Metode pengoperasian purse seine

4 Alat bantu penangkapan Dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan, nelayan purse seine di Sibolga menggunakan alat bantu fish finder,lampu dan rumpon. Fish finder digunakan untuk mencari daerah gerombolan ikan yang terdapat di perairan. Lampu digunakan untuk menarik perhatian ikan agar terkonsentrasi dan berkumpul pada suatu catchable area. Lampu sangat efektif digunakan pada malam hari, karena tingkah laku ikan yang hidup pada daerah permukaan ikan pelagis memiliki sifat phototaksis positif yang berarti bahwa ikan-ikan pelagis akan terpengaruh dengan adanya cahaya. Jadi ikan-ikan yang masih jauh berada dari catchable area akan mendekat menuju tempat sumber cahaya. Rumpon juga memiliki fungsi yang sama dengan lampu yaitu untuk mengumpulkan ikan pada suatu catchable area. Umumnya rumpon digunakan pada siang hari.

5.1.2. Metode pengoperasian purse seine

Sebelum melakukan kegiatan penangkapan, para nelayan terlebih dahulu mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama operasi penangkapan mulai berangkat dari fishing base menuju fishing ground dan kembali ke fishing base. Nelayan yang ada di Sibolga tidak memiliki suatu daerah fishing ground tertentu tetapi mereka mendeteksi suatu gerombolan ikan berdasarkan fish finder. Tetapi berdasarkan pengalaman, mereka sudah bisa melihat bahwa dalam suatu perairan tertentu banyak terdapat ikan. Hal ini ditandai dengan adanya tanda- tanda alam seperti terdapat burung camar di atas permukaan perairan, adanya buih di tengah-tengah perairan. Apabila tanda-tanda alam tersebut sudah ditemukan, maka nelayan akan bersiap-siap untuk melakukan setting penurunan alat tangkap ke perairan. Untuk mengumpulkan ikan yang masih jauh dari daerah catchable area maka lampu dinyalakan sekitar 40 menit. Setelah ikan mulai terkumpul, secara perlahan-lahan lampu akan dipadamkan. Setelah dilakukan pemadaman lampu barulah dilakukan setting. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan setting adalah arah renang dan kecepatan renang dari ikan tersebut. Penentuan ini harus cepat ditentukan mengingat ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan pelagis yang memiliki kemampuan renang yang cepat. Kemampuan renang ikan yang cepat itu bertujuan untuk bisa memburu mangsa serta untuk menghindarkan diri dari predator. Apabila kegiatan setting telah selesai dilakukan, barulah tali kolor ditarik, sehingga bagian bawah dari jaring tersebut mengkerucut sehingga ikan akan terkumpul pada bagian kantong dari jaring. Ikan-ikan yang terdapat pada kantong tersebut diangkat dengan menggunakan serok ke atas kapal, kemudian dimasukkan ke dalam palka. Apabila hasil tangkapan sudah mencukupi ± 2 ton, maka kegiatan penangkapan tidak akan dilakukan lagi. Tetapi jika hasil tangkapan masih dirasa kurang, maka dicari fishing ground yang baru dan dilakukan setting lagi. Setelah kegiatan penangkapan selesai baru kembali menuju fishing base. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Metode pengoperasian purse seine 42 Mulai Fishing base Mencari fishing ground Tiba di Fishing ground Penyalaan lampu ± 1 jam Pemadaman lampu secara bertahap ± 30 menit Setting ± 1 jam Hauling ± 1 jam Pengangkatan hasil tangkapan Penanganan hasil tangkapan Kurang ± 2 ton ? Selesai Ya Tidak 5.2.Aspek Biologi Aspek biologi ini digunakan untuk melihat tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan, sehingga menghasilkan jumlah hasil tangkapan yang maksimum dan berkelanjutan tanpa merusak kelestarian sumberdaya ikan. Oleh karena itu perlu diketahui nilai maximum sustainable yield MSY yang menunjukkan jumlah potensi lestari yang boleh ditangkap, sehingga tidak menyebabkan terjadinya kerusakan terhadap sumberdaya yang ada. Pada aspek biologi ini, yang akan dibahas adalah mengenai hasil tangkapan dan fungsi produksi lestari ikan pelagis kecil. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan data tentang produksi serta upaya penangkapan effort serta CPUE dari beberapa jenis alat tangkap yang menangkap ikan pelagis kecil di perairan laut Sibolga. Data tersebut berupa data time series lima tahun terakhir yaitu tahun 2000-2004. Perkembangan produksi, effort dan CPUE dapat dilihat pada Gambar 10serta Lampiran 5 dan 6. Perkembangan produksi, upaya penangkapan effort dan CPUE tahun 2000-2004 berfluktuasi dan cenderung menurun. Produksi ikan pelagis kecil paling tinggi di Sibolga terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 32.087,4 ton, dengan jumlah CPUE sebesar 1, 47 tontrip. Produksi terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 16.3999 ton tahun dengan nilai CPUE sebesar 0,9 tontrip. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun P r o d u k s i t o n t E ff o r t t r ip 0.5 1 1.5 2 C P U E to n t r CPUE tontrip Produksi tonthn Total effort Gambar 10. Perkembangan produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil, upaya penangkapan effort serta CPUE dari gabungan alat tangkap ikan pelagis kecil di kota Sibolga tahun 2000-2004. 43 Nilai CPUE tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 1,53 tontrip dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2003, yaitu sebesar 0,9 tontrip. Jumlah total produksi ikan pelagis kecil yang ditangkap oleh gabungan seluruh alat tangkap selama lima tahun adalah sebesar 125.904,2 ton, dengan rata-rata produksi untuk setiap tahunnya sebesar 25.180,84 ton tahun Untuk dapat mengetahui lebih jelas tentang kecenderungan produktivitas dari gabungan seluruh alat tangkap, harus diketahui hubungan antara CPUE dengan effort. Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan effort dapat digambarkan pada Gambar 11. y = -0.0052x + 1206.5 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 Effor t tr ip C P U E K g t r Hub. CPUE dan Ef f ort Garis trend Gambar 11. Hubungan antara CPUE dengan effort untuk penangkapan ikan pelagis kecil dari gabungan alat tangkap di perairan laut Sibolga tahun 2000-2004. CPUE merupakan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya effort. Hubungan antara kedua parameter tersebut memiliki korelasi negatif, yang berarti semakin tinggi jumlah effort maka akan menyebabkan penurunan nilai CPUE. Nilai produksi maksimum lestari C MSY ikan pelagis dengan menggunakan alat tangkap yang telah distandarisasi adalah sebesar 70.200,36 tontahun. Nilai ini menunjukkan tingkat produksi maksimum lestari ikan pelagis yang boleh ditangkap di perairan laut Sibolga. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program MAPLE 8 dapat pula diketahui upaya penangkapan yang optimum E MSY yaitu sebesar 116.366 triptahun. Upaya 44 penangkapan tersebut merupakan gabungan dari beberapa jenis alat tangkap yang terdiri dari purse seine, bagan perahu, jaring insang hanyut dan jaring insang tetap Hubungan kuadratik antara upaya penangkapan ikan dengan produksi ikan pelagis di perairan laut Sibolga dari gabungan alat tangkap dapat dilihat pada Gambar 12. 2002 2000 2003 2004 2001 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000 220000 240000 Effort Trip P r o d u k si to n Gambar 10. Hubungan antara hasil tangkapan ikan pelagis kecil dengan upaya penangkapan effort dari gabungan seluruh alat tangkap di perairan laut Sibolga. Berdasarkan Gambar 12 terlihat bahwa hubungan antara upaya penangkapan purse seine dengan hasil tangkapan ikan pelagis membentuk parabola sempurna fungsi kuadratik yang berarti bahwa setiap adanya penambahan tingkat upaya penangkapan E akan menghasilkan jumlah hasil tangkapan C yang bertambah pula sampai mencapai titik maksimum. Tetapi apabila terjadi penambahan upaya yang terus menerus berlanjut setelah melampaui titik maksimum tersebut, maka akan terjadi penurunan hasil tangkapan.

5.2.1 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan DPI