32
Bulk Density Kedalaman 10-20 cm
0.8 0.9
1 1.1
1.2
1 2
3 4
Dosis Kompos tonha B
u lk
D e
n si
ty g
r c
m 3
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 15 Grafik pengaruh kompos terhadap bulk density pada kedalaman 10-20 cm
Bulk Density Kedalaman 20-30 cm
0.8 0.9
1 1.1
1.2
1 2
3 4
Dosis Kompos tonha B
u lk
D e
n si
ty g
r c
m 3
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 16 Grafik pengaruh kompos terhadap bulk density pada kedalaman 20-30 cm
3. Tahanan Penetrasi
Hasil pengukuran tahanan penetrasi setelah panen menunjukkan bahwa perlakuan intensitas lintasan roda traktor menunjukkan pengaruh nyata terhadap
tahanan penetrasi tanah tetapi untuk perlakuan pemberian kompos ternyata tidak memberikan pengaruh yang nyata Lampiran 7. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kusuma 1998 yang menyatakan bahwa perlakuan lintasan secara umum meningkatkan nilai tahanan penetrasi tanah terutama pada
kedalaman olah 0-30 cm baik yang diberi bahan organik maupun tidak. Pengukuran tahanan penetrasi dilakukan pada petak yang sama dengan
pengukuran bulk density tanah. Pengukuran tahanan penetrasi dilakukan dengan menggunakan penetrometer SR-2.
33
1 Pengaruh Intensitas Lintasan traktor Terhadap Tahanan Penetrasi Tanah
Perlakuan intensitas lintasan roda traktor secara umum meningkatkan nilai tahanan penetrasi tanah Lampiran 26. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh
lintasan dapat meningkatkan tahanan penetrasi tanah yang sangat nyata terutama pada daerah permukaan tanah yaitu pada kedalaman 0-20 cm, baik yang diberi
bahan organik kompos maupun tidak. Hasil analisis statistik Lampiran 7 menunjukkan bahwa pengaruh intensitas lintasan roda traktor terhadap
peningkatan tahanan penetrasi adalah nyata pada taraf α = 0.05 terutama pada
daerah permukaan 5 cm. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 17, dimana nilai tahanan penetrasi tanah cenderung mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya intensitas lintasan roda traktor. Nilai tahanan penetrasi terkecil terdapat pada perlakuan tanpa lintasan yaitu sebesar 4.17 kgfcm
2
dengan kadar air 34 dan yang terbesar pada perlakuan 6 lintasan roda yaitu 15.80 kgfcm
2
dengan kadar air 30.50 . Hal ini seperti yang terjadi pada nilai bulk density dimana nilai bulk density yang terbesar dan yang terkecil terdapat pada kadar air
tersebut di atas. Pengaruh perlakuan intensitas lintasan roda pada kedalaman 5 cm Gambar 17, setelah mendapat perlakuan 2 lintasan terjadi peningkatan tahanan
penetrasi yang cukup besar yaitu 178.20 , hal ini disebabkan oleh adanya pengolahan tanah sehingga tanah menjadi gembur, namun ketika mendapat gaya
tekan yang besar dari roda traktor menyebabkan tanah mengalami pemampatan dan menjadi padat. Hasil penelitian yang dilakukan Yanda 1999 menunjukkan
bahwa perlakuan lintasan dapat meningkatkan tahanan penetrasi dan bulk density tanah sampai pada kedalaman 20 cm. Peningkatan nilai tahanan penetrasi dan bulk
density menunjukkan adanya peningkatan kepadatan tanah sebagai akibat dari
meningkatnya intensitas lintasan roda traktor. Hal ini terjadi diduga karena pemampatan partikel-partikel tanah sehingga ruang pori tanah menjadi semakin
sempit atau kecil. Perlakuan intensitas lintasan roda terhadap tahanan penetrasi pada
kedalaman 10 cm masih memberikan pengaruh yang nyata walau tidak sebesar pengaruh pada kedalaman 5 cm. Gambar 16 menunjukkan bahwa nilai tahanan
terkecil terdapat pada perlakuan tanpa lintasan yaitu sebesar 4.83 kgfcm
2
, sedang yang terbesar yaitu 14.20 kgfcm
2
terjadi pada perlakuan 6 lintasan, persentase
34 kenaikan ini adalah 194 . Gambar 18 menunjukkan bahwa nilai tahanan
penetrasi cenderung naik seiring dengan perlakuan intensitas lintasan roda, hal ini menandakan bahwa berat traktor masih sangat berpengaruh terhadap pemadatan
tanah di daerah kedalaman olah. Hal yang sama juga masih ditunjukkan pada kedalaman 20 cm Gambar 17, dimana perlakuan intensitas lintasan masih
berpengaruh nyata terhadap tahanan penetrasi tanah sekalipun kenaikannya tidak sebesar pada kedalaman 5 cm dan 10 cm, persentase kenaikan nilai tahanan
penetrasi pada kedalaman 20 cm adalah 58.10 . Pada Gambar 19 terlihat bahwa tahanan penetrasi terkecil adalah 8.67 kgfcm
2
terjadi pada perlakuan tanpa lintasan, sedangkan tahanan penetrasi terbesar pada perlakuan 6 lintasan yaitu
sebesar 14.80 kgfcm
2
. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yefrinaldi 1994 yang menyatakan bahwa perlakuan lintasan dapat meningkatkan
tahanan penetrasi dan bulk density tanah sampai kedalaman 25 cm. Peningkatan nilai tahanan penetrasi tanah juga disebabkan oleh persentase
kadar air tanah di lapang pada saat pengukuran, dimana terlihat pada Lampiran 12, persentase kadar air tanah cenderung menurun seiring meningkatnya intensitas
lintasan sehingga meningkatkan nilai tahanan penetrasi tanah. Berat mesin yang beroperasi pada lahan mengakibatkan air dan rongga udara dalam tanah terdesak
oleh partikel padatan sehingga tanah akan menjadi semakin padat. Pengaruh intensitas lintasan terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 30
cm tidak begitu besar, rata-rata nilai tahanan penetrasi mengalami peningkatan sebesar 4 , hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 18 yang menunjukkan nilai
kenaikan tahanan penetrasi yang tidak begitu besar, dimana tahanan penetrasi terkecil terjadi pada perlakuan 2 lintasan yaitu sebesar 8.42 kgfcm
2
, sedangkan tahanan penetrasi terbesar yaitu 12.30 kgfcm
2
terjadi pada perlakuan 4 dan 6 lintasan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh intensitas lintasan roda traktor
semakin kecil dan hanya berpengaruh besar pada daerah permukaan. Gambar 18 terlihat bahwa nilai tahanan penetrasi pada perlakuan tanpa lintasan lebih besar
daripada perlakuan 2 lintasan, dan kemudian mengalami kenaikan pada perlakuan 4 dan 6 lintasan akan tetapi kenaikannya sangat kecil yaitu 4 . Hal ini terjadi
diduga karena kadar air pada perlakuan tanpa lintasan lebih tinggi daripada perlakuan 2 lintasan pada kedalaman 30 cm.
35 Nilai tahanan penetrasi pada kedalaman 40 cm cenderung konstan, hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan intensitas lintasan roda sudah tidak berpengaruh lagi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 21, dimana nilai tahanan penetrasi terkecil
terjadi pada perlakuan 2 lintasan yaitu sebesar 8 kgfcm
2
, sedangkan nilai tahanan penetrasi yang terbesar adalah 10.80 kgfcm
2
terjadi pada perlakuan 4 dan 6 lintasan. Pada Gambar 21 terlihat jelas bahwa nilai tahanan penetrasi cenderung
konstan, bahkan nilai tahanan penetrasi pada perlakuan 2 lintasan lebih rendah jika dibanding dengan perlakuan tanpa lintasan yang nilainya hampir sama dengan
perlakuan 4 dan 6 lintasan. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Yefrinaldi 1994 yang menyatakan bahwa untuk kedalaman 25-40 cm pengaruh
lintasan yang diberikan tidak berpengaruh lagi terhadap tahanan penetrasi tanah. Hasil pengukuran tahanan penetrasi tanah di lapang menunjukkan hasil
yang sama dengan nilai bulk density tanah, dimana terjadi pemadatan maksimum pada kedalaman 0-10 cm. Pada tabel Lampiran 26 terlihat peningkatan tahanan
penetrasi tanah pada kedalaman 5-20 cm dan pada kedalaman selanjutnya cenderung terjadi penurunan. Adanya perubahan tingkat kepadatan tanah tersebut
menyebabkan tanah menjadi sulit ditembus oleh penetrometer atau gaya yang diperlukan untuk menekan penetrometer untuk menembus tanah persatuan luas
tertentu menjadi lebih besar. Selain itu, adanya tekanan terhadap tanah pada saat pengolahan tanah akan mengurangi kadar air tanah, porositas tanah dan
mengganggu sistem tanah. Dengan berkurangnya kadar air tanah tersebut akan menyebabkan kenaikan tahanan penetrasi tanah atau pada kadar air tanah yang
rendah maka tanah akan menjadi sangat keras dan sangat sulit ditembus penetrometer dan sebaliknya pada kadar air tinggi maka tanah akan menjadi
lembek dan mudah ditembus penetrometer. Pada penelitian ini secara umum menunjukkan peningkatan tahanan penetrasi tanah dengan menurunnya kadar air
tanah.
36
Tahanan Penetrasi Kedalaman 5 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
5
Intensitas Lintasan T
a ha
na n pe
ne tr
a si
kgf c
m 2
Tanpa Kompos Kompos 4 tonha
Kompos 6 tonha L0
L6 L4
L2
Gambar 17 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 5 cm
Tahanan Penetrasi Kedalaman 10 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
5
Intensitas Lintasan Ta
h a
na n p
e ne
tr a
si kgf
c m
2
Tanpa Kompos Kompos 4 tonha
Kompos 6 tonha L0
L6 L4
L2
Gambar 18 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 10 cm
Tahanan Penetrasi Kedalaman 20 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
5
Intensitas Lintasan T
a h
a na
n pe
ne tr
a si
kgf c
m 2
Tanpa Kompos Kompos 4 tonha
Kompos 6 tonha L0
L6 L4
L2
Gambar 19 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 20 cm
37
Tahanan Penetrasi Kedalaman 30 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
5
Intensitas Lintasan T
a ha
na n
pe ne
tr a
si k
gf c
m 2
Tanpa Kompos Kompos 4 tonha
Kompos 6 tonha L0
L6 L4
L2
Gambar 20 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 30 cm
Tahanan Penetrasi Kedalaman 40 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
5
Intensitas Lintasan T
a h
a na
n pe ne
tr a
si k
gf c
m 2
Tanpa Kompos Kompos 4 tonha
Kompos 6 tonha L0
L6 L4
L2
Gambar 21 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 40 cm
2 Pengaruh Kompos Terhadap Tahanan Penetrasi Tanah
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan dosis kompos tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tahanan penetrasi Lampiran 7. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 22 sampai Gambar 26 dimana perlakuan dosis kompos pada setiap kedalaman 5, 10, 20, 30, dan 40 cm terlihat bahwa nilai
tahanan penetrasi cenderung konstan. Ini menunjukkan bahwa bahan organik kompos yang diberikan pada tanah belum terdekomposisi secara sempurna dalam
waktu singkat sehingga belum terlihat peranannya dalam meredam pemadatan tanah akibat berat traktor. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Surawijaya 1995 yang menyatakan bahwa perlakuan pemberian bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap tahanan penetrasi. Pada kedalaman 5
38 cm terlihat bahwa perlakuan tanpa kompos memiliki tahanan penetrasi yang lebih
rendah daripada perlakuan dosis kompos 4 dan 6 tonha yaitu pada perlakuan 2 lintasan. Sedangkan pada kedalaman 10, 20, 30, dan 40 cm terlihat bahwa baik
perlakuan tanpa kompos, dosis kompos 4 dan 6 tonha nilai tahanan penetrasinya cenderung konstan.
Pada Gambar 22 menunjukkan nilai tahanan penetrasi pada perlakuan 2 lintasan mengalami kenaikan dari 8 kgfcm
2
pada perlakuan tanpa kompos menjadi 11.60 kgfcm
2
pada perlakuan kompos 4 tonha, hal ini terjadi karena perbedaan kadar air tanah pada kedua perlakuan, dimana persentase kadar air
perlakuan tanpa kompos lebih kecil daripada perlakuan kompos 4 tonha. Hasil uji Proctor menunjukkan bahwa kepadatan tanah akan terus meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar air sampai pada kadar air yang optimum. Pada perlakuan tanpa lintasan Gambar 22, 23 dan 25 nilai tahanan penetrasi
mengalami penurunan pada perlakuan tanpa kompos dan kompos 4 tonha, ini menunjukkan bahwa kompos sebagai bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik
tanah dan mengurangi kepadatan tanah serta membantu mengikat partikel tanah menjadi agregat sehingga tanah tidak mudah padat oleh lintasan roda
Charles and Jasa 2003.
Tahanan Penetrasi Kedalaman 5 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
Dosis Kom pos tonha Ta
ha na
n pe ne
tr a
si kgf
c m
2
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 22 Grafik pengaruh kompos terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 5 cm
39
Tahanan Penetrasi Kedalaman 10 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
Dosis Kom pos tonha T
a ha
na n pe
ne tr
a si
kgf c
m 2
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 23 Grafik pengaruh kompos terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 10 cm
Tahanan Penetrasi Kedalaman 20 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
Dosis Kom pos tonha T
a h
a na
n p
e ne
tr a
si kgf
c m
2
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 24 Grafik pengaruh kompos terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 20 cm
Tahanan Penetrasi Kedalaman 30 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
Dosis Kom pos tonha T
a ha
na n
pe ne
tr a
si k
gf c
m 2
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 25 Grafik pengaruh kompos terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 30 cm
40
Tahanan Penetrasi Kedalaman 40 cm
3 6
9 12
15 18
1 2
3 4
Dosis Kom pos tonha Ta
h a
na n
p e
ne tr
a si
kgf c
m 2
Tanpa Lintasan 2 Lintasan
4 Lintasan 6 Lintasan
K0 K6
K4
Gambar 26 Grafik pengaruh kompos terhadap tahanan penetrasi pada kedalaman 40 cm
C. PENGARUH LINTASAN DAN BAHAN ORGANIK TERHADAP KERAGAAN PENGOLAHAN TANAH