Aspek Biologi Musim dan Daerah Penangkapan Ikan

Penurunan jumlah upaya penangkapan yang terjadi sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, telah memberikan dampak yang besar terhadap penurunan jumlah hasil tangkapan. Kurangnya upaya untuk melakukan penangkapan ikan pada tahun tersebut disebabkan karena pada tahun 2002-2004 terjadi krisis ekonomi di negara kita yang dicirikan dengan semakin meningkatnya harga-harga kebutuhan bahan pokok, biaya tenaga kerja serta biaya operasional untuk melakukan penangkapan ikan. Berhubung karena biaya operasional yang tinggi tentu para nelayan mengurangi jumlah upaya penangkapan, akibatnya hasil tangkapan menurun. Menurunnya jumlah hasil tangkapan catch, mungkin juga disebabkan karena tidak optimumnya penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan. Faktor-faktor produksi tersebut meliputi panjang jaring, kekuatan mesin, jumlah lampu dan lain-lain. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan tentang hubungan antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah hasil tangkapan.

6.2 Aspek Biologi

Jumlah produksi purse seine pada kondisi aktual adalah sebesar 13.471 tontahun. Jumlah produksi tersebut belum mencapai tingkat yang optimal. Jumlah produksi tersebut masih jauh di bawah jumlah produksi purse seine pada tingkat MSY yaitu sebesar 37.555 tontahun. Untuk meningkatkan jumlah produksi tersebut sebaiknya dilakukan penambahan jumlah armada yang diikuti dengan peningkatan faktor-faktor produksi. Cara lain yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan mengoptimumkan kegiatan penangkapan ikan pada saat musim puncak serta mencari daerah-daerah yang potensial untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan. Jumlah upaya effort optimum dalam memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan laut Sibolga adalah sebanyak 116.366 triptahun. Jumlah effort tersebut merupakan jumlah upaya dari keseluruhan alat tangkap. Dari jumlah tersebut alat tangkap purse seine memiliki kuota sebanyak 62.254 triptahun sekitar 53,50 . Sedangkan sisanya merupakan kuota untuk alat tangkap bagan perahu 35,05 , jaring insang hanyut 0,99 dan jaring insang 57 tetap 10,46 . Jumlah produksi purse seine pada kondisi aktual baru mencapai 12.502 triptahun, oleh karena itu masih terbuka peluang untuk memanfaatkan potensi laut Sibolga dengan melakukan penambahan jumlah alat serta upaya untuk mencapai nilai tersebut. Penambahan jumlah armada harus diatur dan dikelola dengan baik agar tidak menyebabkan terjadinya over fishing.

6.3 Musim dan Daerah Penangkapan Ikan

Musim penangkapan ikan di perairan laut Sibolga dikelompokkan menjadi tiga musim berdasarkan banyaknya hasil tangkapan. Musim tersebut meliputi musim puncak, sedang dan paceklik. Agar jumlah hasil tangkapan yang diperoleh semakin meningkat, disarankan kepada para nelayan untuk lebih mengoptimumkan kegiatan penangkapan ikan pada saat musim puncak. Jenis atau spesies ikan yang dominan tertangkap pada setiap musim kemungkinan berbeda-beda, tergantung pada musim pemijahan dan tingkah laku migrasi setiap spesies ikan yang bersangkutan. Pada umumnya produksi hasil tangkapan ikan pelagis dengan purse seine di perairan laut Sibolga cenderung menurun, namun ada pula jenis-jenis ikan yang mengalami peningkatan produksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui pola musim penangkapan setiap spesies ikan di perairan Sibolga. Faktor-faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah hasil tangkapan adalah karena tempat keberadaan ikan itu sendiri. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan para nelayan di Sibolga, bahwa ikan-ikan pelagis kecil yang umumnya berada di sekitar perairan pantai, sekarang sudah sulit untuk mendapatkannya di sekitar pantai. Keberadaan ikan tersebut sekarang sudah jauh berada di tengah perairan. Oleh karena itu, untuk mengeksplotasi sumberdaya ikan tersebut harus membutuhkan biaya yang lebih besar mengingat keberadaan ikan pelagis tersebut yang sudah semakin jauh. Agar jumlah hasil tangkapan yang diperoleh meningkat, waktu dan biaya yang dibutuhkan lebih efisien, sebaiknya para nelayan mengetahui tempat-tempat yang potensial untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan. Walaupun kapal-kapal purse seine yang ada di Sibolga sudah memiliki fish finder yang berguna untuk mendeteksi gerombolan ikan, tetapi dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan mereka tidak memiliki fishing 58 ground tertentu untuk dijadikan tempat menangkap ikan, dengan kata lain nelayan masih kesulitan mencari tempat yang baik untuk melakukan penangkapan. Oleh karena itu disarankan kepada pemerintah setempat agar dapat mensosialisasikan tempat-tempat yang baik untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan kepada nelayan. Pada umumnya nelayan purse seine yang ada di Sibolga menggunakan rumpon dan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan agar berada pada suatu catchable area. Rumpon digunakan apabila kegiatan penangkapan ikan dilakukan pada siang hari, sedangkan lampu digunakan pada malam hari. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan nelayan purse seine di Sibolga dapat diketahi bahwa jumlah hasil tangkapan lebih banyak diperoleh dengan menggunakan cahaya lampu. Namun demikian, keunggulan, kelemahan dan dampak yang ditimbulkan oleh kedua jenis teknologi ini belum dapat diperoleh dalam penelitian ini. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kedua teknologi tersebut terhadap perikanan purse seine.

6.3 Aspek Bio-ekonomi