Metode Dokumentasi Metode Angket atau Kuesioner Metode Wawancara

1.5.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa cacatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya Suharsimi,2013: 274. Pada penelitian ini metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi tertulis yang tidak ditemukan dalam wawancara tentang sejarah berdiri dan berkembangnya usaha batik, perkembangan motif, cara pembuatan batik, nama alamat dan jumlah industri batik Kudus.

1.5.2 Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono,2009: 142. Penyusunan komponen kuesioner angket dimulai dari pengantar, identitas responden, petunjuk pengisian, dan daftar pertanyaan. Angket diperoleh dari pihak pengusaha batik Kudus, tenaga kerja batik Kudus, dan masyarakat Kudus. Angket atau kuesioner dapat berupa pertanyaanpernyataan tertutup atau terbuka. Bentuk angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup. Penggunaan angket atau kuesioner diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan dan hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam menjawabnya. Jawaban angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah check list yaitu sebuah penyataan, dimana responden membubuhkan tanda check √ pada kolom. Setiap item soal disediakan 5 jawaban dengan skor masing – masing sebagai berikut : a Jawaban TS dengan skor 1 b Jawaban KS dengan skor 2 c Jawaban CS dengan skor 3 d Jawaban S dengan skor 4 e Jawaban SS dengan skor 5

1.5.3 Metode Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya-jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara. Wawancara mendalam adalah percakapan tatap muka antara peneliti dan responden yang di rencanakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Dalam wawancara mendalam dilakukan sejumlah 2 responden pemilik usaha batik, 10 responden tenaga kerja, dan 8 reponden masyarakat. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur atau wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara dengan membuat pedoman pertanyaan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas. Wawancara ini dapat dikembangkan apabila dianggap perlu agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap atau dapat pula dihentikan apabila telah dirasakan cukup informasi yang didapatkan atau diharapkan. Melalui wawacara ini, peneliti berharap bisa memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motif batik pada industri batik di Kabupaten Kudus.

1.6 Uji Coba Instrumen