dengan meningkatnya laju fotosintesis maka
semakin tinggi pula pembentukan bahan kering yang terbentuk dari proses metabolisme. Rangkaian proses ini selanjutnya akan menentukan pertumbuhan
dan hasil bagi tanaman padi. Selain itu, peran mikrob pelarut P memegang peran penting dalam mensuplai P tersedia bagi tanaman. Saraswati et al. 2007
menyatakan bahwa mikrob melepaskan senyawa organik yang mampu mengkelat logam yang mengikat P menjadi tersedia bagi tanaman. Fosfor merupakan
komponen struktural dari sejumlah senyawa penting, seperti molekul pentransfer energi ADP dan ATP, NAD, NADPH dan senyawa sistem informasi genetik
DNA dan RNA, untuk membran sel fosfolipid dan fosfoprotein Gardner et al. 1991. Mikrob menghasilkan asam-asam organik seperti asam formiat, asetat,
propionate, laktat, glikolat, fumarat, tartat, suksinat dan sitrat. Asam organik tersebut dapat melarutkan bentuk bentuk fosfat yang sukar larut menjadi bentuk
tersedia bagi tanaman Rao 1982; Whitelaw 1999.
Kehadiran mikrob pada media tanam mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi populasi mikrob pada media tanam, semakin baik pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman. Media tanam yang diinokulasi dengan konsorsium Fm48 dan R15 dengan konsorsium Fs25 dan R43 mengandung
populasi mikrob paling tinggi. Mikrob pada media tanam akan berinteraksi dengan tanaman dan menghasilkan nutrisi bagi tanaman. Didukung oleh pendapat
Ristiati et al. 2008, mikrob tanah dapat berfungsi sebagai agen biokemik dalam pengubahan senyawa organik yang kompleks menjadi senyawa anorganik
mineralisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total mikrob pada tanah yang diberikan konsorsium mikrob lebih besar dibanding kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa mikrob yang yang diinokulasikan dapat hidup dan berkembang pada media tumbuh tanah, yang pada gilirannya berpotensi membantu proses pertumbuhan
tanaman.
Hasil tanaman padi yang dicapai dalam percobaan ini menunjukan bahwa kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 menghasilkan jumlah anakan produktif,
bobot segar malai, jumlah biji bernas, bobot biji per tanaman lebih tinggi. Selain itu, kombinasi kedua konsorsium menghasilkan persentase biji hampa lebih
rendah dan bobot 1000 biji yang paling tinggi, meskipun tidak berbeda nyata. Tanaman memperoleh hara dari mikrob penyusun konsorsium terutama unsur N.
Sejalan dengan pendapat Gardner et al. 1991, nitrogen merupakan bahan penyusun asam amino, amida, basa bernitrogen seperti purin dan protein serta
bahan penyusun klorofil. Defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel serta mengganggu proses pertumbuhan yang menyebabkan tanaman kerdil,
menguning dan berkurangnya berat kering hasil panen. Kemampuan mikrob mensekresikan hormon mampu memacu semua pertumbuhan awal tanaman, baik
arsitekstur akar maupun menginisiasi pemunculan pucuk daun muda Egamberdieva 2008. Konsorsium mikrob mendukung pertumbuhan fase
vegetatif lebih baik. Hal ini dapat terlihat hubungannya dengan hasil tanaman.
Pertumbuhan awal akan mendukung pertumbuhan fase generatif yang tetap dipengaruhi peran konsorsium mikrob.
Analisis kandungan hara pada media tanam dan analisis serapan hara pada akar dan tajuk memberikan gambaran tentang ketersediaan hara di tanah dalam
kaitannya dengan kemampuan tanaman menyerap hara tersebut untuk proses metabolismenya. Hara yang tersedia di tanah diharapkan mampu dimanfaatkan
oleh tanaman, dengan demikian semakin tinggi kandungan hara di tanah semakin tinggi hara yang diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Besarnya serapan hara pada tanaman yang diinokulasikan konsorsium diharapkan lebih meningkat, akibat adanya peran mikrob membantu tanaman
mensuplai hara seperti N dan P. Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 tidak nyata pengaruhnya terhadap kandungan hara N pada media tanam dan
serapan hara N pada akar, tetapi meningkatkan serapan hara N pada tajuk. Inokulasi kombinasi konsorsium Fm48 dan R15 meningkatkan serapan hara N
pada tajuk lebih baik dibanding perlakuan lainnya. Hal ini menggambarkan peran konsorsium mikrob filosfer Fm48 memiliki anggota penyususn yang mampu
menambat N
2
dari udara dan mamasok kebutuhan N bagi tanaman. Inokulasi kombinasi konsorsium mikrob nyata pengaruhnya terhadap
ketersediaan hara P pada media tanam, serapan hara P pada akar dan tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan P pada media tanam yang tinggi
selaras dengan tingginya P yang diserap oleh akar dan tajuk. Serapan hara P pada akar yang lebih tinggi ditunjukkan oleh perlakuan inokulasi kombinasi
konsorsium Fm48 dan R15, menjadi indikator adanya peran konsorsium mikrob rizosfer menambat N
2
dari udara. Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi antara inokulasi konsorsium mikrob filosfer dan mikrob rizosfer dengan
meningkatnya total populasi mikrob pada media tanam. Meningkatnya kandungan klorofil pada daun dan meningkatnya serapan hara pada akar dan tajuk.
Unsur K berperan sebagai katalisator, sehingga kehadiran unsur K akan meningkatkan penyerapan unsur N dan P. Selain itu, unsur K sangat mobil dan
berada di seluruh jaringan tanaman sesuai dengan perannya. Ada korelasi antara tingginya unsur N dan P pada akar dan tajuk tanaman diikuti dengan tingginya
unsur K pada organ tersebut. Hal ini ditunjukkan pada perlakuan inokulasi konsorsium Fm48 dan R15. Serapan hara K pada tajuk lebih tinggi dibanding
perlakuan lainnya, menggambarkan bahwa aktivitas metabolisme tanaman pada daun sangat tinggi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kalium terutama berfungsi sebagai aktivator suatu enzim atau kofaktor sekitar 46 enzim Gardner et al. 1991; Salisbury Ross 1992.
Uji eksopolisakarida menunjukkan bahwa perlakuan inokulasi konsorsium Fm48 dari dan R15 membentuk mukoid lebih banyak. Anggota penyusun
konsorsium mikrob rizosfer tersebut mampu menghasilkan senyawa organik berupa eksopolisakarida. Menurut Laksmita 2011, eksopolisakarida bakteri
dapat berinteraksi dengan partikel tanah melalui pembentukan jembatan polimer, sehingga memiliki peran dalam pembentukan mikroagregat tanah. Adanya
eksopolisakarida mampu meningkatkan kemampuan pembentukan agregat tanah Lynch Elliot 1988 dan melindungi mikrob dari berbagai cekaman lingkungan.
Uji respon hipersensitif menunjukkan bahwa semua konsorsium mikrob filosfer dan mikrob rizosfer tidak menunjukkan gejala nekrosis bercak kuning
pada daun tembakau, kecuali konsorsium R15 menunjukkan adanya nekrosis.
Selanjutnya, uji respon hipersensitif terhadap isolat anggota penyusun konsorsium R15 menunjukkan, isolat R151, R152 dan R154 menunjukkan
gejala nekrosis. Konsorsium R15 berpotensi menyebabkan penyakit bagi tanaman, namun tidak menyebabkan penyakit pada tanaman padi. Ahmad et al. 2001
melaporkan bahwa, kemampuan bakteri patogen menghasilkan respon hipersensitif tanaman bukan inang berkorelasi dengan kemampuan bakteri
tersebut menyebabkan penyakit pada tanaman inang yang rentan.
Simpulan
Kombinasi konsorsium mikrob filosfer dan rizosfer efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Kombinasi konsorsium Fm48 dari daun
muda tumbuhan Elmerrilia ovalis Miq. Dandy dengan konsorsium R15 dari rizosfer tumbuhan Physalis angulata L. paling efektif meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
Kombinasi konsorsium mikrob filosfer Fm48 dan rizosfer R15 mampu menghasilkan mukoid eksopolisakarida pada medium. Konsorsium mikrob
rizosfer R15 berpotensi menyebabkan penyakit pada tanaman tetapi tidak menyebabkan penyakit terrhadap tanaman padi. Kedua konsorsium mampu
mensekresikan hormon tumbuh tanaman.