Analisis Kelayakan Purse Seine

ini masih jauh berada di bawah jumlah effort pada kondisi MEY yaitu sebesar 42.905 triptahun dengan total produksi sebesar 33.927 tontahun. Nilai ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan purse seine masih jauh di bawah nilai MEY. Apabila upaya penangkapan terus ditingkatkan, maka jumlah keuntungan yang diperoleh akan terus bertambah sampai mencapai Rp 107.025,75 juta. Apabila jumlah upaya yang dilakukan telah melewati jumlah effort MEY maka usaha purse seine tidak lagi memperoleh keuntungan pada saat open acces. Untuk memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis kecil agar tetap lestari harus diperhatikan jumlah alat tangkap serta upaya yang optimum agar dapat menghasilkan jumlah keuntungan yang maksimum pula. Walaupun sumberdaya ikan memiliki kemampuan rekrutmen, namun apabila dilakukan penambahan jumlah effort yang meningkat tajam setiap tahunnya, hingga pada kondisi open acces maka akan berdampak pada jumlah stok dan hasil tangkapan yang menurun sehingga pendapatan para nelayan akan berkurang pula. Pada kondisi open acces tidak ada batasan bagi nelayan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan yang ada di laut. Jika ditinjau dari segi ekonomi pengusahaan sumberdaya pada kondisi open acces tidak lagi menguntungkan karena keuntungan komparatif sumberdaya akan terkuras habis. Oleh karena sifat dari pemanfaatan sumberdaya ikan yang open acces maka nelayan akan cenderung mengembangkan jumlah armada penangkapannya maupun tingkat upaya untuk mendapatkan hasil yang sebanyak- banyaknya. Secara ekonomi hal ini tidak efisien karena keuntungan yang diperoleh lama kelamaan akan berkurang atau bahkan tidak memperoleh keuntungan sama sekali. Agar kegiatan usaha penangkapan ikan tidak mengalami open acces sebaiknya pemerintah memberlakukan suatu kebijakan tentang batasan jumlah alat tangkap yang diizinkan beroperasi di Sibolga.

6.5 Analisis Kelayakan Purse Seine

Hasil analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa usaha perikanan purse seine di Sibolga layak untuk diteruskan. Akan tetapi jika dilihat dari jumlah pendapatan nelayan khususnya ABK dengan sistem bagi hasil 60 : 40, dimana penghasilan paling rendah yang diperoleh ABK dengan posisi paling rendah adalah sebesar Rp. 7.870.135. Dengan penghasilan tersebut sebagian nelayan 60 belum mendapatkan kehidupan yang sejahtera, walaupun jumlahnya lebih besar daripada upah minimum kabupatenkota yang berjumlah Rp. 6.000.000tahun. Mengingat besarnya resiko, tenaga, waktu serta penderitaan yang dialami oleh para nelayan dalam memperoleh hasil tangkapan, jumlah tersebut terasa masih kurang. Untuk meningkatkan pendapatan para ABK tersebut hendaknya sistem bagi hasil yang selama ini 60 : 40 ditingkatkan lagi untuk para nelayan. Selain itu juga, hendaknya harga ikan yang menjadi hasil tangkapan para nelayan agar ditingkatkan lagi. Untuk melihat jumlah pendapatan yang diperoleh ABK pada beberapa skenario dalam sistem pembagian keuntungan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Skenario beberapa sistem pembagian keuntungan antara pemilik usaha purse seine dengan ABK Sistem Bagi Hasil KeuntunganPendapatan Pemilik Usaha ABK Pemilik Usaha Rpthn ABK Rporgthn 60 40 218.396.250 7.870.135 55 45 200.196.562 8.853.902 50 50 181.996.875 9.837.668 45 55 163.797.187 10.821.435 Berdasarkan Tabel 6, disarankan agar sistem pembagian keuntungan antara pemilik usaha dengan para ABK ditingkatkan menjadi 50 : 50. Dengan sistem bagi hasil tersebut para nelayan ABK, sudah memperoleh pendapatan yang lebih baik, dimana posisi paling rendah sudah memperoleh penghasilan sebesar Rp 9.837.668orangtahun. Jika dilihat dari pendapatan yang diperoleh pemilik usaha purse seine, jumlah tersebut terasa masih wajar, karena pemilik usaha tersebut masih bisa mendapatkan jumlah keuntungan sebesar Rp 181.996.875,-tahun.

6.6 Alokasi Unit Penangkapan Ikan